"Tuan,ayah anda ingin bertemu."Alex yang sedang berenang terpaksa menghentikannya karena kedatangan sang ayah kembali. "Ada apa lagi dia datang?Kenapa akhir akhir ini dia sering sekali datang?"Alex terlihat begitu kesal. "Apa kamu tidak senang dengan kedatangan ayahmu?"Mahendra menatap tajam ke arah putranya. "Karena kedatangan ayah membuat ku pusing.Aku tidak akan berubah pikiran ayah.Jika ayah begitu menginginkan anak kecil,kenapa bukan ayah saja yang melakukannya.Ayah juga yang membelinya dengan harga yang mahal."Terlihat jelas kekesalan Alex kepada sang ayah. "Ayah hanya menginginkan keturunan dari mu bocah tengik. Kamu sudah 28 tahun tapi masih saja tidak memiliki seorang kekasih. Kapan kamu akan memberikan ayah cucu?"Tidak beda jauh dengan sang putra,Mahendra juga terlihat kesal dengan putranya. "Aku masih muda dan itu hak aku apa aku ingin memiliki seorang anak atau tidak.Ayah tidak perlu ikut campur dengan masalah pribadi ku." "Anak brengsek.Ayah akan bicara denga
"Sudahlah!Berikan hukuman pada gadis murahan ini.Dia sudah berani menyentuh tubuhku dengan tubuh kotoran."Perintah Alex yang membuat Alona gugup. "Tapi tuan aku tidak sengaja.Aku hanya menabrak anda karena kelalaian ku tapi hal itu masih wajar.Banyak orang yang mungkin melakukan hal itu karena ketidaksengajaan.Apa aku juga harus mendapatkan hukuman karena itu?Bukankah ini tidak adil?Aku juga tidak ingin berada di tempat ini?Anda tidak berhak menghinaku dan selalu merendahkan ku hanya karena anda memiliki uang.Hanya karena anda memiliki uang bukan berarti tuan bisa menghinaku sesuka hati anda. Jangan berpikir jika anda memiliki maka aku akan tertarik atau bahkan mengejar ngejar anda.Anda salah besar. " Alona menelan rasa takutnya untuk mengatakan semua itu.Dia tidak ingin pria di hadapannya itu selalu saja merendahkan dirinya.Dia sama sekali bukan orang seperti itu.Dia bukanlah gadis murahan seperti yang Alex bilang. Louis yang berada di belakang Alex tersenyum kecil melihat keb
Alona menelan ludah ketika tiga anjing besar milik Alex sudah keluar dari kandangnya. Louis yang berada di luar mulai panik tapi dia juga tidak bisa berbuat apa-apa. Louis jelas tidak tega melihat tubuh Alona tercabik cabik oleh anjing peliharaan Alex. Tapi dia jelas tahu sampai mana dia bisa ikut campur tentang gadis itu. "Pria kejam itu!Aku suka anjing tapi jelas dia lebih ganas dari milik ku."Gumam Alona tapi masih bisa di dengar oleh Alex. Alona juga memiliki anjing ganas tapi ke tiga anjing di hadapannya itu jelas lebih ganas.Alona hanya beranjak dari posisinya dan menatap ketiga anjing di depannya.Tapi jelas Alona takut ketika membayangkan tubuhnya di cabik cabik oleh ketiga anjing itu. Ketiga anjing itu langsung menghampiri Alona tapi suatu kejadian unik membuat Alex tercengang.Anjing peliharaan Alex tiba-tiba berhenti dan mengendus endus tubuh Alona. "Apa yang terjadi?"Alex menatap gadis di hadapannya dengan kebingungan. Alona menelan ludah berkali-kali ketika ke
"Alona!"Teriakan Alex menggema di ruang tamu. Paman Jack yang mendengar hal itu berlari tergopoh gopoh menghampirinya. Terlihat jelas kepanikan pria paruh baya itu. "Ada apa tuan?Anda butuh sesuatu?"Tanya Paman Jack yang terlihat khawatir. "Dimana gadis itu?" "Sepertinya dia di kamarnya tuan." Alex berjalan masuk ke dalam lift dan menuju ke lantai dua dimana kamar Alona berada.Begitu membuka pintu,gadis yang dia cari sama sekali tidak ada di dalam kamar itu. Alex berjalan keluar dari kamar Alona dengan perasaan murka. Baru kali ini ada seorang gadis yang berani bermain main dengannya. "Cari gadis itu sampai ketemu!"Perintah Alex kepada Louis dan anak buahnya. Louis menghela nafas berat.Masalah apa lagi yang di buat oleh gadis itu.Louis hanya bisa menggelengkan kepalanya. Alona terus saja menguji kesabaran Alex. "Kamu disini?"Louis terkejut ketika Alona baru saja keluar dari kamarnya dengan santainya. "Ada apa?"Alona bertanya dengan santainya. "Tuan Alex mencar
"Tuan,kita sudah tiba."Louis membuka pintu dan Alex turun dari mobil. Begitu Alex keluar dari mobil,anak buahnya sudah berjejer dengan rapi menyambut kedatangan tuan mereka.Seluruh anak buah Alex yang menyambut kedatangannya menunduk hormat kepadanya. "Persiapkan diri kalian!Aku ingin kita berhasil menyerang musuh.Kita tidak boleh lengah,itu wilayah yang sudah di janjikan kepada kita tapi mereka malah membatalkan perjanjian secara sepihak.Wilayah itu harus menjadi milik Black dragon. Black Dragon adalah nama kelompok mereka. Seluruh anak buah Alex memiliki tatto naga di leher mereka. Begitu juga dengan Alex,yang membedakan tatto mereka adalah warnanya.Jika anak buahnya memiliki tatto berwarna hitam maka Alex memiliki warna emas yang melambangkan kepemimpinannya. Alex terkenal kejam di kalangan dunia bawah. Pria itu tidak akan segan segan membunuh musuhnya.Seperti saat ini pria itu berencana menyerang kelompok mafia lain yang telah melanggar perjanjian mereka. Pemimpin Black
"Tuan,anda tidak apa-apa?"Louis terlihat panik ketika melihat Alex yang terluka. Pria bertubuh bongsor itu telah melakukan kesalahan besar. Mereka tidak tahu saja jika Alex membiarkan hal itu.Bukannya tidak bisa menghindar tapi Alex hanya menguji mereka. Pria bertubuh bongsor itu ketakutan ketika Alex mendekatinya tanpa merasa takut sama sekali.Bahkan tangannya yang memegang pistol gemetaran. "Rupanya kamu pemimpin yang penakut."Cemoh Alex kepada musuhnya . Dor...dor.. Dua tembakan yang di lepaskan Alex mengenai sekaligus kedua musuhnya. Tapi begitu musuh bersiap melawan,tentu saja Alex menghindar dengan sangat cepat. "Merepotkan!Habisi mereka!"Perintah Alex kemudian berbalik dan melirik ke Arah Louis. Louis yang sudah mengerti lirikan tuannya, berbalik dan menyerang musuh secara membabi buta.Hingga kedua pria itu tewas bersimbah darah.Louis segera mengambil berkas yang di sembunyikan di balik bajunya. "Lemah tapi masih bertindak bodoh."Maki Alex ketika mendengar su
"Tuan Alex. "Alona menelan ludah ketika pria itu berada di depan kamarnya. Tapi bukan hal itu yang membuat gadis itu ketakutan tapi pria itu dengan mudah membuka pintu kamarnya. "Ikut dengan ku!"Perintah Alex dengan dingin. Alona menatap pria itu yang mulai berbalik dan melangkahkan kakinya. Gadis itu sama sekali belum beranjak dari posisinya saat ini. "Apa kamu tuli atau kamu ingin merasakan, bagaimana rasanya di cabik cabik oleh anjing peliharaan ku?Kenapa masih berdiri di situ?" Lagi lagi Alex mengancam dirinya. Hal itu membuat Alona kesal. Entah kenapa dia harus bertemu dengan pria itu. Alona menghela nafas berat, sebelum dia melangkah keluar dari kamar miliknya. Alona terus mengikuti Alex hingga tanpa sadar jika mereka berdua berada di dalam sebuah kamar. Seketika Alona merasa gugup ketika menyadari jika mereka berdua berada di dalam sebuah kamar. "Apa ini kamarnya?"Batin Alona dengan perasaan gugup.Tiba-tiba dia teringat dengan percakapannya dengan tuan Mahendra.
"Terima kasih tuan. "Alona berterima kasih dan turun dari mobil. Setelah Alona turun,mobil melaju kembali ke mansion milik Alex. Alona menghirup udara sebanyak banyaknya sebelum masuk ke dalam kediaman milik orang tuanya. Gadis itu hanya mengambil barang barang miliknya dan kembali meninggalkan tempat yang sudah memberinya kenangan buruk. "Nona sudah kembali?"Salah satu pelayan melihat kedatangannya sedikit terkejut.Tidak ada yang tahu jika Alona telah di jual. "Iya.Tolong jangan beritahu siapa pun. "Ucap Alona kemudian melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamarnya. Begitu masuk ke dalam kamarnya yang berada di lantai satu. Kamarnya bersebelahan dengan kamar para pelayan. Alona dengan cepat mengemas barang barang miliknya. Entah kenapa selama ini dia diam saja di perlakukan seperti itu. Mengingat hal itu,tentu saja ada kebencian yang di rasakan oleh gadis itu. Alona membawa dua koper miliknya dan bersiap meninggalkan tempat. Dia bahkan tidak ingin menyapa ayahnya. "Ap
Louis terdiam sejenak dan hanya menatap wajah ibunya.Tidak beda jauh dengan sang ibu,wanita paruh baya itu juga menatap ke arah dirinya. "Apa ibu mengingat ini?"Louis meletakkan syal yang di berikan oleh Lily tadi. Angelina mengambil syal tersebut dan tersenyum kecil. Dia jelas masih mengingat dengan jelas syal miliknya. "Ini adalah syal yang kupakai saat terakhir kalinya kita bertemu.Aku tidak sadar telah menjatuhkannya."Ucap Angelina menatap sendu ke arah putranya. Dia tidak pernah melupakan pertemuan terakhirnya dengan putranya di taman.Dia tidak menyangka jika dia akan berpisah dengan putranya dengan waktu yang cukup lama. "Aku menemukannya saat mencari kalian.Aku menunggu cukup lama di taman dengan membawa syal ini. Aku menunggu sampai sore tapi kalian tidak kunjung datang. Hingga tuan Mahendra datang dan berbicara kepada ku.Kami mengobrol dengan waktu yang cukup lama di taman dan tuan Mahendra membawa ku ke mansion miliknya. " Louis masih ingat dengan jelas hal itu
Di tempat lain tepatnya di restoran,Louis dan Lily masih saja berada di tempat itu. Keduanya mengobrol dengan santai dan terlihat begitu serius. pasangan itu terlihat begitu betah berada di tempat itu.Keduanya mengobrol dengan begitu santainya "Aku tahu ini bukan momen yang pas tapi ini adalah tempat yang memberiku banyak kenangan. Menikah lah dengan ku Lily. " Louis mengeluarkan sebuah cincin yang berada di saku Jasnya. Sedangkan wanita yang dia lamar hanya menatap dirinya dengan penuh keheranan. Lily sedikit terkejut sekaligus heran dengan pengungkapan Louis yang secara tiba-tiba kepada dirinya. Pria itu bahkan tidak mengatakan hal hal yang romantis tapi dia langsung melamar dirinya dengan sebuah cincin berlian yang tampak begitu mewah. "Kenapa bengong sayang?"Louis kembali bertanya setelah melihat wanita yang dia cintai hanya terdiam dan menatap ke arah cincin di hadapannya itu. "Ini Sangat tiba tiba. Aku bahkan tidak menyangka jika kamu akan melamar ku secepat ini. "
"Ada apa sayang?"Alex bertanya ketika melihat istrinya melamun kan sesuatu . "Tidak ada apa-apa. Ayo kita turun."Ajak Alona yang segera turun bersama dengan putranya dan suaminya. Kelvin menggandeng tangan mommynya turun dari mobil.Bocah laki-laki itu terlihat begitu antusias begitu turun dari mobil. Kelvin menggandeng tangan Mommy dan daddy memasuki restoran. Bersamaan dengan Alex membuka pintu.Kelvin berteriak memanggil neneknya. "Nenek. "Panggil Kelvin yang langsung mengalihkan perhatian kedua orang tuanya. Seketika Alona dan Alex menoleh ke belakang. Alex tersenyum tipis ketika melihat ibu mertuanya bersama dengan tuan Jhon. Sedangkan Alona tampak bingung melihat ibunya bersama dengan seorang pria. Sedangkan Angelina yang melihat putrinya terlihat begitu malu.Dia sudah setua itu tapi masih berharap bisa bersama dengan orang yang dia cintai. Angelina belum mengerti sepenuhnya tentang sifat putrinya. Alona bukanlah orang yang berpikiran sempit.Dia tidak mungkin menen
Deg... Lily merasakan detak jantungnya berpacu dengan begitu cepatnya.Lily bahkan menggosok matanya untuk memastikan jika dirinya tidak salah lihat tapi nyatanya pria yang baru masuk itu adalah orang yang begitu penting di dalam hidupnya. Lily terus menatap ke arah pria yang sama sekali tidak melihat ke arah dirinya.Detak jantungnya tidak bisa beraturan saat ini. Wanita itu tampak begitu syok melihat ke arah Pria yang berjalan ke arah meja yang selalu di tempati oleh orang yang begitu ia kagumi. Lily sudah lama tidak melihat pria itu,dia bahkan sudah tidak ingat dengan wajahnya tapi dia yakin jika dia melihat pria itu lagi,Lily yakin jika dia bisa mengenalinya tapi nyatanya tidak. "Apa itu dia?Apa mereka adalah orang yang sama?Tapi kenapa aku tidak mengenalinya?Pantas saja aku merasa familiar dengan mu,rupanya kalian adalah orang yang sama."Batin Lily terus memandangi pria di hadapannya itu. Pria itu pun menoleh ke arahnya dirinya ketika dia menyadari jika hanya ada dua
Tok...tok... Lily segera menghapus air matanya begitu mendengar suara ketukan pintu kamarnya.Wanita itu melangkahkan kakinya untuk membuka pintu. "Paman Jack."Lily tersenyum kecil memandang ke arah pria paruh baya itu. "Boleh Paman masuk nak?"Tanya Paman Jack kepada keponakannya. "Silahkan masuk Paman." Lily melangkah masuk ke dalam kamar miliknya,di susul oleh Paman Jack. Keduanya duduk di sofa dan tentu saja Paman Jack membuka pembicaraan terlebih dahulu. "Bagaimana keadaan mu nak?" "Aku sudah membaik Paman." "Bagaimana kalau kita ke mengunjungi makam kedua orang tuan mu besok nak?Paman sudah meminta izin kepada tuan Alex dan tuan Alex mengizinkan kita untuk pergi."Ucap Paman Jack memberi tahu keponakannya. "Terserah Paman saja.Lily ikut saja dengan keputusan paman." Obrolan Keduanya tidak berlangsung lama. Paman Jack meminta keponakannya untuk beristirahat.Paman Jack meninggalkan kamar keponakannya setelah mengatakan apa yang ingin dia katakan. Ke esokan...
"Apa kamu Bersedia untuk menerima ku?"Louis kembali bertanya setelah Lily terdiam. Louis kembali melirik ke arah wanita di sampingnya. Wanita itu masih saja terdiam setelah mendengar ucapan Louis. "Baiklah. Mari kita jalani hubungan ini.Kita tidak tahu sejauh mana kita bisa bersama tapi aku berharap jika kita bisa hidup bersama sepanjang masa."Ucap Lily tersenyum tipis. "Jika itu harapan mu maka aku juga berharap demikian. "Ucap Louis tersenyum tipis. "Aku selalu mengharapkan sesuatu yang baik untuk kita.Aku selalu memimpikan sesuatu yang baik dan selalu memiliki harapan yang tinggi." Keduanya tersenyum setelah percakapan singkat mereka berdua.Mereka berdua memiliki harapan yang sama yaitu saling berbahagia. Louis mengeluarkan sebuah cincin beberapa menit setelah Lily bersedia menerima dirinya. Pria itu memasangkan cincin itu di jari manis wanita yang di cintainya itu. "Terima kasih. Ini Sangat cantik. "Ucap Lily tersenyum kecil memandang cincin pemberian Louis. L
"Paman akan mengambilkan makanan nak.Kamu harus memulihkan tenaga mu secepatnya."Ucap Paman Jack tersenyum tipis. Pria paruh baya itu melangkahkan kakinya keluar dari kamar.Paman Jack menuju ke arah dapur untuk mengambil makanan. "Paman Jack. "Panggil Lily. "Kenapa turun nak?" "Aku baik-baik saja Paman. Paman tidak perlu repot repot mengantarkan makanan ke kamar ku."Ucap Lily duduk di meja. "Paman sama sekali tidak merasa di repotkan nak." Paman Jack meletakkan makanan di depan keponakannya. Pria paruh baya itu bahkan menyiapkan buah yang sudah dia kupas sendiri. "Terima kasih Paman. "Lily menyantap makanan yang di berikan oleh Paman Jack dengan lahapnya. "Baru kali ini Paman melihat mu makan dengan begitu lahapnya nak.Paman senang melihat mu seperti itu. "Ucap Paman Jack tersenyum tipis memandangi wajah cantik keponakannya. "Di mana semua orang?" Paman Jack dan Lily berbalik setelah mendengar pertanyaan dari seseorang di belakang mereka. "Tuan,semua orang s
Tok..tok.. Kelvin kembali berlari membuka pintu. Kali ini Kelvin melihat kehadiran neneknya lagi. "Hallo nenek. " "Hallo sayang.Di mana Mommy mu?" "Di dalam bersama dengan nenek. "Jawab bocah laki-laki itu menarik tangan neneknya. Bibi Alice masuk ke dalam kamar dan melihat kehadiran besannya dan juga menantunya yang sedang asyik mengobrol. "Hallo bu."Sapa Alona tersenyum kecil ke arah mertuanya. "Hallo sayang." "Duduklah Alice." "Hmmm." Ketiga wanita itu kembali mengobrol dengan santai dan membiarkan bocah laki-laki itu bermain sendirian.Kelvin sendiri sibuk dengan mainnya seorang diri. "Boleh nenek menemani Kelvin bermain?"Angelina menghampiri cucunya yang sedang asyik bermain seorang diri. "Apa nenek tidak mengobrol?" "Nenek ingin bermain bersama dengan Kelvin. " "Baiklah jika nenek mau.Kita bisa bermain bersama. " Satu jam berlalu,Pintu kamar kembali terbuka. Kali ini Alex yang sedang melangkah masuk ke dalam kamar. Pemimpin Black Dragon itu seke
"Tutup mulutmu Brengsek.Kita semua akan mati di tempat ini."Teriak Wiliam penuh amarah. "Apa kamu yakin kita semua akan mati di tempat ini?Sepertinya hanya kamu yang akan mati di tempat ini."Ucap Alex kembali,pemimpin Black Dragon itu bisa melihat bagaimana raut wajah kekhawatiran dari Wiliam. "Tentu saja.Apa kamu bisa meninggalkan tempat ini dalam sekejap mata?Aku rasa itu hal yang tidak mungkin. Kita semua akan mati di tempat ini."Wiliam tertawa terbahak-bahak seperti orang kesurupan. Pria itu terlihat putus asa saat ini.Wiliam tidak yakin jika dia bisa mengalahkan Alex.Itu sebabnya dia memilih jalan yang terbilang cukup ekstrem.Dia rela mengorbankan dirinya sendiri. "Aku memberimu kesempatan kedua.Aku biasanya tidak pernah melakukan hal ini tapi aku melihat Lily begitu mengkhawatirkan mu.Tinggalkan kota ini dan jangan pernah muncul lagi.Tapi jangan mengulang kesalahan yang sama seperti kakak mu karena kamu akan berakhir seperti kakak mu." Louis yang mendengar ucapan Ale