Share

Keanehan Adik Adrian

Author: Dek ita
last update Last Updated: 2024-11-08 15:50:01

Sampai di rumah, Lizy memberikan belanjaan yang sudah ia beli tersebut. Sementara para asisten rumah tangga yang lain kelihatan memasang wajah runyam dan masam sekali saat melihat Lizy yang baru saja datang bersama dengan Adrian.

“Kalian darimana saja? Kenapa pulangnya belakangan?” Bu Hana bertanya kepada dirinya dan Adrian dengan raut wajah khawatir.

“Maaf sebelumnya Bu, kami hanya-“

“Mia datang lagi. Sepertinya dia sekarang akan menargetkat Lizy,” Adrian segera menyela obrolan.

Langsung menoleh dengan tatapan tajam Lizy ke arah dari Adrian yang memberikan jawaban sangat santai dan tanpa beban sama sekali. Dia sebenarnya tidak ingin mebeberkan perihal itu, makanya dirinya berusaha menyembunyikan.

Namun, respon dari Bu Hana kelihatan kaget dan malah seperti orang yang was-wasnya makin menjadi setelah mendengar jawaban itu. Dia segera menghampiri Lizy dengan raut yang sedih.

“Apa yang dia lakukan padamu? Apa dia melakukan hal buruk? Dia tidak memukulmu, kan?” tanya Bu Hana.

“T- Tidak. Dia hanya mengajakku bicara sebentar,” Lizy memberikan sanggahan padanya.

“Tidak, tidak mungkin. Dia pasti sudah melukaimu, kan? Terakhir wanita itu bertemu Alya, dia malah menyerang dan membuat Alya masuk rumah sakit,” Bu Hana memberitahukan informasi secara tiba-tiba.

Kali ini Lizy yang dibuat terkejut dengan pernyataan dari Bu Hana yang terkesan tiba-tiba tersebut. Tapi, dalam hati Lizy ia merasa tersentak, kenapa Mia menyerang Alya? Memang ada masalah apa.

Lizy hendak bertanya lebih lanjut mengenai apa alasan dari Mia yang menyerang Alya. Namun bibirnya terasa kaku saat hendak berucap, jadi ia mengurungkan niatnya dan tidak jadi bertanya. Rasanya tak sopan ia menanyakan yang bukan ranahnya.

“Ternyata dia istri dari mantan suami Lizy, Ma. Sepertinya sekarang dia sudah berbuat hal makin gila,” Adrian mengeluh dengan perasaan berat hati.

Bu Hana memandangi putranya dan memegangi dadanya karena merasa jantungnya tidak tenang selama beberapa saat. “Dia benar-benar,” Bu Hana tidak habis pikir.

“Memangnya, ada apa dengan-“

“HENTIKAN!” teriak suara gadis yang tengah mereka bicarakan dari pintu masuk.

Seketika semua perhatian tertuju kepada gadis yang baru datang tersebut. Wajahnya marah dan kesal, langkahnya yang bersuara mendatangi mereka yang sedang berkerumun di sana.

“Sudah kubilang jangan bahas soal wanita itu lagi!” teriaknya kepada orang tuanya, serta Adrian yang ada di sana.

Tatapannya berubah pandang kemudian melihat ke arah dari Lizy dengan tatapan yang sangat tajam sekali. Dia kelihatan begitu kesal dan ingin meledakkan amarah kepada Lizy.

“Kamu tak usah ikut campur! Kamu itu hanya orang lain di sini!” tegas Alya kepadanya.

Ia kemudian melengos pergi emosi yang masih ada pada dirinya. Bu Hana yang kelihatan panik segera mengejar Alya dan mencoba memanggil namanya, meski tidak dihiraukan sama sekali.

Lizy kebingungan. Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa Alya begitu sensitif sekali? Terlebih lagi kepada Lizy, dia seperti orang kerasukan setiap kali melihat Lizy yang ikut dalam pembicaraan keluarganya.

“Jangan dihiraukan, dia sering sensitif seperti ini,” ujar Adrian yang meminta kepada Lizy.

Meski sudah dibilangi begitu, bukan berarti Lizy bisa langsung menurut. Jelas ada yang mengganjal jadinya di dalam hatinya, dan ia tidak bisa membiarkan begitu saja apa yang terjadi kepada Alya.

Setelah beberapa jam sejak tadi, Lizy yang sudah menyelesaikan jadwal mingguan dari Bu Hana yang diminta itu mencoba mencari-cari dimana keberadaan Alya. Dia ingin bicara dengannya meski sebentar.

Lizy berkeliling mencari keberadaannya, namun sulit sekali menemukan Alya. Tidak mungkin sekali gadis itu akan tetap berada di dalam kamarnya berdiam diri. Dia pasti akan mencari tempat yang sepi untuk dirinya sendiri.

“Kamu sedang cari apa?”

“WAKH!” Lizy terkejut mendengar suara yang mendadak berbunyi di samping telinganya tersebut.

Ia menoleh dan melihat ada Adrian yang memperhatikannya sedaritadi. Lizy langsung mengatur napas setelahnya. Jantungnya terasa mau copot gara-gara orang ini.

“Kamu cari apa? Sepertinya penting sekali,” singgung dari Adrian, kembali.

“Haha. Tidak…, aku…, hanya mencoba mencari Alya,” Lizy tidak menyembunyikan lagi niatnya, tetapi ia malu-malu hendak mengatakan hal barusan kepadanya.

“Oh, Alya. Dia biasanya kalo jam segini di ruang lukisnya. Mau aku antar?” tawar dari Adrian.

“Ruang lukis?”

Adrian mengangguk. “Dia cukup sering di sana,” tambahnya.

Lizy mengiyakan ajakan tersebut. Semuanya jadi makin banyak tanda tanya setelah mendengar ucapan dari Adrian tersebut. Melihat bagaimana sifat dari Alya dan bagaimana tempramentalnya, membuat Lizy jelas tak gampang bisa dekat dengannya.

“Sebenarnya dia sudah menutup diri sejak kejadian diserang Mia. Entah apa yang sebenarnya dimbunyikannya sampai ia jadi seperti ini,” Adrian berbicara ketika mereka sedang berjalan menuju ruang yang dimaksud.

“Apa tidak ada yang pernah menanyainya?”

“Dia selalu bilang baik-baik saja. Sebelumnya dia tidak begini, tapi, entah kenapa semenjak ada kamu, dia seperti orang hilang akan dan meledak setiap bertemu denganmu,” sahutnya.

“Benarkah? Kenapa aku tidak menyadarinya?” Lizy bertanya-tanya.

“Sebenarnya mama yang pertama sadar dan memberitahuku. Dan itu juga alasan kenapa dia menawarimu pekerjaan,” ucap Adrian.

Makin tidak paham Lizy mendengarnya. Itu alasannya? Bukannya itu hanya akan mengundang peperangan dan juga membuat Alya selalu naik pitam setiap melihat Lizy jadinya?

Langkah Adrian berhenti di salah satu pintu, warna pintunya yang hitam dan adanya bercak cat putih di sana membuat auranya jadi sangat menyeramkan sekali.

Adrian kemudian mengetuk perlahan pintu tersebut, dan pintu dibuka dengan ruang yang sangat sedikit sekali. Muncul Alya dengan penampilan yang kacau dan tatapannya yang sangat dingin sekali.

“Kenapa kamu mengajak wanita itu kemari, Kakak?” tanya Alya dengan nada dingin.

“Dia bilang ingin bertemu denganmu. Kamu mau?” Adrian pun tampak sangat hati-hati.

“Tidak. Aku tak mau bicara dengan wanita biadap sepertinya!”

BRAKHHHH. Suara pintu langsung dibanting setelah menjawab demikian. Lizy sampai menutup mata mendengar bagaimana pintu itu dibanting.

‘Sudah kuduga, ada yang salah dengannya,’ batin Lizy yang sudah sadar.

“Maaf ya, Alya-“

“Tidak apa. Mungkin lain kali saat suasana hatinya sedang baik, aku akan mencoba bicara dengannya,” Lizy menyela dan memasang senyuman baik-baik saja.

Mereka kembali ke ruang tamu dari rumah itu, dan melihat bahwa suasananya berbeda sekali dengan saat mereka ada di depan pintu ruang lukis Alya.

“Ah, Lizy, ke sini sebentar,” Bu Hana memanggilnya.

“Ya?” Lizy segera mendekat dengan langkah yang lebih cepat menghampirinya.

“Sebenarnya melihat kinerjamu barusan membuat aku cukup terkesan. Meski baru sebentar, apa kamu mau merangkap sebagai asisten pribadi Adrian? Kamu bisa sambil jalan-jalan dengannya,” tawar dari Bu Hana.

“Ha? Maksudku…, Anda baru sekali melihat bagaimana kinerja yang aku buat. Tapi kalau tawaran di perusahaan Adrian, aku rasa-“

“Tidak, Lizy. Kamu itu punya peluang besar! Selama ini kamu pasti diam-diam sering memperhatikan pekerjaan mantan suamimu. Jadi kamu bisa handal sekali,” Bu Hana menolak mendengar lebih banyak.

Lizy sebenarnya merasa tidak enak mendengarnya. Rasanya tidak etis sekali saat mendengar bahwa Bu Hana langsung menawarinya pekerjaan tambahan lainnya. Seperti ada yang dilihat dari dalam dirinya.

“Aku percaya padamu. Kalau ada kesulitan, datang padaku, dan tanyakan?” Bu Hana menepuk pelan bahunya, kemudian meninggalkan mereka.

Lizy belum sempat memberikan alasan penolakannya, sudah ditinggalkan begitu saja. Rasanya jadi makin aneh. Keluarga yang bahkan sebelumnya tidak pernah mengenalnya ini mendadak menerimanya dengan mudah tanpa mencurigai apa pun.

Terlebih, Bu Hana sendiri. Dia seperti membuat Lizy terlibat di semua urusan keluarganya, bahkan dalam pekerjaan. Pasti ada yang aneh, Lizy meyakini hal tersebut.

***

“Ma. Sebenarnya apa yang Mama mau darinya? Setidaknya biarkan dia bekerja dengan mama dua atau tiga bulan. Kalau langsung denganku, dia pasti akan kesulitan,” ucap Adrian, ketika ia sedang berdua dengan sang ibu.

“Mama melihat ada potensi besar dalam dirinya. Lihat ini,” Mamanya memberikan selebaran kertas.

Adrian menerimanya, dan membaca sejenak. Bola matanya membesar dan membulat saat melihat apa yang ada di sana.

“I- Ini-“

Related chapters

  • Dibuang Suami Egois, Dikejar CEO Bucin   Aku Akan Menjaga Lizy

    Adrian sama sekali tidak bisa berkata-kata setelah membaca apa yang ada di tangannya tersebut. Rasanya mustahil sekali. Lizy adalah orang yang selama ini dicari banyak orang karena ini?!“Mama yakin?” Adrian masih sedikit ragu.“Mama masih mencaritahu. Sengaja mama memasukkannya ke perusahaanmu, untuk melihat seberapa besar dia akan membantumu. Mama rasa, ini alasan mantan suaminya tidak memberikannya bekerja. Karena dia tahu Lizy orangnya berpotensi,” Mama memberitahu.“Tapi ma, ini berlebihan. Aku memang bisa saja langsung menerimanya, aku tidak masalah. Tapi pikirkan bagaimana pandangan orang-orang akan memandangnya? Dia akan dicap aneh-aneh!” Adrian masih mencoba memberikan penolakan.Mama memperhatikan Adrian, kemudian tersenyum miring melihat anak lelakinya yang tampak sangat khawatir sekali. Tetapi, ia lebih memandangi dengan tatapan yang merasa sangat curiga sekali.“Ada apa ini, Adrian? Tidak biasanya kamu seperti ini…, apa kamu ada rasa dengannya?”Adrian tertegun mendengarn

  • Dibuang Suami Egois, Dikejar CEO Bucin   Lebih Baik Darinya

    Dengan perasaan yang membara dan juga menggebu, jelas Mia marah sekali. Rasanya masih tidak terima melihat Adrian yang lebih memilih wanita tersebut.“Kenapa kamu sangat membelanya?! Apa aku kurang berharga bagimu?! Aku lebih menarik dan bahkan aku lebih cantik darinya!” tegas dari Mia.Suaranya yang menggelegar tersebut jelas membuat para karyawan yang mendengarnya jadi melihat ke arah mereka. Menjadikan diri mereka sebagai tontonan yang menarik dan bahkan sangat menyenangkan untuk digosipkan.“Memang siapa yang mengatakan dirimu cantik?” Adrian dengan ketusnya bertanya kepada Mia.Seketika Mia tergagap hendak menjawabnya. Ia kembali dibuat tersinggung dengan ucapan dari Adrian yang terbilang cukup membuatnya merasa kesal.“A- Apa?! Apa bagimu aku tidak seperti itu?!”Adrian dengan enteng menjawab, “Kamu bahkan tak kuanggap wanita setelah tahu sifatmu,” balasnya.Ternganga tak percaya Mia mendengarnya. Ia mengalihkan pandangannya ke arah Lizy yang sedaritadi diam tidak mengatakan apa

  • Dibuang Suami Egois, Dikejar CEO Bucin   Pencari Masalah

    Mia terus memperhatikan gerak-gerik dari Hito selama di rumah. Ia menunggu, kapan suaminya akan melakukan apa yang ia katakan kepadanya tersebut.Rasanya tidak sabar pastinya ingin melihat Lizy terpuruk dan mengalami apa yang ia harapkan. Wanita itu harus tahu rasa dulu supaya dia sadar bahwa dia bukan apa-apa.Tetapi, hari ini Mia tak pernah merasa lelah sama sekali untuk mendekati Adrian lagi. Ia ingin sekali mendekati pria itu, dan menjadikannya miliknya.‘Apa yang harus aku lakukan untuk memikatnya?’ batinnya lagi.Mia keluar dan kali ini berada di sebuah café yang cukup fancy untuk dirinya tersebut. Sambil duduk melamun dan memikirkan kembali apa yang harus ia lakukan, Mia memandangi minuman yang ia beli tersebut.Saat memandangi keluar, ia melihat sosok gadis yang jelas ia kenal sekali. Sambil menyeringai licik, Mia memperhatikan kemana perginya gadis itu. Sudah lama sekali dirinya tidak melihat si gadis itu lagi.Adik Adrian, Alya, jelas Mia mendengarnya. Karena ia pernah menco

  • Dibuang Suami Egois, Dikejar CEO Bucin   Baik-Baik Saja?

    Tak puas sampai di sana, Mia memeluk kaki Lizy dan menggigitnya di bagian betis hingga terasa dengan sangat keras sekali.Lizy tak berusaha menendangnya, ia tahu akan terjadi hal lebih buruk kalau ia sampai menendang wajah dari wanita itu. Jadi Lizy lebih memilih menarik secara terpisah rambut Mia sampai ia merasa sakit sendiri.“AGHHH!” teriaknya.“Lepaskan!” Lizy membalas.Mia melepaskan tangannya dari kaki Lizy, dan kini hanya bisa memegangi kepala setelah Lizy melepaskannya. Melihat bahwa Mia tak lagi bisa berkutik, akhirnya Lizy menarik Alya pergi menjauh dari sana.Dengan langkah yang segera, Lizy menghentikan taksi dan juga langsung mengajak Alya masuk ke dalam sana. Alya masih merasa syok setelah melihat pertengkaran di depan matanya.Cepat Lizy melihat ke arah Alya, dan memegang tangannya dengan erat, “Kamu tidak apa?” tanya Lizy, masih tenang.Alya yang daritadi hendak bicara namun tertahan itu hanya bisa tergagap selama beberapa saat, tetapi ia masih gemetar saat dipegang o

  • Dibuang Suami Egois, Dikejar CEO Bucin   Menerima Tawaran

    Mereka tampak terdiam sebentar mendengar pertanyaan dari Lizy. Jelas pastinya aneh. Selama ini Lizy tidak bekerja, jadi pengalamannya pun tidak banyak. Kalau langsung masuk, jelas orang-orang akan curiga.“Apa kamu keberatan mendengar orang-orang membicarakanmu?” tanya Bu Hana.Kali ini malah Lizy yang dibuat terdiam oleh pertanyaan itu. Ditatap orang-orang saja Lizy merasa tidak nyaman dan ingin segera pergi. Kalau digosipkan nantinya, rasanya Lizy tidak mungkin bisa membuat dirinya berpikir bahwa ia tidak mendengarnya sama sekali.“Bagaimana, Lizy?” tanya Bu Hana kembali.“Mmm, sebenarnya aku keberatan mendengarnya. Tapi, kalau semisal kalian berjanji bisa melindungiku, aku mungkin bisa menahannya,” sahut dari Lizy.Bu Hana tersenyum lebar mendengar jawaban Lizy. Dia menangkap jawaban itu sebagai jawaban bahwa dia bersedia menerima tawarannya dan siap menerima risikonya.“Baiklah. Setelah ini kamu mungkin akan banyak bertemu dengan mantan suamimu, kamu keberatan?” Bu Hana menanyakan

  • Dibuang Suami Egois, Dikejar CEO Bucin   Hari Pertama

    Hari pertama Lizy ikut dengan Adrian terasa begitu mendebarkan. Lizy sudah lama sekali tidak mendatangi sebuah perusahaan sebagai karyawan. Terakhir ia datang sudah lebih dari setahun lalu. Rasanya masih terasa asing sekali pastinya.Di dalam mobil Adrian, Lizy merasa bahwa dadanya berdebar sangat kencang sekali. Tetapi di sisi lain dia merasa sangat senang sekali, bahwa dia akan datang ke perusahaan dengan perasaan yang pastinya bahagia sekali.“Kamu kelihatan bersemangat,” ucap dari Adrian.“Tentu saja. Sudah lama aku tidak bekerja. Kalau aku bisa segera menghasilkan uang, aku pasti akan bisa balas budi dari kalian,” sahutnya.Adrian yang tengah menyetir itu merasa agak bingung dengan ucapan dari Lizy, jadi dia bertanya lebih banyak kepada Lizy atas ucapannya barusan kepada Lizy.“Balas budi? Kamu tak perlu melakukannya,” ucap Adrian.“Tidak. Aku perlu. Kalian memberikanku tempat tinggal Cuma-Cuma, dan bahkan kalian menyediakan makan untukku. Setelah aku bisa menghasilkan uang lebih

  • Dibuang Suami Egois, Dikejar CEO Bucin   Labrakan Mantan

    Melihat bagaimana Lizy yang malah makin dekat dengan Adrian jelas membuat Mia merasa tidak terima. Seharusnya dirinya lah yang paling dekat dengan Adrian, dan juga menjadi orang yang selalu diutamakan.Tetapi, melihat bagaimana Lizy seperti baik-baik saja membuat emosi dari Mia meledak. Akhirnya dia mengambil gambar dari kejauhan yang menunjukkan bahwa Lizy baik-baik saja, kemudian mengirimkannya kepada orang yang tepat.Sambil tersenyum dan penuh semangat, Mia mengirim foto tersebut kepada Hito sambil memberikan kata-kata yang bisa mengompori Lizy.(Lihat, dia bahkan tidak merasa bersalah sama sekali setelah jahat padaku.) Isi pesannya.Dan Hito juga langsung membalasnya dengan cepat, (Kirimkan alamatnya.”Dengan bahagia dan bersemangat Mia langsung mengirimkan lokasinya. Segera ia memasukkan ponsel dan melihat ke arah dua orang itu lagi. Dia tidak sabar menunggu adanya pertunjukkan yang menyenangkan.Di tengah café sana, Lizy yang sedang makan dengan perlahan sambil menikmati obrola

  • Dibuang Suami Egois, Dikejar CEO Bucin   Rasanya Berbeda

    Lizy merasa kepalanya sangat pusing sekali selama beberapa saat, seperti baru saja mendapat hantaman yang besar. Saat membuka mata, ia melihat bagaimana langit-langut ruangan yang putih bersih. Bau obat yang menyengat membuat sadar bahwa dia berada di rumah sakit.Tanpa berpikir Lizy berusaha duduk dari tempatnya berbaring tersebut. Tampak Adrian yang menungguinya memandanginya dengan wajah yang terkejut.“Lizy!” serunya.“Aku dimana-“Adrian spontan langsung memeluknya dengan sangat erat, hingga membuat kedua mata Lizy terbelalak seketika. Ia terkejut karena Adrian mendadak memeluknya itu.Jantungnya jadi berdebar dengan sangat kencang sekali, dan bahkan kini Lizy merasa bahwa wajahnya seperti terbakar dengan begitu dasyat.Perlahan Lizy mengangkat tangan dengan gemetar, kemudian membalas pelukan tersebut. Ada rasa yang berbeda saat ia membalas pelukan tersebut. Lizy merasa dipedulikan dan bahkan diakui keberadaannya.“Syukurlah kamu tidak apa,” Adrian melepaskan pelukannya dan meman

Latest chapter

  • Dibuang Suami Egois, Dikejar CEO Bucin   Maafkan Aku

    Lizy sempat melihat ke belakang, dan ia bisa membaca jelas dari raut wajahnya, bahwa Hito sangat dendam sekali dengan apa yang barusan terjadi padanya itu.Mereka masuk ke dalam mobil Adrian. Perasaan Lizy sebenarnya campur aduk saat melihat bagaimana wajah Adrian yang terluka itu. Di antara tidak enak hati, dan merasa bersalah atas apa yang sudah terjadi pada Adrian.Tak ada satupun dari mereka yang berani bicara pada saat itu. Semua hanya hening dan senyap terus menerus. Suasana seperti mencengkam, dan membuat Lizy jadi makin tidak nyaman.Mereka sampai pada sebuah gedung yang tinggi sekali. Ia mendongakkan kepala, dan melihat ke sana dengan perasaan yang bingung.“Kenapa ke sini?” tanya Lizy, bingung.“Aku yang memesanya, Kak. Kalau langsung pulang, Mama dan Papa pasti akan panik melihat Kak Adrian yang seperti ini,” Alya memberikan penjelasan dengan cepat.“Oh, benar,” Suara Lizy rendah.Mereka

  • Dibuang Suami Egois, Dikejar CEO Bucin   Pria Tak Tahu Diri

    Lizy merasakan emosi yang besar itu seperti merambat ke dalam tubuhnya. Ego Hito yang besar dan ingin menjadi seseorang yang mengendalikan tidak pudar sama sekali kepadanya.Napas Lizy terasa begitu sesak. Ia bahkan tidak bisa berkata-kata selama beberapa saat karena merasakan cekikan yang tidak karuan tersebut. Ia berusaha melawan, namun kalah karena badannya mendadak lemas sekali.BRUGHH. Hito menjatuhkannya, hingga akhirnya Lizy baru bisa bernapas dengan baik. Tatapannya yang nanar menunjukkan bagaimana bencinya itu benar-benar memiliki tekanannya sendiri.Alya segera menghampiri Lizy dan berusaha membantunya. Ia panik dan juga kelihatan panik karena tidak tahu harus melakukan apa pada saat itu.“Ka- Kakak! Kakak tidak apa?!” tanya Alya, panik.“Tidak, Alya. Sebaiknya, kamu pergi dari sini,” pinta Lizy kepadanya.“A- Apa? Tidak! Dia akan melakukan hal lebih buruk padamu!” Alya menolak.Napas Lizy

  • Dibuang Suami Egois, Dikejar CEO Bucin   Ikut Aku!

    Tamparan itu membuat sekujur tubuh Lizy seperti sempat mati rasa dan tidak bisa bergerak sama sekali. Seperti ada sesuatu yang membuat Lizy akhirnya tak bisa melakukan apa pun pada saat itu.Saat melirik ke arah dari Hito, Lizy melihat bagaimana kekesalan Hito yang makin membesar. Kini Lizy sudah tahu bahwa Hito akan melampiaskan segala emosinya kepadanya.“Aku tak pernah mengajarkanmu membangkang padaku. Apa ini karena pria yang memungutmu itu?! Sudah kamu jual berapa badanmu sampai dia mau denganmu?!” Suaranya mengeras.Hito membuat orang-orang yang ada di sana tertarik dengan tontonnya dan merasa penasaran. Meski mereka tidak langsung melerai, Lizy bisa tahu orang-orang itu pada saat itu sedang memperhatikan mereka dengan jelas.“Jaga omonganmu!” Lizy menunjuk wajah Hito dengan kasar, “Meski kamu tak senang denganku, jangan seenaknya menuduh Adrian yang bukan-bukan!” kesalnya.Hito sambil membuang muka dengan

  • Dibuang Suami Egois, Dikejar CEO Bucin   Ku Tak Bisa

    Padahal dari tadi Adrian memasang wajah dengan penuh senyuman. Tetapi senyuman itu sekarang sudah sirna dan dia kelihatan gugup sekali. Lizy bisa tahu dengan jelas karena keringat dinginnya yang menggucur.Raut wajahnya yang panik dan menghindari tatapannya itu jelas membuat Lizy jadi makin menduga-duga mengenai apa yang sebenarnya hendak dikatakan kepadanya.“Kamu…, tak punya perasaan seperti itu padaku, kan?” Lizy mencoba memastikan.Karena dari diri Lizy sendiri terus menerus menyangkal bagaimana selama ini perhatian Adrian kepadanya. Lizy terus memperhatikan bagaimana Adrian yang kini sudah panik kepalang itu mencari jawaban yang ingin dia berikan.Wajahnya memerah menahan rasa malu, dan bahkan kini ia menundukkan kepala. Lizy masih menunggu. Meski ekspresinya datar, sebenarnya Lizy merasa bahwa dadanya berdebar dengan sangat kencang sekali.“Aku harap, kamu tak punya rasa seperti yang-““Ya. Aku mema

  • Dibuang Suami Egois, Dikejar CEO Bucin   Memperhatikannya

    Rasa penasarannya ingin membuktikan apa yang diucapkan oleh Alya jelas membuat Lizy merasa makin menggebu sekali. Ia terus menyangkal apa yang ia dengar bahwasannya tidak mungkin Adrian menyukainya.“Lizy, hari ini aku akan mengantarkanmu belanja, ya?” ucap dari Adrian.“Apa? Bukannya sekarang giliran Nia?” Lizy agak terkejut.Adrian sedikit cemberut sebelum akhirnya dia memberikan jawaban lainnya, “Memang kenapa kalau kamu yang pergi? Aku bisa mengantarkanmu,” pinta dari Adrian.Mereka yang sedang bicara di ruang tengah itu membuat siapa pun yang lewat atau berada di dekata sana mendengar apa yang sedang mereka bicarakan. Dan ini jelas menjadi kesempatan bagi orang-orang yang licik.“Tuan Adrian. Sekarang memang giliran saya, jadi kalau berkenan saya bisa ikut dengan Tuan kalau memang tuan ingin berbelanja,” ucap Nia, dengan wajahnya yang sok polos berbicara.Lizy tak terkejut dengan kedatanga

  • Dibuang Suami Egois, Dikejar CEO Bucin   Memberitahu Sesuatu

    “Yah, tidak salah juga. Mereka pasti pintar cari muka, sampai-sampai yang lain tidak tahu,” ucap Lizy sambil tetap mencuci.“Mereka pintar membalikkan fakta, jadi yang lain kelihatan seperti pembohongnya,” sahut Alya.“Biarkah saja. Nanti juga mereka muak sendiri,” Lizy mengabaikan saja.Ia mencuci dengan lebih bersih, dengan Alya yang tidak pergi dari sana sama sekali. Perasaan Lizy sekarang ini sedang tidak ingin melakukan hal lain atau pun ingin menunjukkan sisi lebih baik. Dia sekarang hanya ingin menyelesaikan tugasnya saja.“Kamu bisa pergi, Alya. Kamu tak perlu terus mengikutiku,” ucap Lizy saat ia pergi ke ruang jemur dengan Alya yang tetap mengikutinya.Alya tidak memberikan jawaban sama sekali. Tetapi kelihatan jelas bagaimana mulutnya berusaha berbicara dengan perasaan yang ragu. Selama Lizy menjemur, ia memperhatikan bagaimana Alya yang berusaha berbicara.“Ada apa? Sepertinya

  • Dibuang Suami Egois, Dikejar CEO Bucin   Serangan Selama di Rumah

    Lizy masih merasa agak khawatir dengan apa yang dikatakan oleh Adrian kepadanya. Kemungkinan lain yang akan datang jelas membuat Lizy merasa khawatir. Dan itu membuatnya makin tidak nyaman menjalanin hari.Lizy lebih banyak berada di rumah, mengerjakan pekerjaan rumah dan sedikit membantu Bu Hana dalam menyelesaikan pekerjaan yang ia punya. Rasanya memang menyenangkan, tetapi juga kadang membosankan.Lizy sedang mengurusi jemuran pakaian yang harus dijemur di ruangan khusus menjemur baju. Ia cukup telaten melakukannya karena ini pekerjaannya sehari-hari.“Huh, lihat dia. Sekarang dia di rumah dan menambah beban kita untuk memasak,” celetuk dari seseorang di belakang,Lizy sempat menoleh dan mendapati adanya Nia beserta satu teman lainnya sedang bersandar di sana. Dua orang itu sepertinya kembali mencoba mencari masalah dengannya.Ia mengabaikan mereka yang sengaja menyindir itu dengan tetap menjemur pakain-pakaian yang sudah siap dijemu

  • Dibuang Suami Egois, Dikejar CEO Bucin   Solusi

    Lizy yang mendengarnya merasa sangat terharu. Padahal di jalan tadi dia sudah berpikiran buruk akan dimaki atau mungkin akan diusir segera karena secara tak langsung telah membuat masalah.“Aku memanggilmu ke sini bukan untuk membuat masalah juga. Kita cari solusinya,” ajak Bu Hana.Lizy menganggukkan kepala. Mereka duduk bersama di ruang tengah dan mulai membicarakan bagaimana seharusnya mereka sekarang ini bertindak. Karena rasanya sudah tidak mungkin untuk menghindar lagi.“Aku sudah mengklarifikasi seperti yang mama katakan, untuk mengamankan posisi,” celetuk Adrian.“Memang seharusnya begitu. Karena sepertinya Mia sudah tidak main-main seperti sebelumnya. Bahkan dia mungkin akan membuat masalah lebih besar yang akan merusak citra perusahaan dan keluarga,” Bu Hana mulai memaparkan.“Aku.., aku harus bagaimana? Apa aku harus pergi agar semuanya selesai?” Lizy bertanya.“Tidak, Lizy. Kamu tetap di sini. Justru sekarang kamu har

  • Dibuang Suami Egois, Dikejar CEO Bucin   Tersebar Rumor

    Melihat kedatangan dari Adrian jelas membuat orang-orang yang sedang mengerubunginya tersebut langsung berbalik arah ke arah dari Adrian. Lizy hanya bisa terdiam karena ini benar-benar tidak pernah ia sangka.“Benar. Kedekatan kami memang benar adanya. Namun untuk menjalin hubungan, kami belum mengarah ke sana. Kami masih mengenal satu sama lain, dan mungkin akan lebih lama memakan waktu,” jelas Adrian.Dengan penuh wibawa Adrian memberikan sebanyak mungkin jawaban yang ia bisa pada saat itu. Bahkan Adrian terus merangkul Lizy di sampingnya. Seolah dia memberikan kode agar Lizy tidak memberikan jawaban apa pun dulu, sebelum situasi bisa lebih tenang dan mereda pastinya.“Baiklah, sudah semua pertanyaan terjawab, jadi pastikan tidak ada lagi yang mengganggunya,” ucap Adrian.Setelahnya Adrian langsung menarik Lizy dari sana, meninggalkan tempat dan bahkan sekarang masuk ke dalam mobil Adrian yang terparkir di dekat sana. Rasanya benar-benar menegangkan sekali.Adrian yang baru saja dud

DMCA.com Protection Status