Pagi harinya Claude sudah tiba di rumah sakit. Ketika melihat Kelly berjaga di samping Priya, rasa kesal seketika tumbuh di hatinya.“Apa Bu Kelly begitu menyukai nenekku? Gimana kalau kamu bawa nenekku ke Kediaman Jaspal saja?” Claude berdiri di sisi pintu. Dia bahkan tidak kepikiran untuk memasuki kamar pasien.“Ada apa denganmu pagi-pagi? Kelly juga berbaik hati. Kamu sibuk sekali. Aku merasa bosan lantaran sendirian di rumah sakit. Aku merasa lebih gembira kalau bisa ditemani Kelly.” Priya langsung menyalahkan Claude.Claude memasang wajah dingin dan tidak berbicara.“Kelly adalah orang paling perhatian yang pernah aku jumpai. Dia bahkan menyuruh koki untuk mempersiapkan sarapanku. Haih, bahkan mantan cucu menantuku sendiri juga nggak pernah seperhatian ini kepadaku,” lanjut Priya. Dapat diketahui bahwa dia sangat menyukai Kelly.Claude tahu Priya sedang menyindir Lillia.“Kalau kamu begitu suka sama dia, anggap saja dia sebagai cucumu. Aku akan dinas selama setengah bulan. Aku aka
Kelly mengangkat-angkat pundaknya. Dia juga tidak memedulikannya. “Semua ini salahku. Aku nggak pandai dalam bicara, makanya dia jadi nggak senang dan terus memendam masalah itu. Tujuan kedatanganku kali ini ke Kota Pinang adalah untuk minta maaf sama dia. Aku nggak nyangka malah akan melibatkan kakakku. Aku semakin merasa bersalah saja.”Saat berbicara sampai di sini, kedua mata Kelly tampak memerah. Dia juga kelihatan sangat bersedih.Usai mendengar penjelasan Kelly, Priya semakin membenci Lillia lagi. Semuanya sama seperti yang dirasakan Priya. Baru saja Priya mengatakan beberapa hal yang tidak enak didengar, Lillia malah dendam hingga saat ini, lalu ribut untuk bercerai. Bahkan, hubungan Priya dengan sang cucu juga menjadi sedingin sekarang ini.Priya menggenggam tangan Kelly dengan erat. Terlintas ekspresi marah di wajahnya. “Kamu lihat sendiri sikap Claude terhadapku sekarang. Semua itu juga berkat provokasinya. Kamu jangan dekat-dekat sama dia.”“Aku juga nggak paham. Kakakku ju
Lillia akhirnya tiba di kafe yang disebut Claude. Selama perjalanan, dia sudah berpikir banyak. Kesimpulan yang ditariknya adalah, Kelly bukan benar-benar jatuh cinta pada Claude, melainkan menggunakan hal itu sebagai alasan untuk datang menjalankan tujuannya.Setelah tiba di meja Claude, Lillia bertanya dengan ekspresi serius, “Ada masalah penting apa yang mau kamu bicarakan sampai harus ketemu di kafe?”Claude meminta pelayan untuk memberikan Lillia segelas susu hangat, lalu balik bertanya, “Kenapa raut wajahmu begitu jelek? Semalam nggak bisa tidur?”Lillia masih memikirkan apa yang ingin dikatakan Claude. Jadi, dia hanya mengiakan pertanyaan Claude. Setelah tersadar kembali, dia berkata, “Apa sebenarnya yang mau kamu katakan? Aku sangat sibuk.”“Biarpun sibuk, kamu juga harus istirahat yang cukup,” jawab Claude. Dia masih belum tahu harus bagaimana menjelaskannya pada Lillia.Lillia pun bertanya lagi dengan ekspresi dingin, “Apa sebenarnya yang mau kamu katakan?”Claude menyesap ko
Lillia tentu saja tidak peduli tentang apa yang ingin dikatakan Hans kepada Louis. Dia langsung masuk kembali ke kantornya, lalu memberi pesan pada Nadia sebelum beristirahat di sofa. Dalam waktu singkat, Lillia sudah tertidur.Di sisi lain, Hans dan Louis berjalan ke sebuah tempat yang agak terpencil. Dia menatap Louis yang mengerutkan keningnya sambil menahan senyum.“Pak Louis, Bu Kelly bilang dia datang untuk minta maaf pada Bu Lillia. Janjinya sih enak didengar, tapi kenapa dia masih belum melakukan apa-apa?” ejek Hans.Louis pun bertanya dengan ekspresi yang agak tenang, “Kamu merasa kami harus memberikan hadiah kepada Lillia baru bisa dibilang tulus?”“Nggak. Aku merasa kalau dia memang begitu ingin minta maaf, dia seharusnya mencari cara untuk melakukannya, bukannya datang kemari dan bahkan nggak angkat telepon dari kakaknya. Menurutmu, apa yang sedang dilakukannya selama ini?” ujar Hans sambil melipat tangannya dan tersenyum sinis.Louis memahami maksud tersirat dari ucapan Ha
Keesokan harinya.Baru saja Kelly tiba di rumah sakit, Louis juga langsung turun dari mobil lainnya. Pagi ini, Kelly memang tidak mengatakan dirinya ingin pergi ke perpustakaan, melainkan ingin bertemu dengan seorang teman. Hal ini pun membuat Louis merasa khawatir.Louis awalnya tidak ingin mengikuti Kelly, tetapi akhirnya tidak bisa menahan diri. Selama perjalanan, rasa curiganya terhadap Kelly juga menjadi makin besar.Pagi ini, Kelly juga sengaja pergi ke sebuah restoran untuk membeli sarapan. Hal ini sudah membuktikan bahwa teman itu sangatlah penting baginya. Kelly baru tiba di Kota Pinang tidak lama, tetapi malah memiliki teman yang begitu penting?Louis mengikuti Kelly berjalan masuk ke rumah sakit. Setelah melihat Kelly masuk ke kamar pasien nomor 602, dia pun bertanya pada seorang dokter di konter pembayaran, “Maaf, adikku bilang temannya yang tinggal di kamar 602 belum bayar biaya rumah sakit. Jadi, dia menyuruhku datang untuk membayarnya. Tapi, aku nggak yakin apa nomor kam
Louis merasa pemikiran Kelly tidak salah. Namun, Claude bukanlah orang yang gampang diyakinkan. Bisa dibilang bahwa kepribadian Lillia dan Claude sangatlah mirip. Setelah memutuskan sesuatu, pandangan mereka tidak akan bisa diubah dengan semudah itu.“Pikiranmu terlalu sederhana. Dengan apa yang dilakukan Paman Harvey terhadap Claude, salah pahamnya terhadapmu nggak akan begitu mudah dihapuskan. Daripada mencarinya, bagusan kamu langsung cari Lillia,” ujar Louis sambil mengelus rambut Kelly.Saat memikirkan Kelly yang sudah berusaha begitu keras untuk menyelesaikan masalah di antara dirinya dengan Lillia, Louis pun merasa sangat kasihan terhadap Kelly. Selama ini, Kelly hanya berpikiran untuk memenangkan hati orang. Begitu dibenci oleh orang lain, dia langsung berusaha untuk mengubah pandangan orang itu terhadap dirinya.Louis sangat ingin memberi tahu Kelly bahwa sikapnya yang seperti ini tidaklah bagus. Namun, dia juga takut melukai harga diri Kelly.“Tapi, Lillia nggak menyukaiku. D
Lillia mengangguk, tetapi tidak menjawab. Dia merasa sangat menyesal karena tidak merekam pembicaraannya dengan Kelly waktu itu. Namun, tidak ada gunanya juga dia merekamnya. Kelly pasti akan mengatakan itu adalah orang yang menyamar menjadinya. Bagaimanapun juga, dia bahkan tidak tahu ponsel siapa yang digunakan Kelly untuk meneleponnya.“Aku tahu kamu punya kebebasan untuk menyukai atau membenci siapa saja. Tapi, apa kamu bisa berpura-pura bersikap baik padanya sekali agar dia bisa tenang? Begitu tahu kamu nggak membencinya, dia pasti akan meninggalkan Kota Pinang,” ujar Louis dengan ekspresi penuh harap.Lillia merasa Louis benar-benar tidak memahami Kelly. Apabila dia mengalah, yang menantinya selanjutnya adalah masalah yang tak berujung. Jadi, kenapa dia harus menjadi orang baik?Saat ini, Louis jelas-jelas sedang mempersulit Lillia. Demi Kelly, Louis bahkan bisa melontarkan permintaan yang akan membawakan masalah tak berujung bagi Lillia.Lillia pun bertanya sambil tersenyum sini
Hans langsung merasa waspada. Apa Louis menaruh perasaan pada Lillia setelah mengetahui Lillia bukanlah adiknya?Hans segera melaju mendekati Lillia dan Louis dengan mengendarai motor listriknya. Kemudian, dia menghentikan motor listriknya di samping mereka dan berkata, “Bu Lillia, kalau kamu belum pesan taksi, mari kuantar pulang! Motor listrikku ini juga lumayan nyaman, lho.”Hans tidak akan memberikan kesempatan kepada Louis untuk lanjut menghabiskan waktu dengan Lillia. Dia merasa ada yang aneh dari cara bicara Louis pada Lillia. Jika membiarkan Louis lanjut bersama Lillia, dia khawatir perasaan sayang terhadap saudara yang dirasakan Louis akan berubah menjadi cinta. Pada saat itu, situasinya pasti sangat memusingkan.Lillia mengangguk pada Hans dan menjawab, “Boleh juga. Biar bisa sekalian menghirup udara segar.”Louis melihat Lillia naik ke motor listrik Hans dalam diam. Setelah itu, dia hanya melambaikan tangannya sambil melihat kepergian Lillia dan Hans.Hans yang menyaksikan s