Orang-orang suruhan Duke Julian satu-persatu tumbang. Teman-temannya bilang, para ksatria bawahan Duke Julian sangat tangguh meskipun bukan yang terkuat di negara ini tetapi mereka masuk ke sepuluh besar. Jika mereka sampai dikalahkan begitu saja, itu artinya para perampok itu memang sesuai yang dikatakan oleh orang yang ia tusuk. Achlys langsung bersembunyi sebelum para perampok itu menangkapnya. "Sialan! Tasku!" Achlys tidak seharusnya meninggalkan tasnya di dalam kereta. Setidaknya dia juga harus menutup pintu kereta. Para perampok itu bisa masuk dan menghabisi orang di dalam kereta dan mengambil tasnya. Achlys bersembunyi dibalik sebuah pohon raksasa. Dia menahan nafas beberapa kali. Sampai akhirnya dia tidak lagi mendengar suara pedang saling menari. Nafas Achlys memburu. "Apakah masih ada yang tersisa?" Suara yang menawan itu menggema di tengah keheningan malam. Achlys pikir itu suara Ridge, pemimpin para perampok itu."Seorang gadis bos. Dia baru saja kabur kesana!""Cek d
"Tuan duke, ini maksudnya apa?" tanya Achlys. "Kontrak pekerjaan seperti yang baru saja kamu katakan." "Tetapi...apa hubungannya dengan insiden ini? Dan kenapa saya harus menandatangani ini tuan duke?" "Siapa yang pantas disalahkan atas kematian mereka kalau bukan diriku nona Achlys karena akulah yang telah memgirim mereka kesini tetapi itu karena permintaan dari kedua orang tuamu dan kamu meminta maaf padaku karena hal tersebut kan? Dan kalau kamu mau aku memaafkanmu, lakukanlah apa yang kusuruh!" Achlys terdiam. "Para ksatria itu sudah siap mati demi Kynleigh. Dan keluarga yang ditinggalkan tampaknya tidak bisa berbuat apapun. Mereka hanya percaya pada Duke Julian yang pasti akan menangkap pelakunya dan membalas kematian mereka. Aku merasa sangat bersalah. Namun, alih-alih diberi hukuman, Duke Julian malah membahas mengenai pekerjaan di tengah-tengah para mayat ksatrianya. Dia pasti sudah gila," batinnya. "...Kenapa tuan duke malah memberikan saya pekerjaan yang memguntungkan b
Karena para ksatria itu mati, Achlys merasa telah menjadi seorang pembunuh sehingga dengan terpaksa dia melakukan yang diperintahkan Duke Julian. Jika dia tidak mudah mempercayai ucapan Duke Julian, dia pasti tidak akan pernah menandatangani surat kontrak pekerjaan itu. Dia diantarkan oleh Duke Julian dan para ksatrianya di depan hotel. "Achlys! Kamu kembali!" teriak ibunya antusias.Achlys hanya menunjukkan wajah dingin. Ibunya memeluknya. Ayahnya segera keluar dan langsung berterima kasih pada Duke Julian."Ibu, ayah, jangan pernah lagi meminta bantuan pada tuan duke! Kalian membuatku dalam masalah besar!" tukas Achlys.Canna menarik diri dan saling pandang dengan suaminya. "Apa yang kamu katakan? Kami tidak pernah minta bantuan pada Duke Julian!" jawab Canna.Achlys terhenyak dan langsung menoleh ke Duke Julian. Duke Julian tersenyum kecil padanya. "Duke Julian mencarimu dan kami memberitahunya kamu ke kota sebelah untuk melamar pekerjaan di sebuah perusahaan," kata Liam."Tuan
"Tuan duke, tampaknya kamu sangat dekat dengan gadis itu? Aku mendengar kamu telah menyelamatkan seorang gadis biasa dari para perampok. Apakah gadis itu yang telah kamu selamatkan?" tanya Laura."Ya. Ada urusan apa kamu datang kesini?" tanya Duke Julian."Ini tidak pernah terjadi sebelumnya tuan duke. Sejak kapan kamu menjadi begitu baik pada seorang gadis dari kalangan rakyat jelata? Jika berita mengenai kamu menyelamatkan dia bertambah parah setelah orang-orang menyaksikan kedekatanmu dengan gadis itu, maka itu akan menjadi masalah besar. Dan untuk pertanyaan terakhirmu, apakah tidak boleh jika aku merindukan tunanganku?" tanya Laura.Duke Julian tersenyum kecil. "Lady tenang saja. Aku tidak akan menarik pertunangan kita. Sejak awal, pernikahan kita ini tidak didasari karena kita saling menyukai."Laura menyipitkan kedua matanya tajam. "Lalu apa tuan duke menyukai gadis itu?"Duke Julian diam sejenak. "Jangan pernah ikut campur urusanku Lady Laura! Karena aku sangat membenci itu."
Laura akan menaiki kereta kudanya tetapi tidak sengaja melihat Achlys yang berjalan menuju taman dengan ekspresi riang di wajahnya langsung berbalik menghampiri gadis itu. Achlys juga segera bertemu mata dengan Laura. Dia menghentikan langkahnya saat menyadari Laura mendekatinya. Dia pun menghampiri Laura dan menyapanya dengan mendunukkan kepalanya sekilas. "Selamat siang Lady Laura," sapa Achlys dengan senyuman ramahnya. Alih-alih membalas sapaan Achlys, Laura justru bertanya dengan dingin. "Jawab pertanyaanku dengan jujur nona Achlys!"Achlys memperhatikan Laura yang terlihat sangat marah padanya. Dia pikir Laura sudah mengerti mengenai Duke Julian yang mendekatinya. Hari ini orang-orang disini menatapnya dengan tatapan yang tidak seperti biasanya. Dan beberapa kali dia mendengar namanya disebut bersama Duke Julian. Semenjak dia akan melukai pergelangan tangannya, Achlys menyadari perasaan Duke Julian padanya melalui tatapan matanya yang khawatir dan marah. Ayahnya bilng semakin
"Nyonya Magnolia," panggil Achlys.Selesai mengerjakan tugasnya, alih-alih mencari Duke Julian, Achlys langsung menuju ruangan Magnolia."Jangan memanggilku nyonya nona Achlys! Panggil saja aku lady," jawab Magnolia."Baiklah lady Magnolia. Saya sudah menyelesaikan pekerjaan ini. Tolong sampaikan kepada tuan duke dan jika ada yang tidak sesuai dengan beliau, beritahu saya melalui lady saja. Untuk mendiskusikannya bersama, saya pikir lady Magnolia perlu ikut," kata Achlys.Magnolia bertanya-tanya mengapa Achlys kelihatan membenci Duke Julian."Saat ini tuan duke sedang pergi piknik untuk beberapa hari. Bukan. Mungkin seminggu atau lebih," kata Magnolia.Achlys sedikit kaget. "Baguslah. Tidak. Maksud saya, saya jadi tidak perlu takut jika pekerjaan saya tidak bagus.""Aku akan mengirimkan ini kepada tuan duke. Nona Achlys harus berangkat besok pagi ke daerah timur kerajaan!" kata Magnolia."Baiklah," jawab Achlys. "Kalau begitu saya permisi. Saya sudah boleh pulang lady Magnolia.""Ya."
"Lady Magnolia, mengapa kamu tidak memberitahuku bahwa tuan duke sudah berada di daerah timur kerajaan?" tanya Achlys dengan raut kesal di wajahnya pada Magnolia."Apakah aku perlu memberitahumu nona Achlys? Wajar saja jika tuan duke kesana. Tidak. Dia memang harus kesana karena hanya dia yang bisa mengatasi masalah disana. Justru yang aneh itu dirimu nona Achlys karena sudah bertanya seperti itu," jawab Magnolia."Apa? Nona Achlys? Kamu tidak tahu bahwa tuan duke disana?" tanya Laura.Achlys mengangguk. "Kalau begitu sesuai perintahmu dan tuan duke Lady Laura. Saya mundur dari ekspedisi ini.""Bagus!" kata Laura dengan senyum puas."Nona Achlys! Kamu bisa dimarahi tuan duke dan terkena masalah lebih besar lagi. Kamu telah mencemarkan nama baik tuan duke," kata Magnolia.Achlys tersenyum sinis. "Mereka bahkan lebih tertarik pada berita tuan duke menyelamatkan seorang gadis dari kalangan rakyat jelita dibandingkan ada pelamar kerja yang menolak tawarannya.""Dua orang itu adalah orang
"Hei, bukannya kereta ini terlalu mewah untukku? Ada banyak sekali perlengkapan dan makanan disini," kata Achlys pada salah satu ksatria. “Aku seharusnya naik gerobak tua.” "Itu atas perintah tuan duke nona!" kata ksatria tersebut tanpa menatap Achlys sama sekali. "Duke kalian sangat memperhatikanku ya? Bukankah menurut kalian semua itu aneh?" tanya Achlys. Ksatria itu akhirnya melirik Achlys. Achlys mengumpulkan sinis pada ksatria itu. "Terserah tuan duke mau melakukan apa. Kita sebagai bawahannya hanya melakukan apa yang dia perintahkan karena kita bekerja padanya," jawab ksatria itu. "Kalian tidak boleh seperti itu tahu. Jika tuan duke sampai terlalu menempel padaku, pasti akan terjadi masalah serius. Aku ini membenci tuan duke. Jika bukan karena uangnya, aku tidak akan sampai sejauh ini," kata Achlys. Ksatria itu memberi hormat dengan keberanian Achlys. Dia menjadi tidak heran mengapa bosnya tertarik pada gadis ini. Ketika orang lain berpikir panjang untuk melamar Duke Julia
Yang pertama dipilih oleh Achlys adalah tanaman Terraverde atau yang dikenal sebagai tanaman tanah karena berfungsi meningkatkan kesuburan tanah dan memperbaiki struktur tanah. Achlys memanggil dua penyihir dari kekaisaran. Mereka kembar bernama Lira dan Lara. "Bisakah kalian mengirimkan sihir cahaya dan pemuliohan di tanaman ini?" pinta Achlys. Karena Achlys ingin menanam Terraverde yang jika sudah diberi sihir cahaya dan pemulihan, mungkin saja bisa memancing entitas gelap. Lira dan Lara menatap Achlys dengan tatapan jengah. "Enteng sekali kamu bicara," kata Lira. "Kami tidak semudah itu," kata Lara. "Berapa yang kalian mau?" tanya Achlys. "Uang di kekaisaran ini bukanlah segalanya! Permata naga. Jika kamu memberikannya pada kami, kami bersedia melakukan apa yang kamu mau." Konyol sekali. Dimana ada permata naga? Achlys tahu soal itu. Barang yang hampir mustahil untuk didapatkan. Bahkan jika naga dikalahkan belum tentu si penyerang mendapatkan permatanya. S
"Maksud tuan duke apa?" tanya Achlys dengan ekspresi cemas yang tercetak jelas di wajahnya. Achlys sangat yakin Duke Julian masih berada disini ketika dia mengobrol dengan Slater di kejauhan. Tidak mungkin Duke Julian bisa mendengarnya. Dia curiga Duke Julian sengaja memanipulasinya supaya dia percaya padanya dan panik sendiri bersama Slater. Benar-benar orang yang licik. Tiba-tiba sebuah kunang-kunang terbang di depan wajah Achlys. Achlys mau tidak mau, menatap ke kunang-kunang itu. "Hewan ini?" tanya Achlys. "Itu bukan hewan. Itu hanya alat untuk merekam suara," jawab Duke Julian. Deg. Jantung Achlys langsung berdegup kencang. Wajahnya semakin pucat. Achlys berusaha terlihat tenang. Tidak boleh dia sampai menunjukkan gelagak yang akan memancing rasa curiga Duke Julian. Belum bisa dipastikan kalau kunang-kunang itu dapat merekam suara. Meski kunang-kunang itu tampaknya seperti sihir. Fakta bahwa dia sampai diawasi sejauh ini, Duke Julian sudah gila. Achlys
Profesornya pernah bilang, akan jadi masalah serius kalau orang yang memiliki kekuatan luar biasa itu jahat. Duke Julian mungkin bukan orang jahat. Namun bagi Achlys, dia orang yang sangat buruk. Apakah seorang suami yang menelantarkan istrinya. Belum cukup sampai disitu, suami tersebut memperkenalkan kekasihnya pada istrinya saat istrinya baru saja kehilangan bayinya? Apakah orang seperti itu pantas disebut sebagai orang yang baik? Bukankah lebih masuk akal kalau orang tersebut dibilang kejam? Duke Julian dikenal kejam. Pikiran dan perasaannya selalu menjadi misteri. Bahkan jika dia sebenarnya baik, Achlys tidak akan pernah mempercayainya. Slater bisa dikalahkan oleh Duke Julian. Achlys padahal sudah berharap Slater bisa mengalahkan Duke Julian. Dia berencana mengadu domba mereka tetapi sayang, Duke Julian ternyata lebih kuat dari perkiraannya. Slater memang tidak memiliki sihir hitam seperti Duke Julian. "Sepertinya aku perlu belajar lebih lama lagi di
Igor percaya kalau sesuatu yang terlihat cantik dan indah, kemungkinan besar menyimpan hal berbahaya. Air di hadapannya begitu jernih dan cantik, tetapi tampaknya tidak seperti kelihatannya. Igor menoleh ke samping. Tidak seperti dirinya yang cemas, Achlys terlihat bersenang-senang. Dia sudah mengambil air di sungai tersebut dengan alatnya. Lalu dia melakukan pemeriksaan lebih jauh. "Bagaimana?" tanya Igor seraya mendekati Achlys. "Ini... bisa." Achlys terlihat luar biasa senang. "Kita bisa menggunakan air ini karena air ini aman. Tidak terkontaminasi racun, bakteri, atau semacamnya." "Baiklah. Ayo kita kembali dan melapor pada tuan duke," ajak Igor. Achlys enggan sekali menemui Duke Julian. Dia juga masih ingin bersantai disini. Pemandangan air terjun yang begitu tinggi itu membuatnya penasaran dan ingin berlama-lama di tempat tersebut. Airnya juga sangat jernih, berwarna biru kehijauan, sangat cantik. "Bukankah aku sudah mengatakannya? Kalau mau pergi, pe
Duke Julian sedang memberi makan mosnternya ketika dua ksatria Kynleigh datang, mengabarkan kalau Achlys pergi bersama Igor ke hutan gundul. Ekspresi Duke Julian hampir selalu dingin. Setelah mendengar kabar itu, matanya sempat melebar. "Apakah aku pernah menyuruh kalian semua untuk ke hutan tersebut?" tanya Duke Julian dengan nada begitu tenang. Dua ksatria itu berpikir kalau Duke Julian ternyata sudah mengetahui mengenai hutan gundul tersebut dan mereka seharusnya tidak mengusik soal itu. Mereka segera cemas karena mengabaikan perintah Duke Julian. Mereka tahu mereka akan dihukum. Dihukum di tempat seperti ini, hukuman mengerikan apa yang menanti mereka? "Tidak tuan duke, kami minta maaf sudah lalai," jawab kedua ksatria tersebut. Duke Julian menyuruh mereka pergi ke kelompok para penyihir kekaisaran dan meminta dua dari mereka untuk mengurus persediaan air di wilayah ini. "Baik tuan duke!" Mereka merasa lega tidak jadi dihukum oleh Duke Julian dan mereka bergeg
"Achlys? Ah aku boleh memanggilmu hanya nama saja kan?" tanya Igor dengan nada gugup. "Ya. Kalau ada orang lain panggil saja seperti itu juga," kata Achlys tanpa menghiraukan kegugupan Igor. Achlys awalnya disuruh duduk di depan Igor tetapi dia menolak. Mereka naik kuda bersama menuju ke arah hutan gundul misterius. "Ada beberapa hal yang membuatku penasaran. Bolehkah aku bertanya?" tanya Igor. "Ya. Tanyakan saja!" Achlys fokus pada hutan gundul itu. Berusaha mencari tahu melalui matanya apakah ada monster disana atau tidak. "Kenapa kamu membenci Duke Julian?" Achlys melirik ke punggung Igor yang baru ia sadari kalau punggung Igor ternyata lebar dan tampak besar. "Sepertinya aku sudah mengatakannya padamu," kata Achlys. "Beluumm!" Igor terdengar mengeluh. "Aku benar-benar penasaran." "Aku membenci bangsawan." "Huh?" "Tidak usah bertanya lagi. Intinya seperti itu." "Lalu bagaimana dengan Slater?" "Kenapa?" "Bukankah dia berasal dari bangsawan juga?"
Bau yang harum dan menenangkan tercium oleh Achlys saat dia duduk di depan Duke Julian diatas kuda. Dia beberapa kali memejamkan mata, terlihat tidak nyaman. Bahkan sebaik apapun Duke Julian, dia tetaplah seorang suami yang biadab. Dia tidak akan pernah membiarkan dirinya jatuh pada pesonanya. Achlys tidak sengaja melirik ke Igor dan terkejut mendapati pria itu tengah mencuri pandang ke arahnya. Dia melotot pada Igor, menyalahkannya atas sikapnya yang tidak peduli padanya saat dia berada di situasi sulit. Persetan dengan dipecat! Igor tidak optimal dalam membalas budi. Pada akhirnya dia egois, mementingkan dirinya sendiri. Kuda Duke Julian yang bergerak cukup cepat akhirnya berhenti. "Kita akan tinggal disini untuk sementara waktu," kata Duke Julian. Duke Julian ternyata tidak berbohong. Para penyihir yang dia kira sudah dibunuh ternyata masih hidup dan sedang membuat tenda dengan sihir mereka. Beberapa dari mereka lulusan Akademi Nerine. "Achlys kah itu?" tanya s
Achlys tidak percaya. Duke Julian pasti sengaja untuk menarik perhatiannya. Sayang sekali, dia tidak akan termakan pancingan itu. Namun Slater membuat situasi menjadi semakin rumit. "Aku tidak setuju untuk bekerja sama dengan anda, tuan duke," kata Slater dengan dingin. "Sudah bicara seperti itu pada kaisar?" tanya Duke Julian. Para profesor di Akademi Nerine mengalami kesulitan menangani Slater tetapi Duke Julian dapat menghadapi Slater seolah-olah bukan apa-apa.Achlys sampai sedikit terkejut. Achlys menjadi penasaran siapa yang akan menang kalau mereka berdua bertarung. "Aku tidak membutuhkannya," kata Slater. "Lantas kenapa kau disini? Bukankah kau disini karena dikirim oleh kaisar? Tidak ada satupun orang disini yang ingin bekerja sama denganmu," kata Duke Julian.Inilah alasan kenapa Achlys lebih memilih bekerja di Kynleigh. Namun semenjak dia mengetahui mimpi buruknya yang ternyata Duke Kyleigh, dia sungguh ingin pergi dari sini. "Kau benar tuan duke. Memang kaisar yan
Para penyihir muda itu membawa banyak pasukan makanya mereka cukup percaya diri. Koordinator mereka, adalah berlian kekaisaran, Slater. Racun berbau menyengat, api, kegelapan, dan pedang sihir, bisa menggambarkan Slater. "Dasar bocah tengik, mentang-mentang kau diutus langsung oleh kaisar, jadi kau merasa bisa melakukan seenaknya!" teriak Kaden. "Siapa yang lebih penting kira-kira? Aku? Atau komandan kalian?" tanya Slater memicingkan matanya. Alasan kenapa Achlys tidak ingin bertemu Slater lagi adalah karena pikiran Slater sulit ditebak. Selama berada di sekolah yang sama dengannya, Slater tidak benar-benar menganggap rekannya sebagai rekannya. Slater cukup rasional. Emosi, belas kasihan, cinta, dia tampaknya tidak mengenal itu. Pengabdiannya pada kekaisaran juga masih dipertanyakan. Setidaknya sampai saat mereka lulus. Sekarang? Karena dia berada disini atas utusan kaisar, jadi tidak bisa dikatakan kalau dia tidak mengabdi. Kemampuannya itu bisa menghancurkan seb