Share

Bab 80 : Jatuh Pingsan

“Ibu apa-apaan sih? Apa boleh pergi begitu saja tanpa pamit?”

Aku sedikit memprotes sikap kedua orang tuaku itu, sesaat sampai di rumah Tante Desi.

Apa mereka tidak bisa sebentar menunggu Ed datang untuk berpamitan. Setidaknya membiarkanku menghubunginya dulu ‘kan bisa.

Teringat itu aku langsung mencari-cari ponselku.

Astaga,

Bahkan ponselku tertinggal di rumah Ed.

“Apa ponselmu ketinggalan?” Ramzi yang baru masuk ke rumah tante ikutan menyahut.

“Tidak perlu dipikirkan lagi, nanti aku bisa membelikanmu ponsel baru. Sepertinya ponselmu itu masih sama dengan sebelumnya. Pria itu pelit sekali padamu,” tukas Ramzi belum-belum sudah menyindir Ed.

“Aku yang tidak mau.” Kujelaskan itu pada Ramzi karena tidak sepakat dia menjuluki Ed pelit. Bahkan kartu keuangannya diberikan padaku.

“Hhg, kalau benar dia mencintaimu, ya bagaimana caranya gitu bisa memberikan yang terbaik untukmu. Bukannya malah pura-pura miskin. Pasti dia takut kau mlorotin uangnya.” Ramzi terus membuat citra Ed semakin melor
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status