"Tuan,kita sudah tiba."Louis membuka pintu dan Alex turun dari mobil. Begitu Alex keluar dari mobil,anak buahnya sudah berjejer dengan rapi menyambut kedatangan tuan mereka.Seluruh anak buah Alex yang menyambut kedatangannya menunduk hormat kepadanya. "Persiapkan diri kalian!Aku ingin kita berhasil menyerang musuh.Kita tidak boleh lengah,itu wilayah yang sudah di janjikan kepada kita tapi mereka malah membatalkan perjanjian secara sepihak.Wilayah itu harus menjadi milik Black dragon. Black Dragon adalah nama kelompok mereka. Seluruh anak buah Alex memiliki tatto naga di leher mereka. Begitu juga dengan Alex,yang membedakan tatto mereka adalah warnanya.Jika anak buahnya memiliki tatto berwarna hitam maka Alex memiliki warna emas yang melambangkan kepemimpinannya. Alex terkenal kejam di kalangan dunia bawah. Pria itu tidak akan segan segan membunuh musuhnya.Seperti saat ini pria itu berencana menyerang kelompok mafia lain yang telah melanggar perjanjian mereka. Pemimpin Black
"Tuan,anda tidak apa-apa?"Louis terlihat panik ketika melihat Alex yang terluka. Pria bertubuh bongsor itu telah melakukan kesalahan besar. Mereka tidak tahu saja jika Alex membiarkan hal itu.Bukannya tidak bisa menghindar tapi Alex hanya menguji mereka. Pria bertubuh bongsor itu ketakutan ketika Alex mendekatinya tanpa merasa takut sama sekali.Bahkan tangannya yang memegang pistol gemetaran. "Rupanya kamu pemimpin yang penakut."Cemoh Alex kepada musuhnya . Dor...dor.. Dua tembakan yang di lepaskan Alex mengenai sekaligus kedua musuhnya. Tapi begitu musuh bersiap melawan,tentu saja Alex menghindar dengan sangat cepat. "Merepotkan!Habisi mereka!"Perintah Alex kemudian berbalik dan melirik ke Arah Louis. Louis yang sudah mengerti lirikan tuannya, berbalik dan menyerang musuh secara membabi buta.Hingga kedua pria itu tewas bersimbah darah.Louis segera mengambil berkas yang di sembunyikan di balik bajunya. "Lemah tapi masih bertindak bodoh."Maki Alex ketika mendengar su
"Tuan Alex. "Alona menelan ludah ketika pria itu berada di depan kamarnya. Tapi bukan hal itu yang membuat gadis itu ketakutan tapi pria itu dengan mudah membuka pintu kamarnya. "Ikut dengan ku!"Perintah Alex dengan dingin. Alona menatap pria itu yang mulai berbalik dan melangkahkan kakinya. Gadis itu sama sekali belum beranjak dari posisinya saat ini. "Apa kamu tuli atau kamu ingin merasakan, bagaimana rasanya di cabik cabik oleh anjing peliharaan ku?Kenapa masih berdiri di situ?" Lagi lagi Alex mengancam dirinya. Hal itu membuat Alona kesal. Entah kenapa dia harus bertemu dengan pria itu. Alona menghela nafas berat, sebelum dia melangkah keluar dari kamar miliknya. Alona terus mengikuti Alex hingga tanpa sadar jika mereka berdua berada di dalam sebuah kamar. Seketika Alona merasa gugup ketika menyadari jika mereka berdua berada di dalam sebuah kamar. "Apa ini kamarnya?"Batin Alona dengan perasaan gugup.Tiba-tiba dia teringat dengan percakapannya dengan tuan Mahendra.
"Terima kasih tuan. "Alona berterima kasih dan turun dari mobil. Setelah Alona turun,mobil melaju kembali ke mansion milik Alex. Alona menghirup udara sebanyak banyaknya sebelum masuk ke dalam kediaman milik orang tuanya. Gadis itu hanya mengambil barang barang miliknya dan kembali meninggalkan tempat yang sudah memberinya kenangan buruk. "Nona sudah kembali?"Salah satu pelayan melihat kedatangannya sedikit terkejut.Tidak ada yang tahu jika Alona telah di jual. "Iya.Tolong jangan beritahu siapa pun. "Ucap Alona kemudian melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamarnya. Begitu masuk ke dalam kamarnya yang berada di lantai satu. Kamarnya bersebelahan dengan kamar para pelayan. Alona dengan cepat mengemas barang barang miliknya. Entah kenapa selama ini dia diam saja di perlakukan seperti itu. Mengingat hal itu,tentu saja ada kebencian yang di rasakan oleh gadis itu. Alona membawa dua koper miliknya dan bersiap meninggalkan tempat. Dia bahkan tidak ingin menyapa ayahnya. "Ap
"5 miliar!"Penawar tertinggi jatuh kepada pria paruh baya yang tengah berdiri di hadapannya saat ini. "Bagaimana, apa ada yang lebih tinggi lagi?"Tanya seorang MC pria yang memandu acara tersebut. Sedangkan pria paruh baya itu mulai mendekati tubuh Alona dan mengendus bau gadis itu yang semakin membuatnya terpesona.Bahkan pria paruh baya itu mulai menyentuh pipi Alona. "Jangan sentuh aku!"Teriak Alona tapi pria paruh baya itu hanya tersenyum penuh nafsu melihat gadis secantik Alona. "Kamu akan menikmatinya gadis kecil di belakang.Kamu begitu cantik, masih muda dan bahkan aku begitu menyukai bau tubuhmu.Aku sudah tidak sabar."Ucapan pria paruh baya itu semakin membuat Alona ketakutan. "10 miliar."Ucap seorang pria dengan suara beratnya membuat semua orang terkejut. Pria paruh baya itu terlihat tidak senang mendengar penawaran tertinggi Pria itu. Dia sudah membayangkan tubuh gadis itu tapi semuanya sirna karena Pria di hadapannya itu. "Tuan Alex. "Sapa pembawa acara ters
"Agatha!"Teriak Laura menggema di ruang tamu memanggil putri kesayangannya. "Ada apa mah?Kamu membuat ku terkejut.Kenapa teriak-teriak ?"Sang putri tampak kesal dengan sikap mamahnya. "Kamu tahu tadi Alona datang ke sini dan mamah tentu saja tidak mau rugi.Mamah kembali menjualnya dan kamu tahu berapa uang yang ku dapatkan. "Laura tampak begitu kegirangan. "Memangnya berapa?" "10 miliar."Jawab Laura tersenyum puas. "Siapa yang membelinya dengan harga semahal itu?Bahkan tubuhnya sudah kotor tapi masih saja ada yang mau mengeluarkan uang sebanyak itu. "Aghata tampak kesal dengan hal itu. "Kamu benar sekali.Bahkan orang yang membelinya sepertinya memiliki pengaruh yang lebih besar dari pria kemarin. Dan satu hal lagi kali pria yang membelinya masih muda dan tampan.Bahkan dia begitu dia begitu di hormati.Kalau tidak salah namanya tuan Alex. " "Tuan Alex?Namanya seperti tidak asing."Aghata mulai berpikir, entah kenapa dia merasa pernah mendengar nama itu di sebut. Aghata
"Tuan seseorang memberi anda ini."Ucap pelayan tersebut tersenyum manis. "Tuan."Louis berbisik kepada Alex. pria itu tersenyum kecil dan menenggak minuman itu sampai tandas.Setelah itu Alex meninggalkan tempat itu tanpa menaruh curiga sama sekali. Begitu masuk ke dalam mobil, Alex memejamkan matanya. Pria itu masih belum merasakan apapun.Beberapa menit kemudian, Alex merasa panas.Bahkan rasa haus juga ia rasakan. Sementara itu di klub tersebut, Aghata tampak kesal karena Alex pergi.Wanita itu baru saja hendak keluar untuk mengulur waktu tapi Alex lebih dulu meninggalkan klub tersebut. Di dalam mobil Alex merasa gelisah dan tubuhnya semakin panas.Louis yang berada di kursi kemudi mulai menyadari sesuatu. "Sial.Gadis sialan itu!"Umpat Alex dengan kesal. "Tuan baik-baik saja?" "Gadis itu. Bawa dia kepada ku tapi aku ingin kembali ke mansion sekarang. "Perintah Alex yang terlihat menahan sesuatu. "Ada apa tuan?"Louis mulai merasa khawatir. "Aku akan memberi gadis
Hiks...Hiks... Seorang gadis tengah menangis di pinggir pantai dengan perasaan berkecamuk.Dadanya naik turun karena emosi. Gadis itu tidak lain adalah Alona.Alona kabur dari mansio Alex setelah melihat pria itu tumbang di sampingnya. Tubuhnya bergetar hebat karena ketakutan yang sangat besar. Bahkan Alona sama sekali tidak mengenakan alas kaki saat dia meninggalkan mansion dan melewati hutan belantara yang berada di belakang mansion. Gadis itu tidak menyangka jika Alex akan merenggut kesuciannya.Meskipun kenyataannya jika Alex sudah membelinya tapi Alona sama sekali tidak ingin memberikan tubuhnya pada pria kejam itu. Alona membenci pria itu dan ingin melupakan semua yang terjadi. Gadis itu melihat sekeliling, dia sama sekali tidak tahu tempat itu. Dia hanya menyusuri hutan belantara dengan perasaan yang hancur dan kacau. "Dimana ini?"Alona menghapus air matanya dan beranjak dari posisinya. Gadis itu tidak melihat adanya siapa pun di tempat itu. Alona yang menyadari hal i
Kini Alona sudah berada di dalam kamarnya.Wanita hamil itu menatap ke arah pria yang terlihat kesal sedari.Entah apq yang membut pria itu kesal tapi Alona merasa jika kekesalan pria itu karena ulahnya,yang memakai kolam berenang tanpa seizin darinya. "Maaf tuan.Aku tidak akan mengulanginya lagi."Ucap Alona memandang ke arah pria yang sedari tadi terlihat kesal. "Soal apa?" Alona mengerutkan keningnya ketika mendengar apa yang di tanyakan oleh pria itu.Entah Alex pura pura tidak mengerti atau bagaimana,Alona sama sekali tidak mengerti dengan sikap pria itu.Bahkan Alona sama sekali tidak tahu sebenarnya hubungan seperti apa yang mereka berdua jalani. "Aku tidak menyukainya ketika kamu mempertontonkan tubuhmu seperti itu." Alona tercengang mendengar ucapan pria itu.Wanita hamil itu sama sekali tidak pernah berpikir untuk mempertontonkan tubuhnya kepada semua orang.Lagi lagi Alona di buat kesal oleh ucapan pria itu. Alona melangkah masuk ke dalam kamar mandi dengan perasaan ke
"Nona,sebaiknya anda beristirahat.Nanti nona akan kelelahan."Ucap paman Jack menghampiri wanita hamil itu. "Tidak paman.Aku masih bisa bertahan.Paman tahu dari dulu aku ingin melakukan ini tapi aku tidak berani karena pria itu.Sekarang dia tidak ada maka aku ingin berenang sepuasnya."Ucap Alona tersenyum ke araj pria paruh baya yang sedang berdiri di hadapannya dengan raut wajah khawatir. Meskipun paman Jack tahu jika Alex akan kembali nanti malam tapi terlalu lama berenang bisa membuat calon bayinya kedinginan.Meskpun itu hanya spekulasinya saja karena paman Jack sama sekali tidak memahami dunia kehamilan.Tapi yang pasti pria paruh baya itu terlihat khawatir saat ini. "Ngomong ngomong terimah kasih paman sudah membawa gadis itu ke mari."Alona menunjuk ke arah gadis yang sedang memandanginya. Gadis itu terpesona dengan bentuk tubuh Alona.Meskipun Alona sedang hamil besar tapi bentuk tubuhnya masih terlihat begitu indah.Wajahnya begitu cantik yang terpancar ketika dia tersenyum
Dari balkon kamarnya,Alona menatap kepergian Viona.Wanita yang paling beruntung menurut Alona.Karena di cintai oleh pria dingin seperti Alex. "kamu cemburu Alona dengan keberuntungan wanita itu?"Alona terlihat cemberut memandang kepergian viona. Alona tidak mengerti,hubungan seperti apa yang mereka jalani.Dia terjebak dengan dengan pria yang mencintai wanita lain. Dia selalu bermimpin untuk hidup bersama dengan laki laki yang mencintainya.Tapi setelah menyadari keadaannya,rasanya mustahil untuk menemuka pria yang mencintainya,terlebih dengan perasaanya sekarang. "Alona,kamu akan hidup seperti ini terus.Kamu akan terus hidup dengan orang yang tidak pernah mencintaimu."Batin Alona kembali dengan pandangan yang tetap lurus ke depan. Tok...tok.. Suara ketukan pintu mengalihkan pandangannya.Alona berjalan membuka pintu kamarnya dan mendapati paman Jack sedang berdiri di depan kamarnya. "Nona Alona.Aku membawakan cemilan untuk anda."Ucap paman Jack menyodorkan sebuah cemilan k
Ke esekan harinya... Pagi pagi sekali Alona tengah bersiap untuk berjalan jalan sekitar mansion.Semua itu untuk kesehatan calon bayinya.Wanita itu hendak mengajak Alex untuk menemaninya tapi begitu bangun.Alona mendapati surat dari Alex.Pria itu sedang melakukan perjalanan bisnis keluar kota dan dia sudah berangkat dari semalam. Kini wanita hamil itu sudah menginjakkan kakinya di depan mansion.Di depan mansion, sebuah mobil berwarna putih berhenti tepat di depan nya. Wanita cantik keluar dari dalam mobil dan tersenyum ramah kepada dirinya.Jelas Alona tahu siapa wanita itu.Pertemuan pertama mereka berdua tidak baik tapi entah kenapa wanita itu bersikap ramah kepadanya. "Bisa kita bicara?"Wanita itu menghampiri Alona yang tidak lain adalah viona. "Katakan saja."Jawab Alona sedikit ketus. Melihat sikap Alona seperti itu,Viona hanya tersenyum kecil.Dia tahu kenapa wanita di hadapannya itu bersikap seperti itu. "Maaf untuk waktu tempo hari.Aku hanya sedikit terbawa emosi.Tapi
Alona tersenyum ketika menatap tiga set berlian yang berada di atas tempat tidur miliknya.Wanita hamil itu tidak menyangka jika Alex,pria dingin dan terkadang kejam kepada dirinya memberikan sebuah hadiah yang begitu mahal.Alona tahu jika ketika perhiasan di depannya itu cukup mahal. "Apa dia sadar ketika dia membelikan ini untukku?Atau mungkin menghabiskan uang sebanyak ini adalah hobinya.Orang kaya mah bebas mau menghabiskan uangnya.Sepertinya uang tuan Alex tidak akan habis tujuh turunan."Gumam Alona tersenyum kecil. Alona menyimpan perhiasan tersebut di dalam laci.Wanita hamil itu sama sekali tidak memakainya tapi Alona menyimpannya. "Ini sangat cantik tapi aku tidak terbiasa dengan barang mewah seperti ini."Lirih Alona menatap tiga set perhiasan tersebut dan menutupnya. Alona berjalan menuju ke balkon kamarnya.Wanita itu melihat para pelayan sedang melakukan tugas mereka masing masing. Alona cukup lamq berdiri di balkon kamarnya hingga kedatangan Alex membuat wanita ham
Alona dan tuan Mahendra cukup lama mengobrol di ruang tamu.Tuan Mahendra bahkan lebih antusias dari siapa pun ketika membahas tentang calon cucunya. "Sebaiknya aku kembali.Jaga kesehatanmu dan calon cucuku."Ucap tuan Mahendra sebelum meninggalkan mansion putranya. "Akan ku ingat paman." Tuan Mahendra tersenyum kecil ketika Alona memanggilnya paman.Dia sama sekali tidak keberatan jika Alona memanggilnya ayah tapi tuan Mahendra juga bisa mengerti jika Alona belum siap dengan hal itu. Sementara itu di mansion milik keluarga Alona.Mamah tirinya dan saudara tirinya sedang bersantai di ruang keluarga.Kedua wanita licik itu menunggu kabar dari wanita yang mereka temui di pelelangan. "Mah,apa wanita itu bisa di percaya?"Aghata menatap mamahnya yang sedang asyik bermain ponsel. "Dari penampilannya dia wanita kaya.Jangan terlalu khawatir.Mungkin saja dia sedang mencari kesempatan." "Wanita siapa yang kalian bicarakan?"Tuan Mahardika yang baru saja tiba mendengar pembicaraan istri
Setelah menempuh perjalanan sekitar satu jam lamanya. Kini Alona dan Alex tiba di mansion.Alona terlihat kelelahan setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh. Alex yang menyadari hal itu,meminta Alona untuk beristirahat.Alona yang kelelahan tentu langsung melakukan apa yang di minta oleh Alex.Wanita hamil itu masuk ke dalam kamarnya. Beberapa menit setelah kepergian Alona.Paman Jack menghampiri tuannya.Pria paruh baya itu menunduk hormat kepada Alex. "Tuan,anda sudah kembali."Paman Jack menyambut kedatangannya. "Tolong Siapkan sarapan paman!" "Baik tuan."Mata paman Jack seperti mencari cari seseorang.Alex yang melihat hal itu tentu saja sudah bisa menebak siapa yang di cari pria paruh baya itu. "Dia sudah masuk.Siapkan makanan untuknya setelah dia sudah keluar dari kamarnya.Paman bisa bertanya apa yang dia suka." "Baik tuan." "Akun akan turun lima belas menit lagi."Ucap Alex kemudian melangkah masuk ke dalam kamar miliknya. Begitu masuk ke dalam mansion,Alex berpapa
Selesai makan malam,kini mereka bertiga tengah duduk di sofa ruang tamu.Alona duduk berdekatan dengan bibi Alice. Wanita hamil itu bahkan berbaring di pangkuan bibi Alice. Entah kenapa wanita hamil itu begitu manja kepada dirinya tapi bibi Alice menyukai hal itu. Kedatangan Alona memberinya warna di dalam kehidupannya. Dia merasakan kehidupan yang sesungguhnya ketika Alona tinggal bersama dengannya tapi setelah kepergian Alona,bibi Alice mulai merasa kesepian kembali . Lima belas menit kemudian,Alona sudah memejamkan matanya. Bahkan wanita hamil sudah tertidur pulas di pangkuan bibi Alice. "Bawa dia ke kamar nak."Ucap bibi Alice kepada Alex. "Baik bibi."Alex beranjak dari posisinya meraih tubuh Alona yang berada di pangkuan bibi Alice. Pemimpin Black Dragon itu bahkan menggendong tubuh Alona masuk ke dalam kamar tanpa merasa keberatan sama sekali. Alex membaringkan tubuh Alona dengan sangat pelan dia atas tempat tidur.Bahkan pria itu menyelimuti tubuh Alona.Alex duduk di s
Kini mereka semua sudah berada di ruang tamu. Bibi Alice menyuguhkan teh hangat dan menyantap kue yang di beli tadi.Alona menyantapnya dengan begitu lahapnya. Sepanjang perjalanan Alex tidak banyak bicara. Bahkan ketika mereka tiba di rumah bibi Alice. Alex masih saja seperti itu tapi Alona sama sekali tidak ambil pusing dengan sikap Alex yang seperti itu. Alona tahu jika Alex adalah laki-laki yang dingin dan tidak banyak bicara. "Bibi sangat senang dengan kedatangan mu nak.Bibi kira jika kita akan bertemu kembali dalam waktu yang cukup lama. "Ucap bibi Alice tersenyum kecil memandang wajah wanita hamil itu. "Aku baru saja dari dokter kandungan bibi dan kami memutuskan untuk datang ke sini." "Bagaimana dengan kandungan mu,calon cucu ku?" "Dia sehat-sehat saja bibi." Alona mengelus perutnya yang sudah semakin membesar. Wanita hamil itu menatap wajah bibi Alice yang sudah di anggap seperti keluarga nya sendiri. Dia tidak pernah merasakan kasih sayang seorang ibu tapi bibi