"Nyonya Magnolia," panggil Achlys.Selesai mengerjakan tugasnya, alih-alih mencari Duke Julian, Achlys langsung menuju ruangan Magnolia."Jangan memanggilku nyonya nona Achlys! Panggil saja aku lady," jawab Magnolia."Baiklah lady Magnolia. Saya sudah menyelesaikan pekerjaan ini. Tolong sampaikan kepada tuan duke dan jika ada yang tidak sesuai dengan beliau, beritahu saya melalui lady saja. Untuk mendiskusikannya bersama, saya pikir lady Magnolia perlu ikut," kata Achlys.Magnolia bertanya-tanya mengapa Achlys kelihatan membenci Duke Julian."Saat ini tuan duke sedang pergi piknik untuk beberapa hari. Bukan. Mungkin seminggu atau lebih," kata Magnolia.Achlys sedikit kaget. "Baguslah. Tidak. Maksud saya, saya jadi tidak perlu takut jika pekerjaan saya tidak bagus.""Aku akan mengirimkan ini kepada tuan duke. Nona Achlys harus berangkat besok pagi ke daerah timur kerajaan!" kata Magnolia."Baiklah," jawab Achlys. "Kalau begitu saya permisi. Saya sudah boleh pulang lady Magnolia.""Ya."
"Lady Magnolia, mengapa kamu tidak memberitahuku bahwa tuan duke sudah berada di daerah timur kerajaan?" tanya Achlys dengan raut kesal di wajahnya pada Magnolia."Apakah aku perlu memberitahumu nona Achlys? Wajar saja jika tuan duke kesana. Tidak. Dia memang harus kesana karena hanya dia yang bisa mengatasi masalah disana. Justru yang aneh itu dirimu nona Achlys karena sudah bertanya seperti itu," jawab Magnolia."Apa? Nona Achlys? Kamu tidak tahu bahwa tuan duke disana?" tanya Laura.Achlys mengangguk. "Kalau begitu sesuai perintahmu dan tuan duke Lady Laura. Saya mundur dari ekspedisi ini.""Bagus!" kata Laura dengan senyum puas."Nona Achlys! Kamu bisa dimarahi tuan duke dan terkena masalah lebih besar lagi. Kamu telah mencemarkan nama baik tuan duke," kata Magnolia.Achlys tersenyum sinis. "Mereka bahkan lebih tertarik pada berita tuan duke menyelamatkan seorang gadis dari kalangan rakyat jelita dibandingkan ada pelamar kerja yang menolak tawarannya.""Dua orang itu adalah orang
"Hei, bukannya kereta ini terlalu mewah untukku? Ada banyak sekali perlengkapan dan makanan disini," kata Achlys pada salah satu ksatria. “Aku seharusnya naik gerobak tua.” "Itu atas perintah tuan duke nona!" kata ksatria tersebut tanpa menatap Achlys sama sekali. "Duke kalian sangat memperhatikanku ya? Bukankah menurut kalian semua itu aneh?" tanya Achlys. Ksatria itu akhirnya melirik Achlys. Achlys mengumpulkan sinis pada ksatria itu. "Terserah tuan duke mau melakukan apa. Kita sebagai bawahannya hanya melakukan apa yang dia perintahkan karena kita bekerja padanya," jawab ksatria itu. "Kalian tidak boleh seperti itu tahu. Jika tuan duke sampai terlalu menempel padaku, pasti akan terjadi masalah serius. Aku ini membenci tuan duke. Jika bukan karena uangnya, aku tidak akan sampai sejauh ini," kata Achlys. Ksatria itu memberi hormat dengan keberanian Achlys. Dia menjadi tidak heran mengapa bosnya tertarik pada gadis ini. Ketika orang lain berpikir panjang untuk melamar Duke Julia
"Nona Achlys, terima kasih telah menyelamatkan saya. Jika nona Achlys tidak menghalangi penyihir itu, saya mungkin sudah mati," kata ksatria itu.Setelah pertempuran melawan para penyihir, mereka memutuskan beristirahat di sebuah dataran tinggi. Achlys menjauh dari para ksatria dan menyibukkan diri dengan membaca buku. Dia membawa beberapa buku untuk menemaninya. Di dekatnya terdapat sebuah lampu."Ya," jawab Achlys pada ksatria itu tanpa mengalihkan pandangannya dari bukunya. Semenjak pertempuran tadi berakhir, Achlys terus memikirkan mengenai sihir hitam yang muncul di depannya. Dia tidak memiliki sihir seperti itu. Dan tampaknya penyihir yang kabur itu juga bukan pemiliknya. Lalu apakah itu milik ksatria Kynleigh?Itu adalah sihir hitam. Jika memang mereka memiliki itu, kenapa tidak gunakan itu saja dari awal? Sehingga tidak perlu ada pertempuran sengit. Karena terus memikirkan hal ini dan tidak tahu bagaimana caranya berhenti, jadi Achlys memutuskan untuk membaca buku."Saya ingin
"Sudah waktunya kita melanjutkan perjalanan!" teriak Kaden. Achlys dan Igor sampai terlonjak kaget karena teriakan itu. Igor buru-buru menghampiri teman-temannya sementara Achlys membereskan barang bawaannya. Dia heran mengapa perjalanan tidak dilanjutkan besok pagi karena malam ini semakin larut dan dia mulai mengantuk. Dia memang bisa tidur di dalam kereta tetapi tetap saja rasanya berbeda dengan tidur diatas rerumputan yang dilapisi karpet dan selimut. Achlys masuk ke dalam kereta kuda. Sebelum dia masuk, dia melirik ke arah Igor sekilas. Igor juga tengah meliriknya. "Kelihatannya dia curiga denganku dan Igor. Ini tidak bisa dibiarkan. Akhirnya aku memiliki senjata untuk bisa lepas dari Duke Julian. Mana mungkin aku akan menyia-nyiakannya begitu saja," batin Achlys. Achlys memutuskan untk tidur lebih dulu karena memikirkan tentang sihir hitam itu mulai membuat kepalanya sakit. "Apa yang kamu bicarakan dengan nona Achlys?" tanya Kaden pada Igor.Igor kaget ditanyai seperti itu.
Achlys membuka sedikit pintu keretanya untuk mengintip apa yang sedang terjadi di luar. Suara-suara familiar terdengar. Tidak ada keirbutan. Dia curiga romongannya telah bertemu dengan rombongan Duke Julian. Itulah sebabnya dia tidak membuka pintu kereta lebar-lebar karena tidak mau melihat Duke Julian.Namun, harapannya pupus sudah karena begitu mengintip, Achlys langsung bertemu mata dengan Duke Julian yang tengqh berbicara dengan Kaden dan yang lain. Achlys langsung menarik diri setelah menutup pintu."Bagimana ini?" Achlys bertanya di dalam benaknya. "Aku harus terlihat biasa saja," batin Achlys.Achlys pun turun dari kereta tanpa menatap Duke Julian. Secara tidak sengaja dia bertatapan dengan Igor. Bibirnya langsung tersenyum dan langkah kakinya menuju ke Igor. "Igor," panggil Achlys."Ya nona?" tanya Igor.Igor tidak mau didekati oleh Achlys karena gara-gara gadis ini, dia jadi diperhatikan oleh Duke Julian."Kamu sudah makan?" tanya Achlys.Sungguh pertanyaan yang sangat ane
"Aku selalu menghormati setiap bawahanku nona Achlys. Jika memang ini harus dilakukan, maka aku akan melakukannya," kata Duke Julian.Duke Julian meminta seluruh berkas yang dikerjakan Achlys. Achlys segera memberikan ke Duke Julian. Duke Julian memeriksa berkas tersebut di hadapan Achlys dan saat gadis itu akan menyingkir, si duke tetap tidak mengizinkannya pergi."Bagus. Aku cukup suka dengan hasil pengamatanmu nona Achlys," kata Duke Julian."Terima kasih tuan duke," jawab Achlys ramah."Peganglah! Kamu akan memandu ekspedisi ini!" titah Duke Julian seraya melemparkan berkas itu ke Achlys."Apa? Kenapa harus saya tuan duke? Saya bukan komandan," jawab Achlys."Aku memerintahkanmu nona Achlys! Jadi jangan banyak bicara dan lakukan saja!" titah Duke Julian. "Kemudian, setelah mengurus semua ini, aku akan melakukan sesuatu pada tunanganku jika memang dia benar-benar membuatmu merasa tidak nyaman."Achlys menarik sudut bibir kanannya bermaksud menertawakan Julian. Bukan senang, dia mal
"Hati-hati! Lukamu masih terbuka!" Achlys melirik tajam dan sekilas pada Duke Julian saat pria itu berbicara. Setelah memakan waktu cukup lama menghadapi para monster, mereka memutuskan untuk beristirahat. "Aku merasakan keberadaan orang lain di dekat sini," kata Julian tiba-tiba. Achlys menoleh ke sembarang arah berharap menemukan sesuatu karena tidak nyaman dengan situasi canggung ini. Beberapa kali dia melirik ke arah Igor. Igor juga ingin melirik ke arah Achlys untuk memastikan keadaan gadis itu. Namun dia terlalu takut ketahuan Julian. Tiba-tiba saja terdengar suara pertempuran di kejauhan sana. Achlys dan semua orang menoleh ke asal suara. Kaden dan beberapa bawahannya memutuskan mengecek lebih dekat ke tempat kejadian. Mereka menatap Julian. Julian menyuruh mereka untuk memeriksa dengan tatapannya. Setelah diperiksa, ternyata itu adalah para penyihir muda yang sedang melawan para monster. Mereka ditugaskan oleh kekaisaran. Para penyihir muda itu segera melihat
Achlys dan Slater mampir ke sebuah warung sederhana yang menjual berbagai macam minuman segar dan ikan bakar. "Biasanya bangsawan datang kesini hanya untuk memberitahu kabar dari kaisar. Jadi ada kabar apa?" tanya pemilik warung tersebut. "Jangan berbicara santai dengan mereka! Nanti kamu bisa mendapatkan masalah, paman," ucap keponakan pemilik warung itu yang tampaknya berusia 25 tahun dengan rambut berantakan berwarna pirang kecoklatan. "Kami seorang petualang. Bukan bangsawan. Kami memang pernah mengenyam pendidikan di Akademi Nerine tetapi kami bukan keluarga kaisar dan bukan juga dari kleluarga kerajaan," ucap Slater. "Memangnya kami akan percaya begitu saja? Banyak orang hidup susah disini dan pajak terus-menerus ditarik," keluh pria itu. "Kalian seharusnya mengumpulkan keputusan lalu berikan pada bangsawan paling berpengaruh di kekaisaran yang kemungkinan memihak kalian dan tidak akan berkhianat pada kalian. Kami tidak bisa membantu karena kami cuma bagian dari ksatri
JUlian hampir saja kalah oleh Igor. Para ksatria yang pulang ke Kynleigh datang lagi dengan membawa lebih banyak pasukan. Julian langsung menyuruh mereka untuk mundur karena bisa saja monster raksasa muncul lagi dan malah yang meninggal semakin banyak dibandingkan waktu itu. Pada akhirnya setelah bertanding cukup lama, Julian menarik mundur pasukannya ketika menyadari Igor tidak melakukan serangan apapun. Dia pikir sosok itu istirahat sejenak, dia menggunakan kesempatan itu untuk menarik mundur pasukannya dan mereka bergegas kembali ke Kynleigh. Julian ikut kali ini karena tidak mau penjemputan yang dilakukan oleh para pasukannya sia-sia. Terlebih, dia tahu niat Igor ingin menahannya di tempat m,engerikan ini selamanya, dia bisa kehabisan mana. Setelah keluar dari wilayah mengerikan itu, Julian berhenti dan para pasukannya juga berhenti. "Ada apa, tuan duke?" tanya Kaden. "Achlys tidak ikut dengan kalian?" tanya Duke Julian. Kaden terdiam kemudian menjawab dengan yakin,
Bagaimana rasanya sentuhan manusia? Slater tidak pernah mempertanyakan itu sebelumnya. Ketika dia masuk ke akademi, banyak yang tergila-gila padanya sampai dia ingin menyentuhnya. Pernah ada yang menyentuh tangannya dan gadis itu langsung dilarikan ke rumah sakit tetapi pada akhirnya tidak tertolong. Para profesor menjadi sangat tertarik dengan Slater. Mereka ingin menyelidiki racun yang ada di tubuh Slater. Pertama-tama, Slater disuruh untuk mengeluarkan air liur. Air liurnya juga beracun. Ternyata racunnya sangat berbeda dengan racun-racun mematikan pada umumnya. Mungkin karena itu diproduksi secara alami oleh tubuh Slater. Banyak yang menganggap Slater bukan manusia karena racun di tubuhnya. Slater tidak pernah mempermasalahkan itu. Sekarang, Slater bertanya-tanya bagaimana rasanya sentuhan manusia? Karena pada saat gadis di akademi itu menyentuh tangannya, itu karena dia sedang berjalan dan gadis itu tiba-tiba menyentuh tangannya, itu refleks dan dia tidak tahu sam
Putra mahkota kekaisaran yang tengah berbincang dengan beberapa ksatria itu segera menyapa Laura saat wanita itu tiba di istana. Laura menyapa putra mahkota. "Tumben sekali lady, ada gerangan apa anda datang kemari?" tanya putra mahkota ramah. "Orang-orang yang anda kirim ke wilayah mengerikan itu sudah tiba bukan? Namun saya belum mendapatkan kabar sama sekali mengenai tuan duke. Saya pikir, yang mulia tahu soal keadaan beliau." "Sayang sekali lady, aku belum mendapatkan informasi apapun mengenai Duke Julian," jawab putra mahkota. "Selain itu, kami sedang mengurus hal yang serius." "Bolehkah saya tahu?" tanya Laura penasaran. Putra mahkota melirik ke arah lain. Laura menyipitkan kedua matanya. "Karena ini hal yang sangat penting dan privasi, jadi tidak boleh sembarangan dibicarakan kepada orang lain," jawab putra mahkota. Laura menjadi semakin penasaran. "Yang mulia, tolong kirimkan lebih banyak pasukan ke tempat mengerikan itu! Kalau Duke Julian sampai mati, y
Achlys tidak pernah menyangka akan melakukan perjalanan ke wilayah utara bersama Slater. Mereka segera menemuakn tempat yang cocok untuk beristirahat. Achlys tidak bisa menahan rasa kantuknya lagi. Dia akhirnya tertidur sementara Slater mencoba mrnangkap ikan di sungai dengan sihirnya untuk dimakan. Duke Julian datang lagi ke mimpinya. Tidak cuma itu, pemandangan mengerikan, bayi yang sudah tak bernyawa, tergeletak di depan Achlys. "Nyonya, bayimu sudah tidak bisa diselamatkan," ucap suster. Achlys menggelengkan kepalanya. "Tidak! Itu bukan bayiku!" Duke Julian berdiri di dekat pintu, menatapnya acuh tak acuh. Namun ketara sekali kalau dia tak mempedulikannya maupun bayi itu. "Bagaimana bisa ini bukan bayi nyonya? Nyonya baru saja melahirkan!" ucap perawat itu. "Diam! Apakah kamu tahu siapa suaminya?" tanya Achlys marah dan frustasi. "Perawat, tinggalkan saja dia! Wanita itu sudah gila! Saking gilanya sampai tidak bisa mengenali bayinya sendiri!" ucap Duke Julian.
Achlys menggendong sebuah tas berwarna coklat tua yang tam,pak sudah lusuh. Dia telah membersihkannya lalu Lira dan Lara mengeringkan tas itu dengan sihirnya. Mereka disuruh igor untuk ikut Achlys ke wilayah Utara. Achlys merasa sangat lelah setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh. Dia mengantuk tetapi dia enggan tidur karena khawatir bermimpi Duke Julian. Lira dan Lara sibuk tidur di pundak Achlys. Achlys masih bimbang apakah keputusan dia untuk belajar sihir hitam salah satu benar. Dia memang memiliki keinginan yang kuat untuk belajar sihir hitam tetapi dia merasa waktunya kurang tepat. Duke Julian sempat membicarakan mengenai masalah yang terjadi di kekaisaran ketika mereka masih bersama sehari yang lalu sebelum berencana masuk hutan dan diserang. Duke Julian, meskipun dianggap oleh banyak orang di kekaisaran sebagai orang terkuat di kekaisaran itu tetapi banyak yang tidak menyukainya, terutama para bangsawan. Mereka berlomba-lomba untuk menjatuhkannya. Achlys
Julian tahu kalau Achlys sudah diculik oleh Igor. Dia duduk diatas sebuah batu besar. Disampingnya ada monsternya yang berwarna hitam. Para ksatria segera menghampirinya begitu juga dengan beberapa penyihir yang masih hidup. "Tuan duke, sebaiknya kita hentikan saja membangun tempat ini untuk layak ditinggali, banyak dari kita yang sudah meninggal," kata salah satu penyihir. "Kita masih belum cukup kuat! Kita kekurangan pasukan!" sahut yang lain. "Dimana Achlys?" tanya Slater pada Duke Julian. "Aku tidak tahu," jawab Duke Julian. Duke Julian memiliki jawaban sendiri tetapi dia tidak akan mengatakannya pada Slater. Dia telah mengirimkan surat pada kaisar untuk kepulangan mereka dan meminta pasukan untuk dikirim ke tempat ini jika memungkinkan. Dia tidak yakin akan mendapatkan balasan. Tetapi dia berencana tidak akan kembali lebih dulu sebelum menemukan Achlys. "Bagaimana bisa? Bukankah dia bersamamu?" tanya Slater marah. "Slater, hentikan! Kau seharusnya tidak perlu
"Igor, kau masih hidup?" tanya Achlys seraya menghampiri Igor. "Tentu saja! Semua orang masih hidup," jawab Igor. "Salah satu kemampuan entitas gelap adalah memanipulasi pikiran seseorang dan membuat ilusi. Aku dibunuh oleh Duke Julian. Itu membuatku sangat terkejut. Bagaimana bisa aku dikira sebagai entitas gelap? Padahal aku cuma seorang prajurit biasa." "Apa-apaan itu? Igor, yang benar saja. Jadi kamu bukan sosok entitas gelap?" tanya Achlys. "Tentu saja bukan! Kita sudah masuk ke dalam permainannya. Kita harus segera keluar dari tempat ini. Kalau tidak, kita mungkin akan terjebak disini selamanya dengan ilusi yang tidak pernah kita inginkan." "Tunggu, kalau begitu dimana semua orang?" tanya Achlys. "Di sisi lain, aku menjadi ragu padamu, Igor. Kau tampaknya sudah lolos dari ilusi itu. Ini mengerikan. Aku menjadi sangat bingung. Rasanya tidak bisa membedakan mana yang kenyataan mana yang bukan." "Aku sudah mengatakannya sebelumnya kalau aku pernah bertemu dengan entitas
Sebelum mereka kabur, mereka tiba-tiba tertidur kecuali Achlys. Achlys berteriak pada Slater, menyuruhnya untuk bangun tetapi Slater tidak bangun. Alhasil Achlys lari menjauh dari sekitar hutan. Namun tiba-tiba saja dia menabrak seseorang. Dia sudah ketakutan berharap yang dia tabrak Duke Julian, tetapi malah Igor. Igor tersenyum lembut pada Achlys. "Jadi kau lebih memilih berkhianat padaku?" Achlys langsung berdiri dan menjauh dari Igor. "Aku...aku tidak bermaksud seperti itu, Igor. Kau juga berkhianat padaku! Kau berbohong padaku! Padahal aku pikir kita bisa menjadi teman! Kau berhutang nyawa padaku bukan? Dan kau bilang akan bersedia membantuku agar Duke Julian membenciku. Siapa disini yang sebenarnya dikhianati? Logika saja! Apakah menurutmu aku bisa melawan Duke Julian? Sejak awal, dia sudah mengetahui rahasiamu dan kedua peri familiarmu. Aku tidak bisa menyangkal pada Duke Julian." Igor tiba-tiba mengeluarkan sihir hitam. Sihirnya itu membentuk sebuah pedang perak. Sorot