Bagian dalam vila terang benderang. Selesai makan, para tamu pun dibawa ke halaman belakang vila oleh tim produksi.Menurut rumor, tempat ini adalah kastil yang diwariskan dari generasi ke generasi. Pengelolaan yang buruk membuat keluarga ini bangkrut sehingga tempat ini dibeli oleh orang lain. Setelah direnovasi, tempat ini pun dijadikan hotel.Pintu masuk kastil ini ditopang oleh beberapa pilar kokoh dan megah, bahkan terdapat ukiran indah di atasnya. Terlihat pula menara lonceng di atas atap berwarna merah marun. Bagian depannya adalah halaman rumput yang asri. Pintu yang dikelilingi bunga mawar dan tanaman merambat menambah nuansa romantis tempat ini."Dekorasi tempat ini luar biasa. Tsk tsk, pasti biayanya sangat mahal," ujar Moonela dengan lirih. Dia berhenti berjalan, memandang seluruh tempat ini."Dengar-dengar, tempat ini sudah dibeli oleh Keluarga Hutomo. Keluarga Rusli dan Keluarga Hutomo sama-sama mengembangkan tempat ini. Tapi, sebelum kita, nggak pernah ada yang datang ke
Kring, kring, kring ....Keesokan pagi, keduanya terbangun karena nada dering ponsel. Lillia mengambil ponselnya dengan mengantuk. Begitu melihat jam, dia sontak bangkit dari ranjangnya dan bertanya, "Kamu nggak setel alarm, ya?""Halo." Lillia melihat bahwa nomor asing yang meneleponnya. Dia tertegun sesaat sebelum menekan tombol menjawab panggilan."Halo, Nona. Kami staf yang bertanggung jawab untuk membantu kalian selama acara berlangsung. Kita akan memulai acara sebentar lagi, kamu dan Nona Moonela nggak turun untuk sarapan?" tanya staf itu dengan lembut. Terdengar suara bising dari ujung telepon."Ah, maaf sekali. Kami nggak sarapan lagi, kami akan segera turun," sahut Lillia dengan canggung. Ini hari pertama, tetapi mereka sudah terlambat. Seusai mengatakan itu, Lillia pun mengakhiri panggilan.Sebenarnya, Lillia sempat bangun sekali pagi ini. Akan tetapi, langit belum terang sehingga dia tidur kembali. Begitu bangun, dia baru menyadari tirai jendela ditutup dengan begitu rapat.
"Kenapa kompetisi ini kedengarannya rumit sekali? Pantatku sampai kebas." Moonela jelas sudah tidak tahan lagi. Sejak kecil, dia paling tidak suka mengikuti pelajaran."Yang terakhir adalah hal yang paling dinantikan semua orang, yaitu hadiah bagi pemenang!" Ketika Moonela hendak berpura-pura pergi ke kamar mandi, perkataan pembawa acara ini seketika menarik perhatiannya."Pemenang akan menjadi kapten tim desainer Peris Fashion Week. Semua biaya pun ditanggung oleh Queen Entertainment dan Grup Hutomo," jelas Suvi setelah bersikap sok misterius sesaat.Begitu mendengar hadiah ini, seluruh hadirin mulai berdiskusi dengan penuh semangat. Wajah setiap orang dipenuhi penantian.Asal tahu saja, jika bisa mendapatkan kesempatan ini, posisi mereka di kalangan industri sudah pasti akan meningkat pesat. Apalagi, mereka pergi ke Peris dengan status kapten tim desainer!Ketika orang-orang mengira hanya ini hadiahnya, Suvi kembali meletakkan mikrofon di depan mulut dan meneruskan, "Masih ada Oceani
Semua orang menjadi dipenuhi semangat setelah mengetahui hadiah kompetisi. Sesudah pergi ke ruangan lain untuk berkumpul, Nikita menyingkirkan semua orang yang ada di sampingnya. Dia pun duduk di samping Moonela dengan tersenyum, lalu berucap, "Nggak ada gunanya mereka berusaha, berlian itu sudah pasti jatuh ke tanganmu."Moonela bisa merasakan aura permusuhan dari sekitarnya. Semua orang menatapnya dengan sorot mata meremehkan dan enggan. Dia pun curiga Nikita sengaja membuat orang-orang memusuhinya.Acara Top Designer diadakan untuk desainer pendatang baru. Selain para mentor, tidak ada satu pun yang memiliki reputasi besar. Namun, hal ini tidak menutup kemungkinan ada desainer terkenal yang menyamar.Moonela ingin berbicara, tetapi pendukung Nikita yang berada di belakang tiba-tiba menyela, "Kami benar-benar iri padamu. Berlian itu mahal sekali, tapi Pak Claude rela menjadikannya hadiah demi kamu!""Ya, meskipun Lorraine yang mendapatkan berlian itu, tetap saja Pak Claude mengeluark
Cedron yang sedang memegang ponsel menoleh ke arahnya sambil bertanya, "Apa katamu? Kamu mengatur siapa dalam satu tim?""Lorraine dan Nikita!" jawab Diell. Dia menggaruk kepala dengan agak malu, lalu melanjutkan, "Bukannya ini akan membuat popularitasnya menjadi makin tinggi?"Mendengar ini, Cedron hampir jatuh dari kursinya. Amarahnya sontak memuncak. Popularitas makin tinggi apanya? Mereka hanya akan lebih cepat mati!Cedron yang kesal segera membentak, "Siapa yang memberimu izin untuk bertindak sesuka hati? Kamu nggak mau bekerja di sini lagi, ya? Cepat hubungi sutradara untuk mengubah aturannya."Lillia menerima kabar bahwa ada perubahan aturan. Investor akan bergabung menjadi juri publik dan berpartisipasi sepanjang kompetisi. Kamarnya juga akan diatur ulang."Awalnya kita berdua satu kamar, tapi sekarang malah menjadi satu orang satu kamar. Ini akan membuat pekerjaan kita jadi repot," keluh Moonela yang menyadarinya. Jika menyelesaikan desain secara terpisah di kamar masing-masi
Setelah pengundian selesai, mereka kembali ke kamar masing-masing. Lillia tidak sengaja melirik kamar sebelah sekilas, ternyata ruangan itu masih kosong. Apakah jangan-jangan masih ada orang yang akan datang?Waktu sangat mendesak sekarang, sehingga Lillia tidak sempat berpikir terlalu banyak. Setelah masuk ke kamar Moonela, dia langsung buru-buru melukis sketsa desain sesuai dengan postur tubuh Nikita sebagai cadangan karena takut mereka akan mengubah peraturan lagi nantinya.Kesibukan Lillia berlangsung hingga hampir pukul satu subuh. "Beres-beres dulu, setelah itu tidur." Lillia berpesan pada Moonela, lalu merapikan semua barangnya dan bersiap-siap untuk keluar.....Claude buru-buru bergegas ke lokasi acara. Dibawa oleh Hans, Claude tiba di sebuah kamar yang diatur Cedron untuknya. Dia berjalan ke depan pintu kamar, lalu melihat ke kamar sebelah. Setelah merenung sejenak, dia pun mengalihkan pandangannya dan masuk ke kamarnya sendiri. Hans menutup pintu dengan perlahan, lalu pergi
Lillia mengatupkan bibirnya dan tersenyum tipis. "Nggak usah merendahkan diri. Sekarang semua tim produksi sangat memujimu. Ada banyak sekali wanita di luar sana yang menginginkanmu, mana mungkin kamu memalukan? Kamu adalah pujaan semua orang."Claude telah mendanai acara ini dan membantunya menghibur nenek, Lillia tidak mungkin membuatnya kesal. Namun, saat melihat gaya Nikita yang membanggakan diri di depan tim produksi, Lillia benar-benar kesal. Sebagai istri sah, tidak keterlaluan jika Lillia menyindir Claude sedikit, bukan?Claude menanggalkan celananya dengan santai di hadapan Lillia. "Jadi kamu juga termasuk salah satu wanita yang menginginkanku?"Lillia terdiam, tetapi dalam hatinya terus memaki Claude. Awalnya Lillia mengira Claude setidaknya akan tahu malu. Tak disangka, bukan hanya tidak tahu malu, pria itu bahkan menganggap semua ini sangat wajar. "Terserah kamu saja mau berpikir bagaimana," ucap Lillia dengan nada dingin.Claude memang memiliki persepsi negatif terhadap Li
Claude mengantarkan Nikita ke depan pintu. Nikita tiba-tiba melihat selembar kertas yang timbul dari bawah lemari. Langkah kakinya jadi terhenti saat melihat kertas itu, ternyata itu adalah sebuah sketsa desain. Nikita langsung teringat dengan rumor yang didengarnya barusan.Semua orang mengatakan bahwa ada investor yang akan ikut menginap di tempat ini. Jika ingin waktu tayang yang lebih banyak, mereka harus mencari cara untuk mendekati investor ini. Justru karena takut akan ada wanita yang mendekati Claude, Nikita langsung bergegas datang ke sini setelah menelepon Hans dan memastikan Claude telah sampai. Apakah masih ada orang lain yang mendahuluinya?Melihat sketsa itu, tatapan Nikita yang tadinya berbinar, kini menjadi kelam. Dia menghentikan langkahnya, lalu berbalik dan tersenyum pada Claude. "Dekorasi kamarmu ini sepertinya berbeda dengan punya kami."Claude memiringkan kepalanya menatap Nikita, tetapi Nikita mengabaikannya. Dia melihat sekilas isi kamar itu. Kamar itu hanya ter
Claude menatap Lillia dan berkata, “Kalau mereka datang mencari masalah lagi, teleponlah aku. Untung saja hari ini asistenmu juga sedang lembur dan meneleponku tepat waktu. Kalau nggak, aku nggak tahu akan sekacau apa tempat ini sekarang.”Bagaimanapun juga, Edward benar-benar akan menghancurkan Perusahaan LMOON.Lillia menggigit bibirnya tanpa mengatakan apa-apa. Malam ini, dia memang merasa marah. Namun, dia sebenarnya juga merasakan kesedihan yang tidak dapat dimengerti.“Kamu pulang saja dulu. Aku mau istirahat,” kata Lillia dengan nada yang agak dingin.Claude meliriknya, lalu bertanya, “Kamu sedih?”“Nggak,” jawab Lillia dengan ekspresi cemberut.“Kalau begitu, istirahatlah yang baik. Ingat, kalau mereka datang untuk mempersulitmu lagi, kamu harus meneleponku,” hibur Claude dengan nada lembut.Claude tahu dari mana datangnya kesedihan Lillia. Bagaimanapun juga, Edward dan Imelda adalah orang tua kandung Lillia. Namun, mereka malah datang untuk menindas Lillia. Mana mungkin Lillia
Ohara memegang sapunya erat-erat, lalu memelototi Edward dan Imelda sambil berseru, “Suatu hari nanti, kalian pasti akan menyesal!”Edward hanya mendengus. Dia mengira Ohara sedang berbicara tentang opini publik. Dia pun menjawab dengan tampang mengejek, “Aku nggak akan menyesal. Biarpun Kelly berbuat salah, kami akan tetap mendukungnya!”Imelda menatap Lillia dan berkata, “Kamu memang berbakat, tapi karaktermu malah begitu buruk. Kelly sudah berulang kali menyanjungmu, tapi kamu bukan hanya nggak menanggapinya, malah bekerja sama dengan Claude untuk mempermalukannya. Sebenarnya, kamu sudah tahu dari awal kalau kamu tetap nggak akan kalah meski Claude menyetujui perjanjian pernikahan dengan Keluarga Jaspal, ‘kan?”“Kamu tahu Claude menyukaimu, makanya kamu bisa membiarkannya tunangan sama Kelly dengan tenang. Selain bisa menyelesaikan krisis LMOON, kamu juga bisa menertawakan Kelly!”Lillia sama sekali tidak ingin menjelaskan apa-apa. Saat ini, pipinya sudah bengkak. Sangat jelas bahwa
Begitu pulang ke Kediaman Jaspal, Kelly langsung tidak berhenti menangis di ruang tamu.Edward oun buru-buru turun ke lantai bawah. Setelah melihat tampang Kelly yang begitu sedih, dia segera bertanya, “Sayang, ada apa?”“Mantan istrinya Claude itu Lillia. Apa kalian tahu, tapi nggak memberitahuku?” tanya Kelly pada Edward dengan berlinang air mata.Edward duduk di sisi Kelly dan hendak menjawab. Namun, begitu melihat pipi Kelly yang merah dan bengkak, dia segera bertanya, “Siapa yang memukulmu?”Kelly menjawab sambil menangis, “Lillia melihat aku dan Claude makan di restoran, lalu juga sengaja membawa beberapa pria makan di sana dan menggoda mereka untuk membuat Claude marah. Waktu aku berdebat dengan Lillia, Claude menamparku deminya.”Seusai berbicara, Kelly menangis makin kencang.Edward pun berdiri dengan marah, lalu segera mencari ponselnya dan hendak menelepon Claude untuk memakinya. Begitu melihat Kelly yang menangis tersedu-sedu, Imelda yang baru turun juga buru-buru memelukny
Lillia juga melihat Claude dan Kelly meninggalkan restoran. Setelah para bos itu selesai makan, Lillia pun memanggilkan mobil untuk mengantar mereka kembali ke hotel sebelum masuk ke mobilnya sendiri. Hanya saja, sebelum mobilnya sempat keluar dari tempat parkir, mobil Claude pun memblokir jalannya.Claude duduk di dalam mobil dan menatap Lillia dengan ekspresi tidak senang. Sementara itu, Lillia mengerutkan kening, tetapi tidak mengatakan apa-apa.Setelah saling bertatapan dari dalam mobil untuk sesaat, Claude baru turun dari mobil. Pada akhirnya, Lillia mau tak mau turun dari mobil setelah Claude mengetuk kaca jendelanya 3 kali.“Ada apa?” tanya Lillia dengan kening berkerut.“Aku nggak langsung memberitahumu aku sudah kembali ke ibu kota karena Hans bilang kamu sedang rapat. Makanya, aku pergi ke Kediaman Jaspal dulu,” jelas Claude dengan sikap mendominasi. Dia juga memerangkapi Lillia di antara tubuhnya dengan mobil.Lillia menjawab dengan ekspresi datar, “Pak Claude, kenapa kamu h
Edward pun menjawab dengan tidak senang, “Aku tahu kamu sama sekali nggak menyukai Kelly.”Claude hanya tersenyum dan tidak menjawab.Begitu mendengar percakapan mereka, Imelda juga merasa sangat sedih.“Aku pada dasarnya memang nggak bersedia menikahinya, tapi dia sendiri yang memaksa. Aku ini orang yang selalu memegang janjiku. Berhubung kalian sudah melepaskan Perusahaan LMOON, aku akan memenuhi janjiku dengan menyetujui perjanjian pernikahan dengan Keluarga Jaspal,” jawab Claude dengan ekspresi acuh tak acuh.Edward tidak lagi berbicara. Dia bangkit dari tempat duduk dan mengisyaratkan Imelda untuk naik ke lantai atas bersamanya.Malam ini, Lillia mengajak beberapa bos besar ke Xennington. Baru saja mereka semua duduk, dia langsung melihat Kelly dan Claude berjalan masuk ke restoran. Dia pun merasa agak terkejut karena tidak tahu bahwa Claude telah kembali ke ibu kota ....Namun, setelah teringat kembali ucapan Claude sebelumnya, Lillia pun tidak memikirkannya lagi. Claude pernah m
“Apa kamu masih marah sama Kelly? Hari ini, aku sudah menegurnya sebelum datang. Pokoknya, aku akan selalu berpihak padamu. Percayalah padaku,” ujar Louis dengan nada yang terdengar sangat memelas.Moonela menjawab, “Aku nggak marah, cuma ingin jalan-jalan sendiri!”“Tapi, tetanggamu bilang kakimu cedera dan dia juga sempat menggantikanmu untuk lapor polisi. Kalau kakimu cedera, kenapa kamu masih bisa berkeluyuran?” tanya Louis dengan sengaja.Kali ini, Moonela tidak bisa menjawab dengan begitu cepat. Setelah terdiam sejenak, dia baru berkata, “Cedera kakiku nggak parah, kok .... Kamu pergi ke rumahku?”“Emm, aku rindu banget sama kamu. Aku datang mencarimu, tapi kamu nggak menyahut. Jadi, aku tanya ke tetanggamu,” jawab Louis dengan nada lembut.“Aku lagi nggak ada di rumah. Jangan mencariku lagi! Aku sedang jalan-jalan di luar. Kalau suasana hatiku sudah baikan, aku akan meneleponmu,” jawab Moonela. Intinya, dia menolak untuk bertemu dengan Louis.Louis pun merasa agak marah dan berk
Selama adiknya hilang, Louis selalu berharap dia bisa segera pulang ke rumah. Sekarang, adiknya memang sudah kembali. Selain itu, dia juga merasa dirinya bersikap sangat baik terhadap Kelly dan selalu menuruti permintaannya. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, Louis merasa Kelly menjadi makin menyebalkan. Dia bukan hanya suka melakukan trik kotor secara diam-diam, juga sering memicu perselisihan di hadapan orang tuanya. Dia juga berkata dirinya menyukai Lillia, tetapi malah selalu berlagak seperti korban dan mengatakan Lillia sering menindasnya.Kelly tidak menyangka Louis akan menggunakan nada bicara seperti ini untuk berbicara dengannya. Dia pun terisak, lalu bertanya dengan suara gemetar, “Kak, apa kamu sudah bosan denganku? Setelah memiliki orang yang disukai, Kakak jadi membenciku?”Louis menjawab dengan dingin, “Aku juga punya urusanku sendiri. Kamu nggak perlu menggunakan alasan Moonela memukulmu untuk mengikatku. Lagian, aku juga sudah bosan harus menemanimu jalan-jalan s
Di hari ketiga Moonela hilang, Claude masih belum menemukan informasi apa-apa. Saat ini, dia sedang duduk di kantor dan memikirkan bagaimana cara bawahan Kelly memindahkan Moonela. Dia sudah menyelidiki semua CCTV, tetapi tidak menemukan ada yang aneh. Dia hampir tidak pernah bertemu kesulitan seperti ini. Setelah berpikir lama, dia tiba-tiba teringat sesuatu dan segera menelepon Nelson.“Coba cari kesempatan untuk pergi ke rumah Moonela lagi, lalu periksalah seluruh rumahnya dengan teliti. Aku curiga dia masih berada di dalam rumah,” perintah Claude dengan nada dingin.“Aku rasa Louis yang paling cocok untuk melakukan hal ini,” jawab Nelson. Untuk mengurangi risiko, hanya Louis seorang yang paling cocok untuk melakukan hal ini. Claude pun terdiam sejenak, lalu memutuskan sambungan telepon. Dia sudah secara tidak langsung menyetujui usul Nelson.Tidak lama kemudian, Lillia menerima telepon dari Claude. Baru saja dia menekan tombol menerima panggilan, terdengar Claude yang bertanya, “A
Melihat Moonela yang membagikan foto avatar virtual yang dibuatnya kepadanya setiap hari, Lillia merasa Moonela juga lumayan suka bermain permainan ini. Namun, begitu teringat cedera kaki Moonela, dia mau tak mau mulai merasa khawatir lagi. Dia sedang mempertimbangkan apakah dirinya harus menelepon Moonela untuk menanyakan keadaannya atau tidak.Tepat pada saat ini, Moonela malah meneleponnya terlebih dahulu. Lillia pun segera menjawabnya.“Lillia, aku lagi di ibu kota, nih! Apa kamu lagi senggang? Aku kangen sama kamu,” tanya Moonela dengan gembira.Lillia melihat jadwalnya, lalu menjawab, “Kamu datang ke perusahaan saja, ya? Akhir-akhir ini, aku sibuk banget dan hanya bisa menemuimu di kantor.”Lillia dan Moonela pada dasarnya selalu bersikap jujur pada satu sama lain. Saat ini, ada setumpuk pesanan yang harus ditangani dan rapat tiada akhir yang harus dihadiri Lillia setiap hari. Jadi, dia tidak bisa meluangkan waktu untuk menemui Moonela di luar.“Ya sudah deh. Kamu harus lebih per