Share

Bab 106

Penulis: Piemar
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-03 23:02:35

Cuaca ibukota terlihat cerah. Langit tampak biru nan indah. Awan cirrus pun berjejer tampak rapi dan memanjakan mata. Semilir angin terasa sepoi-sepoi menggelitik bulu roma. Beberapa kali Embun Ganita memperbaiki pasmina berwarna marun yang dikenakannya. Dersik angin setidaknya memainkan kain penutup kepala itu dengan isengnya.

Sagara kecil tertawa saat ujung pashmina menutup wajahnya akibat ulah angin nakal itu. Seakan-akan mengajaknya bermain cilukba. Anak kecil dalam gendongan depan ibunya itu memperlihatkan giginya yang baru tumbuh sebagian dengan menutupi wajah imutnya dengan kain itu. Dan, benar saja, Pasha tengah mengajak main cilukba anak lelaki tampan itu.

“Ci-luk-ba!” ujar Pasha menatap keponakannya dengan wajah ceria.

“Ba-ba-ba!” jawab Sagara dengan tawa yang renyah.

“Lucunya, anak Papa Pasha.”

Pasha memanggil dirinya papa di depan Sagara. Baginya, anak adiknya berarti anak dirinya. Embun tak menolak permintàan Pasha, asalkan Pasha bahagia.

Tak lama kemudian Ana bergabun
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 107

    Yasmin tersedu sedan saat melihat brankar yang keluar dari ruangan di mana ayahnya dirawat. Ia sudah tidak bisa menahan kesedihannya lagi. Ayahnya pergi meninggalkannya. “A-Ayah, jangan pergi dulu! Yasmin butuh Ayah,”Gadis cantik berambut panjang itu menghadang jalan ke dua perawat pria yang tengah mendorong brankar itu. Ke dua perawat itu sampai terhenyak akan kedatangan Yasmin. Mereka saling lirik dan merasa simpatik. Namun tindakannya yang impulsif tak bisa ditolerir. Mereka harus segera membawa pasien yang sudah meninggal itu ke kamar jenazah.“Mbak, sabar ya! Maaf, Mbak jangan halangi jalan kami.”Salah satu perawat pria angkat suara. Bagaimanapun, mereka harus segera menyelesaikan urusan mereka. Jika Yasmin terus meratap dan menangis–memeluk pria yang sudah tidak bernafas itu, secara tidak langsung ia mengganggu tugas mereka.Yasmin menangis meraung-raung hingga mencuri atensi penghuni rumah sakit lainnya. Sebagian orang merasa simpatik pada Yasmin. Namun, sebagian yang lain j

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 108

    “Sudah, jangan nangis! Manggala juga gak kenapa-kenapa.”Dengan lembut Pasha mengusap kepala adiknya. Embun merasa sangat malu saat ia kembali melakukan hal yang konyol. Ia sangat antusias pergi ke kebun binatang. Maksud hati ia menarik tangan Pasha. Namun entah mengapa ia malah menarik tangan pemuda yang tampan nan karismatik itu.Jangan silahkan dirinya! Salahkan tangannya saja yang tidak tahu diri!Rasanya, Embun ingin menggali lubang bunker untuk sembunyi. Manggala juga malah diam. Kenapa ia tidak mengingatkannya. Barangkali pemuda itu juga kaget dan mengikuti kemana Embun menarik tangannya. Atau, jangan-jangan dia malah mengambil kesempatan?Awalnya Embun meringis, kemudian ia tertawa dan akhirnya menangis karena merasa sangat malu. Ia menangis di sudut yang tak terlihat hingga Pasha menghampirinya. “Aku malu, Sha. Aku kadang kurang fokus. Sebelumnya, aku juga pernah salah masuk mobil. Waktu aku ketemuan dengan ayahnya Gara, aku pulang langsung naik taksi. Tahu-tahu, aku malah n

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 109

    “Di mana Jeena?” tanya Pasha panik saat baru sàdar jika Embun kini tak lagi bersamanya. Di sampingnya hanya ada Beryl dan Alby. Manggala juga tidak ada di sana. Namun ia masih ingat kalau Manggala pergi menjauh dari mereka, karena menerima telepon dari ibunya.“Lah, lo nanya gua? Tadi kan sama lo?” jawab Beryl dengan mengedikkan pundaknya. Meskipun terlihat cuek, namun raut wajah Beryl juga panik karena ia khawatir jika Embun tersesat di sana. Baru pertama kalinya Embun mengunjungi taman Safari.Mendengar percakapan mereka, Alby yang sedang asik memotret beraneka ragam binatang yang ia temui menoleh ke arah mereka. “Telepon Sha!”Tak ingin mengambil tempo, Pasha pun mengambil ponselnya dan menekan nomor adiknya. “Itu nada deringnya!” seru Beryl saat mendengar nada dering ponsel Embun yang nyaring. Sebuah lagu Sia berjudul the courage to change terdengar. Mereka pun mengedarkan pandangan mereka mencari sosok Embun. Hanya nada dering yang terdengar namun batang hidungnya tidak kelihata

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 110

    Embun, Sagara dan the Great Duke memutuskan pulang dari safari di kebun binatang sore hari. Mereka tidak merasa letih saat mereka berjalan-jalan dan melihat-lihat beraneka ragam jenis binatang. Namun sesampainya di rumah, barulah mereka merasa letih luar biasa. Tubuh terasa seperti habis dipukuli olah warga. Jangan tanyakan kaki! Kaki terasa sangat pegal seperti habis diinjak kaki gajah.Tak terasa malam sudah bertandang. Embun, Sagara dan Pasha sudah pulang ke rumah ibunya. Manggala pulang ke apartemennya. Sisanya, Beryl dan Alby pulang ke rumah ke dua orang tuanya.Di ruang tamu, Pasha dan Embun masih asik mengobrol sebelum pergi tidur dan istirahat. Pasha memilih membaringkan tubuhnya di atas sofa dengan meluruskan kakinya. Sementara itu, Embun memilih duduk di atas karpet dengan meluruskan kakinya pula, kepalanya bersandar pada badan sofa. Sagara sudah tertidur sejak berada dalam gendongan Manggala saat di dalam mobil.“Sha, kenapa Beryl? Pulang dari kebun binatang kok kelihatan b

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 111

    Kedatangan Satria malam itu membuat Mita kesal. Satria benar-benar nekad berkunjung ke rumahnya bahkan tanpa mengabarinya terlebih dahulu. Pertanyaannya adalah mengapa pria itu datang ke sana? Apakah dia tidak punya rasa takut atau khawatir pada suami Mita–yang sangat membencinya?“Apa aku salah datang mengunjungimu? Mengunjungi sahabatku,” ucap Satria kemudian ia menarik ke dua sudut bibirnya hingga membentuk senyuman yang indah. Hanya pada Mita, pria itu bisa melempar senyuman yang begitu manis. Karena biasanya ia terkesan bersikap dingin pada wanita lain–yang berada di sekelilingnya. Mendengar pengakuan jujur Satria, Mita langsung menatap kaget ke arahnya. Ia begitu memahami diksi ‘sahabat’ yang diucapkan oleh Satria. Sebuah kalimat sarkastik–yang memprovokasi dirinya.Mita mengolah udara dalam rongga dadanya. Beberapa kali ia terlihat menarik nafas dalam kemudian mengembuskannya perlahan. Ia berusaha menahan kesal dalam dada. Ia marah pada pria itu. Rasanya ia ingin segera menyere

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 112

    Di balkon kamarnya Danar tengah menyesap kopi hitam sembari menatap pemandangan di depannya dengan tatapan yang rumit. Kegelisahan tengah menyelimuti hatinya. Saat ini ia merasa sendirian. Sosok peran istri perlahan mulai meredup. Hubungan dengan Mita semakin renggang. Ia juga tidak tahu mengapa hubungannya dengan Mita tak seperti dulu lagi. Meskipun mereka bersama namun hati mereka berjauhan. Selain itu, katakanlah Danar tamak. Ia mempertahankan Mita namun ia juga masih menginginkan Embun Ganita.Saat bawahannya menunjukan padanya foto Embun bersama Manggala di Taman Safari ia merasa tak rela. Dadanya terasa panas. Sesuatu membakarnya dari dalam. Apalagi Manggala menggendong Sagara. Rasanya, ia tidak rela melihat putranya diasuh oleh pria lain selain dirinya. “Argh,”Danar mencengkram cangkir kopi dengan tangan yang mengepal kuat. Bahkan ia nyaris melempar cangkir itu ke sembarang tempat.“Apa hubungan Embun dengan pria itu?” gumamnya dengan menahan emosi. Ia harus mencari tahunya

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 113

    Embun tidak akan pernah lupa setiap momentum ketika ia dituduh mencuri kalung milik Mita dan pelakor yang berusaha mencuri suaminya. Atau, saat dirinya digeledah dengan tanpa belas kasih, diperlakukan kasar dan diusir dengan terang-terangan dari keluarga Yudistira.Embun memejamkan matanya. Hanya helaan nafas berat lolos dari sela-sela giginya. Ia tidak suka membalas dengan cara kotor. Ia lebih senang melakukannya dengan cara halus.Sesuatu yang menyadarkan wanita itu akan tindakannya yang keliru. Sesuatu yang membuatnya berpikir dua kali untuk memutuskan sesuatu! ‘Aku ingin lebih sukses dari dia! Kalau perlu aku ingin mengambil perusahaannya,’ gumam Embun dalam hati. Terdengar ambisius namun beresiko. Namun sekalinya ia berkata, ia tidak akan menarik ucapannya begitu saja. Wanita bermanik almond itu ingin menjadi seorang wanita karir. Ia ingin mandiri secara finansial dan tidak bergantung pada lelaki.“M-Mama,” Suara Sagara merambat di telinga ke dua wanita cantik berbeda usia ters

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 114

    Setelah Embun menyampaikan keinginannya, suasana mendadak canggung.“Maaf, saya memang terlalu percaya diri.”Maya membalas perkataan Embun—yang mengatakan padanya bahwa ia memang tidak akan dipekerjakan olehnya sebagai babysitter Sagara lagi. Maya tahu diri. Kesalahannya pada Embun sangat fatal. Ia juga belum meminta maaf secara langsung sebab ia baru bertemu langsung dengannya saat itu.“Memang, betul! Kau terlalu percaya diri! Baguslah, kau tahu diri! Kau tahu di mana posisimu saat ini!” tukas Embun dengan nada serius. Tidak ada lagi kelembutan dalam nada bicaranya. Ia duduk dengan bertopang kaki dan bersedekap tangan di dada. Ia berkata dengan nada angkuh! Siapa sangka gadis desa yang dulu lugu kini telah bertransformasi menjadi wanita yang dingin dan penuh wibawa. Tidak ada belas kasih dan bersikap tegas.Melihat raut wajah Embun yang ketus, Maya semakin merasa terpuruk. Mungkin Embun bisa dengan mudah memperkarakan dirinya atas tuduhan fitnah padanya satu tahun silam. Ia gelap m

Bab terbaru

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 142

    Pulang dari gym, Manggala kembali mengantar pulang Pasha. Karena sewaktu pergi ke tempat gym, Manggala menjemput Pasha dengan mobilnya. Selama perjalanan mereka mengobrol banyak hal.Setelah percakapan di tempat gym, Manggala setidaknya merasa sedikit lebih lega, mengetahui alasan yang membuat Embun marah padanya. Karena sudah mengetahui sumber permasalahannya, maka ia berencana akan bicara empat mata dengannya. Hanya saja, Manggala sedikit butuh waktu untuk mempersiapkan pertemuan dengannya. Mungkin ia akan mengajak personel The Great Duke lainnya untuk jalan bersama.Karena Manggala tahu, tak mungkin Embun bersedia diajak ngobrol benar-benar ‘berdua’. “Well, kita akan pergi hiking bagaimana? Atau, piknik ke hutan pinus? Di sana kita bisa melihat pemandangan alam,” ungkap Manggala saat tiba-tiba saja sebuah ide melintas di kepalanya. Ide tersebut muncul saat ia melihat pohon palem yang berjejer di taman. Mungkin, ia akan menyatakan cintanya saat mereka pergi ke tempat itu.Saat ini

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 141

    “Ibu, cepat sembuh! Kalau Ibu sudah sembuh, kita akan pergi jalan-jalan ke Selandia Baru. Bukankah Ibu ingin pergi ke sana? Ibu bisa pergi ke Wai Ariki Hot Spring and Spa.”Danar merengkuh tangan keriput ibunya yang masih terbaring lemah di atàs ranjang rumah sakit. Kemudian ia mengecup punggung tangannya dengan penuh kasih sayang. Pria itu duduk di atas sebuah kursi yang berada di samping ranjang. Setiap hari ia selalu datang membesuk ibunya. Tak peduli ia sibuk, ia selalu menyempatkan dirinya untuk datang, memastikan kondisi ibunya. Ia teramat senang sekali saat melihat kondisi kesehatan ibunya sudah mengalami kemajuan saat ini. Dua minggu sudah terhitung ibunya masih terbaring di rumah sakit. Ia harus menjalani perawatan akibat lukanya yang serius. Beberapa kali, Diajeng menjalani operasi pada bagian kakinya. Kakinya mengalami patah tulang sehingga harus dioperasi dan dipasang pen.Diajeng hanya mendesah pelan sembari melirik ke arah putranya yang terlihat begitu berbakti padanya

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 140

    Manggala dan ibunya duduk dan bicara empat mata. Pemuda tampan itu tidak ingin ibunya berspekulasi yang tidak-tidak tentang dirinya. Ia pun menceritakan apa yang terjadi saat mereka berada di cafe, saat pertama kali ia menemukan Serina hingga membawanya pulang ke apartemen.“Mama, dengarkan Gala! Malam, Gala menginap di hotel. Gala juga gak enak kalau tinggal berdua dengan gadis itu.”Manggala berusaha memberikan pengertian pada ibunya. Ia tidak ingin ibunya kecewa padanya.Malati menarik nafas dalam kemudian mengembuskannya perlahan. “Gala, apa kau tidak menaruh curiga pada gadis itu? Bisa-bisanya kau meninggalkan gadis itu di apartemen sendirian? Kau hanya baru mengenalnya beberapa jam?”Manggala mengerti arah pembicaraan ibunya. Jika ibunya orang biasa mungkin cara berpikirnya sederhana. Namun masalahnya ibunya seorang mantan agen detektif di mana ia selalu bersikap hati-hati dan waspada terhadap kemungkinan apapun yang terjadi.Manggala tidak berpikir panjang meninggalkan gadis it

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 139

    Malam itu langit tampak gulita tanpa gemintang yang menghiasnya. Ditambah gemerosok angin menyapu dahan-dahan pohon hingga membuatnya bergoyang dan seperti sosok monster yang menakutkan. Namun pemandangan yang sedikit anker itu sama sekali tidak mengurungkan niat seorang gadis cantik untuk berjalan di jalan setapak. Gadis cantik dengan tas ransel yang tercangklong di punggungnya tampak berjalan cepat untuk mencari kendaraan yang akan membawanya keluar kota. Ia merasa sudah tidak aman jika ia kembali ke ibukota atau berada tinggal bersama ke dua orang tuanya di Bandung. Untuk sementara waktu ia akan pergi keluar kota.Peluh sudah membanjiri tubuhnya. Sungguh, ia merasa letih. Namun ia harus segera pergi demi keselamatannya. Gadis itu duduk di halte bus yang sepi. Hanya ada empat orang yang tengah duduk di sana, menunggu bus datang.Drt, drt, drt, Suara ponsel yang gemetar menginterupsi lamunannya. Gadis itu segera mengangkatnya namun sebelumnya ia mencari tempat sepi. Ia tidak mau per

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 138

    Akhirnya, the Great Duke bisa menyelamatkan gadis bermata biru dan membawanya ke penthouse milik Manggala. Dengan sebuah asumsi dan pertimbangan jika penthouse itu adalah tempat yang paling aman untuk gadis itu tinggal sementara. Manggala sempat skeptis tak bisa melarikan diri dari rumah mafia itu. Namun ia berhasil selamat setelah baku hantam dengannya. Mafia itu tidak sekuat dan sesangar penampilannya. Dari gerakannya, ia terlihat sedang sakit.Namun, saat mereka pulang ke penthouse, ibunya Manggala ternyata tidak berada di sana. Manggala baru saja membaca pesan dari ibunya jika ibunya baru saja dijemput oleh sepupunya—Nadira. Padahal ia akan meminta ijin dan bantuan pada ibunya untuk melindungi gadis itu.Kini ke empat pemuda itu berkumpul di ruang tamu dan mulai menginterogasi gadis bermata biru itu. Gadis lugu itu pun menceritakan secara singkat mengapa ia bisa tertangkap oleh pria berwajah sangar tadi.“Jadi kau dijebak oleh siapa tadi? Teman barumu?”Beryl langsung berkomentar

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 137

    “Maaf, ada kepentingan apa?” Seorang security bertubuh tinggi besar menghadang jalan Pasha yang tiba-tiba saja datang menghampirinya. Pasha melakukan penyamaran sebagai seorang tukang service AC. Ini semua ide Manggala. Mudah baginya untuk mengetahui siapa saja tamu yang datang ke sana. Sebetulnya security itu sudah tahu siapa saja tamu yang datang. Hanya saja, ia selalu waspada, mengkonfirmasi terlebih dahulu siapa saja tamu yang datang ke sana. Apalagi bosnya seorang yang keji dan tak segan memecat pekerjanya yang tidak mematuhi semua aturannya.Pasha pun menjawab dengan lugas. “Saya tukang service AC langganan rumah ini, Pak. Lihatlah ini kartu nama saya.”Pasha pun memperlihatkan sebuah kartu nama si empunya tukang service.Pucuk dicinta ulam pun tiba, sebuah keberuntungan memihak mereka. Kebetulan, di jalan perumahan mewah itu, ada sebuah mobil khusus bertuliskan service AC. Perumahan mewah itu menyediakan berbagai jenis jasa pemeliharaan rumah termasuk fasilitas demi kenyamanan

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 136

    “Cepat kau katakan! Di mana gadis itu? Aku sudah membayarnya mahal! Mengapa kamu yang datang?”Pria dengan luka sayat di wajahnya itu memojokan gadis bermata biru ke dinding. Ke dua tangan kekarnya kembali menekan leher gadis itu hingga gadis itu tampak syok. Ia takut jika pria itu akan benar-benar mengakhiri hidupnya hari itu.Gadis itu hanya bisa menggelengkan kepalanya dengan berderai air mata. Kesialan tengah menyambangi dirinya. “A-aku tidak tahu, Om. Aku tiba-tiba saja berada di kamar itu. Aku tidak ingat apapun lagi. Sungguh, bebaskan aku Om!” jawab gadis itu suara yang terbata-bata. Seingatnya, ia bekerja di sebuah hotel sebagai seorang housekeeper. Saat itu ia kehausan dan minum air berasal dari dalam tumbler miliknya. Namun setelahnya ia merasa pusing dan tingkahnya mulai aneh. Ia menjadi lebih berani dan terkesan tidak tahu malu. Sekonyong-konyong ia sudah berada di dalam kamar mewah hotel.“No! Kau harus bawa gadis itu! Aku cuma pengen dia!” ucap pria itu bernada dingin.

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 135

    Suasana cafe bergaya retro itu tampak mencekam semenjak kedatangan beberapa orang pria berpakaian serba hitam. Seorang pria yang diduga sebagai ketuanya terlihat paling menonjol di antara yang lain. Wajahnya bukan wajah orang Melayu. Akan tetapi wajahnya mirip blasteran Amerika tengah. Fitur wajahnya tampan namun ada luka sayat melintang di pipinya hingga sekilas tampak menyeramkan bagi siapapun yang melihatnya. Apalagi ditambah bentuk matanya bagaikan mata elang yang tajam.Pria berwajah hispanik itu langsung mendelik ke arah sumber suara—yang tak lain suara Manggala. Ia tidak suka siapapun menginterupsi apa yang dilakukannya.“Siapa kau? Lancang sekali kau ikut campur urusanku!”Sekali hentakan pria itu mendorong gadis muda itu hingga terjatuh ke lantai. Gadis muda itu terlihat kehabisan pasokan oksigen yang membuatnya beberapa kali terbatuk-batuk. Wajahnya yang bersih tampak merah dengan mata yang sayu. Hanya dalam sekali tatapan, Manggala sudah bisa menarik kesimpulan jika gadis i

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 134

    Di sebuah kafe kopi, tempat nongkrong anak muda, empat pemuda tampan tengah duduk melingkari meja berbentuk bundar. Mereka menghabiskan waktu sore mereka dengan ngopi di kafe di mana ada live music yang disuguhkan di sana.Manggala menyesap kopi Long Black Americano dengan begitu nikmat. Harum aroma kopi dengan rasa yang pahit dan agak sedikit asam memberikan sensasi tersendiri baginya sebagai penikmat kopi. Satu teguk tidaklah cukup. Ia pun mengulanginya hingga tiga kali.Barulah pemuda tampan itu menaruh cangkir kopi itu ke atas meja. Ia pun mulai berkisah pada anggota the Great Duke. Pertama kalinya, secara resmi ia menceritakan isi kepalanya pada sahabatnya. Ia mengatakan pada mereka, jika ia serius menyukai Embun.Ke tiga sahabatnya tidak terlalu terkejut mendengar ungkapan perasaan hatinya pada Embun. Mereka sudah tahu hanya dari melihat bahasa tubuhnya. Beryl pun mulai berkomentar setelah mendengar ungkapan isi hati Manggala.“Kau harus segera menembaknya! Kalau bisa sebelum Emb

DMCA.com Protection Status