"Tuan,anda tidak apa-apa?"Louis terlihat panik ketika melihat Alex yang terluka. Pria bertubuh bongsor itu telah melakukan kesalahan besar. Mereka tidak tahu saja jika Alex membiarkan hal itu.Bukannya tidak bisa menghindar tapi Alex hanya menguji mereka. Pria bertubuh bongsor itu ketakutan ketika Alex mendekatinya tanpa merasa takut sama sekali.Bahkan tangannya yang memegang pistol gemetaran. "Rupanya kamu pemimpin yang penakut."Cemoh Alex kepada musuhnya . Dor...dor.. Dua tembakan yang di lepaskan Alex mengenai sekaligus kedua musuhnya. Tapi begitu musuh bersiap melawan,tentu saja Alex menghindar dengan sangat cepat. "Merepotkan!Habisi mereka!"Perintah Alex kemudian berbalik dan melirik ke Arah Louis. Louis yang sudah mengerti lirikan tuannya, berbalik dan menyerang musuh secara membabi buta.Hingga kedua pria itu tewas bersimbah darah.Louis segera mengambil berkas yang di sembunyikan di balik bajunya. "Lemah tapi masih bertindak bodoh."Maki Alex ketika mendengar su
"Tuan Alex. "Alona menelan ludah ketika pria itu berada di depan kamarnya. Tapi bukan hal itu yang membuat gadis itu ketakutan tapi pria itu dengan mudah membuka pintu kamarnya. "Ikut dengan ku!"Perintah Alex dengan dingin. Alona menatap pria itu yang mulai berbalik dan melangkahkan kakinya. Gadis itu sama sekali belum beranjak dari posisinya saat ini. "Apa kamu tuli atau kamu ingin merasakan, bagaimana rasanya di cabik cabik oleh anjing peliharaan ku?Kenapa masih berdiri di situ?" Lagi lagi Alex mengancam dirinya. Hal itu membuat Alona kesal. Entah kenapa dia harus bertemu dengan pria itu. Alona menghela nafas berat, sebelum dia melangkah keluar dari kamar miliknya. Alona terus mengikuti Alex hingga tanpa sadar jika mereka berdua berada di dalam sebuah kamar. Seketika Alona merasa gugup ketika menyadari jika mereka berdua berada di dalam sebuah kamar. "Apa ini kamarnya?"Batin Alona dengan perasaan gugup.Tiba-tiba dia teringat dengan percakapannya dengan tuan Mahendra.
"Terima kasih tuan. "Alona berterima kasih dan turun dari mobil. Setelah Alona turun,mobil melaju kembali ke mansion milik Alex. Alona menghirup udara sebanyak banyaknya sebelum masuk ke dalam kediaman milik orang tuanya. Gadis itu hanya mengambil barang barang miliknya dan kembali meninggalkan tempat yang sudah memberinya kenangan buruk. "Nona sudah kembali?"Salah satu pelayan melihat kedatangannya sedikit terkejut.Tidak ada yang tahu jika Alona telah di jual. "Iya.Tolong jangan beritahu siapa pun. "Ucap Alona kemudian melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamarnya. Begitu masuk ke dalam kamarnya yang berada di lantai satu. Kamarnya bersebelahan dengan kamar para pelayan. Alona dengan cepat mengemas barang barang miliknya. Entah kenapa selama ini dia diam saja di perlakukan seperti itu. Mengingat hal itu,tentu saja ada kebencian yang di rasakan oleh gadis itu. Alona membawa dua koper miliknya dan bersiap meninggalkan tempat. Dia bahkan tidak ingin menyapa ayahnya. "Ap
"5 miliar!"Penawar tertinggi jatuh kepada pria paruh baya yang tengah berdiri di hadapannya saat ini. "Bagaimana, apa ada yang lebih tinggi lagi?"Tanya seorang MC pria yang memandu acara tersebut. Sedangkan pria paruh baya itu mulai mendekati tubuh Alona dan mengendus bau gadis itu yang semakin membuatnya terpesona.Bahkan pria paruh baya itu mulai menyentuh pipi Alona. "Jangan sentuh aku!"Teriak Alona tapi pria paruh baya itu hanya tersenyum penuh nafsu melihat gadis secantik Alona. "Kamu akan menikmatinya gadis kecil di belakang.Kamu begitu cantik, masih muda dan bahkan aku begitu menyukai bau tubuhmu.Aku sudah tidak sabar."Ucapan pria paruh baya itu semakin membuat Alona ketakutan. "10 miliar."Ucap seorang pria dengan suara beratnya membuat semua orang terkejut. Pria paruh baya itu terlihat tidak senang mendengar penawaran tertinggi Pria itu. Dia sudah membayangkan tubuh gadis itu tapi semuanya sirna karena Pria di hadapannya itu. "Tuan Alex. "Sapa pembawa acara ters
"Agatha!"Teriak Laura menggema di ruang tamu memanggil putri kesayangannya. "Ada apa mah?Kamu membuat ku terkejut.Kenapa teriak-teriak ?"Sang putri tampak kesal dengan sikap mamahnya. "Kamu tahu tadi Alona datang ke sini dan mamah tentu saja tidak mau rugi.Mamah kembali menjualnya dan kamu tahu berapa uang yang ku dapatkan. "Laura tampak begitu kegirangan. "Memangnya berapa?" "10 miliar."Jawab Laura tersenyum puas. "Siapa yang membelinya dengan harga semahal itu?Bahkan tubuhnya sudah kotor tapi masih saja ada yang mau mengeluarkan uang sebanyak itu. "Aghata tampak kesal dengan hal itu. "Kamu benar sekali.Bahkan orang yang membelinya sepertinya memiliki pengaruh yang lebih besar dari pria kemarin. Dan satu hal lagi kali pria yang membelinya masih muda dan tampan.Bahkan dia begitu dia begitu di hormati.Kalau tidak salah namanya tuan Alex. " "Tuan Alex?Namanya seperti tidak asing."Aghata mulai berpikir, entah kenapa dia merasa pernah mendengar nama itu di sebut. Aghata
"Tuan seseorang memberi anda ini."Ucap pelayan tersebut tersenyum manis. "Tuan."Louis berbisik kepada Alex. pria itu tersenyum kecil dan menenggak minuman itu sampai tandas.Setelah itu Alex meninggalkan tempat itu tanpa menaruh curiga sama sekali. Begitu masuk ke dalam mobil, Alex memejamkan matanya. Pria itu masih belum merasakan apapun.Beberapa menit kemudian, Alex merasa panas.Bahkan rasa haus juga ia rasakan. Sementara itu di klub tersebut, Aghata tampak kesal karena Alex pergi.Wanita itu baru saja hendak keluar untuk mengulur waktu tapi Alex lebih dulu meninggalkan klub tersebut. Di dalam mobil Alex merasa gelisah dan tubuhnya semakin panas.Louis yang berada di kursi kemudi mulai menyadari sesuatu. "Sial.Gadis sialan itu!"Umpat Alex dengan kesal. "Tuan baik-baik saja?" "Gadis itu. Bawa dia kepada ku tapi aku ingin kembali ke mansion sekarang. "Perintah Alex yang terlihat menahan sesuatu. "Ada apa tuan?"Louis mulai merasa khawatir. "Aku akan memberi gadis
Hiks...Hiks... Seorang gadis tengah menangis di pinggir pantai dengan perasaan berkecamuk.Dadanya naik turun karena emosi. Gadis itu tidak lain adalah Alona.Alona kabur dari mansio Alex setelah melihat pria itu tumbang di sampingnya. Tubuhnya bergetar hebat karena ketakutan yang sangat besar. Bahkan Alona sama sekali tidak mengenakan alas kaki saat dia meninggalkan mansion dan melewati hutan belantara yang berada di belakang mansion. Gadis itu tidak menyangka jika Alex akan merenggut kesuciannya.Meskipun kenyataannya jika Alex sudah membelinya tapi Alona sama sekali tidak ingin memberikan tubuhnya pada pria kejam itu. Alona membenci pria itu dan ingin melupakan semua yang terjadi. Gadis itu melihat sekeliling, dia sama sekali tidak tahu tempat itu. Dia hanya menyusuri hutan belantara dengan perasaan yang hancur dan kacau. "Dimana ini?"Alona menghapus air matanya dan beranjak dari posisinya. Gadis itu tidak melihat adanya siapa pun di tempat itu. Alona yang menyadari hal i
"Apa bibi merawat mereka sendirian?"Alona terlihat takjub dengan hal itu. "Bibi yang melakukannya.Bibi menyukai pekerjaan ini nak."Jawab bibi Alice tersenyum kecil. "Terlihat jelas jika bibi begitu menikmatinya." Sementara itu, Alex menampar anak buahnya yang bertugas malam itu.Mereka bahkan mendapatkan hukuman dari Alex karena tidak berusaha dalam menjalankan tugasnya. "Aku tidak mau tahu,temukan gadis itu jika kalian masih ingin hidup dengan tenang. "Teriak Alex menggema di dalam mansion. Louis bahkan sedikit terkejut dengan reaksi tuannya. Dia sama sekali tidak menyangka jika Alex akan semurka itu. "Tuan,tidak ada yang menemukan keberadaan nona Alona. " plak...plak....plak... "Bodoh!" Alex meninggalkan Louis setelah memberikan tiga tamparan keras untuk tangan kanannya. Pria itu begitu murka saat ini.Dia begitu kesal ketika anak buahnya bahkan tidak bisa menemukan seorang wanita. "Kami akan berusaha menemukan nona Alona tuan."Ucap Louis setelah melihat tuannya
Di tempat lain tepatnya di restoran,Louis dan Lily masih saja berada di tempat itu. Keduanya mengobrol dengan santai dan terlihat begitu serius. pasangan itu terlihat begitu betah berada di tempat itu.Keduanya mengobrol dengan begitu santainya "Aku tahu ini bukan momen yang pas tapi ini adalah tempat yang memberiku banyak kenangan. Menikah lah dengan ku Lily. " Louis mengeluarkan sebuah cincin yang berada di saku Jasnya. Sedangkan wanita yang dia lamar hanya menatap dirinya dengan penuh keheranan. Lily sedikit terkejut sekaligus heran dengan pengungkapan Louis yang secara tiba-tiba kepada dirinya. Pria itu bahkan tidak mengatakan hal hal yang romantis tapi dia langsung melamar dirinya dengan sebuah cincin berlian yang tampak begitu mewah. "Kenapa bengong sayang?"Louis kembali bertanya setelah melihat wanita yang dia cintai hanya terdiam dan menatap ke arah cincin di hadapannya itu. "Ini Sangat tiba tiba. Aku bahkan tidak menyangka jika kamu akan melamar ku secepat ini. "
"Ada apa sayang?"Alex bertanya ketika melihat istrinya melamun kan sesuatu . "Tidak ada apa-apa. Ayo kita turun."Ajak Alona yang segera turun bersama dengan putranya dan suaminya. Kelvin menggandeng tangan mommynya turun dari mobil.Bocah laki-laki itu terlihat begitu antusias begitu turun dari mobil. Kelvin menggandeng tangan Mommy dan daddy memasuki restoran. Bersamaan dengan Alex membuka pintu.Kelvin berteriak memanggil neneknya. "Nenek. "Panggil Kelvin yang langsung mengalihkan perhatian kedua orang tuanya. Seketika Alona dan Alex menoleh ke belakang. Alex tersenyum tipis ketika melihat ibu mertuanya bersama dengan tuan Jhon. Sedangkan Alona tampak bingung melihat ibunya bersama dengan seorang pria. Sedangkan Angelina yang melihat putrinya terlihat begitu malu.Dia sudah setua itu tapi masih berharap bisa bersama dengan orang yang dia cintai. Angelina belum mengerti sepenuhnya tentang sifat putrinya. Alona bukanlah orang yang berpikiran sempit.Dia tidak mungkin menen
Deg... Lily merasakan detak jantungnya berpacu dengan begitu cepatnya.Lily bahkan menggosok matanya untuk memastikan jika dirinya tidak salah lihat tapi nyatanya pria yang baru masuk itu adalah orang yang begitu penting di dalam hidupnya. Lily terus menatap ke arah pria yang sama sekali tidak melihat ke arah dirinya.Detak jantungnya tidak bisa beraturan saat ini. Wanita itu tampak begitu syok melihat ke arah Pria yang berjalan ke arah meja yang selalu di tempati oleh orang yang begitu ia kagumi. Lily sudah lama tidak melihat pria itu,dia bahkan sudah tidak ingat dengan wajahnya tapi dia yakin jika dia melihat pria itu lagi,Lily yakin jika dia bisa mengenalinya tapi nyatanya tidak. "Apa itu dia?Apa mereka adalah orang yang sama?Tapi kenapa aku tidak mengenalinya?Pantas saja aku merasa familiar dengan mu,rupanya kalian adalah orang yang sama."Batin Lily terus memandangi pria di hadapannya itu. Pria itu pun menoleh ke arahnya dirinya ketika dia menyadari jika hanya ada dua
Tok...tok... Lily segera menghapus air matanya begitu mendengar suara ketukan pintu kamarnya.Wanita itu melangkahkan kakinya untuk membuka pintu. "Paman Jack."Lily tersenyum kecil memandang ke arah pria paruh baya itu. "Boleh Paman masuk nak?"Tanya Paman Jack kepada keponakannya. "Silahkan masuk Paman." Lily melangkah masuk ke dalam kamar miliknya,di susul oleh Paman Jack. Keduanya duduk di sofa dan tentu saja Paman Jack membuka pembicaraan terlebih dahulu. "Bagaimana keadaan mu nak?" "Aku sudah membaik Paman." "Bagaimana kalau kita ke mengunjungi makam kedua orang tuan mu besok nak?Paman sudah meminta izin kepada tuan Alex dan tuan Alex mengizinkan kita untuk pergi."Ucap Paman Jack memberi tahu keponakannya. "Terserah Paman saja.Lily ikut saja dengan keputusan paman." Obrolan Keduanya tidak berlangsung lama. Paman Jack meminta keponakannya untuk beristirahat.Paman Jack meninggalkan kamar keponakannya setelah mengatakan apa yang ingin dia katakan. Ke esokan...
"Apa kamu Bersedia untuk menerima ku?"Louis kembali bertanya setelah Lily terdiam. Louis kembali melirik ke arah wanita di sampingnya. Wanita itu masih saja terdiam setelah mendengar ucapan Louis. "Baiklah. Mari kita jalani hubungan ini.Kita tidak tahu sejauh mana kita bisa bersama tapi aku berharap jika kita bisa hidup bersama sepanjang masa."Ucap Lily tersenyum tipis. "Jika itu harapan mu maka aku juga berharap demikian. "Ucap Louis tersenyum tipis. "Aku selalu mengharapkan sesuatu yang baik untuk kita.Aku selalu memimpikan sesuatu yang baik dan selalu memiliki harapan yang tinggi." Keduanya tersenyum setelah percakapan singkat mereka berdua.Mereka berdua memiliki harapan yang sama yaitu saling berbahagia. Louis mengeluarkan sebuah cincin beberapa menit setelah Lily bersedia menerima dirinya. Pria itu memasangkan cincin itu di jari manis wanita yang di cintainya itu. "Terima kasih. Ini Sangat cantik. "Ucap Lily tersenyum kecil memandang cincin pemberian Louis. L
"Paman akan mengambilkan makanan nak.Kamu harus memulihkan tenaga mu secepatnya."Ucap Paman Jack tersenyum tipis. Pria paruh baya itu melangkahkan kakinya keluar dari kamar.Paman Jack menuju ke arah dapur untuk mengambil makanan. "Paman Jack. "Panggil Lily. "Kenapa turun nak?" "Aku baik-baik saja Paman. Paman tidak perlu repot repot mengantarkan makanan ke kamar ku."Ucap Lily duduk di meja. "Paman sama sekali tidak merasa di repotkan nak." Paman Jack meletakkan makanan di depan keponakannya. Pria paruh baya itu bahkan menyiapkan buah yang sudah dia kupas sendiri. "Terima kasih Paman. "Lily menyantap makanan yang di berikan oleh Paman Jack dengan lahapnya. "Baru kali ini Paman melihat mu makan dengan begitu lahapnya nak.Paman senang melihat mu seperti itu. "Ucap Paman Jack tersenyum tipis memandangi wajah cantik keponakannya. "Di mana semua orang?" Paman Jack dan Lily berbalik setelah mendengar pertanyaan dari seseorang di belakang mereka. "Tuan,semua orang s
Tok..tok.. Kelvin kembali berlari membuka pintu. Kali ini Kelvin melihat kehadiran neneknya lagi. "Hallo nenek. " "Hallo sayang.Di mana Mommy mu?" "Di dalam bersama dengan nenek. "Jawab bocah laki-laki itu menarik tangan neneknya. Bibi Alice masuk ke dalam kamar dan melihat kehadiran besannya dan juga menantunya yang sedang asyik mengobrol. "Hallo bu."Sapa Alona tersenyum kecil ke arah mertuanya. "Hallo sayang." "Duduklah Alice." "Hmmm." Ketiga wanita itu kembali mengobrol dengan santai dan membiarkan bocah laki-laki itu bermain sendirian.Kelvin sendiri sibuk dengan mainnya seorang diri. "Boleh nenek menemani Kelvin bermain?"Angelina menghampiri cucunya yang sedang asyik bermain seorang diri. "Apa nenek tidak mengobrol?" "Nenek ingin bermain bersama dengan Kelvin. " "Baiklah jika nenek mau.Kita bisa bermain bersama. " Satu jam berlalu,Pintu kamar kembali terbuka. Kali ini Alex yang sedang melangkah masuk ke dalam kamar. Pemimpin Black Dragon itu seke
"Tutup mulutmu Brengsek.Kita semua akan mati di tempat ini."Teriak Wiliam penuh amarah. "Apa kamu yakin kita semua akan mati di tempat ini?Sepertinya hanya kamu yang akan mati di tempat ini."Ucap Alex kembali,pemimpin Black Dragon itu bisa melihat bagaimana raut wajah kekhawatiran dari Wiliam. "Tentu saja.Apa kamu bisa meninggalkan tempat ini dalam sekejap mata?Aku rasa itu hal yang tidak mungkin. Kita semua akan mati di tempat ini."Wiliam tertawa terbahak-bahak seperti orang kesurupan. Pria itu terlihat putus asa saat ini.Wiliam tidak yakin jika dia bisa mengalahkan Alex.Itu sebabnya dia memilih jalan yang terbilang cukup ekstrem.Dia rela mengorbankan dirinya sendiri. "Aku memberimu kesempatan kedua.Aku biasanya tidak pernah melakukan hal ini tapi aku melihat Lily begitu mengkhawatirkan mu.Tinggalkan kota ini dan jangan pernah muncul lagi.Tapi jangan mengulang kesalahan yang sama seperti kakak mu karena kamu akan berakhir seperti kakak mu." Louis yang mendengar ucapan Ale
Wiliam menoleh ke arah Lily yang sudah mulai memejamkan matanya.Pria itu mendekat dan memeriksa denyut nadi Lily. Wiliam mengeluarkan pisau kecilnya dan membuka peluru yang menembus kulit Lily. Lily yang merasakan hal itu secara tiba tiba hanya bisa meringis kesakitan. "Diamlah.Jika kamu tidak ingin mati kehabisan darah."Ucap Wiliam yang tidak tega melihat wanita yang di cintainya tersiksa. "Pergilah Wiliam. Menghilanglah dari kota ini."Lirih Lily yang masih saja mengkhawatirkan sahabatnya. "Jangan campuri urusan ku lagi.Anggap saja kita bukan teman lagi.Jangan membuat ku semakin terlihat kejam Lily. Karena aku tidak akan mengubah keputusan yang sudah aku putuskan."Ucap Wiliam beranjak dari tempat duduknya setelah membalut luka wanita yang di cintainya. Wiliam menjauhi Lily,dia tidak ingin berdekatan dengan wanita itu.Dia takut jika dia akan berubah pikiran jika terus berada di samping wanita yang cintainya. Wliliam jelas tahu meskipun dia berubah pikiran.Alex tidak a