Share

Dibuang Mantan, Dimanjakan Sultan
Dibuang Mantan, Dimanjakan Sultan
Penulis: Hannfirda

01. Sangkar Penuh Derita

"Marla babu! Bawain air hangat buat Yudha mandi!"

Teriakan seorang wanita paruh baya terdengar nyaring dari ruang tamu, membuat Marla yang saat itu sedang menyetrika pakaian terpaksa harus menghentikan aktivitasnya dan bergegas.

“Lelet banget sih! Kalau dipanggil tuh langsung datang, jangan leha-leha!”

“Maaf, Nyonya.” Makian dari ibu mertuanya hanya bisa membuatnya menganggukkan kepalanya. Marla tahu, tak peduli seberapa keras Marla memberikan pembelaan diri, ibu dari suaminya itu tetap akan menyalahkannya, dan akan semakin marah jika Marla melawan.

Marla akhirnya bergegas, tergopoh-gopoh membawa air hangat menuju kamar mandi yang ada di lantai atas. Namun, belum sempat Marla masuk ke kamar mandi, Marla terpaksa menghentikan langkah kakinya kala tak sengaja mendengar suara aneh yang berselingan dengan suara percikan air dari kamar mandi.

“Ah … Mas Yudha ….”

Orang bodoh juga tahu, bahwa suara aneh itu adalah sebuah suara desahan wanita yang sedang berada di puncak kenikmatan. Tak hanya itu, Marla juga sadar, jika pintu kamar mandi sedikit terbuka, membuat Marla melihat terang-terangan perbuatan intim antara suaminya dan juga selingkuhannya.

Detik itu juga, Marla amat terkejut, hingga dirinya tak sengaja menjatuhkan teko air panas ke lantai.

Teko yang jatuh ke lantai menciptakan suara dentingan yang cukup keras, sehingga tak lama, ibu mertuanya dengan cepat menghampiri Marla yang masih menangisi apa yang baru saja dia saksikan.

“Heh, dasar bodoh! Kerja gitu saja tidak becus! Diminta bawain air hangat buat Yudha, kamu malah jatuhin begitu aja!?”

Makian dari ibu mertuanya seolah hanya menyebar ke udara, karena saat ini, Marla tak bisa berpikir atau menerima apapun, selain fakta bahwa suaminya sendiri, bersetubuh dengan wanita lain.

“Ma-maaf, Nyonya, tapi .…” jawab Marla perlahan sembari tetap berusaha menahan tangis.

“Tapi apa?!”

“Mas Yudha .…” ucap Marla, jarinya menunjuk ke arah celah pintu kamar mandi di sampingnya.

Tepat saat itu, Yudha dan selingkuhannya keluar dari pintu kamar mandi. Sang wanita dengan handuk kimono, sedangkan Yudha dengan handuk yang melekat di pinggangnya. Keduanya berjalan sembar tertawa kecil, seolah memamerkan kebahagiaan setelah apa yang mereka lakukan di kamar mandi.

“Loh, Ma, kenapa ada di depan pintu?” tanya Yudha tak sedikitpun menunjukkan rasa bersalah. Pria itu justru menampilkan wajah berseri, seolah baru saja mendapatkan lotre hari itu.

“Oooh, jadi bukannya nganter air hangat ke Yudha, kamu malah mengintip Yudha dan Kamilia? Dasar tidak tahu malu kamu, ya!”

Mendengar ucapan dari ibu mertuanya, Marla kini sudah tak bisa menahan emosi yang membuncah di dadanya.

Yudha adalah suaminya. Mengapa ibu mertuanya bertingkah seolah Yudha yang baru saja berselingkuh, bahkan bersetubuh dengan wanita lain, adalah hal yang normal?

“Kamu jahat, Mas Yudha!” teriak Marla, mendorong bahu polos sang suami dengan sekuat tenaga.

Marla merasakan amarah, kecewa, dan juga sedih yang bercampur menjadi satu. Dia tak percaya, suaminya bisa semudah itu selingkuh darinya.

Marla juga merasa kecewa karena kepercayaannya kepada Yudha dan juga Kamilia disia-siakan begitu saja.

“Dan kamu, Kamilia. Sebegitu mudahnya kamu menghancurkan pertemanan kita selama bertahun-tahun? Aku tak percaya kamu serendah itu.” Manik Marla kini menatap nyalang Kamilia, sahabatnya sejak ia tinggal di panti asuhan karena kehancuran perusahaan, dan kepergian keluarganya.

Selama ini, Marla memang percaya begitu saja pada Kamilia yang berkali-kali datang ke kediaman mereka, dengan alasan Yudha yang selalu mengatakan ada urusan pekerjaan yang tak bisa dikerjakan di kantor. Tapi ternyata, semua hanya omong kosong. Keduanya berselingkuh, tepat di depan mata Marla.

“Apa katamu?”

Plak!

Belum sempat Marla menjawab, tiba-tiba telapak tangan sudah mendarat di pipinya yang seketika memerah.

“Beraninya kamu berucap seperti itu kepada Kamilia. Yang rendahan itu kamu, Marla!”

Saat itu juga, Marla sudah tak mampu membendung air matanya yang sedari tadi ia tahan. Dia tidak peduli dengan rasa perih di pipinya, karena dia merasakan sakit di hatinya yang seakan dihancurkan berkeping-keping.

•••••

"Mas Yudha?"

Marla membuka mata, setengah sadar ketika merasakan beban di atas tubuhnya.

Wanita itu mencoba mengingat memori beberapa jam sebelumnya, saat dia beragumen dengan sang suami, hingga menerima tamparan keras di pipi kanannya. Setelah itu, Marla lari, menangis sekeras mungkin hingga ia lelah dan tertidur.

Kegelapan adalah satu-satunya hal yang menyapa penglihatannya di bawah deru nikmat yang perlahan merayap. Marla mengembuskan napas perlahan, mempertanyakan apakah mungkin sang suami menyesal? Hingga kini pria itu datang dan menginginkan hatinya kembali?

"Mas? Apakah kamu akhirnya menginginkanku?" tanya Marla senada bisikan.

Namun, tetap tak ada suara yang keluar dari bibir lawan bicaranya. Yang terdengar hanyalah suara kecupan bibir sang suami di leher, dan tubuh Marla.

“Mas .…” Marla menahan desahannya agar tidak lolos. Dia takut apabila mengganggu tidur sang mertua yang kamarnya tak jauh dari kamar miliknya.

Tak lama, Yudha langsung melucuti seluruh pakaian yang Marla kenakan. Bibir wanita itu dibungkam oleh ciuman panas yang memabukkan. Marla tidak mampu menolak, dia bergabung dalam permainan yang pria itu inginkan.

Malam itu, Marla serasa berada di atas angin. Dia tidak pernah bercinta dengan Yudha hingga semenggairahkan ini. Dalam diam, Marla mengharapkan lebih. Akan tetapi, selepas satu permainan hebat, pria yang semula menindihnya itu terbaring lemah.

"Mas Yudha, sebetulnya kamu masih mencintaiku kan?" Marla menambatkan pelukannya pada tubuh sang suami.

Ciuman susulan kembali menghantam bibir manis Marla. Berlangsung selama lima degup jantung, pangutan tersebut terlepas dengan sendirinya.

"Mas Yudha ...."

Malam itu, merupakan malam paling indah yang sangat langka dalam hidup Marla. Dia berpikir, akhirnya pria itu luluh dan mau berhubungan dengannya lagi setelah sekian lama.

Akan tetapi, Marla tidak menyadari bahwa dia akan bertemu dengan ombak paling ganas pada keesokan harinya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status