"Apa kamu bisa diam?"Alex menatap tajam ke arah gadis di hadapannya saat ini.
Alona yang mendengar ucapan Alex terlihat bingung.Dia sama sekali tidak menyadari jika ada cctv di dalam kamar tersebut. Jika Alona tahu maka dia mungkin tidak ingin tinggal di dalam kamar tersebut. "Beri dia makan.Kenapa ayah mengeluarkan uang sebanyak itu hanya untuk membeli gadis bodoh.Selain murahan, dia juga bodoh tidak cantik. Tidak ada laki-laki yang akan tertarik dengan gadis seperti dia.Jika ada laki-laki yang tertarik dengan gadis yang tidak berbentuk seperti dia maka laki-laki itu adalah laki-laki terbodoh di muka bumi ini sama seperti dengannya. " Lagi-lagi Alex melontarkan kata-kata yang menghina dirinya.Alona yang mendengar hal itu mulai merasa gerah.Pria di hadapannya itu hanya bisa melontarkan kata-kata yang menghina dirinya. Alex yang menyadari kemarahan gadis di hadapannya itu hanya tersenyum kecil. Tapi senyumannya begitu tipis hingga tidak ada yang menyadari hal itu. "Mari nona."Pria paruh baya yang membawanya ke kamar itu ,kembali membawanya ke suatu tempat. Alona baru tersadar begitu dia melihat meja yang begitu besar dan di lengkapi begitu banyak hidangan yang lezat. Hal itu semakin membuat perut Alona keroncongan. "Siapkan makanan ku.Itu adalah tugas mu."Lagi-lagi suara pria menyebalkan itu membuat Alona kesal. Tadinya dia sudah berharap jika dia akan di beri makan tapi ternyata dia mengharapkan sesuatu yang mustahil. Alona menghela nafas kasar sambil memegangi perutnya yang sudah tidak tertahankan lagi. Alex yang melihat hal itu semakin menikmatinya. Dia Sepertinya memiliki mainan baru.Alex menyukai ketika gadis itu kesal tapi tidak bisa berbuat apa-apa . "Apa kamu lapar?"Alex menghentikan tangannya dan meletakkan sendoknya. Pria itu menatap ke arah Alona yang mulai terlihat pucat. "Jika tahu kenapa bertanya?Jika tuan tidak ingin memberikannya maka tidak perlu bertanya. "Jawab Alona dengan kesal. plak... Alona memegangi pipinya yang terasa perih begitu Alex melayangkan tamparan yang cukup keras pada wajah mulusnya.Terlihat jelas jika Alona begitu terkejut ketika Alex menampar wajahnya. "Jangan bersikap kurang ajar kamu.Kamu itu seorang pelayan jadi jangan banyak bertingkah."Alex menarik rambut panjang Alona hingga membuat gadis itu meringgis kesakitan. "Ampun tuan.Maafkan aku."Buliran bening membasahi wajah cantik Alona. Alex yang melihat hal itu kemudian menghempaskan tubuh Alona hingga terjatuh ke lantai. Alona melihat sekeliling dan semua orang hanya diam dan menundukkan pandangannya ketika dirinya di perlakukan seperti itu. Gadis itu bangkit dan menghapus air matanya. Dia kembali berdiri tapi kali ini dia memilih sedikit menjauh dari pria itu.Tapi hal itu sudah biasa bagi gadis seperti Alona. Alona juga sering mendapatkan perlakuan seperti itu dari ayahnya karena hasutan dari ibu tirinya dan juga saudara tirinya. "Habiskan sisa makanku dan jangan sampai ada yang tersisa. Jika ada yang tersisa maka kamu tidak boleh makan seharian.Kamu mengerti gadis rendahan?"Alex melangkahkan kakinya keluar setelah mengatakan hal itu. Alona sama sekali tidak menjawabnya. Gadis itu hanya menundukkan wajahnya ketika melihat Alex meninggalkan meja makan.Beberapa menit kemudian Louis juga menyusul kepergian tuannya. "Nona harus melakukan apa yang di perintahkan tuan Alex.Beliau tidak akan senang jika perintahkannya tidak di lakukan. Nona sudah tahu bukan orang seperti apa tuan Alex?"Ucap pria paruh baya itu mendekati Alona.Sebenarnya Paman Jack merasa kasihan melihat Alona di perlakukan seperti itu tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa jika hal itu berkaitan dengan Alex. "Aku tahu Paman.Diq pria yang tidak berperasaan sama seperti ayahku."Alona duduk di meja makan dan mulai menyantap makanan itu satu persatu. "Selagi nona menghabiskan semuanya. Paman ingin melakukan sesuatu. Ingat nona,anda harus menghabiskannya.Jangan membuat tuan Alex kembali menyakiti anda."Ucap Paman Jack kemudian meninggalkan Alona. Alona berhenti menyantap makanan di hadapannya begitu melihat kepergian Paman Jack.Gadis itu menatap makanan yang cukup banyak di meja tersebut. Meskipun dia begitu lapar tapi dia juga tidak makan sebanyak itu.Tapi Lagi-lagi dia tidak punya pilihan lain. "Aku kira aku akan terbebas dari penderitaan ternyata aku malah masuk ke sarang harimau. "Helaan nafas berat terdengar jelas dari bibir gadis itu. Di ruang kerjanya, Alex terlihat fokus pada pekerjaannya.Sedangkan Louis masih berdiri di hadapannya. Pria itu seolah olah ingin mengatakan sesuatu kepada dirinya. "Katakan!"Alex menghentikan pekerjaannya dan menatap orang kepercayaannya. Louis sudah mengikutinya selama bertahun tahun. Tentu saja Alex mengenal sosok Louis dengan sangat baik. "Tuan, apa anda tidak terlalu kasar dengan Alona.'' Seketika raut wajah Alex berubah ketika mendengar ucapan Louis. "Apa kamu mengkhawatirkan gadis itu?Sudah berapa lama kamu bersama ku Louis?Apa aku pernah bersikap baik kepada gadis manapun?Terlebih dengan gadis murahan seperti Alona. " Louis mulai terdiam setelah mendengar ucapan Alex. Apa yang dikatakan oleh Alex memang benar tapi entah kenapa Louis tidak tega melihat Alona di perlakukan kasar seperti itu oleh Alex. "Jangan terlalu berharap Louis. Gadis itu miliki ku jadi aku berhak untuk melakukan apapun, termasuk menghilangkan nyawanya sekalipun.Kedua orang tuanya tidak ada hak untuk ikut campur karena mereka sudah menjual putri mereka. "Bukankah malam ini kita ada pengiriman barang?Kamu urus itu saja daripada mengurus gadis yang tidak penting itu." "Baik tuan."Louis meninggalkan ruangan Alex.Helaan nafas berat terdengar jelas di bibir pria itu. Sementara itu,Alona masih berada di meja makan.Gadis itu baru saja menghabiskan makanannya. "Rasanya aku ingin muntah.Aku benar benar kenyang sekali."Gumam gadis itu dengan perut yang benar benar penuh. Alona bangkit dari tempat duduknya dan segera membereskan bekas piring kotor tersebut. Tapi gadis itu sama sekali tidak tahu menahu tentang mansion tersebut. "Nona sudah selesai?"Di tengah kebingungan Alona untung saja ada Paman Jack.Paman Jack baru saja kembali dari suatu tempat . "Sudah Paman,aku sedang ingin membereskannya tapi aku sama sekali tidak tahu menahu tentang mansion ini." "Tudak usah melakukan nona.Pelayan akan datang membereskan semuanya." "Aku juga seorang pelayan Paman." ''Jangan melakukan sesuatu yang tidak di perintahkan oleh tuan Alex karena hal itu bisa membuat beliau marah." "Tapi Paman. "Alona sedikit bimbang. Dia sama sekali tidak mengerti apa yang akan terjadi kepadanya. "Mari nona,aku akan membawa anda berkeliling mansion. " Alona pun mengikuti Paman Jack berkeliling mansion. Sepertinya mengikuti Paman Jack adalah hal yang aman dilakukan olehnya saat ini."Kenapa nona bisa berada di tangan tuan Mahendra?"Paman Jack memulai obrolan untuk memecahkan keheningan diantara mereka. "Ceritanya panjang Paman." "Sepertinya nona memiliki kehidupan yang rumit. Sebenarnya tuan Alex memiliki hati yang baik nona tapi dia tidak suka jika seseorang membantah dirinya atau tidak melakukan apa yang di perintahkan. Satu hal lagi jangan membuatnya marah karena dia bisa lepas kendali seperti tadi." Alona hanya tersenyum kecil mendengar ucapan Paman Jack. Gadis itu tidak melihat jika Alex adalah pria yang baik.Tapi Alona berpikir jika Alex adalah pria yang kasar tapi Sepertinya Paman Jack menyadari hal itu. "Ini adalah tempat yang tidak boleh di masuki oleh siapapun termasuk aku.Hanya tuan Alex yang boleh masuk ke dalam ruangan tersebut. Sementara di sebelah ruangan ini adalah kamar tuan Alex." Alona menatap ruangan tersebut. Pikirannya mulai kemana mana.Sepertinya gadis itu mulai berpikir buruk tentang Alex.Bagaimana tidak pria itu sudah bersikap
"Apa yang kamu lakukan Alex?"Mahendra segera menghentikan putranya tapi Alex menepisnya. "Ayah tanya, apa yang kamu lakukan kepada gadis itu?"Mahendra meninggikan suaranya di depan putranya. "Bawa kembali gadis murahan ini.Aku tidak butuh gadis yang tidak tahu diri seperti dia.''Alex mendorong tubuh Alona dan keluar dari kamar itu begitu saja dengan perasaan murka. Pandangan Mahendra tertuju kepada gadis dengan kondisi yang memprihatinkan. Kemudian tatapannya beralih kepada Paman Jack yang berdiri di belakang mereka. "Tolong lepaskan saya tuan!"Alona menatap pria paruh baya yang membelinya dengan harapan yang sangat besar. "Bertahanlah!Kamu hanya perlu mengandung anaknya dan melahirkannya. Setelah itu kamu bebas melanjutkan hidupmu dengan orang yang kamu cintai."Ucap Mahendra kemudian meninggalkan Alona. Alona yang melihat kepergian tuan Mahendra hanya bisa menangis. Dia merasakan dunianya begitu hancur bertemu dengan pria itu. "Nona,Bersihkan dirimu. Dan kamu tahu k
"Tuan,ayah anda ingin bertemu."Alex yang sedang berenang terpaksa menghentikannya karena kedatangan sang ayah kembali. "Ada apa lagi dia datang?Kenapa akhir akhir ini dia sering sekali datang?"Alex terlihat begitu kesal. "Apa kamu tidak senang dengan kedatangan ayahmu?"Mahendra menatap tajam ke arah putranya. "Karena kedatangan ayah membuat ku pusing.Aku tidak akan berubah pikiran ayah.Jika ayah begitu menginginkan anak kecil,kenapa bukan ayah saja yang melakukannya.Ayah juga yang membelinya dengan harga yang mahal."Terlihat jelas kekesalan Alex kepada sang ayah. "Ayah hanya menginginkan keturunan dari mu bocah tengik. Kamu sudah 28 tahun tapi masih saja tidak memiliki seorang kekasih. Kapan kamu akan memberikan ayah cucu?"Tidak beda jauh dengan sang putra,Mahendra juga terlihat kesal dengan putranya. "Aku masih muda dan itu hak aku apa aku ingin memiliki seorang anak atau tidak.Ayah tidak perlu ikut campur dengan masalah pribadi ku." "Anak brengsek.Ayah akan bicara denga
"Sudahlah!Berikan hukuman pada gadis murahan ini.Dia sudah berani menyentuh tubuhku dengan tubuh kotoran."Perintah Alex yang membuat Alona gugup. "Tapi tuan aku tidak sengaja.Aku hanya menabrak anda karena kelalaian ku tapi hal itu masih wajar.Banyak orang yang mungkin melakukan hal itu karena ketidaksengajaan.Apa aku juga harus mendapatkan hukuman karena itu?Bukankah ini tidak adil?Aku juga tidak ingin berada di tempat ini?Anda tidak berhak menghinaku dan selalu merendahkan ku hanya karena anda memiliki uang.Hanya karena anda memiliki uang bukan berarti tuan bisa menghinaku sesuka hati anda. Jangan berpikir jika anda memiliki maka aku akan tertarik atau bahkan mengejar ngejar anda.Anda salah besar. " Alona menelan rasa takutnya untuk mengatakan semua itu.Dia tidak ingin pria di hadapannya itu selalu saja merendahkan dirinya.Dia sama sekali bukan orang seperti itu.Dia bukanlah gadis murahan seperti yang Alex bilang. Louis yang berada di belakang Alex tersenyum kecil melihat keb
Alona menelan ludah ketika tiga anjing besar milik Alex sudah keluar dari kandangnya. Louis yang berada di luar mulai panik tapi dia juga tidak bisa berbuat apa-apa. Louis jelas tidak tega melihat tubuh Alona tercabik cabik oleh anjing peliharaan Alex. Tapi dia jelas tahu sampai mana dia bisa ikut campur tentang gadis itu. "Pria kejam itu!Aku suka anjing tapi jelas dia lebih ganas dari milik ku."Gumam Alona tapi masih bisa di dengar oleh Alex. Alona juga memiliki anjing ganas tapi ke tiga anjing di hadapannya itu jelas lebih ganas.Alona hanya beranjak dari posisinya dan menatap ketiga anjing di depannya.Tapi jelas Alona takut ketika membayangkan tubuhnya di cabik cabik oleh ketiga anjing itu. Ketiga anjing itu langsung menghampiri Alona tapi suatu kejadian unik membuat Alex tercengang.Anjing peliharaan Alex tiba-tiba berhenti dan mengendus endus tubuh Alona. "Apa yang terjadi?"Alex menatap gadis di hadapannya dengan kebingungan. Alona menelan ludah berkali-kali ketika ke
"Alona!"Teriakan Alex menggema di ruang tamu. Paman Jack yang mendengar hal itu berlari tergopoh gopoh menghampirinya. Terlihat jelas kepanikan pria paruh baya itu. "Ada apa tuan?Anda butuh sesuatu?"Tanya Paman Jack yang terlihat khawatir. "Dimana gadis itu?" "Sepertinya dia di kamarnya tuan." Alex berjalan masuk ke dalam lift dan menuju ke lantai dua dimana kamar Alona berada.Begitu membuka pintu,gadis yang dia cari sama sekali tidak ada di dalam kamar itu. Alex berjalan keluar dari kamar Alona dengan perasaan murka. Baru kali ini ada seorang gadis yang berani bermain main dengannya. "Cari gadis itu sampai ketemu!"Perintah Alex kepada Louis dan anak buahnya. Louis menghela nafas berat.Masalah apa lagi yang di buat oleh gadis itu.Louis hanya bisa menggelengkan kepalanya. Alona terus saja menguji kesabaran Alex. "Kamu disini?"Louis terkejut ketika Alona baru saja keluar dari kamarnya dengan santainya. "Ada apa?"Alona bertanya dengan santainya. "Tuan Alex mencar
"Tuan,kita sudah tiba."Louis membuka pintu dan Alex turun dari mobil. Begitu Alex keluar dari mobil,anak buahnya sudah berjejer dengan rapi menyambut kedatangan tuan mereka.Seluruh anak buah Alex yang menyambut kedatangannya menunduk hormat kepadanya. "Persiapkan diri kalian!Aku ingin kita berhasil menyerang musuh.Kita tidak boleh lengah,itu wilayah yang sudah di janjikan kepada kita tapi mereka malah membatalkan perjanjian secara sepihak.Wilayah itu harus menjadi milik Black dragon. Black Dragon adalah nama kelompok mereka. Seluruh anak buah Alex memiliki tatto naga di leher mereka. Begitu juga dengan Alex,yang membedakan tatto mereka adalah warnanya.Jika anak buahnya memiliki tatto berwarna hitam maka Alex memiliki warna emas yang melambangkan kepemimpinannya. Alex terkenal kejam di kalangan dunia bawah. Pria itu tidak akan segan segan membunuh musuhnya.Seperti saat ini pria itu berencana menyerang kelompok mafia lain yang telah melanggar perjanjian mereka. Pemimpin Black
"Tuan,anda tidak apa-apa?"Louis terlihat panik ketika melihat Alex yang terluka. Pria bertubuh bongsor itu telah melakukan kesalahan besar. Mereka tidak tahu saja jika Alex membiarkan hal itu.Bukannya tidak bisa menghindar tapi Alex hanya menguji mereka. Pria bertubuh bongsor itu ketakutan ketika Alex mendekatinya tanpa merasa takut sama sekali.Bahkan tangannya yang memegang pistol gemetaran. "Rupanya kamu pemimpin yang penakut."Cemoh Alex kepada musuhnya . Dor...dor.. Dua tembakan yang di lepaskan Alex mengenai sekaligus kedua musuhnya. Tapi begitu musuh bersiap melawan,tentu saja Alex menghindar dengan sangat cepat. "Merepotkan!Habisi mereka!"Perintah Alex kemudian berbalik dan melirik ke Arah Louis. Louis yang sudah mengerti lirikan tuannya, berbalik dan menyerang musuh secara membabi buta.Hingga kedua pria itu tewas bersimbah darah.Louis segera mengambil berkas yang di sembunyikan di balik bajunya. "Lemah tapi masih bertindak bodoh."Maki Alex ketika mendengar su
Kini Alona sudah berada di dalam kamarnya.Wanita hamil itu menatap ke arah pria yang terlihat kesal sedari.Entah apq yang membut pria itu kesal tapi Alona merasa jika kekesalan pria itu karena ulahnya,yang memakai kolam berenang tanpa seizin darinya. "Maaf tuan.Aku tidak akan mengulanginya lagi."Ucap Alona memandang ke arah pria yang sedari tadi terlihat kesal. "Soal apa?" Alona mengerutkan keningnya ketika mendengar apa yang di tanyakan oleh pria itu.Entah Alex pura pura tidak mengerti atau bagaimana,Alona sama sekali tidak mengerti dengan sikap pria itu.Bahkan Alona sama sekali tidak tahu sebenarnya hubungan seperti apa yang mereka berdua jalani. "Aku tidak menyukainya ketika kamu mempertontonkan tubuhmu seperti itu." Alona tercengang mendengar ucapan pria itu.Wanita hamil itu sama sekali tidak pernah berpikir untuk mempertontonkan tubuhnya kepada semua orang.Lagi lagi Alona di buat kesal oleh ucapan pria itu. Alona melangkah masuk ke dalam kamar mandi dengan perasaan ke
"Nona,sebaiknya anda beristirahat.Nanti nona akan kelelahan."Ucap paman Jack menghampiri wanita hamil itu. "Tidak paman.Aku masih bisa bertahan.Paman tahu dari dulu aku ingin melakukan ini tapi aku tidak berani karena pria itu.Sekarang dia tidak ada maka aku ingin berenang sepuasnya."Ucap Alona tersenyum ke araj pria paruh baya yang sedang berdiri di hadapannya dengan raut wajah khawatir. Meskipun paman Jack tahu jika Alex akan kembali nanti malam tapi terlalu lama berenang bisa membuat calon bayinya kedinginan.Meskpun itu hanya spekulasinya saja karena paman Jack sama sekali tidak memahami dunia kehamilan.Tapi yang pasti pria paruh baya itu terlihat khawatir saat ini. "Ngomong ngomong terimah kasih paman sudah membawa gadis itu ke mari."Alona menunjuk ke arah gadis yang sedang memandanginya. Gadis itu terpesona dengan bentuk tubuh Alona.Meskipun Alona sedang hamil besar tapi bentuk tubuhnya masih terlihat begitu indah.Wajahnya begitu cantik yang terpancar ketika dia tersenyum
Dari balkon kamarnya,Alona menatap kepergian Viona.Wanita yang paling beruntung menurut Alona.Karena di cintai oleh pria dingin seperti Alex. "kamu cemburu Alona dengan keberuntungan wanita itu?"Alona terlihat cemberut memandang kepergian viona. Alona tidak mengerti,hubungan seperti apa yang mereka jalani.Dia terjebak dengan dengan pria yang mencintai wanita lain. Dia selalu bermimpin untuk hidup bersama dengan laki laki yang mencintainya.Tapi setelah menyadari keadaannya,rasanya mustahil untuk menemuka pria yang mencintainya,terlebih dengan perasaanya sekarang. "Alona,kamu akan hidup seperti ini terus.Kamu akan terus hidup dengan orang yang tidak pernah mencintaimu."Batin Alona kembali dengan pandangan yang tetap lurus ke depan. Tok...tok.. Suara ketukan pintu mengalihkan pandangannya.Alona berjalan membuka pintu kamarnya dan mendapati paman Jack sedang berdiri di depan kamarnya. "Nona Alona.Aku membawakan cemilan untuk anda."Ucap paman Jack menyodorkan sebuah cemilan k
Ke esekan harinya... Pagi pagi sekali Alona tengah bersiap untuk berjalan jalan sekitar mansion.Semua itu untuk kesehatan calon bayinya.Wanita itu hendak mengajak Alex untuk menemaninya tapi begitu bangun.Alona mendapati surat dari Alex.Pria itu sedang melakukan perjalanan bisnis keluar kota dan dia sudah berangkat dari semalam. Kini wanita hamil itu sudah menginjakkan kakinya di depan mansion.Di depan mansion, sebuah mobil berwarna putih berhenti tepat di depan nya. Wanita cantik keluar dari dalam mobil dan tersenyum ramah kepada dirinya.Jelas Alona tahu siapa wanita itu.Pertemuan pertama mereka berdua tidak baik tapi entah kenapa wanita itu bersikap ramah kepadanya. "Bisa kita bicara?"Wanita itu menghampiri Alona yang tidak lain adalah viona. "Katakan saja."Jawab Alona sedikit ketus. Melihat sikap Alona seperti itu,Viona hanya tersenyum kecil.Dia tahu kenapa wanita di hadapannya itu bersikap seperti itu. "Maaf untuk waktu tempo hari.Aku hanya sedikit terbawa emosi.Tapi
Alona tersenyum ketika menatap tiga set berlian yang berada di atas tempat tidur miliknya.Wanita hamil itu tidak menyangka jika Alex,pria dingin dan terkadang kejam kepada dirinya memberikan sebuah hadiah yang begitu mahal.Alona tahu jika ketika perhiasan di depannya itu cukup mahal. "Apa dia sadar ketika dia membelikan ini untukku?Atau mungkin menghabiskan uang sebanyak ini adalah hobinya.Orang kaya mah bebas mau menghabiskan uangnya.Sepertinya uang tuan Alex tidak akan habis tujuh turunan."Gumam Alona tersenyum kecil. Alona menyimpan perhiasan tersebut di dalam laci.Wanita hamil itu sama sekali tidak memakainya tapi Alona menyimpannya. "Ini sangat cantik tapi aku tidak terbiasa dengan barang mewah seperti ini."Lirih Alona menatap tiga set perhiasan tersebut dan menutupnya. Alona berjalan menuju ke balkon kamarnya.Wanita itu melihat para pelayan sedang melakukan tugas mereka masing masing. Alona cukup lamq berdiri di balkon kamarnya hingga kedatangan Alex membuat wanita ham
Alona dan tuan Mahendra cukup lama mengobrol di ruang tamu.Tuan Mahendra bahkan lebih antusias dari siapa pun ketika membahas tentang calon cucunya. "Sebaiknya aku kembali.Jaga kesehatanmu dan calon cucuku."Ucap tuan Mahendra sebelum meninggalkan mansion putranya. "Akan ku ingat paman." Tuan Mahendra tersenyum kecil ketika Alona memanggilnya paman.Dia sama sekali tidak keberatan jika Alona memanggilnya ayah tapi tuan Mahendra juga bisa mengerti jika Alona belum siap dengan hal itu. Sementara itu di mansion milik keluarga Alona.Mamah tirinya dan saudara tirinya sedang bersantai di ruang keluarga.Kedua wanita licik itu menunggu kabar dari wanita yang mereka temui di pelelangan. "Mah,apa wanita itu bisa di percaya?"Aghata menatap mamahnya yang sedang asyik bermain ponsel. "Dari penampilannya dia wanita kaya.Jangan terlalu khawatir.Mungkin saja dia sedang mencari kesempatan." "Wanita siapa yang kalian bicarakan?"Tuan Mahardika yang baru saja tiba mendengar pembicaraan istri
Setelah menempuh perjalanan sekitar satu jam lamanya. Kini Alona dan Alex tiba di mansion.Alona terlihat kelelahan setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh. Alex yang menyadari hal itu,meminta Alona untuk beristirahat.Alona yang kelelahan tentu langsung melakukan apa yang di minta oleh Alex.Wanita hamil itu masuk ke dalam kamarnya. Beberapa menit setelah kepergian Alona.Paman Jack menghampiri tuannya.Pria paruh baya itu menunduk hormat kepada Alex. "Tuan,anda sudah kembali."Paman Jack menyambut kedatangannya. "Tolong Siapkan sarapan paman!" "Baik tuan."Mata paman Jack seperti mencari cari seseorang.Alex yang melihat hal itu tentu saja sudah bisa menebak siapa yang di cari pria paruh baya itu. "Dia sudah masuk.Siapkan makanan untuknya setelah dia sudah keluar dari kamarnya.Paman bisa bertanya apa yang dia suka." "Baik tuan." "Akun akan turun lima belas menit lagi."Ucap Alex kemudian melangkah masuk ke dalam kamar miliknya. Begitu masuk ke dalam mansion,Alex berpapa
Selesai makan malam,kini mereka bertiga tengah duduk di sofa ruang tamu.Alona duduk berdekatan dengan bibi Alice. Wanita hamil itu bahkan berbaring di pangkuan bibi Alice. Entah kenapa wanita hamil itu begitu manja kepada dirinya tapi bibi Alice menyukai hal itu. Kedatangan Alona memberinya warna di dalam kehidupannya. Dia merasakan kehidupan yang sesungguhnya ketika Alona tinggal bersama dengannya tapi setelah kepergian Alona,bibi Alice mulai merasa kesepian kembali . Lima belas menit kemudian,Alona sudah memejamkan matanya. Bahkan wanita hamil sudah tertidur pulas di pangkuan bibi Alice. "Bawa dia ke kamar nak."Ucap bibi Alice kepada Alex. "Baik bibi."Alex beranjak dari posisinya meraih tubuh Alona yang berada di pangkuan bibi Alice. Pemimpin Black Dragon itu bahkan menggendong tubuh Alona masuk ke dalam kamar tanpa merasa keberatan sama sekali. Alex membaringkan tubuh Alona dengan sangat pelan dia atas tempat tidur.Bahkan pria itu menyelimuti tubuh Alona.Alex duduk di s
Kini mereka semua sudah berada di ruang tamu. Bibi Alice menyuguhkan teh hangat dan menyantap kue yang di beli tadi.Alona menyantapnya dengan begitu lahapnya. Sepanjang perjalanan Alex tidak banyak bicara. Bahkan ketika mereka tiba di rumah bibi Alice. Alex masih saja seperti itu tapi Alona sama sekali tidak ambil pusing dengan sikap Alex yang seperti itu. Alona tahu jika Alex adalah laki-laki yang dingin dan tidak banyak bicara. "Bibi sangat senang dengan kedatangan mu nak.Bibi kira jika kita akan bertemu kembali dalam waktu yang cukup lama. "Ucap bibi Alice tersenyum kecil memandang wajah wanita hamil itu. "Aku baru saja dari dokter kandungan bibi dan kami memutuskan untuk datang ke sini." "Bagaimana dengan kandungan mu,calon cucu ku?" "Dia sehat-sehat saja bibi." Alona mengelus perutnya yang sudah semakin membesar. Wanita hamil itu menatap wajah bibi Alice yang sudah di anggap seperti keluarga nya sendiri. Dia tidak pernah merasakan kasih sayang seorang ibu tapi bibi