Share

Pencuri

Penulis: Dek ita
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-11 14:13:56

Lizy yang menoleh tersebut mendapati seorang gadis belia yang kelihatan sangat cemberut sekali menadanginya. Tangannya menyilang, dan wajahnya penuh curiga memandangi Lizy.

Dengan tergugup Lizy memilih buru-buru mengambil semua barang yang barusan terjatuh dari tangannya tersebut. Ia merasa telah dipergoki melakukan sesuatu yang tidak baik oleh orang lain rasanya.

“A- Ah, tidak. Aku hanya-“

“Kamu mau mencuri, kan?!” tuduh dari gadis itu.

“Apa? Tidak. Tidak, sungguh. Aku tidak berniat mencuri,” Lizy membela diri.

“Jangan bohong! Aku tahu kamu-“

“Alya…,” Suara rintihan itu terdengar cukup berat sekali.

Mereka berdua secara spontan menoleh ke samping, dan mendapati bahwa pria yang pingsan itu sudah bangun. Lizy didorong kasar oleh Gadis tersebut.

“Kak! Kakak tidak apa?! Apa kakak dirampok oleh wanita ini?! atau dibegal?!” Matanya membula terbelalak memandangi pria tersebut.

Lizy merasa degup jantungnya berpacu dengan sangat cepat. Ia memandangi pria tersebut dengan tatapan memelas meminta bantuan. Ia bukan pencuri.

Pria itu melihatnya dan mengerti maksud kode dari Lizy. Meski dia pasti tidak tahu pasti apa yang terjadi, tetapi dia kelihatan mau membantu Lizy pada kala tersebut.

“Tidak. Alya. Kalau dia pencuri, kenapa dia di sini?” Suaranya yang lirih itu menyakiti hati saat mendengarnya.

Tak lama dari itu, dari pintu masuk sepasang pasangan tua yang kelihatan begitu panik sekali mendatangi mereka. Lizy segera mundur dari posisi, dan membiarkan orang-orang yang merupakan keluarga pria itu mendekat.

Ia merasa iri, melihat bagaimana mereka peduli satu sama lain. Mungkin punya keluarga itu bisa menyenangkan juga, kan?

“Ah, maaf, kami mengabaikanmu,” Wanita paruh baya itu segera bangun dan menghampiri Lizy yang daritadi tidak menghiraukan dirinya tersebut.

“O- Oh, tidak apa. Ini…, ini barang-barang yang tadi diserahkan oleh pihak rumah sakit saat mengevakuasinya,” Lizy menyerahkan semuanya tanpa menyisakan satu pun.

“Terima kasih, Nak. Kalau tidak ada kamu, mungkin tidak ada yang tahu bagaimana kondisi dari anak kami. Kami tidak tahu bagaimana caranya membalas perbuatanmu ini,” Wanita tersebut merasa sangat terharu.

Dengan kesadaran penuh, Lizy akhirnya punya ide yang harus ia sampaikan. Memang terkesan sangat matre sekali. Tetapi, ia perlu untuk modal bertahan hidupnya kedepannya.

“Kalau tidak keberatan…, apa aku  boleh meminta uang sebagai imbalannya?”

“HEH! DASAR PENCURI!” Gadis tersebut langsung menyela mereka berdua, dan menunjuk dengan kasar ke arah dari Lizy.

“Kamu pasti sengaja ingin memoroti keluargaku karena sudah menolong kakakku, kan?! Jangan pikir kami bisa memberikanmu dengan mudah semua itu!” Gadis itu berbicara dengan sangat kasar.

“Alya, sudah. Kita dengarkan dulu alasannya,” Pria yang tadi pingsan itu sudah duduk di atas ranjang rumah sakit, dan memandanginya.

“Iya, Nak. Kenapa kamu ingin uang sebagai imbalannya?” tanya dari Wanita itu.

Lizy terdiam sejenak. Ia sebenarnya merasa malu untuk mengatakan alasannya. Terlebih dia baru saja diusir dari rumahnya sendiri. Tapi, kalau tidak dikatakan, Lizy mau kemana?

Ia melihat ke arah para orang-orang yang ada di sana. Kelihatannya mereka menunggu jawaban dari Lizy yang mungkin akan terdengar tidak masuk akal sama sekali.

“Sebenarnya, aku baru saja diusir oleh suamiku- ah, lebih tepatnya mantan suamiku. Dia menceraikanku tiba-tiba. sekarang aku tidak punya tempat tinggal, dan tidak punya pekerjaan. Kalau tidak keberatan, aku ingin meminta uang untuk aku menyewa tempat tinggal sementara, tapi, kalau kalian keberatan pun tidak masalah,” jelas Lizy dengan wajah memerah menahan malu.

“Kamu…, dicerai?” tanya pria tersebut.

Semua memandangi ke arah pria yang bertanya dengan wajah tak percaya tersebut.

“Ada apa, Adrian? Kamu tahu dia?” Wanita tersebut bertanya.

“Ah, aku tahu dia istri dari salah satu perusahaan yang mencoba untuk menawarkan diri mendapatkan kerjasama denganku belakangan,” sahut dari pria bernama Adrian tersebut.

“Ah, bagus, setidaknya kamu tahu dia. Bagaimana kalau kamu tinggal bersama kami? Kamu bisa bekera sebagai asisten pribadiku untuk jadwalku,” Wanita tersebut langsung menerima dengan mudahnya.

“A- Apa?” / “APA?!”

Lizy berbicara bersamaan dengan gadis tersebut, tetapi dengan nada yang berbeda pastinya. Mereka saling menatap satu sama lain. Antara merasa tidak senang dan juga tidak terima sudah menjadi satu di dalam benaknya.

“Ma! Mama gila ya?! Bagaimana mama bisa memperkerjakan seorang pencuri di rumah kita!” Gadis bernama Alya tersebut terus menuduh Lizy yang bukan-bukan.

“Alya. Kamu tidak boleh menuduh yang bukan-bukan,” Tante tersebut memberitahu.

Melihat bagaimana orang-orang tak ada di pihaknya, membuat sosok gadis tersebut merasa sangat frustrasi dan ingin marah sekali. Ia akhirnya hanya bisa menahan amarahnya, serta pergi meninggalkan mereka.

Lizy yang melihat suasana jadi tidak nyaman itu merasa tidak enak hati dengan apa yang dirasakan gadis tersebut. Rasanya berlebihan menerima tawaran tersebut.

“Tid- Tidak usah, Tante. Aku akan mencari tempat lain-“

“Hei, jangan begitu. Kamu nanti tinggalnya terpisah dengan rumah utama kami. Mungkin bantuan ini tidak seberapa, tapi kami harap ini bisa membantumu untuk tetap menyambung hidup,” sela dari wanita tersebut.

Lizy merasa sangat tersentuh setelah mendengar ucapan yang membuatnya merasa luluh. Ia menahan air mata dan tetap merasa bersyukur sekali. Tuhan benar-benar baik mendatangkan orang yang tepat saat dirinya kesulitan seperti ini.

****

“Nanti kamu tinggal di rumah itu, ada para bibi pembantu yang juga tinggal di sana,” sebutnya.

“Ah, baik, Tante,” sahut Lizy.

“Oh, satu lagi. Jangan panggil Tante, ya? Panggil saja Bu Hana.”

Lizy menganggukkan kepala. Ia baru saja mengetahui siapa nama wanita tersebut. Rasanya takjub sekali melihat, bagaimana luasnya tempat yang sedang ia masuki. Bahkan ini lebih besar dari yang dirinya sempat pikirkan.

Dirinya berkeliling sejenak untuk melihat beberapa tempat yang sekiranya menarik. Lizy tak bisa berhenti merasa terpukau setelah beberapa melihat bagaimana tempat tersebut menjadi sangat luar biasa untuk terus dipandangi.

“Lizy?” Panggil seseorang.

Lizy melihat ke arah sumber suara, dan mendapati pria yang ia kemarin tolong datang dengan wajah penuh senyuman. Lizy merasa agak gugup dan tidak ahu harus melakukan apa.

“A- Ah, Pak Adrian.., saya-“

“Hahaha, santai saja. Aku hanya ingin menyapa. Umur kita tidak beda jauh, Lizy. Kamu bisa bicara santai denganku,” ungkap dari Adrian.

Lizy hanya tersenyum tipis sambil sedikit membuang muka. Entah kenapa raut wajah Adrian seperti menunjukkan sesuatu yang berbeda.

“Namaku Adrian. Aku belum sempat berkenalan secara resmi denganmu,” Adrian mengulurkan tangan untuk berkenalan dengan dirinya tersebut.

Lizy menjabat tangan tersebut untuk membalasnya, “Lizy,” singkatnya.

Tangan mereka langsung lepas dengan segera. Rasanya suasana jadi terasa canggung di dekat Lizy. Adrian masih berdiri di depannya, seolah memang masih ada yang ingin disampaikan.

“Kebetulan aku akan keluar. Katanya barang-barangmu masih ada di penitipan, kan? Aku akan mengantarmu,” ucap dari Adrian.

Agak terkejut Lizy mendengarnya. “Ti- tidak usah. Kamu baru keluar rumah sakit. Pasti kondisimu belum fit,” Lizy menolak.

“Tidak, Lizy. Aku tidak kecelakaan parah. Aku hanya tidak sadarkan diri sebentar. Tidak ada luka. Bahkan kalau bekerja sekarang pun, aku bisa,” Adrian memberitahu dengan sedikit mengutarakan candaan kepadanya.

“Jangan! Nanti makin parah!” Lizy melarang.

Adrian senang mendengarnya. Seperti sebuah ucapan yang sudah diharapan dari awal. “Kalau begitu, kamu temani aku saja, bagaimana? Tenang saja, aku sudah memberitahu mama,” ajak dari Adrian.

Melihat bagaimana Adrian yang kelihatan benar-benar baik-baik saja, membuat Lizy sempat ragu. Tetapi, akhirnya ia mengiyakan ajakan tersebut setelah berbicara dengan Bu Hana.

Mereka pergi ke penitipan barang seperti kata Hito yang akan meletakkan barang-barangnya di sana. Lizy memasukkan satu persatu barang tersebut sendirian, sementara Adrian berkata dia ingin mampir ke minimarket sebentar untuk membeli sesuatu.

Ketika sedang sangat sibuknya menyusun barang agar tidak berantakan, sebuah suara datang membuat Lizy merasa gemetar sampai tidak bisa berkutik selama beberapa saat.

“Wah, Lizy. SugarDaddy mana yang kamu cari sampai dapat mobil?”

Lizy spontan berbalik, dan melihat orang yang barusan berkata demikian. Ia jelas mengenalnya dengan baik. Namun, kedua matanya terbelalak, saat ia melihat seorang wanita lain yang ada di gandengannya tersebut.

Bab terkait

  • Dibuang Suami Egois, Dikejar CEO Bucin   Mantan Suami

    Matanya terbelalak, dan bola matanya gemetar mendapati bagaimana mantan suaminya, Hito, sudah bersama wanita lain yang kelihatannya mereka sangat mesra sekali pada saat itu.Hito dengan terang-terangan merangkul Wanita tersebut di depan matanya, dan memberikan kecupan manis pada dahi dari wanita tersebut.Hati Lizy terbakar melihatnya. Ia bisa merakan bagaimana panas perasaan yang tengah ia rasakan tersebut. Pengkhianatan yang selama ini tidak ia ketahui, bahkan tak sadar sama sekali.“Aku penasaran. Bagaimana kamu bisa mendapatkan seorang pria dalam waktu semalah setelah aku usir,” ucap dari Hito, sambil melihat ke arah mobil yang dimana Lizy sedang memasukkan barang.Lizy tak bergeming sedikit pun. Ia merasa mau menangis. Bahkan sambil menelan ludah, ia menahan diri untuk tak menunjukkan bagaimana lemahnya dirinya di depan dari Hito.Hito mendekat, kemudian mendorong dahi Lizy sambil memukul pelan kepala Lizy sambil tersenyum miring, dan memberikan tawa yang sangat licik sekali.“Su

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-11
  • Dibuang Suami Egois, Dikejar CEO Bucin   Berada di Pihakku

    “Tu- Tuan Adrian!” Seru wanita yang ada di depannya itu.Adrian masuk ke dalam dengan langkah yang sangat mengintimidasi sekali. Bahkan wanita yang menunggu di pintu itu sudah menunduk. Lizy bingung dengan keadaan sekarang.“Aku tanya sekali lagi, kenapa kalau dia memanggilku langsung dinamaku?” Adrian mempertegas sekali lagi.“Ma- Maaf Tuan. Ba- bagi saya itu kurang sopan. Apalagi dia orang baru di sini.”“Lalu? Itu bukan urusanmu, Nia. Dia orang yang telah menyelamatkanku saat kecelakaan. Sekali lagi kamu menggangguku, aku akan membuatmu dalam masalah,” ucap Adrian.“Ma- Maaf Tuan,” Perempuan itu sudah tidak dapat bergerak lagi setelah itu.“Apa lagi? Keluar!” Dua perempuan yang tadinya seperti ingin mencari masalah dengan Lizy, langsung keluar dengan segera. Mereka seperti baru saja mendapatkan peringatan besar sekali. Sementara Lizy tidak tahu harus bertindak bagaimana lagi.“Maaf…, Adrian.., sepertinya aku memang tidak sopan langsung memanggil namamu. Apalag

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-11
  • Dibuang Suami Egois, Dikejar CEO Bucin   Pertengkaran Wanita

    Mia begitu marah mendengar bagaimana cara bicara dari Lizy yang memang terkesan sangat menyebalkan sekali. Tetapi dia kelihatan menahan diri agar tidak meledak dan membuat kekacauan yang tidak terkendali lagi.“Kamu itu sudah bekas, Lizy…, seharusnya kamu tidak mencari pria yang bagus untuk dirimu,” Mia berkata sambil menekankan setiap kata yang keluar dari mulutnya tersebut.Sedikit pun Lizy tidak merasa tersinggung dengan apa yang barusan dikatakan oleh Mia. Wanita ini hanya sedang berusaha memancing emosi agar dirinya bisa melampiaskan saja.“Jadi, menurutmu karena aku sudah pernah menikah, aku tidak boleh mencari pria yang lebih baik dari segala sisi?” Lizy bertanya dengan nada yang menjengkelkan.“Ya. Kamu seharusnya mencari yang selevel denganmu. Bukan malah yang ada di atasmu!” tegas Mia.Lizy diam sejenak. Ia kemudian memperbaiki posisi duduk, dengan bersandar pada kursi, dan menyilangkan kakinya dengan menunjukkan seberapa dirinya tidak mendengarkan ucapannya barusan.“Lalu k

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-07
  • Dibuang Suami Egois, Dikejar CEO Bucin   Keanehan Adik Adrian

    Sampai di rumah, Lizy memberikan belanjaan yang sudah ia beli tersebut. Sementara para asisten rumah tangga yang lain kelihatan memasang wajah runyam dan masam sekali saat melihat Lizy yang baru saja datang bersama dengan Adrian.“Kalian darimana saja? Kenapa pulangnya belakangan?” Bu Hana bertanya kepada dirinya dan Adrian dengan raut wajah khawatir.“Maaf sebelumnya Bu, kami hanya-““Mia datang lagi. Sepertinya dia sekarang akan menargetkat Lizy,” Adrian segera menyela obrolan.Langsung menoleh dengan tatapan tajam Lizy ke arah dari Adrian yang memberikan jawaban sangat santai dan tanpa beban sama sekali. Dia sebenarnya tidak ingin mebeberkan perihal itu, makanya dirinya berusaha menyembunyikan.Namun, respon dari Bu Hana kelihatan kaget dan malah seperti orang yang was-wasnya makin menjadi setelah mendengar jawaban itu. Dia segera menghampiri Lizy dengan raut yang sedih.“Apa yang dia lakukan padamu? Apa dia melakukan hal buruk? Dia tidak memukulmu, kan?” tanya Bu Hana.“T- Tidak.

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-08
  • Dibuang Suami Egois, Dikejar CEO Bucin   Aku Akan Menjaga Lizy

    Adrian sama sekali tidak bisa berkata-kata setelah membaca apa yang ada di tangannya tersebut. Rasanya mustahil sekali. Lizy adalah orang yang selama ini dicari banyak orang karena ini?!“Mama yakin?” Adrian masih sedikit ragu.“Mama masih mencaritahu. Sengaja mama memasukkannya ke perusahaanmu, untuk melihat seberapa besar dia akan membantumu. Mama rasa, ini alasan mantan suaminya tidak memberikannya bekerja. Karena dia tahu Lizy orangnya berpotensi,” Mama memberitahu.“Tapi ma, ini berlebihan. Aku memang bisa saja langsung menerimanya, aku tidak masalah. Tapi pikirkan bagaimana pandangan orang-orang akan memandangnya? Dia akan dicap aneh-aneh!” Adrian masih mencoba memberikan penolakan.Mama memperhatikan Adrian, kemudian tersenyum miring melihat anak lelakinya yang tampak sangat khawatir sekali. Tetapi, ia lebih memandangi dengan tatapan yang merasa sangat curiga sekali.“Ada apa ini, Adrian? Tidak biasanya kamu seperti ini…, apa kamu ada rasa dengannya?”Adrian tertegun mendengarn

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-09
  • Dibuang Suami Egois, Dikejar CEO Bucin   Lebih Baik Darinya

    Dengan perasaan yang membara dan juga menggebu, jelas Mia marah sekali. Rasanya masih tidak terima melihat Adrian yang lebih memilih wanita tersebut.“Kenapa kamu sangat membelanya?! Apa aku kurang berharga bagimu?! Aku lebih menarik dan bahkan aku lebih cantik darinya!” tegas dari Mia.Suaranya yang menggelegar tersebut jelas membuat para karyawan yang mendengarnya jadi melihat ke arah mereka. Menjadikan diri mereka sebagai tontonan yang menarik dan bahkan sangat menyenangkan untuk digosipkan.“Memang siapa yang mengatakan dirimu cantik?” Adrian dengan ketusnya bertanya kepada Mia.Seketika Mia tergagap hendak menjawabnya. Ia kembali dibuat tersinggung dengan ucapan dari Adrian yang terbilang cukup membuatnya merasa kesal.“A- Apa?! Apa bagimu aku tidak seperti itu?!”Adrian dengan enteng menjawab, “Kamu bahkan tak kuanggap wanita setelah tahu sifatmu,” balasnya.Ternganga tak percaya Mia mendengarnya. Ia mengalihkan pandangannya ke arah Lizy yang sedaritadi diam tidak mengatakan apa

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-10
  • Dibuang Suami Egois, Dikejar CEO Bucin   Pencari Masalah

    Mia terus memperhatikan gerak-gerik dari Hito selama di rumah. Ia menunggu, kapan suaminya akan melakukan apa yang ia katakan kepadanya tersebut.Rasanya tidak sabar pastinya ingin melihat Lizy terpuruk dan mengalami apa yang ia harapkan. Wanita itu harus tahu rasa dulu supaya dia sadar bahwa dia bukan apa-apa.Tetapi, hari ini Mia tak pernah merasa lelah sama sekali untuk mendekati Adrian lagi. Ia ingin sekali mendekati pria itu, dan menjadikannya miliknya.‘Apa yang harus aku lakukan untuk memikatnya?’ batinnya lagi.Mia keluar dan kali ini berada di sebuah café yang cukup fancy untuk dirinya tersebut. Sambil duduk melamun dan memikirkan kembali apa yang harus ia lakukan, Mia memandangi minuman yang ia beli tersebut.Saat memandangi keluar, ia melihat sosok gadis yang jelas ia kenal sekali. Sambil menyeringai licik, Mia memperhatikan kemana perginya gadis itu. Sudah lama sekali dirinya tidak melihat si gadis itu lagi.Adik Adrian, Alya, jelas Mia mendengarnya. Karena ia pernah menco

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-11
  • Dibuang Suami Egois, Dikejar CEO Bucin   Baik-Baik Saja?

    Tak puas sampai di sana, Mia memeluk kaki Lizy dan menggigitnya di bagian betis hingga terasa dengan sangat keras sekali.Lizy tak berusaha menendangnya, ia tahu akan terjadi hal lebih buruk kalau ia sampai menendang wajah dari wanita itu. Jadi Lizy lebih memilih menarik secara terpisah rambut Mia sampai ia merasa sakit sendiri.“AGHHH!” teriaknya.“Lepaskan!” Lizy membalas.Mia melepaskan tangannya dari kaki Lizy, dan kini hanya bisa memegangi kepala setelah Lizy melepaskannya. Melihat bahwa Mia tak lagi bisa berkutik, akhirnya Lizy menarik Alya pergi menjauh dari sana.Dengan langkah yang segera, Lizy menghentikan taksi dan juga langsung mengajak Alya masuk ke dalam sana. Alya masih merasa syok setelah melihat pertengkaran di depan matanya.Cepat Lizy melihat ke arah Alya, dan memegang tangannya dengan erat, “Kamu tidak apa?” tanya Lizy, masih tenang.Alya yang daritadi hendak bicara namun tertahan itu hanya bisa tergagap selama beberapa saat, tetapi ia masih gemetar saat dipegang o

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-12

Bab terbaru

  • Dibuang Suami Egois, Dikejar CEO Bucin   Seluncur Es

    Setelah naik taksi, dan juga turun di sebuah pinggir jalan, Adrian mengajak Lizy berjalan kembali. Lama-lama Lizy merasa sangat capek karena merasa bahwa tempatnya tak kunjung sampai. Yang ada malah mereka seperti terus mencari tempat yang bahkan Lizy tidak tahu.Tak jauh dari sana, Adrian mendadak masuk ke sebuah toko yang hendak mereka lewati. Adrian memintanya menunggu di luar sebentar. Saat mendongak melihat nama tokonya, Lizy melihat ada gambar sebuah sepatu yang dibawahnya ada besi.‘Apa itu?’ batin Lizy.Tak lama dari itu Adrian keluar sambil membawa dua pasang sepatu yang persis seperti apa yang dia lihat tadi di atas sana. Dengan wajah kebingungan Lizy bertanya kepada Adrian mengenai apa yang hendak dilakukan sebenarnya.“Apa ini? kita mau kemana sebenarnya?” tanya Lizy yang sudah benar-benar tidak paham.“Kita main seluncur es. Karena sekarang sudah musim salju, jelas ada banyak tempat yang dibuka untu melakukannya,” ajak Adrian dengan bersemangat.“Ha- Ha? Kamu bisa main se

  • Dibuang Suami Egois, Dikejar CEO Bucin   Bulan Madu

    Seperti bagaimana mereka merencanakan hari-hari sebelumnya, dan kini sudah tiba jadwal bulan madu mereka yang sudah didamba-dambakan sejak lama. Adrian sudah menjanjikan bahwa dia akan membawa Lizy pergi ke negara bersalju untuk melihat betapa indahnya gumpalan-gumpalan bola putih itu.Ketika sampai di negara yang dituju, Lizy sudah bisa dibuat takjub ketika melihat bahwa mereka benar-benar bisa menyaksikan salju pertama yang baru saja turun. Lizy tak pernah membayangkan cantiknya ini.“Indah sekali,” pujinya dengan tatapan berbinar yang memandang ke atas langit saat berada di balkon kamar hotelnya tersebut.Adrian memeluknya dari belakang dan juga ikut menyaksikan bagaimana salju pertama yang turun itu. Malam itu menjadi dingin yang berbeda, namun juga terasa hangat dalam waktu yang bersamaan.“Ya, ini juga kali pertama aku melihat salju turun,” balas Adrian.“Andai saja kita punya anggota keluarga tambahan untuk bisa menikmati keindahan ini, pasti rasanya menyenangkan sekali,” celet

  • Dibuang Suami Egois, Dikejar CEO Bucin   Malam Pertama Setelah Menikah

    “Kamu tidak keberatan?” Dokter Maya sedikit kaget.Lizy menggelengkan kepala menjawabnya, “Aku bisa mengatasinya. Apalagi sekarang kita sudah suami istri, jadi ini bukan perihal yang sulit,” ucap Lizy.“Baguslah. Kalau semisal ada apa-apa, kamu bisa datang padaku dan membicarakannya. Siapa tahu kamu membutuhkan bantuan untuk sedikit meringankan tugasmu. Misalnya saran-saranku,” Dokter merasa lega.Lizy menganggukkan kepala. Setelah banyak perbincangan akhirnya Dokter Maya pergi dari rumah. Kini hanya mereka berdua yang ada di rumah yang sudah mereka beli dan juga segala isinya sudah sangat lengkap sekali.Badan Lizy terasa capek sekali sekarang ini. ia sudah hendak berada di atas kasur dan juga hendak segera tidur untuk mengistirahatkan diri. Tetapi, Adrian menyentuhnya dari belakang sampai membuat Lizy berbalik badan melihat ke arahnya.“Ada apa?” tanya Lizy.“Ini malam pertama kita sebagai pasangan sah. Aku ingin merayakannya,” pintanya.Lizy segera memutar badan dan duduk melihat k

  • Dibuang Suami Egois, Dikejar CEO Bucin   Hari Pernikahan

    Ada banyak sekali tamu yang datang selama pernikahan mereka berlangsung. Dan seperti bagaimana kesepakatan dari dua keluarga, yang dimana para tamu dilarang untuk membahas perihal apa yang sudah terjadi pada Lizy.Melihat bahwa mereka yang datang benar-benar mengucapkan selamat itu dan turut berbahagia untuk dirinya membuat Lizy merasa senang. Ini adalah pernikahan yang sangat ia senangi dan juga begitu membuatnya bahagia.Sesi foto juga berjalan dengan baik. Lizy merasa senang berpose depan kamera, dan memperlihatkan dirinya yang tertawa merasa sangat senang dan juga bahagia atas apa yang sudah ia dapatkan sekarang ini.“Kamu bahagia?” tanya Adrian kepada dirinya.“Tentu saja. Ada kamu, dan orang-orang uang aku sayangi di sini. Mana mungkin aku tidak bahagia?” Lizy menjawab dengan tatapan yang berbinar merasa senang.Dengan pelan Adrian memeluk pinggang Lizy dan memberikan kecupan manis di pipinya. Ia menunjukkan perasaannya yang penuh dengan turut kesukacitaan atas apa yang sudah ia

  • Dibuang Suami Egois, Dikejar CEO Bucin   Aslinya Begitu

    Loz sudah frustrasi sampai mengacak rambutnya dan sudah tidak bisa lagi mengatakan apa-apa. Seperti memang ada sesuatu yang tidak Lizyketahui sama sekali.Lizy mencoba untuk mempertanyakannya kepada Loz. Dan memintanya menjelaskan lebih detail supaya tidak membuat Lizy penasaran. Karena rasanya kesal sekali Loz seperti merasa kesal sendirian.“Apa kamu tidak pernah menanyakan perihal medisnya? Atau paling tidak masa lalunya?” Loz bertanya dengan penuh rasa kesal.Lizy menggelengkan kepala. “Dulu selama aku tinggal di sana, dia tidak pernah kelihatan keluar ke dokter. Memangnya kenapa?” Lizy berbalik bertanya kepada Loz setelah memberikan sedikit jawaban.“Temanku di salah satu rumah sakit ternyata dokter yang menangani Adrian sejak beberapa tahun lalu!” tegas Loz.Lizy mengerutkan dahi. Sedikit tidak percaya dengan apa yang dikatakan Loz kepada dirinya ini. mengingat bahwa selama ini memang Adrian tidak ada apa-apanya sama sekali. Bahkan tidak kelihatan sakit sedikitpun.“Memang apa k

  • Dibuang Suami Egois, Dikejar CEO Bucin   Perlahan Kelihatan

    Entah seharusnya Lizy bersyukur atau bagaimana dengan semua ini, tetapi ia cukup terkejut dengan sifat asli dari Adrian yang sedikit di luar dari bayangannya tersebut. Meski sebenarnya memang wajar para pria seperti ini. Tetapi, ini terlalu kelewatan untuk mengatakan hanya sekedar saja.Mereka berdua sedang berada di sebuah hotel yang tidak jauh dari perusahaan Adrian. Dalam keadaan tanpa busana dan sedang saling berpelukan. Adrian tengah lelap tertidur dan kelihatan kelelahan sekali setelah hari ini.Lizy memandangi wajah Adrian yang rupawan dan juga begitu tampan di hadapannya. Lizy ditelepon terburu-buru oleh Adrian tadi pagi. Ia pikir ada apa. Ternyata, hanya ini saja.“Sayang…,” panggil Adrian dengan suara yang berat“Ya?” Lizy menjawab dengan tenang.“Apa kamu marah?” tanya Adrian.“Apa? Marah? Marah kenapa?” Lizy membalikkan pertanyaan kepada Adrian.Adrian segera melihat ke arahnya dan membuka mata. Ia memandangi Lizy dengan tatapan yang berbinar dan kelihatan sedikit merasa b

  • Dibuang Suami Egois, Dikejar CEO Bucin   Memberikan Segalanya

    Dengan pelan Adrian mulai memasukkan tangannya ke dalam pakaian Lizy. Tangan Adrian kini menyentuh kedua milik Lizy dan merasakan jelas bagaimana dua buntalan itu sangat pas di dalam tangannya.Lizy merasa bahwa hasratnya dibawa naik oleh Adrian. Kecupan itu perlahan turun dan kini berada di leher Lizy. Adrian menikmati setiap jengkal tubuh Lizy dan tak membiarkan sedikitpun lepas dari dirinya pada kala itu.Kamar yang sunyi dan pintu kamar yang sudah terkunci membuat mereka berdua bisa melakukan apa yang mereka mau dengan sangat mudan dan juga leluasa.“A- Adrian…,” desah Lizy dengan suara pelan.Mendadak Adrian menghentikan aktivitasnya, dan melihat ke arah Lizy dengan perasaan terkejut. Lizy yang melihat Adrian demikian justru malah merasa kebingungan sekali.“A- Ah…, sudah cukup?” tanya Adrian dengan sedikit gugup.Melihat Adrian yang merespon demikian malah membuat Lizy menyeringai kecil. Pria ini benar-benar manis saat dia seperti ini. dan Lizy tak bisa bohong bahwa dia suka sek

  • Dibuang Suami Egois, Dikejar CEO Bucin   Restu Keluarga Lizy

    Sebenarnya permintaan Adrian ini terdengar sedikit tidak mungkin dan dirasa sedikit terlalu tak nyata. Bahkan untuk sekedar dianggap sebuah pernyataan saja sulit. Tetapi, melihat bagaimana Adrian yang mengatakannya dengan begitu bersikukuh, membuat mereka yang ada di sana tak bisa menolak.Bahkan, Lizy yang melihat Adrian sedemikian saja sudah membuat Lizy merasa tidak enak hati. Lizy sudah sampai di titik tidak bisa diharapkan sama sekali. Jalan hidupnya ini sudah hancur. Tapi kenapa Adrian masih tetap menerimanya.“Adrian. Aku tak memaksamu untuk menerima Lizy terus. Kamu bisa menolak, kalau semisal kamu tak bisa menerima kondisi Lizy," Loz ”khirnya bicara.Loz dengan perasaan berat hati mengatakan ini. Meski mungkin saja akan menyakiti perasaan Lizy, Loz tak masalah. Ia lebih tidak ingin kalau adiknya tersiksa setelah dinikahi. Tidak ada yang pernah menduga apa yang mungkin terjadi.Kegigihan Adrian itu terasa diremehkan. Adrian memandangi Loz dengan tatapan yang sangat tajam sekal

  • Dibuang Suami Egois, Dikejar CEO Bucin   Lizy Keguguran

    Setelah beberapa saat Lizy menangis tanpa adanya henti, akhirnya dia berhenti dan kini memandangi Adrian yang ada di depannya. Terlihat pakaian Adrian basah karena air mata Lizy yang daritadi mengalir dengan deras.“Maaf…, belakangan aku takut menemuimu, Adrian. Aku yang melarangmu untuk masuk ke sini dengan meminta Loz melakukannya,” Lizy langsung mengakui perbuatannya tersebut.Adrian tak bisa marah sama sekali setelah mendengar apa yang dikatakan oleh Lizy barusan. Jelas Adrian berpikir bahwa Lizy pasti punya alasan untuk melakukan apa yang sudah ia lakukan kepada dirinya ini.Dengan pelan Adrian menyentuh pipi Lizy dan memandanginya dengan perasaan sedih, “Kenapa, Lizy? Apa yang sebenarnya terjadi? Loz bilang kamu keguguran. Lalu kenapa? Apa kamu tidak mau membuatku menjadi bagian yang tahu segalanya tentangmu? Meski itu kesedihan sekalipun?” Adrian mempertanyakan apa yang telah menjadi pertanyaan di dalam kepalanya tersebut.

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status