Share

Bab 114

Author: Piemar
last update Last Updated: 2024-11-07 22:04:10
Setelah Embun menyampaikan keinginannya, suasana mendadak canggung.

“Maaf, saya memang terlalu percaya diri.”

Maya membalas perkataan Embun—yang mengatakan padanya bahwa ia memang tidak akan dipekerjakan olehnya sebagai babysitter Sagara lagi.

Maya tahu diri. Kesalahannya pada Embun sangat fatal. Ia juga belum meminta maaf secara langsung sebab ia baru bertemu langsung dengannya saat itu.

“Memang, betul! Kau terlalu percaya diri! Baguslah, kau tahu diri! Kau tahu di mana posisimu saat ini!” tukas Embun dengan nada serius. Tidak ada lagi kelembutan dalam nada bicaranya. Ia duduk dengan bertopang kaki dan bersedekap tangan di dada. Ia berkata dengan nada angkuh! Siapa sangka gadis desa yang dulu lugu kini telah bertransformasi menjadi wanita yang dingin dan penuh wibawa. Tidak ada belas kasih dan bersikap tegas.

Melihat raut wajah Embun yang ketus, Maya semakin merasa terpuruk. Mungkin Embun bisa dengan mudah memperkarakan dirinya atas tuduhan fitnah padanya satu tahun silam. Ia gelap m
Piemar

Thanks a lot. Udah extra ya satu Bab.

| 10
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Miyuk Kaslan
one surprize
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 115

    “Mas dari mana? Main tinggal saja.”Mita bersedekap tangan di dada menatap suaminya—yang menghilang secara tiba-tiba saat mereka berada di butik pakaian wanita. Sore itu mereka sedang mencari pakaian untuk pesta.Danar terdiam saat istrinya mencecarnya dengan pertanyaan. “Cepatlah! Aku tunggu di mobil!”Pria berwajah dingin itu langsung pergi meninggalkan istrinya. Ia jenuh menunggu wanita belanja. Tak seperti dulu, ia selalu bersedia menunggu Mita dengan sabar. Semuanya telah berubah. Mita mendecak sebal saat suaminya meninggalkannya begitu saja. Tega sekali! Padahal ia ingin suaminya memberikan komentarnya untuk pakaian yang akan dipilihnya. Nyatanya, Danar bahkan seolah tak peduli padanya.“Kenapa dengan Mas Danar sih?” ucapnya dengan helaan nafas berat. “Kalau aku tampil cantik juga kan buat dirinya. Aku kan tidak mau mempermalukan suamiku di pesta Pak Kamal Kapoor. Apalagi di sana ada banyak pengusaha terkenal.”Dengan berat hati, Mita pun memilih pakaiannya sendiri. Ia membayar

    Last Updated : 2024-11-08
  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 116

    “Mama, boleh Gala bicara?”Manggala duduk di dekat ibunya yang saat ini tengah duduk di ruang tamu sembari mengupas buah-buahan. Pemuda tampan itu senang sekali karena ibunya bisa menghabiskan waktu lebih lama bersamanya.“Ada apa Sayang?”Malati menoleh ke arah putranya. Kemudian ia menghentikan aktifitasnya, mengupas buah-buahan. “Tumben minta ijin. Biasanya kalau mau bicara langsung saja.”Manggala menarik nafas dalam sebelum bicara. “Mama, umur Gala sekarang sudah jalan dua puluh tujuh tahun. Setelah Gala pikir-pikir, Gala seharusnya sudah mulai mencari calon menantu untuk kalian.”Manggala berkata dengan hati-hati. Ia memang tak pernah dekat dengan seorang wanita. Oleh karena itu, ia begitu malu ketika mengungkapkannya di depan ibunya. Ia akui, perkataan ke dua orang tuanya benar. Dulu, ia sempat meragukannya.Manggala berpikir jika ia akan menikah saat dirinya siap secara mental selain ekonomi—faktor utama dalam mengayuh biduk rumah tangga. Ia tidak berpikir harus menjalin asmar

    Last Updated : 2024-11-08
  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 117

    Malam hari suasana terasa hening di kediaman Ana. Sagara tidur lebih awal. Ia seolah mengetahui rencana ibunya yang akan pergi ke suatu tempat saat malam hari dan saat anak lelaki tampan itu tertidur pulas. “Tenang saja, Nona, Tuan Gara sudah tidur pulas.”Babysitter Linda melapor pada Embun yang terlihat mengintip ke dalam kamarnya. Rasanya, setiap kali ia keluar rumah, ia merasa berat harus meninggalkan putranya. Ia pun mendekati ranjang putranya terlebih dahulu. Ia mencium pipi putranya yang mulai berisi dan terlihat chubby. Embun menepuk lengan Linda dengan pelan. “Aku titip Gara ya! Paling aku pulang jam sebelas atau dua belas malam jika tidak macet. Kalau ada apa-apa, hubungi nomorku. Mami sedang pergi ke Bogor.”Linda pun mengangguk setelah sebelumnya termangu melihat kecantikan Embun yang terasa berbeda malam itu. Wanita bermanik almond itu mengenakan gaun berwarna putih berbahan satin mix dengan sutra pilihan ibunya. Meskipun gaun tersebut polos dan hanya dihiasi sedikit ren

    Last Updated : 2024-11-09
  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 118

    Karena mulai merasa jenuh dengan acara pesta, Embun berencana akan berjalan-jalan keluar hotel. Para pemuda yang datang bersamanya sibuk berbincang dengan kawan-kawannya membahas banyak hal. Sebuah topik bahasan yang Embun tidak pahami.Di situlah, Embun kembali merasa rendah diri karena wawasan dan ilmu pengetahuan yang dimilikinya tak setinggi mereka. Embun hanya lulusan sekolah menengah atas dari desa, tidak seperti mereka pernah mengemban ilmu di bangku kuliah. Sekalipun ia menguasai alat musik piano, itupun tidak melalui sekolah formal. Sesaat tatapannya bertumbur pada seorang pria yang sedari tadi menatapnya. Tak jauh dari tempat Kamal Kapoor berada, Danar tampak berdiri menatapnya. Di samping pria itu ada Mita yang tengah menggelendot manja pada lengan suaminya. Embun merasa tak nyaman bertemu dengan mereka. Apalagi cara Danar menatapnya yang begitu intens. Mengapa pria itu bersikap seperti itu padanya? Tatapannya menyiratkan sesuatu yang rumit. Bukankah urusan mereka sudah s

    Last Updated : 2024-11-09
  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 119

    Suasana terasa hening tiba-tiba. Hanya hembusan angin yang membelai kulit dan samar-samar suara dentuman musik yang menggema berasal dari area ballroom yang terdengar. Embun dan Manggala duduk di bangku taman yang sepi tanpa saling bicara. Embun hanya terdiam dengan mengusap air matanya. Ia kesal sekali pada Danar yang selalu saja mengusiknya. Pria itu menguji iman dan imunnya. Sebelumnya, ia mengatakan padanya ingin berdamai namun antara perkataan dan perbuatan sama sekali tidak sesuai. Apa yang baru saja Danar lakukan padanya telah melukai hatinya. Ia bersikap dan berkata kasar tanpa alasan yang jelas.Satu lagi kata-katanya yang pedas ialah dengan mengatakan dirinya, hanyalah seorang janda. Apa ada yang salah dengan status janda dirinya? Lagipula siapa yang membuatnya janda? Bukankah ia sendiri yang menceraikannya?Sepertinya pria itu butuh konsul ke psikiater. Otaknya mulai bergeser.“Jeena,”“Mas Gala,”Baik Embun dan Manggala saling memanggil secara bersamaan. Seketika mereka m

    Last Updated : 2024-11-10
  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 120

    “Betul sekali! Dunia begitu sempit sekali! Rasanya aku juga mulai muak melihat wanita manipulatif wara-wiri ke sana kemari.”Kini, Embun tak lagi diam. Saat seseorang mulai mengusiknya, tak segan ia membalasnya. Tatapannya tak lagi ramah namun berkilat penuh amarah. Ke dua wanita cantik berbeda usia itu saling memandang dengan sorot permusuhan. Aura ketegangan yang terasa dingin dan kelam terpancar di antara mereka.“Dasar Bit*h! Kau mau menggoda suamiku setelah apa yang terjadi? Tidak tahu diri! Apa maumu? Mentang-mentang sekarang kau sudah berbeda. Kau berlindung di balik keluargamu. Dengar, bagiku kau masih sama! Wanita bodoh dan kampungan! Mungkin pakaianmu saja yang terlihat berbeda saat ini. Tapi, otakmu masih sama bodoh.”Mita berkata dengan nada kejam dan tak berbelas kasih. Wanita itu bersedekap tangan di dada dengan dagu yang menengadah, memperlihatkan keangkuhan dirinya.“Ckck! Siapa yang merebut siapa? Jaga suamimu! Dari tadi dia memperhatikanku! Bahkan tadi dia mengikuti

    Last Updated : 2024-11-10
  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 121

    Seorang gadis berambut panjang berjalan dengan langkah tergesa menuju sebuah kamar rawat inap di mana ayahnya dirawat. Langkahnya terhenti tepat di depan pintu ruangan tersebut sesaat seorang wanita paruh baya keluar dari ruangan itu dan menyambutnya dengan sebuah pelukan hangat. “Ibu kangen sekali padamu, Yas. Kau baik-baik saja kan?”Indira memeluk putrinya dengan sangat erat. Sudah seminggu lebih putrinya baru pulang menjenguk ayahnya. Alih-alih menjawab pertanyaan ibunya tentang kabarnya, Yasmin menanyakan kabar ayahnya. Meskipun ia anak manja dan pembangkang, ia sangat menyayangi ayahnya. Terlebih Bagas memang selalu memanjakannya saat ada. “Bagaimana kabar Ayah sekarang?”Yasmin pergi ke sana, sengaja membolos kuliah demi membesuk sang ayah. Yang ia tahu kabar terakhir ayahnya sempat mengalami collapse usai menjalani operasi besar. Beberapa waktu yang lalu, ia baru dapat kabar jika sang ayah sudah siuman bahkan sudah bisa makan dengan normal dan sudah lepas dari selang NGT.N

    Last Updated : 2024-11-11
  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 122

    “Kau tidak apa-apa?” Manggala panik. Ia buru-buru membantu Embun dan Sagara bangun. Sudah tak terhitung, Embun selalu saja melakukan hal yang konyol baik sengaja ataupun tidak saat berhadapan dengan Manggala. Embun meringis mendengar perkataan Manggala. Sepertinya pemuda itu terbentur sesuatu. Seharusnya pertanyaan itu diucapkan oleh Embun.“Mas Gala, kami baik. Seharusnya aku yang meminta maaf. Kami menindih Mas Gala. Apa kepala Mas Gala sakit? Coba aku periksa,” imbuh Embun bernada khawatir—setelah mengusir rasa canggung akibat posisi jatuh yang di luar nalar itu. Ia lebih mengkhawatirkan kondisi Manggala yang jatuh dalam keadaan telentang. Bisa jadi kepalanya terbentur kan!Embun menyerahkan Sagara pada Linda. Kemudian ia berusaha memeriksa luka yang mungkin mengenai tangannya.“Mas, maaf aku pengen lihat sikunya,” pinta Embun dengan begitu perhatian. Manggala jadi salting dibuatnya. Semoga wanita bermanik almond itu tidak mendengar detak jantungnya yang tak karuan. Jedag jeduh mi

    Last Updated : 2024-11-11

Latest chapter

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 345

    Pukul lima pagi keesokan harinya, Serina dibangunkan oleh suara gong. Bukan alarm lembut di ponselnya, tetapi gong sungguhan yang dipukul oleh salah satu pelayan rumah. GONG! GONG! GONG!Serina terlonjak dari tempat tidur. “APAAN NIH? GEMPA?!”Nadia, sepupunya yang tinggal di rumah itu, menyeringai dari ambang pintu. “Bukan gempa, Sayang. Itu tanda bahwa kita harus bangun dan bersiap.”Serina mengusap wajahnya yang masih mengantuk. “Ini masih subuh! Aku butuh lima jam tidur lagi!”Nadia tertawa. “Selamat datang di rumah Tante Rosalinda!” Serina menggerutu sepanjang jalan menuju halaman belakang, tempat olahraga pagi dilakukan. Di sana, Rosalinda sudah menunggu dengan setelan olahraga yang sangat rapi. Beberapa pelayan rumah tangga juga ikut serta. “Baiklah, kita mulai dengan lari keliling halaman sepuluh putaran,” perintah Rosalinda. Serina terkejut. “Sepuluh?!” “Kalau protes, aku tambah jadi lima belas.”Serina langsung tutup mulut dan mulai berlari, meskipun rasanya seperti

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 345

    Setelah berbincang lama dengan Laila dengan mengangkat topik yang berbeda-beda, Beryl mengambil jeda. Sudah cukup! Laila sudah terlihat lebih baik. Sudah saatnya ia mengungkapkan maksud inti kedatangannya ke sana. Sebagai seorang pria, ia akan memberanikan diri mengungkapkan perasaannya yang selama ini ia pendam. Perkara Laila menolaknya terserah nanti. Namun ia sudah tak bisa lagi memanjangkan sumbu kesabaran untuk menahannya. Nanti bisa-bisa kepalanya meledak.“Laila,” panggil Beryl menatap Laila lurus, terdengar serius.Laila pun mengangkat mata setelah mengecek ponselnya. Ayahnya mengirim pesan padanya, ia masih berada di jalan. Laila mengabari ayahnya soal tamu yang datang. Tak mungkin ia membiarkan tamunya begitu saja. Sang ayah harus tahu siapa tamu yang datang untuk putrinya.“Apa, Pak?” tanya Laila dengan tenang.Beryl menekuk wajahnya saat Laila memanggilnya dengan Bapak.Laila—yang peka terhadap perubahan ekspresi wajahnya itu langsung meralat panggilnya. “Ada apa Kak Ber

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 344

    Beryl turun dari mobil dengan hati berdebar. Sudah sekian lama ia menunggu saat ini—bertemu Laila lagi, setelah semua kejadian yang menimpa mereka. Sengaja, ia tidak memberikan kabar padanya. Ia ingin memberikan kejutan.Meninggalkan Alby yang masih berada di luar, Beryl melangkah masuk ke rumah mewah itu dengan napas yang sedikit tertahan, seperti anak kecil yang hendak membuka hadiah ulang tahun.Pintu rumah mewah itu terbuka, matanya langsung tertuju pada sosok yang begitu dirindukannya. Laila, dalam balutan gamis berwarna merah muda sedang berjuang berdiri tegak di ruang tamu yang luas. Perawat Febi dengan sabar menopangnya, sementara Laila berkali-kali menggerutu, “Aku bisa sendiri! Jangan perlakukan aku seperti anak kecil!”Laila kembali cerewet, pertanda ia mulai sembuh. Namun, belum sampai tiga detik, tubuhnya oleng ke samping.“Ya Allah, Nona! Jangan maksa!” pekik Febi panik, buru-buru menangkapnya agar tidak jatuh.Namun Laila yang gigih tidak akan menyerah begitu saja. Ia

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 343

    Hujan turun deras malam itu, menambah suasana kelam di kediaman Rahes. Serina duduk di ruang tamu dengan wajah tegang, masih tidak percaya bahwa ayahnya benar-benar akan menghukumnya. Di depannya, Rahes berdiri tegap, matanya dingin menatap putrinya yang selama ini begitu ia manja. Rahes bukan menutup mata dengan apa yang terjadi. Selama ini ia mengamati putrinya dari Laura itu diam-diam. Laporan dari Sulis, bukti-bukti kejahatan yang sudah dilakukannya, laporan dari para art dan perawat Febi sudah cukup menjadikan sebuah pertimbangan di mana ia harus segera bertindak. Ternyata, semakin dibiarkan Serina semakin menjadi. “Kamu akan pulang ke Indonesia,” kata Rahes tanpa basa-basi. Serina menatapnya dengan mata melebar. “Apa?”Rahes menekan pelipisnya, mencoba meredam amarah yang masih tersisa. “Kamu akan tinggal bersama Rosalinda. Dia akan mengajarkanmu bagaimana menjadi manusia yang lebih baik.”Serina bangkit dari sofa, tangannya mengepal. “Ayah tidak bisa melakukan ini padaku! A

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 342

    Serina mendekat, menarik lengan Laila yang kurus, dan membuka tutup jarum suntik dengan jari-jari gemetar. Ini adalah usaha yang sudah kelewat batas! Tak peduli, amarah dan dendamnya berhasil merobohkan nuraninya. Malam itu ia berniat akan menghukum Laila dengan hukuman yang takkan pernah terlupakan olehnya.Laila pasti akan menyerah setelah ini!Obat-obatan akan meninggalkan jejak seperti waktu itu. Oleh karena itu, kini Serina menggunakan jarum suntik untuk membuat Laila semakin menderita. Setelah itu, Laila pasti akan minta pulang kembali ke keluarganya dulu.Namun, tepat saat jarum hampir menyentuh kulit Laila …“Angel!”Suara menggelegar membuat Serina tersentak kaget, tangannya gemetar hingga jarum suntik jatuh ke lantai. Ia menoleh cepat dengan mata yang membelalak saat melihat sosok pria berjas berdiri di ambang pintu dengan wajah merah padam. Rahes, sang ayah sudah pulang ke rumah. Ia menyalakan lampu dan bisa melihat apa yang dilakukan oleh Serina secara jelas. Jarum suntik

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 341

    Kursi roda Laila berdecit pelan saat ia mendorong dirinya ke halaman belakang rumah. Kecelakaan itu memang telah merenggut kemampuannya untuk berjalan, tapi ia tidak akan membiarkan hal itu merenggut martabatnya juga. Laila tetap berusaha keras untuk sembuh dan menjalani kehidupan seperti orang normal pada umumnya.Di teras, Serina duduk santai dengan secangkir kopi, senyum liciknya tidak pernah berubah sejak hari pertama Laila datang ke rumah ini. Gadis itu menatap Laila seolah dirinya masih menjadi penguasa rumah ini yang tak tergoyahkan. “Bagaimana kabarmu, adik kecil?” Serina menyapa dengan nada pura-pura ramah. Ia menatap Laila dengan tatapan cemooh.Dari sini Laila bisa melihat jika selama ini Serina pandai menyembunyikan sifat aslinya. Dulu ia tampak seperti gadis yang rapuh dan patut dikasihani. Laila merasa iba padanya hingga menjalin persahabatan dengannya.Waktu terasa begitu cepat berlalu, hingga menampakan sisi lain dari dirinya. Ternyata, Serina memiliki kepribadian g

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 340

    Pasha menatap layar monitor di ruang konsultasi dengan mata setengah merem. Sudah hampir delapan jam ia berjaga di rumah sakit, tapi pikirannya melayang entah ke mana. Bukan ke pasien, bukan ke laporan medis, tapi ke seseorang yang sudah lama menghilang dari hidupnya—Rosa. Meskipun mereka tinggal satu kota, namun mereka kini seperti orang asing.Seperti halnya Beryl yang merindukan Laila, Pasha pun merindukan kehadiran Rosa di sisinya. Sayangnya, mereka saling menyukai namun Rosa menolaknya hanya karena perbedaan status sosial. “Dok, pasiennya dari tadi nunggu, loh.”Perawat Dini menepuk bahunya pelan, membuat Pasha tersentak. Dia segera berdehem, merapikan jas dokternya yang sudah kusut, dan menatap pasien di depannya—seorang pria paruh baya yang mengeluhkan sakit perut. “Baik, Pak. Mari kita periksa.”Tapi alih-alih bertanya tentang keluhan pasien, Pasha malah tanpa sadar bergumam, “Rosa... kamu di mana sekarang?”Belakangan ia sering mampir ke kosan Rosa, namun sialnya, menurut p

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 339

    Jeena melangkah ringan memasuki kampusnya, sesekali menoleh ke belakang dan tersenyum pada Manggala yang masih berdiri di dekat mobil. Suaminya yang tampan dan penuh perhatian itu tidak hanya mengantarnya, tetapi juga berjanji akan menunggunya hingga kuliah selesai. Di kejauhan, Dion memperhatikan pemandangan itu dengan ekspresi datar. Ada sedikit rasa sesak di dadanya, tapi kali ini ia tidak lagi berusaha menutupi perasaannya dengan pura-pura santai atau bercanda dengan teman-temannya. Ia sadar, Jeena bukan lagi seseorang yang bisa ia dekati seperti dulu. Jeena kini adalah istri orang lain. Ia sudah menikah.Ia melihat bagaimana Manggala menunggu di sana, matanya terus mengikuti Jeena hingga ia menghilang di balik pintu gedung kampus. Itu bukan sekadar pengantaran biasa. Itu adalah bentuk cinta, sesuatu yang Dion tak mungkin bisa berikan kepada Jeena karena selama ini ia hanya berdiri di pinggir tanpa berani melangkah lebih jauh. Hati Jeena sudah lebih dulu dimiliki oleh pemuda be

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 338

    Di sebuah pagi yang cerah, Beryl duduk di kantor dengan wajah muram. Sejak Laila ikut ayahnya ke Malaysia, hidupnya terasa hampa. Kangen berat. Rasa rindu itu sampai menyelinap ke alam bawah sadarnya.“Pak, ini dokumen yang harus Anda tanda—”Juna membawa berkas dokumen ke atas meja Beryl untuk ditandatangani olehnya.“Laila, tolong taruh di meja saja,” potong Beryl tanpa melihat ke arah sekretarisnya.Juna, sekretaris baru Beryl, berhenti di tempat dengan wajah yang mengernyit. “Pak Beryl, saya Juna.”Beryl menatap Juna, seolah baru sadar. “Oh, iya. Maaf, Jun— eh, Laila!”Juna menghela napas panjang. Ini bukan pertama kalinya Beryl salah panggil. Sejak beberapa hari lalu, nama Laila seakan jadi mantra yang keluar dari mulut bosnya. Ingin tertawa takut kualat, eh, dipecat.Entah mengapa Beryl tak bisa mengontrol dirinya. Nama yang keluar dari bibirnya Laila dan Laila.Tak cukup di kantor, masalah ini berlanjut ke acara kumpul keluarga. Saat semua sedang menikmati hidangan makan malam,

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status