Kring, kring, kring ....Keesokan pagi, keduanya terbangun karena nada dering ponsel. Lillia mengambil ponselnya dengan mengantuk. Begitu melihat jam, dia sontak bangkit dari ranjangnya dan bertanya, "Kamu nggak setel alarm, ya?""Halo." Lillia melihat bahwa nomor asing yang meneleponnya. Dia tertegun sesaat sebelum menekan tombol menjawab panggilan."Halo, Nona. Kami staf yang bertanggung jawab untuk membantu kalian selama acara berlangsung. Kita akan memulai acara sebentar lagi, kamu dan Nona Moonela nggak turun untuk sarapan?" tanya staf itu dengan lembut. Terdengar suara bising dari ujung telepon."Ah, maaf sekali. Kami nggak sarapan lagi, kami akan segera turun," sahut Lillia dengan canggung. Ini hari pertama, tetapi mereka sudah terlambat. Seusai mengatakan itu, Lillia pun mengakhiri panggilan.Sebenarnya, Lillia sempat bangun sekali pagi ini. Akan tetapi, langit belum terang sehingga dia tidur kembali. Begitu bangun, dia baru menyadari tirai jendela ditutup dengan begitu rapat.
"Kenapa kompetisi ini kedengarannya rumit sekali? Pantatku sampai kebas." Moonela jelas sudah tidak tahan lagi. Sejak kecil, dia paling tidak suka mengikuti pelajaran."Yang terakhir adalah hal yang paling dinantikan semua orang, yaitu hadiah bagi pemenang!" Ketika Moonela hendak berpura-pura pergi ke kamar mandi, perkataan pembawa acara ini seketika menarik perhatiannya."Pemenang akan menjadi kapten tim desainer Peris Fashion Week. Semua biaya pun ditanggung oleh Queen Entertainment dan Grup Hutomo," jelas Suvi setelah bersikap sok misterius sesaat.Begitu mendengar hadiah ini, seluruh hadirin mulai berdiskusi dengan penuh semangat. Wajah setiap orang dipenuhi penantian.Asal tahu saja, jika bisa mendapatkan kesempatan ini, posisi mereka di kalangan industri sudah pasti akan meningkat pesat. Apalagi, mereka pergi ke Peris dengan status kapten tim desainer!Ketika orang-orang mengira hanya ini hadiahnya, Suvi kembali meletakkan mikrofon di depan mulut dan meneruskan, "Masih ada Oceani
Semua orang menjadi dipenuhi semangat setelah mengetahui hadiah kompetisi. Sesudah pergi ke ruangan lain untuk berkumpul, Nikita menyingkirkan semua orang yang ada di sampingnya. Dia pun duduk di samping Moonela dengan tersenyum, lalu berucap, "Nggak ada gunanya mereka berusaha, berlian itu sudah pasti jatuh ke tanganmu."Moonela bisa merasakan aura permusuhan dari sekitarnya. Semua orang menatapnya dengan sorot mata meremehkan dan enggan. Dia pun curiga Nikita sengaja membuat orang-orang memusuhinya.Acara Top Designer diadakan untuk desainer pendatang baru. Selain para mentor, tidak ada satu pun yang memiliki reputasi besar. Namun, hal ini tidak menutup kemungkinan ada desainer terkenal yang menyamar.Moonela ingin berbicara, tetapi pendukung Nikita yang berada di belakang tiba-tiba menyela, "Kami benar-benar iri padamu. Berlian itu mahal sekali, tapi Pak Claude rela menjadikannya hadiah demi kamu!""Ya, meskipun Lorraine yang mendapatkan berlian itu, tetap saja Pak Claude mengeluark
Cedron yang sedang memegang ponsel menoleh ke arahnya sambil bertanya, "Apa katamu? Kamu mengatur siapa dalam satu tim?""Lorraine dan Nikita!" jawab Diell. Dia menggaruk kepala dengan agak malu, lalu melanjutkan, "Bukannya ini akan membuat popularitasnya menjadi makin tinggi?"Mendengar ini, Cedron hampir jatuh dari kursinya. Amarahnya sontak memuncak. Popularitas makin tinggi apanya? Mereka hanya akan lebih cepat mati!Cedron yang kesal segera membentak, "Siapa yang memberimu izin untuk bertindak sesuka hati? Kamu nggak mau bekerja di sini lagi, ya? Cepat hubungi sutradara untuk mengubah aturannya."Lillia menerima kabar bahwa ada perubahan aturan. Investor akan bergabung menjadi juri publik dan berpartisipasi sepanjang kompetisi. Kamarnya juga akan diatur ulang."Awalnya kita berdua satu kamar, tapi sekarang malah menjadi satu orang satu kamar. Ini akan membuat pekerjaan kita jadi repot," keluh Moonela yang menyadarinya. Jika menyelesaikan desain secara terpisah di kamar masing-masi
Setelah pengundian selesai, mereka kembali ke kamar masing-masing. Lillia tidak sengaja melirik kamar sebelah sekilas, ternyata ruangan itu masih kosong. Apakah jangan-jangan masih ada orang yang akan datang?Waktu sangat mendesak sekarang, sehingga Lillia tidak sempat berpikir terlalu banyak. Setelah masuk ke kamar Moonela, dia langsung buru-buru melukis sketsa desain sesuai dengan postur tubuh Nikita sebagai cadangan karena takut mereka akan mengubah peraturan lagi nantinya.Kesibukan Lillia berlangsung hingga hampir pukul satu subuh. "Beres-beres dulu, setelah itu tidur." Lillia berpesan pada Moonela, lalu merapikan semua barangnya dan bersiap-siap untuk keluar.....Claude buru-buru bergegas ke lokasi acara. Dibawa oleh Hans, Claude tiba di sebuah kamar yang diatur Cedron untuknya. Dia berjalan ke depan pintu kamar, lalu melihat ke kamar sebelah. Setelah merenung sejenak, dia pun mengalihkan pandangannya dan masuk ke kamarnya sendiri. Hans menutup pintu dengan perlahan, lalu pergi
Lillia mengatupkan bibirnya dan tersenyum tipis. "Nggak usah merendahkan diri. Sekarang semua tim produksi sangat memujimu. Ada banyak sekali wanita di luar sana yang menginginkanmu, mana mungkin kamu memalukan? Kamu adalah pujaan semua orang."Claude telah mendanai acara ini dan membantunya menghibur nenek, Lillia tidak mungkin membuatnya kesal. Namun, saat melihat gaya Nikita yang membanggakan diri di depan tim produksi, Lillia benar-benar kesal. Sebagai istri sah, tidak keterlaluan jika Lillia menyindir Claude sedikit, bukan?Claude menanggalkan celananya dengan santai di hadapan Lillia. "Jadi kamu juga termasuk salah satu wanita yang menginginkanku?"Lillia terdiam, tetapi dalam hatinya terus memaki Claude. Awalnya Lillia mengira Claude setidaknya akan tahu malu. Tak disangka, bukan hanya tidak tahu malu, pria itu bahkan menganggap semua ini sangat wajar. "Terserah kamu saja mau berpikir bagaimana," ucap Lillia dengan nada dingin.Claude memang memiliki persepsi negatif terhadap Li
Claude mengantarkan Nikita ke depan pintu. Nikita tiba-tiba melihat selembar kertas yang timbul dari bawah lemari. Langkah kakinya jadi terhenti saat melihat kertas itu, ternyata itu adalah sebuah sketsa desain. Nikita langsung teringat dengan rumor yang didengarnya barusan.Semua orang mengatakan bahwa ada investor yang akan ikut menginap di tempat ini. Jika ingin waktu tayang yang lebih banyak, mereka harus mencari cara untuk mendekati investor ini. Justru karena takut akan ada wanita yang mendekati Claude, Nikita langsung bergegas datang ke sini setelah menelepon Hans dan memastikan Claude telah sampai. Apakah masih ada orang lain yang mendahuluinya?Melihat sketsa itu, tatapan Nikita yang tadinya berbinar, kini menjadi kelam. Dia menghentikan langkahnya, lalu berbalik dan tersenyum pada Claude. "Dekorasi kamarmu ini sepertinya berbeda dengan punya kami."Claude memiringkan kepalanya menatap Nikita, tetapi Nikita mengabaikannya. Dia melihat sekilas isi kamar itu. Kamar itu hanya ter
Di saat Claude masih sedang mempertimbangkan ketulusan dari ucapan Lillia, Lillia yang berdiri di samping pintu berkata, "Pak Claude, apa kamu mau melihat situasi di luar dulu? Cepat atau lambat aku harus keluar juga." Sambil berbicara, Lillia bergeser dari pintu.Melihat tekadnya yang sudah bulat, Claude langsung berdiri dan membuka pintu kamar untuk melihat di sekitarnya. Pada saat itu, dia melihat beberapa orang yang berdiri di dekat sana. Beberapa orang itu dipanggil oleh Nikita untuk berjaga. Mereka tidak berani menyinggung Claude sama sekali, sehingga mereka langsung kembali ke kamar saat melihat Claude keluar.Nikita juga keluar pada saat itu, lalu berkata sambil tertawa, "Kamu belum tidur, ya? Aku ke tempat mereka untuk meminjam kamar mandi."Claude tidak bereaksi sama sekali, sehingga Nikita terpaksa kembali ke kamarnya. Setelah memastikan tidak ada orang di sekitar sana lagi, Claude baru menyuruh Lillia untuk keluar. Saat berpapasan dengannya, Lillia berkata dengan lirih, "Pa