"Oh, oke. Kalau begitu, kamu potret ulang. Pakaianku harus bagus," ujar Moonela. Kemudian, dia mengeluarkan bedak untuk memperbaiki riasannya. Dia tidak ingin melewatkan kesempatan untuk memamerkan pakaiannya.Kameramen itu pun agak bingung dengan sikapnya. Namun, dia tidak berani menolak karena kedua wanita ini adalah tamu istimewa yang diundang oleh tim produksi.Setengah jam kemudian, mobil mereka akhirnya tiba di sebuah vila yang terletak di pinggiran kota. Lillia melihat ada beberapa mobil yang sudah terparkir di depan sana, sepertinya mereka bukan yang pertama tiba.Tim produksi sudah mengatur set terlebih dahulu. Di halaman yang luas, terlihat beberapa peralatan yang sudah disiapkan. Masing-masing staf pun tampak sibuk. Selain para model, masih terlihat artis-artis Queen Entertainment di sana. Suasana terkesan ramai."Eh, lihat, lihat, apa itu mobil Lorraine?""Sepertinya begitu, mobil mereka berbeda dengan mobil kita."Karena merupakan tamu istimewa, mobil yang ditumpangi Lilli
Bagian dalam vila terang benderang. Selesai makan, para tamu pun dibawa ke halaman belakang vila oleh tim produksi.Menurut rumor, tempat ini adalah kastil yang diwariskan dari generasi ke generasi. Pengelolaan yang buruk membuat keluarga ini bangkrut sehingga tempat ini dibeli oleh orang lain. Setelah direnovasi, tempat ini pun dijadikan hotel.Pintu masuk kastil ini ditopang oleh beberapa pilar kokoh dan megah, bahkan terdapat ukiran indah di atasnya. Terlihat pula menara lonceng di atas atap berwarna merah marun. Bagian depannya adalah halaman rumput yang asri. Pintu yang dikelilingi bunga mawar dan tanaman merambat menambah nuansa romantis tempat ini."Dekorasi tempat ini luar biasa. Tsk tsk, pasti biayanya sangat mahal," ujar Moonela dengan lirih. Dia berhenti berjalan, memandang seluruh tempat ini."Dengar-dengar, tempat ini sudah dibeli oleh Keluarga Hutomo. Keluarga Rusli dan Keluarga Hutomo sama-sama mengembangkan tempat ini. Tapi, sebelum kita, nggak pernah ada yang datang ke
Kring, kring, kring ....Keesokan pagi, keduanya terbangun karena nada dering ponsel. Lillia mengambil ponselnya dengan mengantuk. Begitu melihat jam, dia sontak bangkit dari ranjangnya dan bertanya, "Kamu nggak setel alarm, ya?""Halo." Lillia melihat bahwa nomor asing yang meneleponnya. Dia tertegun sesaat sebelum menekan tombol menjawab panggilan."Halo, Nona. Kami staf yang bertanggung jawab untuk membantu kalian selama acara berlangsung. Kita akan memulai acara sebentar lagi, kamu dan Nona Moonela nggak turun untuk sarapan?" tanya staf itu dengan lembut. Terdengar suara bising dari ujung telepon."Ah, maaf sekali. Kami nggak sarapan lagi, kami akan segera turun," sahut Lillia dengan canggung. Ini hari pertama, tetapi mereka sudah terlambat. Seusai mengatakan itu, Lillia pun mengakhiri panggilan.Sebenarnya, Lillia sempat bangun sekali pagi ini. Akan tetapi, langit belum terang sehingga dia tidur kembali. Begitu bangun, dia baru menyadari tirai jendela ditutup dengan begitu rapat.
"Kenapa kompetisi ini kedengarannya rumit sekali? Pantatku sampai kebas." Moonela jelas sudah tidak tahan lagi. Sejak kecil, dia paling tidak suka mengikuti pelajaran."Yang terakhir adalah hal yang paling dinantikan semua orang, yaitu hadiah bagi pemenang!" Ketika Moonela hendak berpura-pura pergi ke kamar mandi, perkataan pembawa acara ini seketika menarik perhatiannya."Pemenang akan menjadi kapten tim desainer Peris Fashion Week. Semua biaya pun ditanggung oleh Queen Entertainment dan Grup Hutomo," jelas Suvi setelah bersikap sok misterius sesaat.Begitu mendengar hadiah ini, seluruh hadirin mulai berdiskusi dengan penuh semangat. Wajah setiap orang dipenuhi penantian.Asal tahu saja, jika bisa mendapatkan kesempatan ini, posisi mereka di kalangan industri sudah pasti akan meningkat pesat. Apalagi, mereka pergi ke Peris dengan status kapten tim desainer!Ketika orang-orang mengira hanya ini hadiahnya, Suvi kembali meletakkan mikrofon di depan mulut dan meneruskan, "Masih ada Oceani
Semua orang menjadi dipenuhi semangat setelah mengetahui hadiah kompetisi. Sesudah pergi ke ruangan lain untuk berkumpul, Nikita menyingkirkan semua orang yang ada di sampingnya. Dia pun duduk di samping Moonela dengan tersenyum, lalu berucap, "Nggak ada gunanya mereka berusaha, berlian itu sudah pasti jatuh ke tanganmu."Moonela bisa merasakan aura permusuhan dari sekitarnya. Semua orang menatapnya dengan sorot mata meremehkan dan enggan. Dia pun curiga Nikita sengaja membuat orang-orang memusuhinya.Acara Top Designer diadakan untuk desainer pendatang baru. Selain para mentor, tidak ada satu pun yang memiliki reputasi besar. Namun, hal ini tidak menutup kemungkinan ada desainer terkenal yang menyamar.Moonela ingin berbicara, tetapi pendukung Nikita yang berada di belakang tiba-tiba menyela, "Kami benar-benar iri padamu. Berlian itu mahal sekali, tapi Pak Claude rela menjadikannya hadiah demi kamu!""Ya, meskipun Lorraine yang mendapatkan berlian itu, tetap saja Pak Claude mengeluark
Cedron yang sedang memegang ponsel menoleh ke arahnya sambil bertanya, "Apa katamu? Kamu mengatur siapa dalam satu tim?""Lorraine dan Nikita!" jawab Diell. Dia menggaruk kepala dengan agak malu, lalu melanjutkan, "Bukannya ini akan membuat popularitasnya menjadi makin tinggi?"Mendengar ini, Cedron hampir jatuh dari kursinya. Amarahnya sontak memuncak. Popularitas makin tinggi apanya? Mereka hanya akan lebih cepat mati!Cedron yang kesal segera membentak, "Siapa yang memberimu izin untuk bertindak sesuka hati? Kamu nggak mau bekerja di sini lagi, ya? Cepat hubungi sutradara untuk mengubah aturannya."Lillia menerima kabar bahwa ada perubahan aturan. Investor akan bergabung menjadi juri publik dan berpartisipasi sepanjang kompetisi. Kamarnya juga akan diatur ulang."Awalnya kita berdua satu kamar, tapi sekarang malah menjadi satu orang satu kamar. Ini akan membuat pekerjaan kita jadi repot," keluh Moonela yang menyadarinya. Jika menyelesaikan desain secara terpisah di kamar masing-masi
Setelah pengundian selesai, mereka kembali ke kamar masing-masing. Lillia tidak sengaja melirik kamar sebelah sekilas, ternyata ruangan itu masih kosong. Apakah jangan-jangan masih ada orang yang akan datang?Waktu sangat mendesak sekarang, sehingga Lillia tidak sempat berpikir terlalu banyak. Setelah masuk ke kamar Moonela, dia langsung buru-buru melukis sketsa desain sesuai dengan postur tubuh Nikita sebagai cadangan karena takut mereka akan mengubah peraturan lagi nantinya.Kesibukan Lillia berlangsung hingga hampir pukul satu subuh. "Beres-beres dulu, setelah itu tidur." Lillia berpesan pada Moonela, lalu merapikan semua barangnya dan bersiap-siap untuk keluar.....Claude buru-buru bergegas ke lokasi acara. Dibawa oleh Hans, Claude tiba di sebuah kamar yang diatur Cedron untuknya. Dia berjalan ke depan pintu kamar, lalu melihat ke kamar sebelah. Setelah merenung sejenak, dia pun mengalihkan pandangannya dan masuk ke kamarnya sendiri. Hans menutup pintu dengan perlahan, lalu pergi
Lillia mengatupkan bibirnya dan tersenyum tipis. "Nggak usah merendahkan diri. Sekarang semua tim produksi sangat memujimu. Ada banyak sekali wanita di luar sana yang menginginkanmu, mana mungkin kamu memalukan? Kamu adalah pujaan semua orang."Claude telah mendanai acara ini dan membantunya menghibur nenek, Lillia tidak mungkin membuatnya kesal. Namun, saat melihat gaya Nikita yang membanggakan diri di depan tim produksi, Lillia benar-benar kesal. Sebagai istri sah, tidak keterlaluan jika Lillia menyindir Claude sedikit, bukan?Claude menanggalkan celananya dengan santai di hadapan Lillia. "Jadi kamu juga termasuk salah satu wanita yang menginginkanku?"Lillia terdiam, tetapi dalam hatinya terus memaki Claude. Awalnya Lillia mengira Claude setidaknya akan tahu malu. Tak disangka, bukan hanya tidak tahu malu, pria itu bahkan menganggap semua ini sangat wajar. "Terserah kamu saja mau berpikir bagaimana," ucap Lillia dengan nada dingin.Claude memang memiliki persepsi negatif terhadap Li