Semua orang menjadi dipenuhi semangat setelah mengetahui hadiah kompetisi. Sesudah pergi ke ruangan lain untuk berkumpul, Nikita menyingkirkan semua orang yang ada di sampingnya. Dia pun duduk di samping Moonela dengan tersenyum, lalu berucap, "Nggak ada gunanya mereka berusaha, berlian itu sudah pasti jatuh ke tanganmu."Moonela bisa merasakan aura permusuhan dari sekitarnya. Semua orang menatapnya dengan sorot mata meremehkan dan enggan. Dia pun curiga Nikita sengaja membuat orang-orang memusuhinya.Acara Top Designer diadakan untuk desainer pendatang baru. Selain para mentor, tidak ada satu pun yang memiliki reputasi besar. Namun, hal ini tidak menutup kemungkinan ada desainer terkenal yang menyamar.Moonela ingin berbicara, tetapi pendukung Nikita yang berada di belakang tiba-tiba menyela, "Kami benar-benar iri padamu. Berlian itu mahal sekali, tapi Pak Claude rela menjadikannya hadiah demi kamu!""Ya, meskipun Lorraine yang mendapatkan berlian itu, tetap saja Pak Claude mengeluark
Cedron yang sedang memegang ponsel menoleh ke arahnya sambil bertanya, "Apa katamu? Kamu mengatur siapa dalam satu tim?""Lorraine dan Nikita!" jawab Diell. Dia menggaruk kepala dengan agak malu, lalu melanjutkan, "Bukannya ini akan membuat popularitasnya menjadi makin tinggi?"Mendengar ini, Cedron hampir jatuh dari kursinya. Amarahnya sontak memuncak. Popularitas makin tinggi apanya? Mereka hanya akan lebih cepat mati!Cedron yang kesal segera membentak, "Siapa yang memberimu izin untuk bertindak sesuka hati? Kamu nggak mau bekerja di sini lagi, ya? Cepat hubungi sutradara untuk mengubah aturannya."Lillia menerima kabar bahwa ada perubahan aturan. Investor akan bergabung menjadi juri publik dan berpartisipasi sepanjang kompetisi. Kamarnya juga akan diatur ulang."Awalnya kita berdua satu kamar, tapi sekarang malah menjadi satu orang satu kamar. Ini akan membuat pekerjaan kita jadi repot," keluh Moonela yang menyadarinya. Jika menyelesaikan desain secara terpisah di kamar masing-masi
Setelah pengundian selesai, mereka kembali ke kamar masing-masing. Lillia tidak sengaja melirik kamar sebelah sekilas, ternyata ruangan itu masih kosong. Apakah jangan-jangan masih ada orang yang akan datang?Waktu sangat mendesak sekarang, sehingga Lillia tidak sempat berpikir terlalu banyak. Setelah masuk ke kamar Moonela, dia langsung buru-buru melukis sketsa desain sesuai dengan postur tubuh Nikita sebagai cadangan karena takut mereka akan mengubah peraturan lagi nantinya.Kesibukan Lillia berlangsung hingga hampir pukul satu subuh. "Beres-beres dulu, setelah itu tidur." Lillia berpesan pada Moonela, lalu merapikan semua barangnya dan bersiap-siap untuk keluar.....Claude buru-buru bergegas ke lokasi acara. Dibawa oleh Hans, Claude tiba di sebuah kamar yang diatur Cedron untuknya. Dia berjalan ke depan pintu kamar, lalu melihat ke kamar sebelah. Setelah merenung sejenak, dia pun mengalihkan pandangannya dan masuk ke kamarnya sendiri. Hans menutup pintu dengan perlahan, lalu pergi
Lillia mengatupkan bibirnya dan tersenyum tipis. "Nggak usah merendahkan diri. Sekarang semua tim produksi sangat memujimu. Ada banyak sekali wanita di luar sana yang menginginkanmu, mana mungkin kamu memalukan? Kamu adalah pujaan semua orang."Claude telah mendanai acara ini dan membantunya menghibur nenek, Lillia tidak mungkin membuatnya kesal. Namun, saat melihat gaya Nikita yang membanggakan diri di depan tim produksi, Lillia benar-benar kesal. Sebagai istri sah, tidak keterlaluan jika Lillia menyindir Claude sedikit, bukan?Claude menanggalkan celananya dengan santai di hadapan Lillia. "Jadi kamu juga termasuk salah satu wanita yang menginginkanku?"Lillia terdiam, tetapi dalam hatinya terus memaki Claude. Awalnya Lillia mengira Claude setidaknya akan tahu malu. Tak disangka, bukan hanya tidak tahu malu, pria itu bahkan menganggap semua ini sangat wajar. "Terserah kamu saja mau berpikir bagaimana," ucap Lillia dengan nada dingin.Claude memang memiliki persepsi negatif terhadap Li
Claude mengantarkan Nikita ke depan pintu. Nikita tiba-tiba melihat selembar kertas yang timbul dari bawah lemari. Langkah kakinya jadi terhenti saat melihat kertas itu, ternyata itu adalah sebuah sketsa desain. Nikita langsung teringat dengan rumor yang didengarnya barusan.Semua orang mengatakan bahwa ada investor yang akan ikut menginap di tempat ini. Jika ingin waktu tayang yang lebih banyak, mereka harus mencari cara untuk mendekati investor ini. Justru karena takut akan ada wanita yang mendekati Claude, Nikita langsung bergegas datang ke sini setelah menelepon Hans dan memastikan Claude telah sampai. Apakah masih ada orang lain yang mendahuluinya?Melihat sketsa itu, tatapan Nikita yang tadinya berbinar, kini menjadi kelam. Dia menghentikan langkahnya, lalu berbalik dan tersenyum pada Claude. "Dekorasi kamarmu ini sepertinya berbeda dengan punya kami."Claude memiringkan kepalanya menatap Nikita, tetapi Nikita mengabaikannya. Dia melihat sekilas isi kamar itu. Kamar itu hanya ter
Di saat Claude masih sedang mempertimbangkan ketulusan dari ucapan Lillia, Lillia yang berdiri di samping pintu berkata, "Pak Claude, apa kamu mau melihat situasi di luar dulu? Cepat atau lambat aku harus keluar juga." Sambil berbicara, Lillia bergeser dari pintu.Melihat tekadnya yang sudah bulat, Claude langsung berdiri dan membuka pintu kamar untuk melihat di sekitarnya. Pada saat itu, dia melihat beberapa orang yang berdiri di dekat sana. Beberapa orang itu dipanggil oleh Nikita untuk berjaga. Mereka tidak berani menyinggung Claude sama sekali, sehingga mereka langsung kembali ke kamar saat melihat Claude keluar.Nikita juga keluar pada saat itu, lalu berkata sambil tertawa, "Kamu belum tidur, ya? Aku ke tempat mereka untuk meminjam kamar mandi."Claude tidak bereaksi sama sekali, sehingga Nikita terpaksa kembali ke kamarnya. Setelah memastikan tidak ada orang di sekitar sana lagi, Claude baru menyuruh Lillia untuk keluar. Saat berpapasan dengannya, Lillia berkata dengan lirih, "Pa
Tentu saja Lillia tidak bisa menyangkalnya. Mungkin memang karena pria ini adalah pembawa sial baginya. Moonela meliriknya sekilas, lalu menghiburnya, "Setelah pesanan kali ini selesai, kita jauhkan diri dari dia saja supaya nggak sial terus."Lillia menunduk dengan tatapan yang tenang. "Nggak perlu sengaja menjauhkan diri. Setelah bercerai, kita memang sudah berada di jalan masing-masing." Mengungkit soal perceraian, Lillia hanya bisa menghela napas berat."Menurutmu, apa maksud dia sebenarnya saat mengatakan mau buat gosip denganmu?" Moonela mendengus dingin. "Lucu sekali, kalian ini suami istri yang sah. Memangnya suami istri perlu buat gosip? Berengsek!"Tidak tahan rasanya Moonela tidak memaki Claude, tetapi perasaannya juga tidak kunjung membaik setelah memakinya.Kedua orang itu tiba di restoran. Pada saat ini, Nikita sedang berbincang dengan orang di sampingnya. Saat melihat Moonela datang, matanya langsung berbinar dan tersenyum ramah. "Bu Moonela, kenapa kamu baru datang seka
Poin utama dalam babak pertama ini adalah menyorot gaya desain seorang perancang busana. Tanpa batasan ukuran, mereka merancang draf awal berdasarkan pemahaman pribadi terhadap gaya model.Karena ini adalah program siaran langsung, mereka juga tidak banyak berbasa-basi. Waktu dan fokus kamera sepenuhnya diberikan kepada para peserta. Para desainer diharapkan mengirimkan draf awal sebelum pukul empat sore, setelah itu baru masuk ke diskusi kelompok untuk mencapai kesepakatan.Ini berarti para desainer membutuhkan waktu yang cukup lama untuk merenung dan menemukan inspirasi. Sementara itu, Lillia yang bertugas sebagai asisten ini akan membicarakan detail dan ukuran dengan model agar memudahkan saat diskusi nanti. Lillia dan Moonela tidak akan berada di lokasi yang sama selama syuting, sehingga Lillia tidak punya waktu untuk menggambar ulang sketsanya.Setelah pembawa acara meninggalkan lokasi, suasana di tempat itu langsung menjadi riuh. Para desainer sibuk membahas tema desain kali ini.