Kelly mengangkat-angkat pundaknya. Dia juga tidak memedulikannya. “Semua ini salahku. Aku nggak pandai dalam bicara, makanya dia jadi nggak senang dan terus memendam masalah itu. Tujuan kedatanganku kali ini ke Kota Pinang adalah untuk minta maaf sama dia. Aku nggak nyangka malah akan melibatkan kakakku. Aku semakin merasa bersalah saja.”Saat berbicara sampai di sini, kedua mata Kelly tampak memerah. Dia juga kelihatan sangat bersedih.Usai mendengar penjelasan Kelly, Priya semakin membenci Lillia lagi. Semuanya sama seperti yang dirasakan Priya. Baru saja Priya mengatakan beberapa hal yang tidak enak didengar, Lillia malah dendam hingga saat ini, lalu ribut untuk bercerai. Bahkan, hubungan Priya dengan sang cucu juga menjadi sedingin sekarang ini.Priya menggenggam tangan Kelly dengan erat. Terlintas ekspresi marah di wajahnya. “Kamu lihat sendiri sikap Claude terhadapku sekarang. Semua itu juga berkat provokasinya. Kamu jangan dekat-dekat sama dia.”“Aku juga nggak paham. Kakakku ju
Lillia akhirnya tiba di kafe yang disebut Claude. Selama perjalanan, dia sudah berpikir banyak. Kesimpulan yang ditariknya adalah, Kelly bukan benar-benar jatuh cinta pada Claude, melainkan menggunakan hal itu sebagai alasan untuk datang menjalankan tujuannya.Setelah tiba di meja Claude, Lillia bertanya dengan ekspresi serius, “Ada masalah penting apa yang mau kamu bicarakan sampai harus ketemu di kafe?”Claude meminta pelayan untuk memberikan Lillia segelas susu hangat, lalu balik bertanya, “Kenapa raut wajahmu begitu jelek? Semalam nggak bisa tidur?”Lillia masih memikirkan apa yang ingin dikatakan Claude. Jadi, dia hanya mengiakan pertanyaan Claude. Setelah tersadar kembali, dia berkata, “Apa sebenarnya yang mau kamu katakan? Aku sangat sibuk.”“Biarpun sibuk, kamu juga harus istirahat yang cukup,” jawab Claude. Dia masih belum tahu harus bagaimana menjelaskannya pada Lillia.Lillia pun bertanya lagi dengan ekspresi dingin, “Apa sebenarnya yang mau kamu katakan?”Claude menyesap ko
Lillia tentu saja tidak peduli tentang apa yang ingin dikatakan Hans kepada Louis. Dia langsung masuk kembali ke kantornya, lalu memberi pesan pada Nadia sebelum beristirahat di sofa. Dalam waktu singkat, Lillia sudah tertidur.Di sisi lain, Hans dan Louis berjalan ke sebuah tempat yang agak terpencil. Dia menatap Louis yang mengerutkan keningnya sambil menahan senyum.“Pak Louis, Bu Kelly bilang dia datang untuk minta maaf pada Bu Lillia. Janjinya sih enak didengar, tapi kenapa dia masih belum melakukan apa-apa?” ejek Hans.Louis pun bertanya dengan ekspresi yang agak tenang, “Kamu merasa kami harus memberikan hadiah kepada Lillia baru bisa dibilang tulus?”“Nggak. Aku merasa kalau dia memang begitu ingin minta maaf, dia seharusnya mencari cara untuk melakukannya, bukannya datang kemari dan bahkan nggak angkat telepon dari kakaknya. Menurutmu, apa yang sedang dilakukannya selama ini?” ujar Hans sambil melipat tangannya dan tersenyum sinis.Louis memahami maksud tersirat dari ucapan Ha
Keesokan harinya.Baru saja Kelly tiba di rumah sakit, Louis juga langsung turun dari mobil lainnya. Pagi ini, Kelly memang tidak mengatakan dirinya ingin pergi ke perpustakaan, melainkan ingin bertemu dengan seorang teman. Hal ini pun membuat Louis merasa khawatir.Louis awalnya tidak ingin mengikuti Kelly, tetapi akhirnya tidak bisa menahan diri. Selama perjalanan, rasa curiganya terhadap Kelly juga menjadi makin besar.Pagi ini, Kelly juga sengaja pergi ke sebuah restoran untuk membeli sarapan. Hal ini sudah membuktikan bahwa teman itu sangatlah penting baginya. Kelly baru tiba di Kota Pinang tidak lama, tetapi malah memiliki teman yang begitu penting?Louis mengikuti Kelly berjalan masuk ke rumah sakit. Setelah melihat Kelly masuk ke kamar pasien nomor 602, dia pun bertanya pada seorang dokter di konter pembayaran, “Maaf, adikku bilang temannya yang tinggal di kamar 602 belum bayar biaya rumah sakit. Jadi, dia menyuruhku datang untuk membayarnya. Tapi, aku nggak yakin apa nomor kam
Louis merasa pemikiran Kelly tidak salah. Namun, Claude bukanlah orang yang gampang diyakinkan. Bisa dibilang bahwa kepribadian Lillia dan Claude sangatlah mirip. Setelah memutuskan sesuatu, pandangan mereka tidak akan bisa diubah dengan semudah itu.“Pikiranmu terlalu sederhana. Dengan apa yang dilakukan Paman Harvey terhadap Claude, salah pahamnya terhadapmu nggak akan begitu mudah dihapuskan. Daripada mencarinya, bagusan kamu langsung cari Lillia,” ujar Louis sambil mengelus rambut Kelly.Saat memikirkan Kelly yang sudah berusaha begitu keras untuk menyelesaikan masalah di antara dirinya dengan Lillia, Louis pun merasa sangat kasihan terhadap Kelly. Selama ini, Kelly hanya berpikiran untuk memenangkan hati orang. Begitu dibenci oleh orang lain, dia langsung berusaha untuk mengubah pandangan orang itu terhadap dirinya.Louis sangat ingin memberi tahu Kelly bahwa sikapnya yang seperti ini tidaklah bagus. Namun, dia juga takut melukai harga diri Kelly.“Tapi, Lillia nggak menyukaiku. D
Lillia mengangguk, tetapi tidak menjawab. Dia merasa sangat menyesal karena tidak merekam pembicaraannya dengan Kelly waktu itu. Namun, tidak ada gunanya juga dia merekamnya. Kelly pasti akan mengatakan itu adalah orang yang menyamar menjadinya. Bagaimanapun juga, dia bahkan tidak tahu ponsel siapa yang digunakan Kelly untuk meneleponnya.“Aku tahu kamu punya kebebasan untuk menyukai atau membenci siapa saja. Tapi, apa kamu bisa berpura-pura bersikap baik padanya sekali agar dia bisa tenang? Begitu tahu kamu nggak membencinya, dia pasti akan meninggalkan Kota Pinang,” ujar Louis dengan ekspresi penuh harap.Lillia merasa Louis benar-benar tidak memahami Kelly. Apabila dia mengalah, yang menantinya selanjutnya adalah masalah yang tak berujung. Jadi, kenapa dia harus menjadi orang baik?Saat ini, Louis jelas-jelas sedang mempersulit Lillia. Demi Kelly, Louis bahkan bisa melontarkan permintaan yang akan membawakan masalah tak berujung bagi Lillia.Lillia pun bertanya sambil tersenyum sini
Hans langsung merasa waspada. Apa Louis menaruh perasaan pada Lillia setelah mengetahui Lillia bukanlah adiknya?Hans segera melaju mendekati Lillia dan Louis dengan mengendarai motor listriknya. Kemudian, dia menghentikan motor listriknya di samping mereka dan berkata, “Bu Lillia, kalau kamu belum pesan taksi, mari kuantar pulang! Motor listrikku ini juga lumayan nyaman, lho.”Hans tidak akan memberikan kesempatan kepada Louis untuk lanjut menghabiskan waktu dengan Lillia. Dia merasa ada yang aneh dari cara bicara Louis pada Lillia. Jika membiarkan Louis lanjut bersama Lillia, dia khawatir perasaan sayang terhadap saudara yang dirasakan Louis akan berubah menjadi cinta. Pada saat itu, situasinya pasti sangat memusingkan.Lillia mengangguk pada Hans dan menjawab, “Boleh juga. Biar bisa sekalian menghirup udara segar.”Louis melihat Lillia naik ke motor listrik Hans dalam diam. Setelah itu, dia hanya melambaikan tangannya sambil melihat kepergian Lillia dan Hans.Hans yang menyaksikan s
Saat Lillia hendak tidur, pintu rumahnya tiba-tiba diketuk dan ponselnya juga berdering. Itu adalah panggilan masuk dari kurir. Lillia pun merasa sangat bingung karena dia tidak memesan apa-apa ....Setelah menerima telepon itu, Lillia pun menyapa, “Halo?”“Bu Lillia, aku mau mengantar pesananmu,” kata kurir itu dengan sopan.“Tapi, aku nggak ada pesan apa-apa,” jawab Lillia dengan sopan juga.“Ini kiriman temanmu. Aku letakkan di depan pintu rumahmu, ya. Masih ada pesanan lain yang mau kuantar,” ujar kurir itu. Setelah itu, dia langsung memutuskan sambungan telepon.Lillia tidak tahu siapa yang diam-diam mengirim barang untuknya malam-malam begini. Moonela tahu dia tidak memiliki kebiasaan untuk makan malam-malam. Jadi, siapa lagi yang mungkin melakukannya? Apa ini jebakan Kelly?Baru saja Lillia hendak memeriksanya, ponselnya menunjukkan pesan masuk dari Claude.[ Pesanannya sudah sampai? ]Begitu membaca pesan itu, Lillia langsung merasa terkejut.[ Kamu kirim apa? ][ Lihat saja s
Claude menatap Lillia dan berkata, “Kalau mereka datang mencari masalah lagi, teleponlah aku. Untung saja hari ini asistenmu juga sedang lembur dan meneleponku tepat waktu. Kalau nggak, aku nggak tahu akan sekacau apa tempat ini sekarang.”Bagaimanapun juga, Edward benar-benar akan menghancurkan Perusahaan LMOON.Lillia menggigit bibirnya tanpa mengatakan apa-apa. Malam ini, dia memang merasa marah. Namun, dia sebenarnya juga merasakan kesedihan yang tidak dapat dimengerti.“Kamu pulang saja dulu. Aku mau istirahat,” kata Lillia dengan nada yang agak dingin.Claude meliriknya, lalu bertanya, “Kamu sedih?”“Nggak,” jawab Lillia dengan ekspresi cemberut.“Kalau begitu, istirahatlah yang baik. Ingat, kalau mereka datang untuk mempersulitmu lagi, kamu harus meneleponku,” hibur Claude dengan nada lembut.Claude tahu dari mana datangnya kesedihan Lillia. Bagaimanapun juga, Edward dan Imelda adalah orang tua kandung Lillia. Namun, mereka malah datang untuk menindas Lillia. Mana mungkin Lillia
Ohara memegang sapunya erat-erat, lalu memelototi Edward dan Imelda sambil berseru, “Suatu hari nanti, kalian pasti akan menyesal!”Edward hanya mendengus. Dia mengira Ohara sedang berbicara tentang opini publik. Dia pun menjawab dengan tampang mengejek, “Aku nggak akan menyesal. Biarpun Kelly berbuat salah, kami akan tetap mendukungnya!”Imelda menatap Lillia dan berkata, “Kamu memang berbakat, tapi karaktermu malah begitu buruk. Kelly sudah berulang kali menyanjungmu, tapi kamu bukan hanya nggak menanggapinya, malah bekerja sama dengan Claude untuk mempermalukannya. Sebenarnya, kamu sudah tahu dari awal kalau kamu tetap nggak akan kalah meski Claude menyetujui perjanjian pernikahan dengan Keluarga Jaspal, ‘kan?”“Kamu tahu Claude menyukaimu, makanya kamu bisa membiarkannya tunangan sama Kelly dengan tenang. Selain bisa menyelesaikan krisis LMOON, kamu juga bisa menertawakan Kelly!”Lillia sama sekali tidak ingin menjelaskan apa-apa. Saat ini, pipinya sudah bengkak. Sangat jelas bahwa
Begitu pulang ke Kediaman Jaspal, Kelly langsung tidak berhenti menangis di ruang tamu.Edward oun buru-buru turun ke lantai bawah. Setelah melihat tampang Kelly yang begitu sedih, dia segera bertanya, “Sayang, ada apa?”“Mantan istrinya Claude itu Lillia. Apa kalian tahu, tapi nggak memberitahuku?” tanya Kelly pada Edward dengan berlinang air mata.Edward duduk di sisi Kelly dan hendak menjawab. Namun, begitu melihat pipi Kelly yang merah dan bengkak, dia segera bertanya, “Siapa yang memukulmu?”Kelly menjawab sambil menangis, “Lillia melihat aku dan Claude makan di restoran, lalu juga sengaja membawa beberapa pria makan di sana dan menggoda mereka untuk membuat Claude marah. Waktu aku berdebat dengan Lillia, Claude menamparku deminya.”Seusai berbicara, Kelly menangis makin kencang.Edward pun berdiri dengan marah, lalu segera mencari ponselnya dan hendak menelepon Claude untuk memakinya. Begitu melihat Kelly yang menangis tersedu-sedu, Imelda yang baru turun juga buru-buru memelukny
Lillia juga melihat Claude dan Kelly meninggalkan restoran. Setelah para bos itu selesai makan, Lillia pun memanggilkan mobil untuk mengantar mereka kembali ke hotel sebelum masuk ke mobilnya sendiri. Hanya saja, sebelum mobilnya sempat keluar dari tempat parkir, mobil Claude pun memblokir jalannya.Claude duduk di dalam mobil dan menatap Lillia dengan ekspresi tidak senang. Sementara itu, Lillia mengerutkan kening, tetapi tidak mengatakan apa-apa.Setelah saling bertatapan dari dalam mobil untuk sesaat, Claude baru turun dari mobil. Pada akhirnya, Lillia mau tak mau turun dari mobil setelah Claude mengetuk kaca jendelanya 3 kali.“Ada apa?” tanya Lillia dengan kening berkerut.“Aku nggak langsung memberitahumu aku sudah kembali ke ibu kota karena Hans bilang kamu sedang rapat. Makanya, aku pergi ke Kediaman Jaspal dulu,” jelas Claude dengan sikap mendominasi. Dia juga memerangkapi Lillia di antara tubuhnya dengan mobil.Lillia menjawab dengan ekspresi datar, “Pak Claude, kenapa kamu h
Edward pun menjawab dengan tidak senang, “Aku tahu kamu sama sekali nggak menyukai Kelly.”Claude hanya tersenyum dan tidak menjawab.Begitu mendengar percakapan mereka, Imelda juga merasa sangat sedih.“Aku pada dasarnya memang nggak bersedia menikahinya, tapi dia sendiri yang memaksa. Aku ini orang yang selalu memegang janjiku. Berhubung kalian sudah melepaskan Perusahaan LMOON, aku akan memenuhi janjiku dengan menyetujui perjanjian pernikahan dengan Keluarga Jaspal,” jawab Claude dengan ekspresi acuh tak acuh.Edward tidak lagi berbicara. Dia bangkit dari tempat duduk dan mengisyaratkan Imelda untuk naik ke lantai atas bersamanya.Malam ini, Lillia mengajak beberapa bos besar ke Xennington. Baru saja mereka semua duduk, dia langsung melihat Kelly dan Claude berjalan masuk ke restoran. Dia pun merasa agak terkejut karena tidak tahu bahwa Claude telah kembali ke ibu kota ....Namun, setelah teringat kembali ucapan Claude sebelumnya, Lillia pun tidak memikirkannya lagi. Claude pernah m
“Apa kamu masih marah sama Kelly? Hari ini, aku sudah menegurnya sebelum datang. Pokoknya, aku akan selalu berpihak padamu. Percayalah padaku,” ujar Louis dengan nada yang terdengar sangat memelas.Moonela menjawab, “Aku nggak marah, cuma ingin jalan-jalan sendiri!”“Tapi, tetanggamu bilang kakimu cedera dan dia juga sempat menggantikanmu untuk lapor polisi. Kalau kakimu cedera, kenapa kamu masih bisa berkeluyuran?” tanya Louis dengan sengaja.Kali ini, Moonela tidak bisa menjawab dengan begitu cepat. Setelah terdiam sejenak, dia baru berkata, “Cedera kakiku nggak parah, kok .... Kamu pergi ke rumahku?”“Emm, aku rindu banget sama kamu. Aku datang mencarimu, tapi kamu nggak menyahut. Jadi, aku tanya ke tetanggamu,” jawab Louis dengan nada lembut.“Aku lagi nggak ada di rumah. Jangan mencariku lagi! Aku sedang jalan-jalan di luar. Kalau suasana hatiku sudah baikan, aku akan meneleponmu,” jawab Moonela. Intinya, dia menolak untuk bertemu dengan Louis.Louis pun merasa agak marah dan berk
Selama adiknya hilang, Louis selalu berharap dia bisa segera pulang ke rumah. Sekarang, adiknya memang sudah kembali. Selain itu, dia juga merasa dirinya bersikap sangat baik terhadap Kelly dan selalu menuruti permintaannya. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, Louis merasa Kelly menjadi makin menyebalkan. Dia bukan hanya suka melakukan trik kotor secara diam-diam, juga sering memicu perselisihan di hadapan orang tuanya. Dia juga berkata dirinya menyukai Lillia, tetapi malah selalu berlagak seperti korban dan mengatakan Lillia sering menindasnya.Kelly tidak menyangka Louis akan menggunakan nada bicara seperti ini untuk berbicara dengannya. Dia pun terisak, lalu bertanya dengan suara gemetar, “Kak, apa kamu sudah bosan denganku? Setelah memiliki orang yang disukai, Kakak jadi membenciku?”Louis menjawab dengan dingin, “Aku juga punya urusanku sendiri. Kamu nggak perlu menggunakan alasan Moonela memukulmu untuk mengikatku. Lagian, aku juga sudah bosan harus menemanimu jalan-jalan s
Di hari ketiga Moonela hilang, Claude masih belum menemukan informasi apa-apa. Saat ini, dia sedang duduk di kantor dan memikirkan bagaimana cara bawahan Kelly memindahkan Moonela. Dia sudah menyelidiki semua CCTV, tetapi tidak menemukan ada yang aneh. Dia hampir tidak pernah bertemu kesulitan seperti ini. Setelah berpikir lama, dia tiba-tiba teringat sesuatu dan segera menelepon Nelson.“Coba cari kesempatan untuk pergi ke rumah Moonela lagi, lalu periksalah seluruh rumahnya dengan teliti. Aku curiga dia masih berada di dalam rumah,” perintah Claude dengan nada dingin.“Aku rasa Louis yang paling cocok untuk melakukan hal ini,” jawab Nelson. Untuk mengurangi risiko, hanya Louis seorang yang paling cocok untuk melakukan hal ini. Claude pun terdiam sejenak, lalu memutuskan sambungan telepon. Dia sudah secara tidak langsung menyetujui usul Nelson.Tidak lama kemudian, Lillia menerima telepon dari Claude. Baru saja dia menekan tombol menerima panggilan, terdengar Claude yang bertanya, “A
Melihat Moonela yang membagikan foto avatar virtual yang dibuatnya kepadanya setiap hari, Lillia merasa Moonela juga lumayan suka bermain permainan ini. Namun, begitu teringat cedera kaki Moonela, dia mau tak mau mulai merasa khawatir lagi. Dia sedang mempertimbangkan apakah dirinya harus menelepon Moonela untuk menanyakan keadaannya atau tidak.Tepat pada saat ini, Moonela malah meneleponnya terlebih dahulu. Lillia pun segera menjawabnya.“Lillia, aku lagi di ibu kota, nih! Apa kamu lagi senggang? Aku kangen sama kamu,” tanya Moonela dengan gembira.Lillia melihat jadwalnya, lalu menjawab, “Kamu datang ke perusahaan saja, ya? Akhir-akhir ini, aku sibuk banget dan hanya bisa menemuimu di kantor.”Lillia dan Moonela pada dasarnya selalu bersikap jujur pada satu sama lain. Saat ini, ada setumpuk pesanan yang harus ditangani dan rapat tiada akhir yang harus dihadiri Lillia setiap hari. Jadi, dia tidak bisa meluangkan waktu untuk menemui Moonela di luar.“Ya sudah deh. Kamu harus lebih per