Lillia menyesap supnya, lalu berkata dengan nada yang lebih tenang, "Nggak, kok. Oh ya, tolong tanyakan alamat Cedron. Tapi, jangan bilang kalau aku yang tanya. Aku mau mengirimkan hadiah untuknya.""Oke," sahut Moonela. Dia tidak tahu alasan Lillia mau mengirimkan hadiah untuk Cedron, tetapi dia tidak bertanya banyak. Dari cara bicara Lillia, Moonela sudah bisa menebak bahwa hubungannya dengan Claude sedang tidak baik-baik saja."Kalau nggak ada yang mau kamu katakan lagi, aku tutup dulu, ya. Aku capek banget hari ini," ujar Lillia sambil menyesap supnya."Oke," sahut Moonela.Moonela juga tidak bisa berbuat banyak. Bagaimanapun, Claude memang layak diperlakukan seperti ini. Pria itu selalu membuat sahabatnya marah. Sekarang, dia bisa merasakan bagaimana sensasi saat diabaikan istrinya!Selesai makan, Lillia mengemasi kopernya. Malam itu juga, dia pindah ke hotel yang lebih bagus. Sesampainya di hotel baru, Lillia langsung pergi tidur.Di sisi lain, suasana hati Claude sangat buruk ka
Kaki Claude terasa sakit, tetapi dia bergeming di tempatnya. Dia tersenyum pada Lillia dan berkata, "Aku keterlaluan? Aku naik pesawat jam 9 malam dari Kota Pinang ke Kota Joran untuk memberimu penjelasan. Tapi, rupanya kamu sudah pindah hotel tanpa bilang-bilang. Aku baru menemukanmu jam segini. Jadi, apa salahnya aku menuntut sebuah ciuman sebagai gantinya?"'Sebuah ciuman? Claude jelas akan melakukan lebih dari itu!' batin Lillia."Nggak ada yag mau kubicarakan denganmu," ujar Lillia sambil menatap Claude.Sewaktu melihat sorot mata Claude yang dalam, Lillia langsung mengalihkan pandangan. Claude memegangi dagunya dengan lembut dan memaksa Lillia kembali menatapnya. Wajah wanita itu merona dan bulu matanya bergetar pelan."Kalau nggak ada yang mau dibicarakan, ya sudah, nggak usah bicara," kata Claude sambil mencium bibir Lillia lagi. Dia memiringkan kepala, lalu memberinya kecupan-kecupan kecil. Claude sedang berusaha menyelidiki suasana hati sang istri sembari mencoba merayunya."
Lillia memandang Hans, lalu meninggikan suaranya saat berbicara, "Claude bilang orientasi seksualmu menyimpang, jadi dia nggak mau mengambil bajunya. Dia takut kamu menyukainya."Hans tampak terkejut. Setelah beberapa saat, dia tersenyum sopan dan berucap, "Pak Claude bermaksud menyenangkanmu. Jadi, aku bisa memahami Pak Claude."Claude tertawa. Ini adalah pertama kalinya Lillia mendengar Claude tertawa lepas. Lillia tersenyum canggung kepada Claude, lalu berbalik sambil memegang kantong plastik. Dia juga tidak lupa menutup pintu kamar."Ganti baju," ujar Lillia yang berjalan ke samping tempat tidur.Claude bersandar di kepala tempat tidur. Dia tersenyum sembari menatap Lillia dan menyahut, "Oh."Lillia melempar kantong plastik itu kepada Claude. Sementara itu, Claude menyingkap selimut dan langsung berganti baju di depan Lillia. Claude berkata, "Kamu sudah tidur denganku dan melihat tubuhku. Jadi, kamu nggak boleh minta cerai lagi."Lillia ingin menendang Claude. Setelah makan siang,
Lillia duduk, lalu mengirim pesan kepada Claude.[ Transfer 2 miliar kepadaku. ]Lagi pula, Lillia membeli liontin itu untuk Claude. Lillia tidak ingin menghabiskan uangnya sendiri. Selain itu, Lillia tidak punya uang sebanyak itu. Uang yang dihasilkan Lillia ada di rekening perusahaan. Ini adalah pertama kalinya Lillia meminta uang kepada Claude.Claude kaget saat menerima pesan dari Lillia. Namun, dia langsung mentransfer 10 miliar kepada Lillia, lalu mengirim pesan.[ Terserah kamu mau beli apa. ]Lillia mencibir ketika melihat pesan Claude. Uang yang diberikan Claude kepada Nikita pasti lebih banyak dari ini. Hanya saja, Lillia tidak ingin mempermasalahkan hal ini lagi karena Claude langsung memberinya uang tanpa bertanya apa pun.Beberapa hari kemudian, Cedron, Liman, dan Elgan menerima hadiah dari Lillia. Claude sangat kesal saat tahu bahwa Cedron mendapatkan gantungan mobil berbentuk singa dari Lillia. Ketika melihat Liman memamerkan gelangnya di Instagram, Claude tahu itu pasti
Selama beberapa hari-hari berikutnya, Lillia sering pergi ke kedai teh dan telah menjadi pelanggan tetap di toko Louis. Ketika merasa lelah setelah menyelesaikan bordir, dia akan pergi ke toko "Bahagia" untuk minum teh dan memikirkan desain sambil makan kue.Louis duduk di meja seberang sambil membuat ukiran kayu. Saat ini, dia sedang mengukir karakter anime untuk pesanan komersial. Melalui interaksinya dengan Louis, Lillia menyadari bahwa dia menerima pesanan kecil yang bernilai puluhan ribu hingga yang bernilai miliaran. Semuanya tergantung pada suasana hatinya saat itu.Awalnya, Lillia mengira bahwa toko ini tidak menghasilkan keuntungan. Namun, kini dia tahu bahwa karya seninya sangat terkenal di internet. Teh dan kue hanyalah tambahan, sebenarnya ukiran adalah mata pencaharian utama dari kedai teh ini.Lillia meletakkan tablet karena lelah menggambar. Dia minum teh sambil melihat Louis yang sedang berkonsentrasi pada karakter di tangannya. Dia tidak terlalu familier dengan industr
Tak lama kemudian, pria itu menerima balasan pesan.[ Aku pasti akan bayar hari ini. Kamu yakin bisa mengirimnya pergi dalam 3 hari? Apa Taman Y bisa diandalkan? ][ Taman Y berada di salah satu kawasan paling kacau di Asita. Claude memang punya kemampuan luar biasa, tapi apa dia berani bersaing dengan militer di sana? Kalaupun pergi ke sana, dia pasti akan mati dan nggak ada yang akan peduli. ]Namun, setelah pria itu mengirimkan pesan ini, Moonela kembali menelepon. Dia memegang ponsel Lillia, tetapi tidak langsung menjawab. Pria itu menatap pesan yang muncul satu per satu dengan ekspresi suram dan sangat tidak sabar.Setelah mengirim begitu banyak pesan dan Lillia tak kunjung menjawab, Moonela pun menjadi sedikit panik. Stella tidak ingin hanya melihat gambar. Dia bersikeras ingin bertemu dengan Lillia. Ini membuatnya merasa kesulitan.[ Cepat balas pesan! Kalau nggak, aku bakal melakukan panggilan video! ]Moonela terus menelepon. Pria itu begitu kesal hingga ingin mencekiknya.Tak
Lillia dipukul hingga matanya buram, telinganya berdengung, dan pipinya sangat sakit seolah-olah kulitnya pecah. Saat kepalanya diangkat dengan paksa, terlihat darah mengalir dari sudut bibirnya. Dia melihat tatapan pria itu terlihat sangat muram. Saat pria itu mengangkat tangan dan hendak menamparnya lagi, telepon pria itu berdering. Pria itu langsung melemparnya ke lantai dengan keras, sehingga kepalanya terhantam dan merasa kesakitan hingga pandangannya menjadi gelap. Lillia hampir kehilangan semua kemampuannya untuk bergerak."Halo! Aku nggak tahu kapan wanita jalang ini memberikan sinyal minta tolong kepada temannya itu, dia sudah menipuku!" Pria itu berjalan keluar sambil menggenggam ponselnya."Orang di sana bilang tiga hari, nggak ada cara lain. Aku akan menghubungi pembeli lain. Tenang saja, aku pasti akan mengirimnya ke Taman Y agar nggak ada yang bisa membantunya." Setelah mengatakan itu, pria itu menutup teleponnya, lalu berbalik dan meraih Lillia.Lillia diseret pria itu k
Lillia baru saja tersadar di rumah sakit, Moonela langsung memeluknya."Jangan .... Luka di tubuhku lebih banyak. Sakit," kata Lillia sambil mendorong Moonela.Moonela bertanya dengan mata memerah, "Aku sudah lapor polisi, kenapa kamu masih saja jadi seperti ini?""Setelah kita teleponan, dalam waktu kurang dari 2 jam dia sudah tahu kamu lapor polisi. Selain itu, dia juga punya rekan," jelas Lillia."Saat itu aku menerima pesanmu, lalu menelepon polisi. Setelah itu, polisi baru menyuruhku ke kantor polisi .... Menurutmu, apa kita sudah ditargetkan orang?" tanya Moonela yang duduk di tepi ranjang.Lillia tidak pernah bermusuhan dengan siapa pun. Saat itu Moira mengekspos dirinya dan Claude ke media, Claude telah membereskannya semua. Oleh karena itu, kecurigaannya terhadap Moira lebih kecil."Menurutmu, mungkin nggak pelakunya adalah orang yang pura-pura jadi dokter waktu itu?" tanya Moonela."Bahkan Claude saja nggak bisa selidiki orang itu," jawab Lillia dengan suara berat. Pada saat
Claude menatap Lillia dan berkata, “Kalau mereka datang mencari masalah lagi, teleponlah aku. Untung saja hari ini asistenmu juga sedang lembur dan meneleponku tepat waktu. Kalau nggak, aku nggak tahu akan sekacau apa tempat ini sekarang.”Bagaimanapun juga, Edward benar-benar akan menghancurkan Perusahaan LMOON.Lillia menggigit bibirnya tanpa mengatakan apa-apa. Malam ini, dia memang merasa marah. Namun, dia sebenarnya juga merasakan kesedihan yang tidak dapat dimengerti.“Kamu pulang saja dulu. Aku mau istirahat,” kata Lillia dengan nada yang agak dingin.Claude meliriknya, lalu bertanya, “Kamu sedih?”“Nggak,” jawab Lillia dengan ekspresi cemberut.“Kalau begitu, istirahatlah yang baik. Ingat, kalau mereka datang untuk mempersulitmu lagi, kamu harus meneleponku,” hibur Claude dengan nada lembut.Claude tahu dari mana datangnya kesedihan Lillia. Bagaimanapun juga, Edward dan Imelda adalah orang tua kandung Lillia. Namun, mereka malah datang untuk menindas Lillia. Mana mungkin Lillia
Ohara memegang sapunya erat-erat, lalu memelototi Edward dan Imelda sambil berseru, “Suatu hari nanti, kalian pasti akan menyesal!”Edward hanya mendengus. Dia mengira Ohara sedang berbicara tentang opini publik. Dia pun menjawab dengan tampang mengejek, “Aku nggak akan menyesal. Biarpun Kelly berbuat salah, kami akan tetap mendukungnya!”Imelda menatap Lillia dan berkata, “Kamu memang berbakat, tapi karaktermu malah begitu buruk. Kelly sudah berulang kali menyanjungmu, tapi kamu bukan hanya nggak menanggapinya, malah bekerja sama dengan Claude untuk mempermalukannya. Sebenarnya, kamu sudah tahu dari awal kalau kamu tetap nggak akan kalah meski Claude menyetujui perjanjian pernikahan dengan Keluarga Jaspal, ‘kan?”“Kamu tahu Claude menyukaimu, makanya kamu bisa membiarkannya tunangan sama Kelly dengan tenang. Selain bisa menyelesaikan krisis LMOON, kamu juga bisa menertawakan Kelly!”Lillia sama sekali tidak ingin menjelaskan apa-apa. Saat ini, pipinya sudah bengkak. Sangat jelas bahwa
Begitu pulang ke Kediaman Jaspal, Kelly langsung tidak berhenti menangis di ruang tamu.Edward oun buru-buru turun ke lantai bawah. Setelah melihat tampang Kelly yang begitu sedih, dia segera bertanya, “Sayang, ada apa?”“Mantan istrinya Claude itu Lillia. Apa kalian tahu, tapi nggak memberitahuku?” tanya Kelly pada Edward dengan berlinang air mata.Edward duduk di sisi Kelly dan hendak menjawab. Namun, begitu melihat pipi Kelly yang merah dan bengkak, dia segera bertanya, “Siapa yang memukulmu?”Kelly menjawab sambil menangis, “Lillia melihat aku dan Claude makan di restoran, lalu juga sengaja membawa beberapa pria makan di sana dan menggoda mereka untuk membuat Claude marah. Waktu aku berdebat dengan Lillia, Claude menamparku deminya.”Seusai berbicara, Kelly menangis makin kencang.Edward pun berdiri dengan marah, lalu segera mencari ponselnya dan hendak menelepon Claude untuk memakinya. Begitu melihat Kelly yang menangis tersedu-sedu, Imelda yang baru turun juga buru-buru memelukny
Lillia juga melihat Claude dan Kelly meninggalkan restoran. Setelah para bos itu selesai makan, Lillia pun memanggilkan mobil untuk mengantar mereka kembali ke hotel sebelum masuk ke mobilnya sendiri. Hanya saja, sebelum mobilnya sempat keluar dari tempat parkir, mobil Claude pun memblokir jalannya.Claude duduk di dalam mobil dan menatap Lillia dengan ekspresi tidak senang. Sementara itu, Lillia mengerutkan kening, tetapi tidak mengatakan apa-apa.Setelah saling bertatapan dari dalam mobil untuk sesaat, Claude baru turun dari mobil. Pada akhirnya, Lillia mau tak mau turun dari mobil setelah Claude mengetuk kaca jendelanya 3 kali.“Ada apa?” tanya Lillia dengan kening berkerut.“Aku nggak langsung memberitahumu aku sudah kembali ke ibu kota karena Hans bilang kamu sedang rapat. Makanya, aku pergi ke Kediaman Jaspal dulu,” jelas Claude dengan sikap mendominasi. Dia juga memerangkapi Lillia di antara tubuhnya dengan mobil.Lillia menjawab dengan ekspresi datar, “Pak Claude, kenapa kamu h
Edward pun menjawab dengan tidak senang, “Aku tahu kamu sama sekali nggak menyukai Kelly.”Claude hanya tersenyum dan tidak menjawab.Begitu mendengar percakapan mereka, Imelda juga merasa sangat sedih.“Aku pada dasarnya memang nggak bersedia menikahinya, tapi dia sendiri yang memaksa. Aku ini orang yang selalu memegang janjiku. Berhubung kalian sudah melepaskan Perusahaan LMOON, aku akan memenuhi janjiku dengan menyetujui perjanjian pernikahan dengan Keluarga Jaspal,” jawab Claude dengan ekspresi acuh tak acuh.Edward tidak lagi berbicara. Dia bangkit dari tempat duduk dan mengisyaratkan Imelda untuk naik ke lantai atas bersamanya.Malam ini, Lillia mengajak beberapa bos besar ke Xennington. Baru saja mereka semua duduk, dia langsung melihat Kelly dan Claude berjalan masuk ke restoran. Dia pun merasa agak terkejut karena tidak tahu bahwa Claude telah kembali ke ibu kota ....Namun, setelah teringat kembali ucapan Claude sebelumnya, Lillia pun tidak memikirkannya lagi. Claude pernah m
“Apa kamu masih marah sama Kelly? Hari ini, aku sudah menegurnya sebelum datang. Pokoknya, aku akan selalu berpihak padamu. Percayalah padaku,” ujar Louis dengan nada yang terdengar sangat memelas.Moonela menjawab, “Aku nggak marah, cuma ingin jalan-jalan sendiri!”“Tapi, tetanggamu bilang kakimu cedera dan dia juga sempat menggantikanmu untuk lapor polisi. Kalau kakimu cedera, kenapa kamu masih bisa berkeluyuran?” tanya Louis dengan sengaja.Kali ini, Moonela tidak bisa menjawab dengan begitu cepat. Setelah terdiam sejenak, dia baru berkata, “Cedera kakiku nggak parah, kok .... Kamu pergi ke rumahku?”“Emm, aku rindu banget sama kamu. Aku datang mencarimu, tapi kamu nggak menyahut. Jadi, aku tanya ke tetanggamu,” jawab Louis dengan nada lembut.“Aku lagi nggak ada di rumah. Jangan mencariku lagi! Aku sedang jalan-jalan di luar. Kalau suasana hatiku sudah baikan, aku akan meneleponmu,” jawab Moonela. Intinya, dia menolak untuk bertemu dengan Louis.Louis pun merasa agak marah dan berk
Selama adiknya hilang, Louis selalu berharap dia bisa segera pulang ke rumah. Sekarang, adiknya memang sudah kembali. Selain itu, dia juga merasa dirinya bersikap sangat baik terhadap Kelly dan selalu menuruti permintaannya. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, Louis merasa Kelly menjadi makin menyebalkan. Dia bukan hanya suka melakukan trik kotor secara diam-diam, juga sering memicu perselisihan di hadapan orang tuanya. Dia juga berkata dirinya menyukai Lillia, tetapi malah selalu berlagak seperti korban dan mengatakan Lillia sering menindasnya.Kelly tidak menyangka Louis akan menggunakan nada bicara seperti ini untuk berbicara dengannya. Dia pun terisak, lalu bertanya dengan suara gemetar, “Kak, apa kamu sudah bosan denganku? Setelah memiliki orang yang disukai, Kakak jadi membenciku?”Louis menjawab dengan dingin, “Aku juga punya urusanku sendiri. Kamu nggak perlu menggunakan alasan Moonela memukulmu untuk mengikatku. Lagian, aku juga sudah bosan harus menemanimu jalan-jalan s
Di hari ketiga Moonela hilang, Claude masih belum menemukan informasi apa-apa. Saat ini, dia sedang duduk di kantor dan memikirkan bagaimana cara bawahan Kelly memindahkan Moonela. Dia sudah menyelidiki semua CCTV, tetapi tidak menemukan ada yang aneh. Dia hampir tidak pernah bertemu kesulitan seperti ini. Setelah berpikir lama, dia tiba-tiba teringat sesuatu dan segera menelepon Nelson.“Coba cari kesempatan untuk pergi ke rumah Moonela lagi, lalu periksalah seluruh rumahnya dengan teliti. Aku curiga dia masih berada di dalam rumah,” perintah Claude dengan nada dingin.“Aku rasa Louis yang paling cocok untuk melakukan hal ini,” jawab Nelson. Untuk mengurangi risiko, hanya Louis seorang yang paling cocok untuk melakukan hal ini. Claude pun terdiam sejenak, lalu memutuskan sambungan telepon. Dia sudah secara tidak langsung menyetujui usul Nelson.Tidak lama kemudian, Lillia menerima telepon dari Claude. Baru saja dia menekan tombol menerima panggilan, terdengar Claude yang bertanya, “A
Melihat Moonela yang membagikan foto avatar virtual yang dibuatnya kepadanya setiap hari, Lillia merasa Moonela juga lumayan suka bermain permainan ini. Namun, begitu teringat cedera kaki Moonela, dia mau tak mau mulai merasa khawatir lagi. Dia sedang mempertimbangkan apakah dirinya harus menelepon Moonela untuk menanyakan keadaannya atau tidak.Tepat pada saat ini, Moonela malah meneleponnya terlebih dahulu. Lillia pun segera menjawabnya.“Lillia, aku lagi di ibu kota, nih! Apa kamu lagi senggang? Aku kangen sama kamu,” tanya Moonela dengan gembira.Lillia melihat jadwalnya, lalu menjawab, “Kamu datang ke perusahaan saja, ya? Akhir-akhir ini, aku sibuk banget dan hanya bisa menemuimu di kantor.”Lillia dan Moonela pada dasarnya selalu bersikap jujur pada satu sama lain. Saat ini, ada setumpuk pesanan yang harus ditangani dan rapat tiada akhir yang harus dihadiri Lillia setiap hari. Jadi, dia tidak bisa meluangkan waktu untuk menemui Moonela di luar.“Ya sudah deh. Kamu harus lebih per