"Tenang saja nona.Anda akan mendapatkan apa yang nona mau."
Ucapan Mahendra seketika membuat raut wajah wanita paruh baya itu seketika berubah.Dia menjual Alona untuk mendapatkan uang jika anak tirinya yang mengambil uang itu maka mereka tidak akan mendapatkan apapun. Keluarga Alona dulunya juga Keluarga kaya.Ayahnya memiliki perusahaan tapi saat ini perusahaan ayahnya di ambang kehancuran. Sehingga dia dengan tega menjual putrinya. "Tidak bisa tuan. Aku yang akan mendapatkan uang itu."Tentu saja Laura tidak akan membiarkan Alona membawa uang itu dan dia tidak mendapatkan apapun. "Jangan khawatir nyonya. Bukankah anda sudah memegang uang itu?Maka dari itu izinkan saya membawa putri anda." Mahendra memberikan isyarat kepada anak buahnya untuk membawa gadis di hadapannya. Alona hanya bisa pasrah dan tidak bisa berbuat apa-apa. Gadis itu hanya bisa menangis di dalam hatinya.Kini Alona sudah berada di dalam mobil menuju ke suatu tempat. "Mah,kita kaya kembali!Uang ini begitu banyak. "Aghata berteriak kegirangan setelah melihat begitu banyak uang di hadapannya. Bagaimana tidak uang sepuluh miliar itu berada di depan mata mereka dalam bentuk tunai.Bahkan Laura juga tidak menyangka jika Alona akan di beli dengan harga semahal itu. "Siapa yang membeli Alona?"Tuan Mahardika bertanya kepada istrinya yang sedang sibuk dengan uang hasil menjual putri tirinya. "Apa papah khawatir?Alona di beli oleh seorang pria yang sepertinya memiliki usia yang sama dengan mu.Sepertinya laki-laki itu orang kaya,jika tidak, tidak mungkin dia mau membeli Alona dengan harga semahal itu.Bahkan dia membayar kita dengan tunai."Laura tidak bisa lagi menahan bahagianya. "Uang itu akan kita pakai untuk menyelamatkan perusahaan. Bawa uang itu!"Tuan Mahardika melirik ke arah sekertarisnya. Laura dan putrinya tampak tidak begitu senang dengan hal itu tapi mereka juga tidak bisa membantah suaminya. Aghata mendekati mamahnya dengan wajah yang terlihat tidak bersemangat. Mereka hanya memegang uang itu tapi tidak bisa memilikinya. "Sisakan untuk mereka satu miliar."Perintah tuan Mahardika kemudian beranjak dari sofa. "Terima kasih sayang. "Laura melirik putrinya sambil tersenyum bahagia. Uang satu miliar juga cukup banyak. Sementara itu, Alona berhenti di depan sebuah mansion yang begitu besar.Mata gadis itu terbelalak melihat kemewahan mansion di depannya. Sepanjang perjalanan, orang yang membelinya tidak pernah mengucapkan satu kata pun kepadanya. "Kita sudah tiba.Ayo masuk!"Ucap Mahendra tapi Alona sama sekali tidak beranjak dari posisinya. Gadis itu masih saja membeku di tempatnya. "Masuklah nona. Aku sudah membelimu dengan harga yang cukup besar. Jangan membuat ku marah dengan menjadi pembangkang. "Ucapan Mahendra seketika membuat Alona ketakutan. Nada bicaranya juga terdengar begitu dingin. Alona mau tidak mau mulai melangkahkan kakinya masuk ke dalam mansion tersebut. Dadanya terasa begitu sesak. Entah apa yang akan terjadi kepadanya. "Wanita murahan mana lagi yang kamu bawa?"Suara berat seseorang membuat jantung Alona berpacu dengan cepat. Gadis itu memberanikan diri mengangkat wajahnya dan matanya langsung tertuju kepada pria yang berwajah dingin tapi terlihat tampan.Tatapannya begitu dingin memandang ke arah dirinya. "Perkenalkan dirimu!Dia putraku!"Mahendra menatap ke arah Alona tapi gadis itu tidak bisa berkata apa-apa ketika melihat tatapan pria di hadapannya itu. Tatapan pria di hadapannya itu seolah olah ingin menelannya hidup-hidup. "Selain murahan, papah juga membawa gadis bisu."Pria berwajah tampan itu semakin membuat Alona ketakutan. "Dia tidak bisu."Mahendra segera menepis Ucapan putranya. Jelas dia tahu jika gadis yang di belinya, bukan lah orang bisu. "Kamu harus tahu jika aku membelimu untuk putra ku.Namanya Alexander Mahendra, dia berusia 25 tahun.Tugas mu hanya mengandung anaknya." Mahendra pergi setelah mengatakan hal itu.Alona yang melihat kepergian pria paruh baya yang membelinya mulai keheranan. Dia masih belum belum bisa mencerna Ucapan pria paruh baya itu. Sedangkan pria di hadapannya itu masih menatap tajam ke arahnya. "Berapa uang yang dia keluarkan untuk membelimu?" "10 miliar. " "Dia mengeluarkan uang yang banyak hanya untuk membeli gadis murahan seperti mu."Kata kata pria di hadapannya itu membuat Alona sakit hati. "Jaga ucapan anda.Aku bukan wanita yang seperti kamu bilang."Alona terlihat kesal mendengar ucapan pria dihadapan anda. "Aku Alexander Mahendra tidak akan pernah melakukan apa yang pria tua itu bilang.Kamu mengerti."Alex menarik lengan Alona dengan sangat kasar,bahkan genggaman tangannya meninggalkan bekas merah pada pergelangan nya. "Wanita murahan tapi masih saja bersikap belagu."Alex meninggalkan Alona begitu saja.Sedangkan Alona merasakan perih pada pergelangan tangannya.Bahkan gadis itu menangis setelah kepergian Alex. Tapi bukan hal itu yang membuat gadis itu menangis. Tapi ucapan pria di hadapannya itu. Dia terlihat seperti wanita murahan. Di belakang Alex,seorang pria yang memiliki ketampanan yang tidak beda jauh dengan Alex,menatap dirinya dengan tatapan yang tidak bisa di artikan. "Tuan,gadis itu di jual oleh ibu tirinya untuk menolong perusahaan ayahnya."Ucap pria di belakang Alex.Kini keduanya sudah berada di dalam lift menuju ke lantai atas. "Jangan tertipu dengan penampilannya.Wanita semuanya sama saja.Mereka wanita yang akan melakukan apa pun demi uang atau demi kepuasan dirinya." "Tapi sepertinya gadis yang di bawa Paman berbeda tuan." "Berhentilah mengatakan hal itu. Karena hal itu tidak akan merubah apapun. Jangan mengungkit gadis itu lagi.Berikan saja tugas sebagai pelayan." "Baik tuan." Alex melangkahkan kakinya keluar dari lift dan menuju ke ruang kerjanya. Sedangkan pria di belakangnya itu hanya menatap tuannya.Pria itu tidak keluar dari lift tapi dia kembali ke lantai bawah. "Siapa nama anda nona?" Suara berat terdengar di telinga Alona membuat gadis itu menghapus air matanya segera.Alona menatap pria di hadapannya.Pria itu adalah pria yang bersama dengan putra dari pria paruh baya yang membelinya. "Alona tuan."Alona kini menundukkan pandangannya. "Jangan memanggil ku tuan.Aku bukan tuanmu,pria yang tadi adalah tuanmu.Namanya tuan Alex,hanya dia tuan di mansion ini." Alona tidak menjawabnya tapi gadis itu menundukkan wajahnya. Alona terlihat bingung,dia berada di tempat yang sama sekali dia tidak kenal siapapun. "Aku Louis holten. Panggil saja Louis.Tidak perlu ada tuannya. Selama nona di sini,jangan pernah membuat tuan Alex marah karena dia bisa melakukan sesuatu yang tidak pernah anda bayangkan. Nona harus mematuhi semua peraturan tuan Alex,karena tuan Mahendra sudah membeli nona,maka dari nona hanya perlu menjadi seorang pelayan. " Alona hanya berusaha mencerna apa yang di katakan oleh pria di hadapannya itu."Sepertinya nona masih belum memahaminya. Nona akan menjadi seorang pelayan di mansion ini." "Benarkah itu tuan?Maksud aku Louis. "Alona terlihat senang mendengar ucapan Louis. "Kenapa kamu terlihat senang?"Louis merasa heran melihat sikap gadis di hadapannya itu. "Itu artinya aku tidak tidak perlu melakukan sesuatu yang tidak wajar. Kenapa tuan itu harus membeliku dengan harga semahal itu jika ingin mencari seorang pelayan?Dia hanya membuat wanita licik itu kaya."Alona tampak cemberut. "Kamu tidak keberatan menjadi seorang pelayan?"Louis merasa jika gadis di hadapannya itu cukup menarik. "Kenapa harus malu yang harus malu itu adalah melakukan pekerjaan yang tidak baik.Louis asal kamu tahu jika aku sama sekali tidak ingin menjual diri." Sementara itu di dalam ruangannya.Alex tampak kesal melihat interaksi antara Louis dan gadis yang baru di beli ayahnya. Baru kali ini dia melihat Louis begitu ramah dengan seorang wanita. Louis dan dirinya sama sama anti dengan peremp
"Apa kamu bisa diam?"Alex menatap tajam ke arah gadis di hadapannya saat ini. Alona yang mendengar ucapan Alex terlihat bingung.Dia sama sekali tidak menyadari jika ada cctv di dalam kamar tersebut. Jika Alona tahu maka dia mungkin tidak ingin tinggal di dalam kamar tersebut. "Beri dia makan.Kenapa ayah mengeluarkan uang sebanyak itu hanya untuk membeli gadis bodoh.Selain murahan, dia juga bodoh tidak cantik. Tidak ada laki-laki yang akan tertarik dengan gadis seperti dia.Jika ada laki-laki yang tertarik dengan gadis yang tidak berbentuk seperti dia maka laki-laki itu adalah laki-laki terbodoh di muka bumi ini sama seperti dengannya. " Lagi-lagi Alex melontarkan kata-kata yang menghina dirinya.Alona yang mendengar hal itu mulai merasa gerah.Pria di hadapannya itu hanya bisa melontarkan kata-kata yang menghina dirinya. Alex yang menyadari kemarahan gadis di hadapannya itu hanya tersenyum kecil. Tapi senyumannya begitu tipis hingga tidak ada yang menyadari hal itu. "Mari no
"Kenapa nona bisa berada di tangan tuan Mahendra?"Paman Jack memulai obrolan untuk memecahkan keheningan diantara mereka. "Ceritanya panjang Paman." "Sepertinya nona memiliki kehidupan yang rumit. Sebenarnya tuan Alex memiliki hati yang baik nona tapi dia tidak suka jika seseorang membantah dirinya atau tidak melakukan apa yang di perintahkan. Satu hal lagi jangan membuatnya marah karena dia bisa lepas kendali seperti tadi." Alona hanya tersenyum kecil mendengar ucapan Paman Jack. Gadis itu tidak melihat jika Alex adalah pria yang baik.Tapi Alona berpikir jika Alex adalah pria yang kasar tapi Sepertinya Paman Jack menyadari hal itu. "Ini adalah tempat yang tidak boleh di masuki oleh siapapun termasuk aku.Hanya tuan Alex yang boleh masuk ke dalam ruangan tersebut. Sementara di sebelah ruangan ini adalah kamar tuan Alex." Alona menatap ruangan tersebut. Pikirannya mulai kemana mana.Sepertinya gadis itu mulai berpikir buruk tentang Alex.Bagaimana tidak pria itu sudah bersikap
"Apa yang kamu lakukan Alex?"Mahendra segera menghentikan putranya tapi Alex menepisnya. "Ayah tanya, apa yang kamu lakukan kepada gadis itu?"Mahendra meninggikan suaranya di depan putranya. "Bawa kembali gadis murahan ini.Aku tidak butuh gadis yang tidak tahu diri seperti dia.''Alex mendorong tubuh Alona dan keluar dari kamar itu begitu saja dengan perasaan murka. Pandangan Mahendra tertuju kepada gadis dengan kondisi yang memprihatinkan. Kemudian tatapannya beralih kepada Paman Jack yang berdiri di belakang mereka. "Tolong lepaskan saya tuan!"Alona menatap pria paruh baya yang membelinya dengan harapan yang sangat besar. "Bertahanlah!Kamu hanya perlu mengandung anaknya dan melahirkannya. Setelah itu kamu bebas melanjutkan hidupmu dengan orang yang kamu cintai."Ucap Mahendra kemudian meninggalkan Alona. Alona yang melihat kepergian tuan Mahendra hanya bisa menangis. Dia merasakan dunianya begitu hancur bertemu dengan pria itu. "Nona,Bersihkan dirimu. Dan kamu tahu k
"Tuan,ayah anda ingin bertemu."Alex yang sedang berenang terpaksa menghentikannya karena kedatangan sang ayah kembali. "Ada apa lagi dia datang?Kenapa akhir akhir ini dia sering sekali datang?"Alex terlihat begitu kesal. "Apa kamu tidak senang dengan kedatangan ayahmu?"Mahendra menatap tajam ke arah putranya. "Karena kedatangan ayah membuat ku pusing.Aku tidak akan berubah pikiran ayah.Jika ayah begitu menginginkan anak kecil,kenapa bukan ayah saja yang melakukannya.Ayah juga yang membelinya dengan harga yang mahal."Terlihat jelas kekesalan Alex kepada sang ayah. "Ayah hanya menginginkan keturunan dari mu bocah tengik. Kamu sudah 28 tahun tapi masih saja tidak memiliki seorang kekasih. Kapan kamu akan memberikan ayah cucu?"Tidak beda jauh dengan sang putra,Mahendra juga terlihat kesal dengan putranya. "Aku masih muda dan itu hak aku apa aku ingin memiliki seorang anak atau tidak.Ayah tidak perlu ikut campur dengan masalah pribadi ku." "Anak brengsek.Ayah akan bicara denga
"Sudahlah!Berikan hukuman pada gadis murahan ini.Dia sudah berani menyentuh tubuhku dengan tubuh kotoran."Perintah Alex yang membuat Alona gugup. "Tapi tuan aku tidak sengaja.Aku hanya menabrak anda karena kelalaian ku tapi hal itu masih wajar.Banyak orang yang mungkin melakukan hal itu karena ketidaksengajaan.Apa aku juga harus mendapatkan hukuman karena itu?Bukankah ini tidak adil?Aku juga tidak ingin berada di tempat ini?Anda tidak berhak menghinaku dan selalu merendahkan ku hanya karena anda memiliki uang.Hanya karena anda memiliki uang bukan berarti tuan bisa menghinaku sesuka hati anda. Jangan berpikir jika anda memiliki maka aku akan tertarik atau bahkan mengejar ngejar anda.Anda salah besar. " Alona menelan rasa takutnya untuk mengatakan semua itu.Dia tidak ingin pria di hadapannya itu selalu saja merendahkan dirinya.Dia sama sekali bukan orang seperti itu.Dia bukanlah gadis murahan seperti yang Alex bilang. Louis yang berada di belakang Alex tersenyum kecil melihat keb
Alona menelan ludah ketika tiga anjing besar milik Alex sudah keluar dari kandangnya. Louis yang berada di luar mulai panik tapi dia juga tidak bisa berbuat apa-apa. Louis jelas tidak tega melihat tubuh Alona tercabik cabik oleh anjing peliharaan Alex. Tapi dia jelas tahu sampai mana dia bisa ikut campur tentang gadis itu. "Pria kejam itu!Aku suka anjing tapi jelas dia lebih ganas dari milik ku."Gumam Alona tapi masih bisa di dengar oleh Alex. Alona juga memiliki anjing ganas tapi ke tiga anjing di hadapannya itu jelas lebih ganas.Alona hanya beranjak dari posisinya dan menatap ketiga anjing di depannya.Tapi jelas Alona takut ketika membayangkan tubuhnya di cabik cabik oleh ketiga anjing itu. Ketiga anjing itu langsung menghampiri Alona tapi suatu kejadian unik membuat Alex tercengang.Anjing peliharaan Alex tiba-tiba berhenti dan mengendus endus tubuh Alona. "Apa yang terjadi?"Alex menatap gadis di hadapannya dengan kebingungan. Alona menelan ludah berkali-kali ketika ke
"Alona!"Teriakan Alex menggema di ruang tamu. Paman Jack yang mendengar hal itu berlari tergopoh gopoh menghampirinya. Terlihat jelas kepanikan pria paruh baya itu. "Ada apa tuan?Anda butuh sesuatu?"Tanya Paman Jack yang terlihat khawatir. "Dimana gadis itu?" "Sepertinya dia di kamarnya tuan." Alex berjalan masuk ke dalam lift dan menuju ke lantai dua dimana kamar Alona berada.Begitu membuka pintu,gadis yang dia cari sama sekali tidak ada di dalam kamar itu. Alex berjalan keluar dari kamar Alona dengan perasaan murka. Baru kali ini ada seorang gadis yang berani bermain main dengannya. "Cari gadis itu sampai ketemu!"Perintah Alex kepada Louis dan anak buahnya. Louis menghela nafas berat.Masalah apa lagi yang di buat oleh gadis itu.Louis hanya bisa menggelengkan kepalanya. Alona terus saja menguji kesabaran Alex. "Kamu disini?"Louis terkejut ketika Alona baru saja keluar dari kamarnya dengan santainya. "Ada apa?"Alona bertanya dengan santainya. "Tuan Alex mencar
Kini Alona sudah berada di dalam kamarnya.Wanita hamil itu menatap ke arah pria yang terlihat kesal sedari.Entah apq yang membut pria itu kesal tapi Alona merasa jika kekesalan pria itu karena ulahnya,yang memakai kolam berenang tanpa seizin darinya. "Maaf tuan.Aku tidak akan mengulanginya lagi."Ucap Alona memandang ke arah pria yang sedari tadi terlihat kesal. "Soal apa?" Alona mengerutkan keningnya ketika mendengar apa yang di tanyakan oleh pria itu.Entah Alex pura pura tidak mengerti atau bagaimana,Alona sama sekali tidak mengerti dengan sikap pria itu.Bahkan Alona sama sekali tidak tahu sebenarnya hubungan seperti apa yang mereka berdua jalani. "Aku tidak menyukainya ketika kamu mempertontonkan tubuhmu seperti itu." Alona tercengang mendengar ucapan pria itu.Wanita hamil itu sama sekali tidak pernah berpikir untuk mempertontonkan tubuhnya kepada semua orang.Lagi lagi Alona di buat kesal oleh ucapan pria itu. Alona melangkah masuk ke dalam kamar mandi dengan perasaan ke
"Nona,sebaiknya anda beristirahat.Nanti nona akan kelelahan."Ucap paman Jack menghampiri wanita hamil itu. "Tidak paman.Aku masih bisa bertahan.Paman tahu dari dulu aku ingin melakukan ini tapi aku tidak berani karena pria itu.Sekarang dia tidak ada maka aku ingin berenang sepuasnya."Ucap Alona tersenyum ke araj pria paruh baya yang sedang berdiri di hadapannya dengan raut wajah khawatir. Meskipun paman Jack tahu jika Alex akan kembali nanti malam tapi terlalu lama berenang bisa membuat calon bayinya kedinginan.Meskpun itu hanya spekulasinya saja karena paman Jack sama sekali tidak memahami dunia kehamilan.Tapi yang pasti pria paruh baya itu terlihat khawatir saat ini. "Ngomong ngomong terimah kasih paman sudah membawa gadis itu ke mari."Alona menunjuk ke arah gadis yang sedang memandanginya. Gadis itu terpesona dengan bentuk tubuh Alona.Meskipun Alona sedang hamil besar tapi bentuk tubuhnya masih terlihat begitu indah.Wajahnya begitu cantik yang terpancar ketika dia tersenyum
Dari balkon kamarnya,Alona menatap kepergian Viona.Wanita yang paling beruntung menurut Alona.Karena di cintai oleh pria dingin seperti Alex. "kamu cemburu Alona dengan keberuntungan wanita itu?"Alona terlihat cemberut memandang kepergian viona. Alona tidak mengerti,hubungan seperti apa yang mereka jalani.Dia terjebak dengan dengan pria yang mencintai wanita lain. Dia selalu bermimpin untuk hidup bersama dengan laki laki yang mencintainya.Tapi setelah menyadari keadaannya,rasanya mustahil untuk menemuka pria yang mencintainya,terlebih dengan perasaanya sekarang. "Alona,kamu akan hidup seperti ini terus.Kamu akan terus hidup dengan orang yang tidak pernah mencintaimu."Batin Alona kembali dengan pandangan yang tetap lurus ke depan. Tok...tok.. Suara ketukan pintu mengalihkan pandangannya.Alona berjalan membuka pintu kamarnya dan mendapati paman Jack sedang berdiri di depan kamarnya. "Nona Alona.Aku membawakan cemilan untuk anda."Ucap paman Jack menyodorkan sebuah cemilan k
Ke esekan harinya... Pagi pagi sekali Alona tengah bersiap untuk berjalan jalan sekitar mansion.Semua itu untuk kesehatan calon bayinya.Wanita itu hendak mengajak Alex untuk menemaninya tapi begitu bangun.Alona mendapati surat dari Alex.Pria itu sedang melakukan perjalanan bisnis keluar kota dan dia sudah berangkat dari semalam. Kini wanita hamil itu sudah menginjakkan kakinya di depan mansion.Di depan mansion, sebuah mobil berwarna putih berhenti tepat di depan nya. Wanita cantik keluar dari dalam mobil dan tersenyum ramah kepada dirinya.Jelas Alona tahu siapa wanita itu.Pertemuan pertama mereka berdua tidak baik tapi entah kenapa wanita itu bersikap ramah kepadanya. "Bisa kita bicara?"Wanita itu menghampiri Alona yang tidak lain adalah viona. "Katakan saja."Jawab Alona sedikit ketus. Melihat sikap Alona seperti itu,Viona hanya tersenyum kecil.Dia tahu kenapa wanita di hadapannya itu bersikap seperti itu. "Maaf untuk waktu tempo hari.Aku hanya sedikit terbawa emosi.Tapi
Alona tersenyum ketika menatap tiga set berlian yang berada di atas tempat tidur miliknya.Wanita hamil itu tidak menyangka jika Alex,pria dingin dan terkadang kejam kepada dirinya memberikan sebuah hadiah yang begitu mahal.Alona tahu jika ketika perhiasan di depannya itu cukup mahal. "Apa dia sadar ketika dia membelikan ini untukku?Atau mungkin menghabiskan uang sebanyak ini adalah hobinya.Orang kaya mah bebas mau menghabiskan uangnya.Sepertinya uang tuan Alex tidak akan habis tujuh turunan."Gumam Alona tersenyum kecil. Alona menyimpan perhiasan tersebut di dalam laci.Wanita hamil itu sama sekali tidak memakainya tapi Alona menyimpannya. "Ini sangat cantik tapi aku tidak terbiasa dengan barang mewah seperti ini."Lirih Alona menatap tiga set perhiasan tersebut dan menutupnya. Alona berjalan menuju ke balkon kamarnya.Wanita itu melihat para pelayan sedang melakukan tugas mereka masing masing. Alona cukup lamq berdiri di balkon kamarnya hingga kedatangan Alex membuat wanita ham
Alona dan tuan Mahendra cukup lama mengobrol di ruang tamu.Tuan Mahendra bahkan lebih antusias dari siapa pun ketika membahas tentang calon cucunya. "Sebaiknya aku kembali.Jaga kesehatanmu dan calon cucuku."Ucap tuan Mahendra sebelum meninggalkan mansion putranya. "Akan ku ingat paman." Tuan Mahendra tersenyum kecil ketika Alona memanggilnya paman.Dia sama sekali tidak keberatan jika Alona memanggilnya ayah tapi tuan Mahendra juga bisa mengerti jika Alona belum siap dengan hal itu. Sementara itu di mansion milik keluarga Alona.Mamah tirinya dan saudara tirinya sedang bersantai di ruang keluarga.Kedua wanita licik itu menunggu kabar dari wanita yang mereka temui di pelelangan. "Mah,apa wanita itu bisa di percaya?"Aghata menatap mamahnya yang sedang asyik bermain ponsel. "Dari penampilannya dia wanita kaya.Jangan terlalu khawatir.Mungkin saja dia sedang mencari kesempatan." "Wanita siapa yang kalian bicarakan?"Tuan Mahardika yang baru saja tiba mendengar pembicaraan istri
Setelah menempuh perjalanan sekitar satu jam lamanya. Kini Alona dan Alex tiba di mansion.Alona terlihat kelelahan setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh. Alex yang menyadari hal itu,meminta Alona untuk beristirahat.Alona yang kelelahan tentu langsung melakukan apa yang di minta oleh Alex.Wanita hamil itu masuk ke dalam kamarnya. Beberapa menit setelah kepergian Alona.Paman Jack menghampiri tuannya.Pria paruh baya itu menunduk hormat kepada Alex. "Tuan,anda sudah kembali."Paman Jack menyambut kedatangannya. "Tolong Siapkan sarapan paman!" "Baik tuan."Mata paman Jack seperti mencari cari seseorang.Alex yang melihat hal itu tentu saja sudah bisa menebak siapa yang di cari pria paruh baya itu. "Dia sudah masuk.Siapkan makanan untuknya setelah dia sudah keluar dari kamarnya.Paman bisa bertanya apa yang dia suka." "Baik tuan." "Akun akan turun lima belas menit lagi."Ucap Alex kemudian melangkah masuk ke dalam kamar miliknya. Begitu masuk ke dalam mansion,Alex berpapa
Selesai makan malam,kini mereka bertiga tengah duduk di sofa ruang tamu.Alona duduk berdekatan dengan bibi Alice. Wanita hamil itu bahkan berbaring di pangkuan bibi Alice. Entah kenapa wanita hamil itu begitu manja kepada dirinya tapi bibi Alice menyukai hal itu. Kedatangan Alona memberinya warna di dalam kehidupannya. Dia merasakan kehidupan yang sesungguhnya ketika Alona tinggal bersama dengannya tapi setelah kepergian Alona,bibi Alice mulai merasa kesepian kembali . Lima belas menit kemudian,Alona sudah memejamkan matanya. Bahkan wanita hamil sudah tertidur pulas di pangkuan bibi Alice. "Bawa dia ke kamar nak."Ucap bibi Alice kepada Alex. "Baik bibi."Alex beranjak dari posisinya meraih tubuh Alona yang berada di pangkuan bibi Alice. Pemimpin Black Dragon itu bahkan menggendong tubuh Alona masuk ke dalam kamar tanpa merasa keberatan sama sekali. Alex membaringkan tubuh Alona dengan sangat pelan dia atas tempat tidur.Bahkan pria itu menyelimuti tubuh Alona.Alex duduk di s
Kini mereka semua sudah berada di ruang tamu. Bibi Alice menyuguhkan teh hangat dan menyantap kue yang di beli tadi.Alona menyantapnya dengan begitu lahapnya. Sepanjang perjalanan Alex tidak banyak bicara. Bahkan ketika mereka tiba di rumah bibi Alice. Alex masih saja seperti itu tapi Alona sama sekali tidak ambil pusing dengan sikap Alex yang seperti itu. Alona tahu jika Alex adalah laki-laki yang dingin dan tidak banyak bicara. "Bibi sangat senang dengan kedatangan mu nak.Bibi kira jika kita akan bertemu kembali dalam waktu yang cukup lama. "Ucap bibi Alice tersenyum kecil memandang wajah wanita hamil itu. "Aku baru saja dari dokter kandungan bibi dan kami memutuskan untuk datang ke sini." "Bagaimana dengan kandungan mu,calon cucu ku?" "Dia sehat-sehat saja bibi." Alona mengelus perutnya yang sudah semakin membesar. Wanita hamil itu menatap wajah bibi Alice yang sudah di anggap seperti keluarga nya sendiri. Dia tidak pernah merasakan kasih sayang seorang ibu tapi bibi