Share

Mantan Suami

Author: Dek ita
last update Last Updated: 2024-11-08 14:55:50

Matanya terbelalak, dan bola matanya gemetar mendapati bagaimana mantan suaminya, Hito, sudah bersama wanita lain yang kelihatannya mereka sangat mesra sekali pada saat itu.

Hito dengan terang-terangan merangkul Wanita tersebut di depan matanya, dan memberikan kecupan manis pada dahi dari wanita tersebut.

Hati Lizy terbakar melihatnya. Ia bisa merakan bagaimana panas perasaan yang tengah ia rasakan tersebut. Pengkhianatan yang selama ini tidak ia ketahui, bahkan tak sadar sama sekali.

“Aku penasaran. Bagaimana kamu bisa mendapatkan seorang pria dalam waktu semalah setelah aku usir,” ucap dari Hito, sambil melihat ke arah mobil yang dimana Lizy sedang memasukkan barang.

Lizy tak bergeming sedikit pun. Ia merasa mau menangis. Bahkan sambil menelan ludah, ia menahan diri untuk tak menunjukkan bagaimana lemahnya dirinya di depan dari Hito.

Hito mendekat, kemudian mendorong dahi Lizy sambil memukul pelan kepala Lizy sambil tersenyum miring, dan memberikan tawa yang sangat licik sekali.

“Sudah kuduga bahwa kamu adalah wanita yang tidak mau tidak didampingi pria lain. Berapa kamu jual dirimu demi bisa bersama orang itu, ha?”

“Hahaha, sayang. Untuk apa kamu bertanya? Wanita ini pasti menjual dirinya tak lebih mahal dari seharga sebuah tas bermerk sekali pun,” Wanita tersebut menimpali sambil memeluk lengan Hito.

Tangan Lizy terkepal kuat. Ia hanya bisa menunduk sembari menggigit bibir. Ia makin gemetar hebat mendengar komentas tak pantas dari mereka.

Dengan kasar Hito menarik dagu Lizy sampai dirinya melihat ke arahnya. Senyumnya makin licik dan membuat merinding sekali.

“Lizy. Nikmati hidupmu yang tidak berarti di jalanan. Mungkin kamu akan dipungut seseorang untuk menjadi seorang pelacur? Hahaha,” tawa Hito dengan keras setelah menepiskan tangannya sampai Lizy menoleh ke samping.

Di depan mata kepalanya sendiri, Lizy baru pertama kali melihat bagaiman sikap mantan suaminya yang berbicara tanpa memikirkan perasaan orang lain. Ia juga baru menyadari, seberapa jahatnya Hito selama ini.

Wanita di samping Hito mendekat ke arah Lizy. Dia tersenyum manis, namun maksud dibalik senyuman itu sangat buruk sekali.

“Aku Mia. Terima kasih ya, sudah menemani Hito dulu. Tapi, sayang sekali kamu mandul. Jadi Hito tidak mau mempertahankanmu,” ucap dari Wanita tersebut.

“Tidak! Siapa yang bilang aku mandul?!” Lizy tidak terima sama sekali.

Makin tersenyum puas Mia mendengar Lizy yang membalas. Tujuannya memang untuk memanasi Lizy agar dia makin terbakar cemburu dengan mudahnya.

“Sudahlah, akui saja. Kamu itu bukan wanita sempurna, Lizy. Wanita sempurna itu harus bisa menjadi seorang ibu.”

“Jaga ucapanmu! Apa hakmu untuk menilai bagaimana wanita yang sempurna?! Seperti kamu yang menjadi pelakor?”

PLAKHHH. Api tersebut berbalik arah menyerah Mia, yang akhirnya tersulut dengan mudahnya.

“Jangan asal bicara! Aku tidak menjadi pelakor!”

Tamparan itu tak terasa sama sekali. Lizy menatap tajam ke arahnya. “Lalu? Apa kamu menjadi sampah dengan menggoda suami orang lain?”

PLAKHHHH. Kali ini pukulannya lebih keras, dengan Hito yang maju menjaga istrinya tersebut. Lizy sampai tersungkur mendapatkan tamparan yang sangat kuat tersebut.

“Jangan asal bicara kepada istriku! Dia jauh lebih baik daripada kamu!” teriak Hito.

Lizy tak bisa menahan air matanya lagi. Ia menangis dengan pandangan melihat ke bawah. Hatinya sakit sekali. Ia tak bisa menahan rasa sakit yang sudah terus menusuknya dari tadi itu.

“Kamu wanita rendahan yang selama ini menghalangiku! Dan beraninya kamu bicara begitu pada seseorang yang akhirnya kupilih?!”

Lizy mendongakkan kepala dengan wajah yang penuh air mata. “Tapi aku yang menemanimu selama ini! Tidak ingatkah kamu bagaimana aku selalu bersamamu bahkan saat kamu hendak bangkrut!” Lizy mencari pembelaan.

“Jangan bahas masa lalu! Kamu itu hanya masa laluku!” tegas Hito.

Makin sakit hati Lizy mendengar bagaimna Hito berkata dengan mudahnya. Bertahun-tahun hubungan mereka, dari mulai PDKT sampai akhirnya menikah, bagi Hito itu hanya masa lalu yang tak pantas dikenang sama sekali.

“Kamu tidak akan pernah bisa menyamaiku, Lizy. Kamu hanya sampah yang bahkan tidak pantas di daur ulang,” ucap Hito.

Air mata Lizy makin berlinang, tanpa suara sedikit pun Lizy tak mau menunjukkan kesedihannya. Ia menghapus air matanya dengan segera. Ia sudah malu sekarang ini.

“Kamu itu tak bisa mengalahkanku. Kamu bahkan tak lebih berharga daripada pelacur sekali pun,” ucap Mia, sambil meledek.

“Lizy!”

Suara tersebut membuat suasana seketika berubah. Lizy melihat dari tempatnya tersugkur, tak jauh dari belakang Hito, pria yang ia ajak kemari tersebut datang dengan terburu-buru sambil memasang wajah khawatir.

Hito serta Mia melihat ke sumber suara, dan terkejut dengan siapa yang datang. Mereka seperti melihat seorang yang ditakuti sekali.

“P- Pak Adrian?! Selamat Pagi-“

“Lizy! Kamu tidak apa?!” Adrian melewati begitu saja, dan langsung membantu Lizy berdiri dari jatuhnya.

Dengan sedikit sesengukan dan berkali-kali menghapus air mata, dirinya menganggukkan kepala meski itu kelihatan jelas bahwa kebohongannya terlalu jelas sekali pun.

“Pa- Pak Adrian, saya dari Perusahaan Dee-“

“Ayo kita masuk, sudah semua, kan?” Adrian lebih memilih bertanya kepada Lizy daripada menghiraukan Hito.

Dirinya langsung dituntun masuk ke dalam mobil, bahkan Adrian membukakan pintu untuk dirinya. Lizy merasa makin hancur saat melihat Hito barusan. Ia tak bisa menyembunyikan kesedihannya tersebut.

Selama menyetir, Adrian bahkan tidak banyak bicara seperti sebelumnya. Ia hanya bisa melirik ke arah Lizy sesaat, yang tiap waktu masih sempat meneteskan air mata dalam diamnya tersebut.

Lizy hanya bisa memandang keluar mobil, dengan tatapan kosong dan hati yang terus terasa sakit. Ia berkali-kali menghela napas, berusaha untuk bisa lebih mengendalikan dirinya tersebut.

“Sepertinya aku tahu wanita yang diajak oleh Hito itu,” ujar dari Adrian.

Lizy menoleh pelan, “Benarkah? Kamu pernah bertemu dengannya?” Suara Lizy agak serak kedengarannya.

“Iya,” Adrian menganggukkan kepalanya, “kalau tidak salah dia itu putri salah satu kolegaku. Sepertinya mereka bertemu di pertemuan para pemegang saham,” jelas Adrian.

“Kamu tahu…, tapi kenapa kamu tak bisa memberitahuku lebih awal? Apalagi kamu bilang mengenalku,” Lizy mencoba mencaritahu.

“Aku hanya mengenalnya, Lizy. Aku tidak tahu kalau mereka pada akhirnya berhubungan sampai seperti ini,” Adrian memberikan pembelaan pada dirinya tersebut.

Lizy bisa mengerti. Ia kembali terdiam dan memandangi jalanan. Rasanya masih seperti mimpi bagaimana semuanya berjalan begitu cepat, sampai dirinya sendiri tidak bisa tahu sudah sampai dimana perjalanan kehidupannya tersebut.

Sampai di lingkungan rumah Adrian, Lizy menurunkan semua barangnya dengan dibantu oleh Adrian. Dia sudah mendapatkan dimana kamarnya, yang masih berada di satu bangunan dengan para pembantu dari rumah tersebut.

Berkali-kali Lizy mencoba menghela napas, ia mengeluarkan satu persatu barangnya, dengan isi pikiran yang selalu teringat dengan Hito. Banyak barang pemberian darinya, rasanya mustahil melupakannya begitu saja.

Di dalam kamar, Lizy sedang melipat pakaian dan juga sedang merapikan beberapa barangnya lagi untuk bisa dilihat lebih rapi kembali.

“Wah.., dia wanita yang lancang dekat dengan Tuan Adrian? Benar-benar wanita licik.”

Lizy mendengarnya dengan jelas. Ketika ia melihat ke arah pintu, ia melihat dua orang perempuan sedang berdiri di sana bersandar pada pintu sambil menyilangkan tangannya.

‘Masalah apalagi sekarang ini?’ batin dari Lizy.

“Aku tidak mengerti dengan apa yang kalian katakan. Kalau kalian sedang ingin mengganggu, jangan sekarang, aku lelah sekali,” Lizy membalas sambil membuang muka, dengan tetap beres-beres.

Dua perempuan itu tidak terima sama sekali dengan cara Lizy bicara barusan. Salah satu dari mereka mendekat, dan dengan kasar menendang pakaian yang sudah Lizy lipat barusan. Terkejut Lizy melihatnya. Ia mendongakkan kepala dan melihat perempuan barusan.

“Hei!”

“Apa? Kamu sudah terang-terangan menggoda Tuan Adrian! Seharusnya kamu tahu diri kalau kamu tidak selevel dengannya!”

Dengan segera Lizy bangun dan langsung melawan bagaimana perempuan itu berkata, “Aku tahu! Siapa juga yang tidak sadar kalau aku lebih rendah dari Adrian!” kesalnya.

“Apa?! Kamu memanggil langsung namanya?! Itu tidak sopan!”

“Memangnya kenapa kalau dia memanggilku langsung di namaku?” Suara tersebut membuat mereka berdua menoleh.

Adrian memandangi dengan tatapan dingin ke arah mereka berdua. Habis sudah riwayat ini.

                                                               

Related chapters

  • Dibuang Suami Egois, Dikejar CEO Bucin   Berada di Pihakku

    “Tu- Tuan Adrian!” Seru wanita yang ada di depannya itu.Adrian masuk ke dalam dengan langkah yang sangat mengintimidasi sekali. Bahkan wanita yang menunggu di pintu itu sudah menunduk. Lizy bingung dengan keadaan sekarang.“Aku tanya sekali lagi, kenapa kalau dia memanggilku langsung dinamaku?” Adrian mempertegas sekali lagi.“Ma- Maaf Tuan. Ba- bagi saya itu kurang sopan. Apalagi dia orang baru di sini.”“Lalu? Itu bukan urusanmu, Nia. Dia orang yang telah menyelamatkanku saat kecelakaan. Sekali lagi kamu menggangguku, aku akan membuatmu dalam masalah,” ucap Adrian.“Ma- Maaf Tuan,” Perempuan itu sudah tidak dapat bergerak lagi setelah itu.“Apa lagi? Keluar!” Dua perempuan yang tadinya seperti ingin mencari masalah dengan Lizy, langsung keluar dengan segera. Mereka seperti baru saja mendapatkan peringatan besar sekali. Sementara Lizy tidak tahu harus bertindak bagaimana lagi.“Maaf…, Adrian.., sepertinya aku memang tidak sopan langsung memanggil namamu. Apalag

  • Dibuang Suami Egois, Dikejar CEO Bucin   Pertengkaran Wanita

    Mia begitu marah mendengar bagaimana cara bicara dari Lizy yang memang terkesan sangat menyebalkan sekali. Tetapi dia kelihatan menahan diri agar tidak meledak dan membuat kekacauan yang tidak terkendali lagi.“Kamu itu sudah bekas, Lizy…, seharusnya kamu tidak mencari pria yang bagus untuk dirimu,” Mia berkata sambil menekankan setiap kata yang keluar dari mulutnya tersebut.Sedikit pun Lizy tidak merasa tersinggung dengan apa yang barusan dikatakan oleh Mia. Wanita ini hanya sedang berusaha memancing emosi agar dirinya bisa melampiaskan saja.“Jadi, menurutmu karena aku sudah pernah menikah, aku tidak boleh mencari pria yang lebih baik dari segala sisi?” Lizy bertanya dengan nada yang menjengkelkan.“Ya. Kamu seharusnya mencari yang selevel denganmu. Bukan malah yang ada di atasmu!” tegas Mia.Lizy diam sejenak. Ia kemudian memperbaiki posisi duduk, dengan bersandar pada kursi, dan menyilangkan kakinya dengan menunjukkan seberapa dirinya tidak mendengarkan ucapannya barusan.“Lalu k

  • Dibuang Suami Egois, Dikejar CEO Bucin   Keanehan Adik Adrian

    Sampai di rumah, Lizy memberikan belanjaan yang sudah ia beli tersebut. Sementara para asisten rumah tangga yang lain kelihatan memasang wajah runyam dan masam sekali saat melihat Lizy yang baru saja datang bersama dengan Adrian.“Kalian darimana saja? Kenapa pulangnya belakangan?” Bu Hana bertanya kepada dirinya dan Adrian dengan raut wajah khawatir.“Maaf sebelumnya Bu, kami hanya-““Mia datang lagi. Sepertinya dia sekarang akan menargetkat Lizy,” Adrian segera menyela obrolan.Langsung menoleh dengan tatapan tajam Lizy ke arah dari Adrian yang memberikan jawaban sangat santai dan tanpa beban sama sekali. Dia sebenarnya tidak ingin mebeberkan perihal itu, makanya dirinya berusaha menyembunyikan.Namun, respon dari Bu Hana kelihatan kaget dan malah seperti orang yang was-wasnya makin menjadi setelah mendengar jawaban itu. Dia segera menghampiri Lizy dengan raut yang sedih.“Apa yang dia lakukan padamu? Apa dia melakukan hal buruk? Dia tidak memukulmu, kan?” tanya Bu Hana.“T- Tidak.

  • Dibuang Suami Egois, Dikejar CEO Bucin   Aku Akan Menjaga Lizy

    Adrian sama sekali tidak bisa berkata-kata setelah membaca apa yang ada di tangannya tersebut. Rasanya mustahil sekali. Lizy adalah orang yang selama ini dicari banyak orang karena ini?!“Mama yakin?” Adrian masih sedikit ragu.“Mama masih mencaritahu. Sengaja mama memasukkannya ke perusahaanmu, untuk melihat seberapa besar dia akan membantumu. Mama rasa, ini alasan mantan suaminya tidak memberikannya bekerja. Karena dia tahu Lizy orangnya berpotensi,” Mama memberitahu.“Tapi ma, ini berlebihan. Aku memang bisa saja langsung menerimanya, aku tidak masalah. Tapi pikirkan bagaimana pandangan orang-orang akan memandangnya? Dia akan dicap aneh-aneh!” Adrian masih mencoba memberikan penolakan.Mama memperhatikan Adrian, kemudian tersenyum miring melihat anak lelakinya yang tampak sangat khawatir sekali. Tetapi, ia lebih memandangi dengan tatapan yang merasa sangat curiga sekali.“Ada apa ini, Adrian? Tidak biasanya kamu seperti ini…, apa kamu ada rasa dengannya?”Adrian tertegun mendengarn

  • Dibuang Suami Egois, Dikejar CEO Bucin   Lebih Baik Darinya

    Dengan perasaan yang membara dan juga menggebu, jelas Mia marah sekali. Rasanya masih tidak terima melihat Adrian yang lebih memilih wanita tersebut.“Kenapa kamu sangat membelanya?! Apa aku kurang berharga bagimu?! Aku lebih menarik dan bahkan aku lebih cantik darinya!” tegas dari Mia.Suaranya yang menggelegar tersebut jelas membuat para karyawan yang mendengarnya jadi melihat ke arah mereka. Menjadikan diri mereka sebagai tontonan yang menarik dan bahkan sangat menyenangkan untuk digosipkan.“Memang siapa yang mengatakan dirimu cantik?” Adrian dengan ketusnya bertanya kepada Mia.Seketika Mia tergagap hendak menjawabnya. Ia kembali dibuat tersinggung dengan ucapan dari Adrian yang terbilang cukup membuatnya merasa kesal.“A- Apa?! Apa bagimu aku tidak seperti itu?!”Adrian dengan enteng menjawab, “Kamu bahkan tak kuanggap wanita setelah tahu sifatmu,” balasnya.Ternganga tak percaya Mia mendengarnya. Ia mengalihkan pandangannya ke arah Lizy yang sedaritadi diam tidak mengatakan apa

  • Dibuang Suami Egois, Dikejar CEO Bucin   Pencari Masalah

    Mia terus memperhatikan gerak-gerik dari Hito selama di rumah. Ia menunggu, kapan suaminya akan melakukan apa yang ia katakan kepadanya tersebut.Rasanya tidak sabar pastinya ingin melihat Lizy terpuruk dan mengalami apa yang ia harapkan. Wanita itu harus tahu rasa dulu supaya dia sadar bahwa dia bukan apa-apa.Tetapi, hari ini Mia tak pernah merasa lelah sama sekali untuk mendekati Adrian lagi. Ia ingin sekali mendekati pria itu, dan menjadikannya miliknya.‘Apa yang harus aku lakukan untuk memikatnya?’ batinnya lagi.Mia keluar dan kali ini berada di sebuah café yang cukup fancy untuk dirinya tersebut. Sambil duduk melamun dan memikirkan kembali apa yang harus ia lakukan, Mia memandangi minuman yang ia beli tersebut.Saat memandangi keluar, ia melihat sosok gadis yang jelas ia kenal sekali. Sambil menyeringai licik, Mia memperhatikan kemana perginya gadis itu. Sudah lama sekali dirinya tidak melihat si gadis itu lagi.Adik Adrian, Alya, jelas Mia mendengarnya. Karena ia pernah menco

  • Dibuang Suami Egois, Dikejar CEO Bucin   Baik-Baik Saja?

    Tak puas sampai di sana, Mia memeluk kaki Lizy dan menggigitnya di bagian betis hingga terasa dengan sangat keras sekali.Lizy tak berusaha menendangnya, ia tahu akan terjadi hal lebih buruk kalau ia sampai menendang wajah dari wanita itu. Jadi Lizy lebih memilih menarik secara terpisah rambut Mia sampai ia merasa sakit sendiri.“AGHHH!” teriaknya.“Lepaskan!” Lizy membalas.Mia melepaskan tangannya dari kaki Lizy, dan kini hanya bisa memegangi kepala setelah Lizy melepaskannya. Melihat bahwa Mia tak lagi bisa berkutik, akhirnya Lizy menarik Alya pergi menjauh dari sana.Dengan langkah yang segera, Lizy menghentikan taksi dan juga langsung mengajak Alya masuk ke dalam sana. Alya masih merasa syok setelah melihat pertengkaran di depan matanya.Cepat Lizy melihat ke arah Alya, dan memegang tangannya dengan erat, “Kamu tidak apa?” tanya Lizy, masih tenang.Alya yang daritadi hendak bicara namun tertahan itu hanya bisa tergagap selama beberapa saat, tetapi ia masih gemetar saat dipegang o

  • Dibuang Suami Egois, Dikejar CEO Bucin   Menerima Tawaran

    Mereka tampak terdiam sebentar mendengar pertanyaan dari Lizy. Jelas pastinya aneh. Selama ini Lizy tidak bekerja, jadi pengalamannya pun tidak banyak. Kalau langsung masuk, jelas orang-orang akan curiga.“Apa kamu keberatan mendengar orang-orang membicarakanmu?” tanya Bu Hana.Kali ini malah Lizy yang dibuat terdiam oleh pertanyaan itu. Ditatap orang-orang saja Lizy merasa tidak nyaman dan ingin segera pergi. Kalau digosipkan nantinya, rasanya Lizy tidak mungkin bisa membuat dirinya berpikir bahwa ia tidak mendengarnya sama sekali.“Bagaimana, Lizy?” tanya Bu Hana kembali.“Mmm, sebenarnya aku keberatan mendengarnya. Tapi, kalau semisal kalian berjanji bisa melindungiku, aku mungkin bisa menahannya,” sahut dari Lizy.Bu Hana tersenyum lebar mendengar jawaban Lizy. Dia menangkap jawaban itu sebagai jawaban bahwa dia bersedia menerima tawarannya dan siap menerima risikonya.“Baiklah. Setelah ini kamu mungkin akan banyak bertemu dengan mantan suamimu, kamu keberatan?” Bu Hana menanyakan

Latest chapter

  • Dibuang Suami Egois, Dikejar CEO Bucin   Maafkan Aku

    Lizy sempat melihat ke belakang, dan ia bisa membaca jelas dari raut wajahnya, bahwa Hito sangat dendam sekali dengan apa yang barusan terjadi padanya itu.Mereka masuk ke dalam mobil Adrian. Perasaan Lizy sebenarnya campur aduk saat melihat bagaimana wajah Adrian yang terluka itu. Di antara tidak enak hati, dan merasa bersalah atas apa yang sudah terjadi pada Adrian.Tak ada satupun dari mereka yang berani bicara pada saat itu. Semua hanya hening dan senyap terus menerus. Suasana seperti mencengkam, dan membuat Lizy jadi makin tidak nyaman.Mereka sampai pada sebuah gedung yang tinggi sekali. Ia mendongakkan kepala, dan melihat ke sana dengan perasaan yang bingung.“Kenapa ke sini?” tanya Lizy, bingung.“Aku yang memesanya, Kak. Kalau langsung pulang, Mama dan Papa pasti akan panik melihat Kak Adrian yang seperti ini,” Alya memberikan penjelasan dengan cepat.“Oh, benar,” Suara Lizy rendah.Mereka

  • Dibuang Suami Egois, Dikejar CEO Bucin   Pria Tak Tahu Diri

    Lizy merasakan emosi yang besar itu seperti merambat ke dalam tubuhnya. Ego Hito yang besar dan ingin menjadi seseorang yang mengendalikan tidak pudar sama sekali kepadanya.Napas Lizy terasa begitu sesak. Ia bahkan tidak bisa berkata-kata selama beberapa saat karena merasakan cekikan yang tidak karuan tersebut. Ia berusaha melawan, namun kalah karena badannya mendadak lemas sekali.BRUGHH. Hito menjatuhkannya, hingga akhirnya Lizy baru bisa bernapas dengan baik. Tatapannya yang nanar menunjukkan bagaimana bencinya itu benar-benar memiliki tekanannya sendiri.Alya segera menghampiri Lizy dan berusaha membantunya. Ia panik dan juga kelihatan panik karena tidak tahu harus melakukan apa pada saat itu.“Ka- Kakak! Kakak tidak apa?!” tanya Alya, panik.“Tidak, Alya. Sebaiknya, kamu pergi dari sini,” pinta Lizy kepadanya.“A- Apa? Tidak! Dia akan melakukan hal lebih buruk padamu!” Alya menolak.Napas Lizy

  • Dibuang Suami Egois, Dikejar CEO Bucin   Ikut Aku!

    Tamparan itu membuat sekujur tubuh Lizy seperti sempat mati rasa dan tidak bisa bergerak sama sekali. Seperti ada sesuatu yang membuat Lizy akhirnya tak bisa melakukan apa pun pada saat itu.Saat melirik ke arah dari Hito, Lizy melihat bagaimana kekesalan Hito yang makin membesar. Kini Lizy sudah tahu bahwa Hito akan melampiaskan segala emosinya kepadanya.“Aku tak pernah mengajarkanmu membangkang padaku. Apa ini karena pria yang memungutmu itu?! Sudah kamu jual berapa badanmu sampai dia mau denganmu?!” Suaranya mengeras.Hito membuat orang-orang yang ada di sana tertarik dengan tontonnya dan merasa penasaran. Meski mereka tidak langsung melerai, Lizy bisa tahu orang-orang itu pada saat itu sedang memperhatikan mereka dengan jelas.“Jaga omonganmu!” Lizy menunjuk wajah Hito dengan kasar, “Meski kamu tak senang denganku, jangan seenaknya menuduh Adrian yang bukan-bukan!” kesalnya.Hito sambil membuang muka dengan

  • Dibuang Suami Egois, Dikejar CEO Bucin   Ku Tak Bisa

    Padahal dari tadi Adrian memasang wajah dengan penuh senyuman. Tetapi senyuman itu sekarang sudah sirna dan dia kelihatan gugup sekali. Lizy bisa tahu dengan jelas karena keringat dinginnya yang menggucur.Raut wajahnya yang panik dan menghindari tatapannya itu jelas membuat Lizy jadi makin menduga-duga mengenai apa yang sebenarnya hendak dikatakan kepadanya.“Kamu…, tak punya perasaan seperti itu padaku, kan?” Lizy mencoba memastikan.Karena dari diri Lizy sendiri terus menerus menyangkal bagaimana selama ini perhatian Adrian kepadanya. Lizy terus memperhatikan bagaimana Adrian yang kini sudah panik kepalang itu mencari jawaban yang ingin dia berikan.Wajahnya memerah menahan rasa malu, dan bahkan kini ia menundukkan kepala. Lizy masih menunggu. Meski ekspresinya datar, sebenarnya Lizy merasa bahwa dadanya berdebar dengan sangat kencang sekali.“Aku harap, kamu tak punya rasa seperti yang-““Ya. Aku mema

  • Dibuang Suami Egois, Dikejar CEO Bucin   Memperhatikannya

    Rasa penasarannya ingin membuktikan apa yang diucapkan oleh Alya jelas membuat Lizy merasa makin menggebu sekali. Ia terus menyangkal apa yang ia dengar bahwasannya tidak mungkin Adrian menyukainya.“Lizy, hari ini aku akan mengantarkanmu belanja, ya?” ucap dari Adrian.“Apa? Bukannya sekarang giliran Nia?” Lizy agak terkejut.Adrian sedikit cemberut sebelum akhirnya dia memberikan jawaban lainnya, “Memang kenapa kalau kamu yang pergi? Aku bisa mengantarkanmu,” pinta dari Adrian.Mereka yang sedang bicara di ruang tengah itu membuat siapa pun yang lewat atau berada di dekata sana mendengar apa yang sedang mereka bicarakan. Dan ini jelas menjadi kesempatan bagi orang-orang yang licik.“Tuan Adrian. Sekarang memang giliran saya, jadi kalau berkenan saya bisa ikut dengan Tuan kalau memang tuan ingin berbelanja,” ucap Nia, dengan wajahnya yang sok polos berbicara.Lizy tak terkejut dengan kedatanga

  • Dibuang Suami Egois, Dikejar CEO Bucin   Memberitahu Sesuatu

    “Yah, tidak salah juga. Mereka pasti pintar cari muka, sampai-sampai yang lain tidak tahu,” ucap Lizy sambil tetap mencuci.“Mereka pintar membalikkan fakta, jadi yang lain kelihatan seperti pembohongnya,” sahut Alya.“Biarkah saja. Nanti juga mereka muak sendiri,” Lizy mengabaikan saja.Ia mencuci dengan lebih bersih, dengan Alya yang tidak pergi dari sana sama sekali. Perasaan Lizy sekarang ini sedang tidak ingin melakukan hal lain atau pun ingin menunjukkan sisi lebih baik. Dia sekarang hanya ingin menyelesaikan tugasnya saja.“Kamu bisa pergi, Alya. Kamu tak perlu terus mengikutiku,” ucap Lizy saat ia pergi ke ruang jemur dengan Alya yang tetap mengikutinya.Alya tidak memberikan jawaban sama sekali. Tetapi kelihatan jelas bagaimana mulutnya berusaha berbicara dengan perasaan yang ragu. Selama Lizy menjemur, ia memperhatikan bagaimana Alya yang berusaha berbicara.“Ada apa? Sepertinya

  • Dibuang Suami Egois, Dikejar CEO Bucin   Serangan Selama di Rumah

    Lizy masih merasa agak khawatir dengan apa yang dikatakan oleh Adrian kepadanya. Kemungkinan lain yang akan datang jelas membuat Lizy merasa khawatir. Dan itu membuatnya makin tidak nyaman menjalanin hari.Lizy lebih banyak berada di rumah, mengerjakan pekerjaan rumah dan sedikit membantu Bu Hana dalam menyelesaikan pekerjaan yang ia punya. Rasanya memang menyenangkan, tetapi juga kadang membosankan.Lizy sedang mengurusi jemuran pakaian yang harus dijemur di ruangan khusus menjemur baju. Ia cukup telaten melakukannya karena ini pekerjaannya sehari-hari.“Huh, lihat dia. Sekarang dia di rumah dan menambah beban kita untuk memasak,” celetuk dari seseorang di belakang,Lizy sempat menoleh dan mendapati adanya Nia beserta satu teman lainnya sedang bersandar di sana. Dua orang itu sepertinya kembali mencoba mencari masalah dengannya.Ia mengabaikan mereka yang sengaja menyindir itu dengan tetap menjemur pakain-pakaian yang sudah siap dijemu

  • Dibuang Suami Egois, Dikejar CEO Bucin   Solusi

    Lizy yang mendengarnya merasa sangat terharu. Padahal di jalan tadi dia sudah berpikiran buruk akan dimaki atau mungkin akan diusir segera karena secara tak langsung telah membuat masalah.“Aku memanggilmu ke sini bukan untuk membuat masalah juga. Kita cari solusinya,” ajak Bu Hana.Lizy menganggukkan kepala. Mereka duduk bersama di ruang tengah dan mulai membicarakan bagaimana seharusnya mereka sekarang ini bertindak. Karena rasanya sudah tidak mungkin untuk menghindar lagi.“Aku sudah mengklarifikasi seperti yang mama katakan, untuk mengamankan posisi,” celetuk Adrian.“Memang seharusnya begitu. Karena sepertinya Mia sudah tidak main-main seperti sebelumnya. Bahkan dia mungkin akan membuat masalah lebih besar yang akan merusak citra perusahaan dan keluarga,” Bu Hana mulai memaparkan.“Aku.., aku harus bagaimana? Apa aku harus pergi agar semuanya selesai?” Lizy bertanya.“Tidak, Lizy. Kamu tetap di sini. Justru sekarang kamu har

  • Dibuang Suami Egois, Dikejar CEO Bucin   Tersebar Rumor

    Melihat kedatangan dari Adrian jelas membuat orang-orang yang sedang mengerubunginya tersebut langsung berbalik arah ke arah dari Adrian. Lizy hanya bisa terdiam karena ini benar-benar tidak pernah ia sangka.“Benar. Kedekatan kami memang benar adanya. Namun untuk menjalin hubungan, kami belum mengarah ke sana. Kami masih mengenal satu sama lain, dan mungkin akan lebih lama memakan waktu,” jelas Adrian.Dengan penuh wibawa Adrian memberikan sebanyak mungkin jawaban yang ia bisa pada saat itu. Bahkan Adrian terus merangkul Lizy di sampingnya. Seolah dia memberikan kode agar Lizy tidak memberikan jawaban apa pun dulu, sebelum situasi bisa lebih tenang dan mereda pastinya.“Baiklah, sudah semua pertanyaan terjawab, jadi pastikan tidak ada lagi yang mengganggunya,” ucap Adrian.Setelahnya Adrian langsung menarik Lizy dari sana, meninggalkan tempat dan bahkan sekarang masuk ke dalam mobil Adrian yang terparkir di dekat sana. Rasanya benar-benar menegangkan sekali.Adrian yang baru saja dud

DMCA.com Protection Status