Share

02

Author: Eselitaa
last update Last Updated: 2023-11-16 01:31:45

“Silahkan duduk!”

Achlys disambut oleh seorang pria tua, sedikit gemuk, mengenakan kacamata. Pria itu duduk di kursi. Dia depannya terdapat meja yang begitu panjang melingkar.

Achlys duduk di depan pria tersebut. Pria tersebut sama sekali tidak menatap Achlys karena sibuk mencari sesuatu di tumpukan berkas yang berserakan di atas meja.

“Siapa namamu?” tanya pria itu.

“Achlys Bambalina,” jawab Achlys.

“Kamu dari kota sebelah?”

“Benar, Snowtide. Saya melamar dua bulan yang lalu dan baru saja mendapatkan surat balasannya pagi ini.”

“Tinggal di hotel sebelah?”

“Benar.”

“Dan akan melakukan wawancara sore ini?”

“....Berdasarkan surat yang dikirimkan pada saya, setelah saya sampai di hotel, saya harus langsung menuju ke kantor untuk melakukan wawancara. Lebih cepat lebih baik. Karena saya juga berpikir jika saya melakukannya hari ini, maka besok saya sudah bisa mulai bekerja. Lagi pula cuacanya masih bagus,” kata Achlys.

Pria itu melirik Achlys setelah gadis itu menyatakan cuacanya masih bagus. Dia pun bertanya, “Apa hubungannya dengan cuaca masih bagus?”

“Em...tidak ada,” jawab Achlys. Lalu dia tertawa kecil. “Saya hanya mencari alasan dan itu yang saya pikirkan.”

“Silahkan menuju ke lantai atas dan tanyakan pada petugas ruangan utama. Kamu akan melakukan wawancara disana!”

“Baik terima kasih.”

Setelah itu, Achlys menuju lantai atas. Dia menaiki tangga yang dilapisi karpet merah. Dinding-dinding sepanjang tangga penuh dengan lukisan pemandangan.

“Permisi, ruangan utama dimana ya?” tanya Achlys pada salah satu petugas yang berjaga di dekat tangga di lantai dua ini.

“Disini! Mari!”

Achlys mengikuti petugas tersebut.

Lantai ini sangat berbeda dengan lantai bawah. Tidak banyak jendela dan tirai jendela dibuka hanya setengahnya sehingga suasananya cukup gelap. Dindingnya berwarna biru tua bercorak emas dan terdapat beberapa hiasan ruangan yang terbuat dari emas di beberapa sudut.

Meskipun begitu, lantai dua ini terkesan lebih mewah dan elegan dibandingkan lantai satu.

Orang-orang yang berlalu lalang hanya menatap Achlys sekilas. Tidak ada senyuman. Namun Achlys berpikir bahwa mereka profesional dalam bekerja melihat bagaimana mereka berjalan begitu cepat, terlihat fokus, dan tampak berpikir keras.

"Duke Julian cukup perfeksionis."

Achlys teringat kata-kata gurunya. Dia berkata di dalam hati, "Seperti apa sebenarnya Duke Julian? Jika dia sangat menyebalkan, maka aku tidak pernah ingin bertemu dengannya. Sepertinya naik jabatan tidak begitu kubutuhkan. Aku cuma berharap nyaman bekerja disini."

Petugas tersebut mendorong sebuah pintu yang cukup besar. Achlys menyipitkan kedua matanya. Ruangan ini lebih gelap lagi. Achlys melihat kesana-kemari dan kakinya pun berhenti.

Di tengah-tengah interior yang begitu mewah, terdapat sebuah lukisan raksasa di dinding. Lukisan itu bukanlah lukisan pemandangan melainkan seorang pria berambut coklat keemasan.

"Tunggu sebentar tuan!" teriak Achlys kecil.

Petugas di depannya pun berhenti berjalan dan menoleh ke belakang.

Bagaimana mungkin lukisan seorang tukang kebun dipajang disini. Achlys mulai ragu pria yang dia lihat di taman sebelumnya dan mirip sekali dengan suaminya yang berada di mimpinya adalah tukang kebun.

"Siapa ini?" tanya Achlys sembari menunjuk lukisan itu.

"Perasaanku tidak enak," batin Achlys.

"Apa!" Petugas itu berteriak kaget. Dia menghampiri Achlys dengan menghentak-hentakkan kakinya. "Apakah kau sudah gila?!"

"Apa ada masalah? Aku hanya bertanya," jawab Achlys kaku.

"Tentu saja menjadi masalah! Bagaimana mungkin kamu tidak mengenali Tuan Duke Julian yang akan menentukan kamu diterima disini atau tidak. Ini adalah Tuan Duke Julian!" tukas petugas tersebut.

Achlys ternganga. Jadi...semalam dia bermimpi menikah dengan Duke Julian?

"Tolong jangan mengarang tuan," bisik Achlys.

"Tuan duke sering berkeliling ke wilayah sekitar sampai masuk ke desa-desa sehingga sulit dipercaya jika ada yang belum tahu rupa beliau. Namun, entah apa yang terjadi denganmu sehingga kamu bahkan tidak mengenali pemilik perusahaan tempatmu akan bekerja. Bersyukurlah nona. Jika ada orang lain yang mendengar ini mungkin dia akan melaporkannya pada tuan duke dan kamu akan mendapat masalah. Mari lanjutkan perjalanan!"

Achlys tidak percaya ini. "Hanya karena tidak tahu dia, dia marah?" batinnya. "Seperti di mimpiku, dia biadab."

Achlys mengikuti petugas itu dengan langkah lebih pelan daripada sebelumnya. Pikirannya berkecamuk.

Akhirnya mereka tiba di ruangan utama. Ada beberapa orang di ruangan itu dan mereka semua sedang sibuk.

"Silahkan duduk nona Achlys!" titah seorang wanita yang Achlys tahu wanita tersebut berasal dari keluarga bangsawan.

Wanita itu adalah Magnolia. Dia salah satu orang kepercayaan Duke Julian. Setiap ada yang melamar bekerja disini, dia selalu mengingat wajah dan nama orang tersebut.

Achlys tidak duduk seperti yang diperintahkan. Dia justru mendekati wanita yang sangat cantik itu tetapi masih menjaga jarak.

"Maaf sebelumnya tetapi saya ingin mengundurkan diri."

Kalimat yang dikatakan secara singkat itu langsung membuat aktivitas semua orang di ruangan itu berhenti dan wajah mereka mengarah pada Achlys.

"Apa?" tanya Magnolia.

"Saya tidak jadi bekerja disini!" tegas Achlys.

"Alasannya?"

"...Tidak ada alasan."

"Apakah kamu mengerti apa yang sedang kamu bicarakan?"

Magnolia menyuruh dengan bahasa isyarat ke petugas yang berdiri dibelakang Achlys untuk melaporkan situasi ini pada Duke Julian. Petugas itu buru-buru mencari Duke Julian.

"Saya mengerti nyonya. Saya datang kesini memang ingin memberitahu saya mengundurkan diri. Terima kasih sebelumnya sudah menerima saya di perusahaan ini," ucap Achlys.

"Apakah kamu tidak memikirkan konsekuensinya?"

Achlys tidak begitu mengerti konsekuensi yang dibicarakan Magnolia. Dia pikir dia memiliki hak untuk memgundurkan diri karena dia belum menandatangani kontrak kerja.

"Banyak sekali orang yang ingin bekerja bersama Duke Julian dan kamu akhirnya mendapatkan kesempatan itu tetapi kamu langsung membuang kesempatan itu begitu saja tanpa alasan yang jelas?"

Achlys merasa jika dia bekerja disini, maka dia akan terus bertemu dengan Duke Julian dan setiap kali bertemu dengannya, dia akan teringat mimpi itu. Semenjak dia mengetahui pria itu sama persis dengan suaminya yang ada di dalam mimpinya, dia sangat tidak nyaman.

"Maafkan saya," jawab Achlys.

"Di tempat lain kupikir lebih baik. Tidak masalah dengan gajinya yang terpenting aku merasa nyaman," batin Achlys.

"Nona Achlys Bambalina, kamu sama saja telah mencemarkan nama baik tuan duke!" ucap Magnolia dingin.

Petugas yang disuruh Magnolia sudah berdiri di dekat Duke Julian sambil menundukkan kepalanya. Kedatangan petugas itu membuat suasana hati Julian yang semula buruk menjadi lebih buruk. Julian telah memperingatkan semua orang disini untuk tidak mengganggunya ketika dia sedang sendirian.

"Maafkan saya tuan duke tetapi nyonya Magnolia menyuruh saya untuk melaporkan hal penting ini. Seorang pelamar kerja telah datang dan alih-alih melakukan wawancara, dia justru mengundurkan diri."

Julian langsung melesatkan kedua matanya pada petugas itu. "Jelaskan lebih detail!" titahnya dingin.

Related chapters

  • Dia Mimpi Burukku   03

    "Bagaimana kamu akan mengatasi masalah ini Nona Achlys?" tanya Magnolia dingin."Bagaimana bisa saya dituduh mencemarkan nama baik tuan duke. Saya tidak melakukan apapun! Saya hanya...merasa kurang nyaman dengan pekerjaan ini setelah saya melihat langsung orang-orang yang bekerja disini terlihat seperti dipaksa untuk bekerja keras. Bagaimana mungkin saya mengatakan itu pada nyonya?! Alasan seperti itu tentu saja harus saya sembunyikan kan?!" Semua orang saling pandang terkejut menyaksikan kata-kata Achlys. Tidak pernah ada kasus seperti ini sebelumnya. Para pengawal mulai masuk ke dalam ruangan utama dan langsung mengeluarkan senjata mereka tetapi Magnolia langsung mengangkat tangan untuk menghentikan mereka.Barulah Achlys merasa cemas saat dikelilingi orang-orang bersenjata."Senjata dilarang masuk ke ruangan utama! Yang melanggar aturan harus dihukum!"Suara yang tidak pernah Achlys dengar sebelumnya bergema. Achlys menoleh ke belakang untuk melihat pemilik suara menawan itu. Lal

    Last Updated : 2023-11-16
  • Dia Mimpi Burukku   04

    "Permisi."Seseorang mengetuk pintu kamar keluarga Bambalina. Canna yang sedang membantu putrinya beres-beres memutuskan untuk membuka pintu itu tetapi Achlys langsung berteriak menghentikannya."Jangan dibuka!""Achlys, sikapmu ini berlebihan," kata Liam."Aku yakin di luar pintu ada Duke Julian!""Ada surat dari tuan duke untuk keluarga Bambalina!" ucap orang di luar pintu.Liam akhirnya berdiri dan mendekati pintu. Achlys langsung menyusul ayahnya dan menarik tangannya untuk menghentikannya tetapi Liam justru melepaskan tangan putrinya. Liam membuka pintu dan menerima surat mewah tersebut.Setelah orang yang mengantarkan surat itu pergi dan pintu kembali ditutup, Achlys mulai menggerutu."Bahkan jika dia mengirimkan surat, aku tetap tidak akan mengeluarkan uang sedikitpun!" tegas Achlys."Achlys, jaga sikapmu! Dia itu Duke Julian!" tegas Canna. "Jangan samakan mimpi dengan kenyataan. Di dalam mimpimu, Duke Julian mungkin bukan orang baik tetapi kenyataannya dia bahkan menerimamu ya

    Last Updated : 2023-12-09
  • Dia Mimpi Burukku   05

    "Apa?!" teriak Achlys. "Aku tidak mau! Kenapa dia begitu gigih jika dia hanya menganggapku tidak lebih dari sampah? Dia pikir aku akan diam saja? Tentu saja tidak!" tegas Achlys.Achlys menggigit kukunya sembari mondar-mandir. Dia tidak ingin mendengarkan orang tuanya yang terus menyuruhnya untuk bekerja dibawah perusahaan Kynleigh. Dia bahkan akan menjadi sekertaris duke. "Achlys, apakah kamu jatuh cinta dengan duke Julian sehingga sikapmu seperti itu? Jika kamu tidak mencintainya, maka kamu tidak akan gigih menolaknya," kata Liam."Bagaimana bisa ayah berkata seperti itu? Tentu saja aku tidak akan pernah mencintainya seumur hidupku. Jangan kan mencintainya, menyukainya saja tidak akan pernah terjadi. Aku tidak menghormatinya karena dia orang yang sangat menjijikkan," sentak Achlys."Putriku, jangan sampai hanya karena mimpi buruk satu kali membuatmu buta terhadap masa depanmu. Kamu tidak memiliki saudara, jadi kamu harus tumbuh lebih kuat!" tukas Canna.Achlys tidak tahan lagi. Dia

    Last Updated : 2023-12-09
  • Dia Mimpi Burukku   06

    Achlys mengelapi jendela di kantor utama Kynleigh seusai yang diperintahkan Duke Julian dengan terpaksa. Dia khawatir para bawahan Duke Julian akan menyerangnya jika ia tidak melakukannya. Dia melakukannya dengan terburu-buru supaya bisa pulang sebelum bertemu Duke Julian. "Itulah akibatnya dari menolak tawaran tuan duke. Dia menjadi tukang bersih-bersih.""Benarkah dia lulusan terbaik dari Nerine? Tidak bisa dipercaya wanita tidak memiliki moral seperti itu."Achlys menoleh ke belakang. Dua wanita yang baru saja membicarakannya itu langsung pergi dengan seringai di wajah mereka. "Mereka tidak tahu saja jika aku mau, aku bisa menjadi atasan mereka," batin Achlys kesal."Nona Achlys, ternyata itu benar kamu. Apa yang sudah kamu lakukan hingga berakhir seperti itu?" tanya Magnolia seraya turun tangga menghampiri Achlys."Saya tidak sengaja memasuki area danau di ibukota dan kebetulan tuan duke melihat saya jadi dia menyuruh saya untuk melakukan ini sebagai balasan karena sudah melangg

    Last Updated : 2024-01-16
  • Dia Mimpi Burukku   07

    "Baiklah-baiklah. Saya akan membayar kompensasinya. Namun, berikan saya waktu untuk mengumpulkan uangnya dan saya tidak mau diganti yang lain!" tegas Achlys. Punggung Achlys sudah menempel di dinding pojok. Keringatnya banyak sekali dan badannya mulai bau sampai dia bisa mencium baunya. Sihir Duke Julian langsung menghilang. Duke Julian menoleh ke Achlys. "Aku hanya sedang mengecek ruangan ini sudah bersih apa belum. Kenapa kamu begitu ketakutan nona Achlys?" Achlys merasa bodoh. "Jadi bagaimana sudah bersih apa belum?" tanyanya mengalihkan pembicaraan. "Masih belum. Tetapi tampaknya kamu sudah sangat kelelahan. Hari ini cukup sampai disini saja." Duke Julian mengambil mantelnya kemudian mendekati Achlys yang hendak keluar dari ruangan itu. Dia menyelimuti punggung Achlys dengan mantelnya. Achlys tertegun. Dia menoleh ke Duke Julian yang berada dibelakangnya sangat dekat. Dia pun menoleh ke pintu lagi. "Apa maksudnya ini tuan duke?" "Supaya kamu tidak masuk angin." "Namun men

    Last Updated : 2024-01-19
  • Dia Mimpi Burukku   08

    Orang-orang suruhan Duke Julian satu-persatu tumbang. Teman-temannya bilang, para ksatria bawahan Duke Julian sangat tangguh meskipun bukan yang terkuat di negara ini tetapi mereka masuk ke sepuluh besar. Jika mereka sampai dikalahkan begitu saja, itu artinya para perampok itu memang sesuai yang dikatakan oleh orang yang ia tusuk. Achlys langsung bersembunyi sebelum para perampok itu menangkapnya. "Sialan! Tasku!" Achlys tidak seharusnya meninggalkan tasnya di dalam kereta. Setidaknya dia juga harus menutup pintu kereta. Para perampok itu bisa masuk dan menghabisi orang di dalam kereta dan mengambil tasnya. Achlys bersembunyi dibalik sebuah pohon raksasa. Dia menahan nafas beberapa kali. Sampai akhirnya dia tidak lagi mendengar suara pedang saling menari. Nafas Achlys memburu. "Apakah masih ada yang tersisa?" Suara yang menawan itu menggema di tengah keheningan malam. Achlys pikir itu suara Ridge, pemimpin para perampok itu."Seorang gadis bos. Dia baru saja kabur kesana!""Cek d

    Last Updated : 2024-01-20
  • Dia Mimpi Burukku   09

    "Tuan duke, ini maksudnya apa?" tanya Achlys. "Kontrak pekerjaan seperti yang baru saja kamu katakan." "Tetapi...apa hubungannya dengan insiden ini? Dan kenapa saya harus menandatangani ini tuan duke?" "Siapa yang pantas disalahkan atas kematian mereka kalau bukan diriku nona Achlys karena akulah yang telah memgirim mereka kesini tetapi itu karena permintaan dari kedua orang tuamu dan kamu meminta maaf padaku karena hal tersebut kan? Dan kalau kamu mau aku memaafkanmu, lakukanlah apa yang kusuruh!" Achlys terdiam. "Para ksatria itu sudah siap mati demi Kynleigh. Dan keluarga yang ditinggalkan tampaknya tidak bisa berbuat apapun. Mereka hanya percaya pada Duke Julian yang pasti akan menangkap pelakunya dan membalas kematian mereka. Aku merasa sangat bersalah. Namun, alih-alih diberi hukuman, Duke Julian malah membahas mengenai pekerjaan di tengah-tengah para mayat ksatrianya. Dia pasti sudah gila," batinnya. "...Kenapa tuan duke malah memberikan saya pekerjaan yang memguntungkan b

    Last Updated : 2024-01-24
  • Dia Mimpi Burukku   10

    Karena para ksatria itu mati, Achlys merasa telah menjadi seorang pembunuh sehingga dengan terpaksa dia melakukan yang diperintahkan Duke Julian. Jika dia tidak mudah mempercayai ucapan Duke Julian, dia pasti tidak akan pernah menandatangani surat kontrak pekerjaan itu. Dia diantarkan oleh Duke Julian dan para ksatrianya di depan hotel. "Achlys! Kamu kembali!" teriak ibunya antusias.Achlys hanya menunjukkan wajah dingin. Ibunya memeluknya. Ayahnya segera keluar dan langsung berterima kasih pada Duke Julian."Ibu, ayah, jangan pernah lagi meminta bantuan pada tuan duke! Kalian membuatku dalam masalah besar!" tukas Achlys.Canna menarik diri dan saling pandang dengan suaminya. "Apa yang kamu katakan? Kami tidak pernah minta bantuan pada Duke Julian!" jawab Canna.Achlys terhenyak dan langsung menoleh ke Duke Julian. Duke Julian tersenyum kecil padanya. "Duke Julian mencarimu dan kami memberitahunya kamu ke kota sebelah untuk melamar pekerjaan di sebuah perusahaan," kata Liam."Tuan

    Last Updated : 2024-02-03

Latest chapter

  • Dia Mimpi Burukku   49

    "Sampai saat ini, nona Achlys masih belum ditemukan. Namun kalian tidak perlu khawatir, tim investigasi sudah ditugaskan. Pasti akan segera ada kabar," kata Kaden pada orang tuanya Achlys. "Dimana tuan duke? Tolong ksatria, biarkan kami bicara dengan tuan duke," pinta Canna. "Saat ini tuan duke berada di kekaisaran. Beliau mungkin pulang dalam beberapa hari lagi. Masih belum ada kabar," kata Kaden. Canna dan Liam saling pandang kemudian menundukkan kepalanya ke bawah. Kabar kepulangan Duke Julian dan para penyihir kekaisaran dari wilayah terlarang segera terdengar oleh Canna dan Liam. Mereka sangat khawatir ketika mendengar banyak yang meninggal. Mereka langsung berharap Achlys tidak salah satu yang meninggal. Achlys adalah putri mereka satu-satunya. Mereka berjuang sampai sejauh ini, karena putri mereka. Mereka berharap Achlys dapat mencapai impiannya. Liam berkali-kali menenangkan Canna dan meyakinkan dia bahwa Achlys pasti baik-baik saja. Meskipun begitu, keduany

  • Dia Mimpi Burukku   48

    Kakeknya tidak pernah memberitahu apapun soal racunnya. Sejak lahir, dia sudah beracun jadi dia merasa bahwa bersentuhan dengan orang lain, tak layak untuknya. Orang lain bisa bersentuhan tetapi tidak dengan dia tetapi, dia mungkin bisa melakukan hal lain. Dia sendiri masih belum menemukannya. Slater penasaran dengan apa yang akan dilakukan Achlys untuk membantunya. "Aku bukan terkena kutukan atau semacamnya," kata Slater. Achlys diam sejenak. "Aku mengalami mimpi buruk. Kamu tahu kan Slater? Aku sudah bertanya bahkan pada Igor yang biasanya menyusup ke mimpi orang lain. Dia tidak tahu apapun soal mimpi burukku dan aku masih dalam perjalanan menemukan misteri ini. Aku ingin tahu, apakah itu peringatan untukku supaya menjauh dari Duke Julian atau hanya mimpi biasa yang tidak akan pernah berpengaruh pada kehidupanku tetapi mengapa setiap kali aku tertidur sekarang, selalu saja aku bermimpi Duke Julian yang sangat jahat bersama Laura. Kupikir dia telah tahu karena dia merekam ob

  • Dia Mimpi Burukku   47

    Achlys dan Slater mampir ke sebuah warung sederhana yang menjual berbagai macam minuman segar dan ikan bakar. "Biasanya bangsawan datang kesini hanya untuk memberitahu kabar dari kaisar. Jadi ada kabar apa?" tanya pemilik warung tersebut. "Jangan berbicara santai dengan mereka! Nanti kamu bisa mendapatkan masalah, paman," ucap keponakan pemilik warung itu yang tampaknya berusia 25 tahun dengan rambut berantakan berwarna pirang kecoklatan. "Kami seorang petualang. Bukan bangsawan. Kami memang pernah mengenyam pendidikan di Akademi Nerine tetapi kami bukan keluarga kaisar dan bukan juga dari kleluarga kerajaan," ucap Slater. "Memangnya kami akan percaya begitu saja? Banyak orang hidup susah disini dan pajak terus-menerus ditarik," keluh pria itu. "Kalian seharusnya mengumpulkan keputusan lalu berikan pada bangsawan paling berpengaruh di kekaisaran yang kemungkinan memihak kalian dan tidak akan berkhianat pada kalian. Kami tidak bisa membantu karena kami cuma bagian dari ksatri

  • Dia Mimpi Burukku   46

    JUlian hampir saja kalah oleh Igor. Para ksatria yang pulang ke Kynleigh datang lagi dengan membawa lebih banyak pasukan. Julian langsung menyuruh mereka untuk mundur karena bisa saja monster raksasa muncul lagi dan malah yang meninggal semakin banyak dibandingkan waktu itu. Pada akhirnya setelah bertanding cukup lama, Julian menarik mundur pasukannya ketika menyadari Igor tidak melakukan serangan apapun. Dia pikir sosok itu istirahat sejenak, dia menggunakan kesempatan itu untuk menarik mundur pasukannya dan mereka bergegas kembali ke Kynleigh. Julian ikut kali ini karena tidak mau penjemputan yang dilakukan oleh para pasukannya sia-sia. Terlebih, dia tahu niat Igor ingin menahannya di tempat m,engerikan ini selamanya, dia bisa kehabisan mana. Setelah keluar dari wilayah mengerikan itu, Julian berhenti dan para pasukannya juga berhenti. "Ada apa, tuan duke?" tanya Kaden. "Achlys tidak ikut dengan kalian?" tanya Duke Julian. Kaden terdiam kemudian menjawab dengan yakin,

  • Dia Mimpi Burukku   45

    Bagaimana rasanya sentuhan manusia? Slater tidak pernah mempertanyakan itu sebelumnya. Ketika dia masuk ke akademi, banyak yang tergila-gila padanya sampai dia ingin menyentuhnya. Pernah ada yang menyentuh tangannya dan gadis itu langsung dilarikan ke rumah sakit tetapi pada akhirnya tidak tertolong. Para profesor menjadi sangat tertarik dengan Slater. Mereka ingin menyelidiki racun yang ada di tubuh Slater. Pertama-tama, Slater disuruh untuk mengeluarkan air liur. Air liurnya juga beracun. Ternyata racunnya sangat berbeda dengan racun-racun mematikan pada umumnya. Mungkin karena itu diproduksi secara alami oleh tubuh Slater. Banyak yang menganggap Slater bukan manusia karena racun di tubuhnya. Slater tidak pernah mempermasalahkan itu. Sekarang, Slater bertanya-tanya bagaimana rasanya sentuhan manusia? Karena pada saat gadis di akademi itu menyentuh tangannya, itu karena dia sedang berjalan dan gadis itu tiba-tiba menyentuh tangannya, itu refleks dan dia tidak tahu sam

  • Dia Mimpi Burukku   44

    Putra mahkota kekaisaran yang tengah berbincang dengan beberapa ksatria itu segera menyapa Laura saat wanita itu tiba di istana. Laura menyapa putra mahkota. "Tumben sekali lady, ada gerangan apa anda datang kemari?" tanya putra mahkota ramah. "Orang-orang yang anda kirim ke wilayah mengerikan itu sudah tiba bukan? Namun saya belum mendapatkan kabar sama sekali mengenai tuan duke. Saya pikir, yang mulia tahu soal keadaan beliau." "Sayang sekali lady, aku belum mendapatkan informasi apapun mengenai Duke Julian," jawab putra mahkota. "Selain itu, kami sedang mengurus hal yang serius." "Bolehkah saya tahu?" tanya Laura penasaran. Putra mahkota melirik ke arah lain. Laura menyipitkan kedua matanya. "Karena ini hal yang sangat penting dan privasi, jadi tidak boleh sembarangan dibicarakan kepada orang lain," jawab putra mahkota. Laura menjadi semakin penasaran. "Yang mulia, tolong kirimkan lebih banyak pasukan ke tempat mengerikan itu! Kalau Duke Julian sampai mati, y

  • Dia Mimpi Burukku   43

    Achlys tidak pernah menyangka akan melakukan perjalanan ke wilayah utara bersama Slater. Mereka segera menemuakn tempat yang cocok untuk beristirahat. Achlys tidak bisa menahan rasa kantuknya lagi. Dia akhirnya tertidur sementara Slater mencoba mrnangkap ikan di sungai dengan sihirnya untuk dimakan. Duke Julian datang lagi ke mimpinya. Tidak cuma itu, pemandangan mengerikan, bayi yang sudah tak bernyawa, tergeletak di depan Achlys. "Nyonya, bayimu sudah tidak bisa diselamatkan," ucap suster. Achlys menggelengkan kepalanya. "Tidak! Itu bukan bayiku!" Duke Julian berdiri di dekat pintu, menatapnya acuh tak acuh. Namun ketara sekali kalau dia tak mempedulikannya maupun bayi itu. "Bagaimana bisa ini bukan bayi nyonya? Nyonya baru saja melahirkan!" ucap perawat itu. "Diam! Apakah kamu tahu siapa suaminya?" tanya Achlys marah dan frustasi. "Perawat, tinggalkan saja dia! Wanita itu sudah gila! Saking gilanya sampai tidak bisa mengenali bayinya sendiri!" ucap Duke Julian.

  • Dia Mimpi Burukku   42

    Achlys menggendong sebuah tas berwarna coklat tua yang tam,pak sudah lusuh. Dia telah membersihkannya lalu Lira dan Lara mengeringkan tas itu dengan sihirnya. Mereka disuruh igor untuk ikut Achlys ke wilayah Utara. Achlys merasa sangat lelah setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh. Dia mengantuk tetapi dia enggan tidur karena khawatir bermimpi Duke Julian. Lira dan Lara sibuk tidur di pundak Achlys. Achlys masih bimbang apakah keputusan dia untuk belajar sihir hitam salah satu benar. Dia memang memiliki keinginan yang kuat untuk belajar sihir hitam tetapi dia merasa waktunya kurang tepat. Duke Julian sempat membicarakan mengenai masalah yang terjadi di kekaisaran ketika mereka masih bersama sehari yang lalu sebelum berencana masuk hutan dan diserang. Duke Julian, meskipun dianggap oleh banyak orang di kekaisaran sebagai orang terkuat di kekaisaran itu tetapi banyak yang tidak menyukainya, terutama para bangsawan. Mereka berlomba-lomba untuk menjatuhkannya. Achlys

  • Dia Mimpi Burukku   41

    Julian tahu kalau Achlys sudah diculik oleh Igor. Dia duduk diatas sebuah batu besar. Disampingnya ada monsternya yang berwarna hitam. Para ksatria segera menghampirinya begitu juga dengan beberapa penyihir yang masih hidup. "Tuan duke, sebaiknya kita hentikan saja membangun tempat ini untuk layak ditinggali, banyak dari kita yang sudah meninggal," kata salah satu penyihir. "Kita masih belum cukup kuat! Kita kekurangan pasukan!" sahut yang lain. "Dimana Achlys?" tanya Slater pada Duke Julian. "Aku tidak tahu," jawab Duke Julian. Duke Julian memiliki jawaban sendiri tetapi dia tidak akan mengatakannya pada Slater. Dia telah mengirimkan surat pada kaisar untuk kepulangan mereka dan meminta pasukan untuk dikirim ke tempat ini jika memungkinkan. Dia tidak yakin akan mendapatkan balasan. Tetapi dia berencana tidak akan kembali lebih dulu sebelum menemukan Achlys. "Bagaimana bisa? Bukankah dia bersamamu?" tanya Slater marah. "Slater, hentikan! Kau seharusnya tidak perlu

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status