Para penyihir muda itu membawa banyak pasukan makanya mereka cukup percaya diri. Koordinator mereka, adalah berlian kekaisaran, Slater. Racun berbau menyengat, api, kegelapan, dan pedang sihir, bisa menggambarkan Slater. "Dasar bocah tengik, mentang-mentang kau diutus langsung oleh kaisar, jadi kau merasa bisa melakukan seenaknya!" teriak Kaden. "Siapa yang lebih penting kira-kira? Aku? Atau komandan kalian?" tanya Slater memicingkan matanya. Alasan kenapa Achlys tidak ingin bertemu Slater lagi adalah karena pikiran Slater sulit ditebak. Selama berada di sekolah yang sama dengannya, Slater tidak benar-benar menganggap rekannya sebagai rekannya. Slater cukup rasional. Emosi, belas kasihan, cinta, dia tampaknya tidak mengenal itu. Pengabdiannya pada kekaisaran juga masih dipertanyakan. Setidaknya sampai saat mereka lulus. Sekarang? Karena dia berada disini atas utusan kaisar, jadi tidak bisa dikatakan kalau dia tidak mengabdi. Kemampuannya itu bisa menghancurkan seb
Achlys tidak percaya. Duke Julian pasti sengaja untuk menarik perhatiannya. Sayang sekali, dia tidak akan termakan pancingan itu. Namun Slater membuat situasi menjadi semakin rumit. "Aku tidak setuju untuk bekerja sama dengan anda, tuan duke," kata Slater dengan dingin. "Sudah bicara seperti itu pada kaisar?" tanya Duke Julian. Para profesor di Akademi Nerine mengalami kesulitan menangani Slater tetapi Duke Julian dapat menghadapi Slater seolah-olah bukan apa-apa.Achlys sampai sedikit terkejut. Achlys menjadi penasaran siapa yang akan menang kalau mereka berdua bertarung. "Aku tidak membutuhkannya," kata Slater. "Lantas kenapa kau disini? Bukankah kau disini karena dikirim oleh kaisar? Tidak ada satupun orang disini yang ingin bekerja sama denganmu," kata Duke Julian.Inilah alasan kenapa Achlys lebih memilih bekerja di Kynleigh. Namun semenjak dia mengetahui mimpi buruknya yang ternyata Duke Kyleigh, dia sungguh ingin pergi dari sini. "Kau benar tuan duke. Memang kaisar yan
Bau yang harum dan menenangkan tercium oleh Achlys saat dia duduk di depan Duke Julian diatas kuda. Dia beberapa kali memejamkan mata, terlihat tidak nyaman. Bahkan sebaik apapun Duke Julian, dia tetaplah seorang suami yang biadab. Dia tidak akan pernah membiarkan dirinya jatuh pada pesonanya. Achlys tidak sengaja melirik ke Igor dan terkejut mendapati pria itu tengah mencuri pandang ke arahnya. Dia melotot pada Igor, menyalahkannya atas sikapnya yang tidak peduli padanya saat dia berada di situasi sulit. Persetan dengan dipecat! Igor tidak optimal dalam membalas budi. Pada akhirnya dia egois, mementingkan dirinya sendiri. Kuda Duke Julian yang bergerak cukup cepat akhirnya berhenti. "Kita akan tinggal disini untuk sementara waktu," kata Duke Julian. Duke Julian ternyata tidak berbohong. Para penyihir yang dia kira sudah dibunuh ternyata masih hidup dan sedang membuat tenda dengan sihir mereka. Beberapa dari mereka lulusan Akademi Nerine. "Achlys kah itu?" tanya s
"Achlys? Ah aku boleh memanggilmu hanya nama saja kan?" tanya Igor dengan nada gugup. "Ya. Kalau ada orang lain panggil saja seperti itu juga," kata Achlys tanpa menghiraukan kegugupan Igor. Achlys awalnya disuruh duduk di depan Igor tetapi dia menolak. Mereka naik kuda bersama menuju ke arah hutan gundul misterius. "Ada beberapa hal yang membuatku penasaran. Bolehkah aku bertanya?" tanya Igor. "Ya. Tanyakan saja!" Achlys fokus pada hutan gundul itu. Berusaha mencari tahu melalui matanya apakah ada monster disana atau tidak. "Kenapa kamu membenci Duke Julian?" Achlys melirik ke punggung Igor yang baru ia sadari kalau punggung Igor ternyata lebar dan tampak besar. "Sepertinya aku sudah mengatakannya padamu," kata Achlys. "Beluumm!" Igor terdengar mengeluh. "Aku benar-benar penasaran." "Aku membenci bangsawan." "Huh?" "Tidak usah bertanya lagi. Intinya seperti itu." "Lalu bagaimana dengan Slater?" "Kenapa?" "Bukankah dia berasal dari bangsawan juga?"
Duke Julian sedang memberi makan mosnternya ketika dua ksatria Kynleigh datang, mengabarkan kalau Achlys pergi bersama Igor ke hutan gundul. Ekspresi Duke Julian hampir selalu dingin. Setelah mendengar kabar itu, matanya sempat melebar. "Apakah aku pernah menyuruh kalian semua untuk ke hutan tersebut?" tanya Duke Julian dengan nada begitu tenang. Dua ksatria itu berpikir kalau Duke Julian ternyata sudah mengetahui mengenai hutan gundul tersebut dan mereka seharusnya tidak mengusik soal itu. Mereka segera cemas karena mengabaikan perintah Duke Julian. Mereka tahu mereka akan dihukum. Dihukum di tempat seperti ini, hukuman mengerikan apa yang menanti mereka? "Tidak tuan duke, kami minta maaf sudah lalai," jawab kedua ksatria tersebut. Duke Julian menyuruh mereka pergi ke kelompok para penyihir kekaisaran dan meminta dua dari mereka untuk mengurus persediaan air di wilayah ini. "Baik tuan duke!" Mereka merasa lega tidak jadi dihukum oleh Duke Julian dan mereka bergeg
Igor percaya kalau sesuatu yang terlihat cantik dan indah, kemungkinan besar menyimpan hal berbahaya. Air di hadapannya begitu jernih dan cantik, tetapi tampaknya tidak seperti kelihatannya. Igor menoleh ke samping. Tidak seperti dirinya yang cemas, Achlys terlihat bersenang-senang. Dia sudah mengambil air di sungai tersebut dengan alatnya. Lalu dia melakukan pemeriksaan lebih jauh. "Bagaimana?" tanya Igor seraya mendekati Achlys. "Ini... bisa." Achlys terlihat luar biasa senang. "Kita bisa menggunakan air ini karena air ini aman. Tidak terkontaminasi racun, bakteri, atau semacamnya." "Baiklah. Ayo kita kembali dan melapor pada tuan duke," ajak Igor. Achlys enggan sekali menemui Duke Julian. Dia juga masih ingin bersantai disini. Pemandangan air terjun yang begitu tinggi itu membuatnya penasaran dan ingin berlama-lama di tempat tersebut. Airnya juga sangat jernih, berwarna biru kehijauan, sangat cantik. "Bukankah aku sudah mengatakannya? Kalau mau pergi, pe
Profesornya pernah bilang, akan jadi masalah serius kalau orang yang memiliki kekuatan luar biasa itu jahat. Duke Julian mungkin bukan orang jahat. Namun bagi Achlys, dia orang yang sangat buruk. Apakah seorang suami yang menelantarkan istrinya. Belum cukup sampai disitu, suami tersebut memperkenalkan kekasihnya pada istrinya saat istrinya baru saja kehilangan bayinya? Apakah orang seperti itu pantas disebut sebagai orang yang baik? Bukankah lebih masuk akal kalau orang tersebut dibilang kejam? Duke Julian dikenal kejam. Pikiran dan perasaannya selalu menjadi misteri. Bahkan jika dia sebenarnya baik, Achlys tidak akan pernah mempercayainya. Slater bisa dikalahkan oleh Duke Julian. Achlys padahal sudah berharap Slater bisa mengalahkan Duke Julian. Dia berencana mengadu domba mereka tetapi sayang, Duke Julian ternyata lebih kuat dari perkiraannya. Slater memang tidak memiliki sihir hitam seperti Duke Julian. "Sepertinya aku perlu belajar lebih lama lagi di
"Maksud tuan duke apa?" tanya Achlys dengan ekspresi cemas yang tercetak jelas di wajahnya. Achlys sangat yakin Duke Julian masih berada disini ketika dia mengobrol dengan Slater di kejauhan. Tidak mungkin Duke Julian bisa mendengarnya. Dia curiga Duke Julian sengaja memanipulasinya supaya dia percaya padanya dan panik sendiri bersama Slater. Benar-benar orang yang licik. Tiba-tiba sebuah kunang-kunang terbang di depan wajah Achlys. Achlys mau tidak mau, menatap ke kunang-kunang itu. "Hewan ini?" tanya Achlys. "Itu bukan hewan. Itu hanya alat untuk merekam suara," jawab Duke Julian. Deg. Jantung Achlys langsung berdegup kencang. Wajahnya semakin pucat. Achlys berusaha terlihat tenang. Tidak boleh dia sampai menunjukkan gelagak yang akan memancing rasa curiga Duke Julian. Belum bisa dipastikan kalau kunang-kunang itu dapat merekam suara. Meski kunang-kunang itu tampaknya seperti sihir. Fakta bahwa dia sampai diawasi sejauh ini, Duke Julian sudah gila. Achlys
Yang pertama dipilih oleh Achlys adalah tanaman Terraverde atau yang dikenal sebagai tanaman tanah karena berfungsi meningkatkan kesuburan tanah dan memperbaiki struktur tanah. Achlys memanggil dua penyihir dari kekaisaran. Mereka kembar bernama Lira dan Lara. "Bisakah kalian mengirimkan sihir cahaya dan pemuliohan di tanaman ini?" pinta Achlys. Karena Achlys ingin menanam Terraverde yang jika sudah diberi sihir cahaya dan pemulihan, mungkin saja bisa memancing entitas gelap. Lira dan Lara menatap Achlys dengan tatapan jengah. "Enteng sekali kamu bicara," kata Lira. "Kami tidak semudah itu," kata Lara. "Berapa yang kalian mau?" tanya Achlys. "Uang di kekaisaran ini bukanlah segalanya! Permata naga. Jika kamu memberikannya pada kami, kami bersedia melakukan apa yang kamu mau." Konyol sekali. Dimana ada permata naga? Achlys tahu soal itu. Barang yang hampir mustahil untuk didapatkan. Bahkan jika naga dikalahkan belum tentu si penyerang mendapatkan permatanya. S
"Maksud tuan duke apa?" tanya Achlys dengan ekspresi cemas yang tercetak jelas di wajahnya. Achlys sangat yakin Duke Julian masih berada disini ketika dia mengobrol dengan Slater di kejauhan. Tidak mungkin Duke Julian bisa mendengarnya. Dia curiga Duke Julian sengaja memanipulasinya supaya dia percaya padanya dan panik sendiri bersama Slater. Benar-benar orang yang licik. Tiba-tiba sebuah kunang-kunang terbang di depan wajah Achlys. Achlys mau tidak mau, menatap ke kunang-kunang itu. "Hewan ini?" tanya Achlys. "Itu bukan hewan. Itu hanya alat untuk merekam suara," jawab Duke Julian. Deg. Jantung Achlys langsung berdegup kencang. Wajahnya semakin pucat. Achlys berusaha terlihat tenang. Tidak boleh dia sampai menunjukkan gelagak yang akan memancing rasa curiga Duke Julian. Belum bisa dipastikan kalau kunang-kunang itu dapat merekam suara. Meski kunang-kunang itu tampaknya seperti sihir. Fakta bahwa dia sampai diawasi sejauh ini, Duke Julian sudah gila. Achlys
Profesornya pernah bilang, akan jadi masalah serius kalau orang yang memiliki kekuatan luar biasa itu jahat. Duke Julian mungkin bukan orang jahat. Namun bagi Achlys, dia orang yang sangat buruk. Apakah seorang suami yang menelantarkan istrinya. Belum cukup sampai disitu, suami tersebut memperkenalkan kekasihnya pada istrinya saat istrinya baru saja kehilangan bayinya? Apakah orang seperti itu pantas disebut sebagai orang yang baik? Bukankah lebih masuk akal kalau orang tersebut dibilang kejam? Duke Julian dikenal kejam. Pikiran dan perasaannya selalu menjadi misteri. Bahkan jika dia sebenarnya baik, Achlys tidak akan pernah mempercayainya. Slater bisa dikalahkan oleh Duke Julian. Achlys padahal sudah berharap Slater bisa mengalahkan Duke Julian. Dia berencana mengadu domba mereka tetapi sayang, Duke Julian ternyata lebih kuat dari perkiraannya. Slater memang tidak memiliki sihir hitam seperti Duke Julian. "Sepertinya aku perlu belajar lebih lama lagi di
Igor percaya kalau sesuatu yang terlihat cantik dan indah, kemungkinan besar menyimpan hal berbahaya. Air di hadapannya begitu jernih dan cantik, tetapi tampaknya tidak seperti kelihatannya. Igor menoleh ke samping. Tidak seperti dirinya yang cemas, Achlys terlihat bersenang-senang. Dia sudah mengambil air di sungai tersebut dengan alatnya. Lalu dia melakukan pemeriksaan lebih jauh. "Bagaimana?" tanya Igor seraya mendekati Achlys. "Ini... bisa." Achlys terlihat luar biasa senang. "Kita bisa menggunakan air ini karena air ini aman. Tidak terkontaminasi racun, bakteri, atau semacamnya." "Baiklah. Ayo kita kembali dan melapor pada tuan duke," ajak Igor. Achlys enggan sekali menemui Duke Julian. Dia juga masih ingin bersantai disini. Pemandangan air terjun yang begitu tinggi itu membuatnya penasaran dan ingin berlama-lama di tempat tersebut. Airnya juga sangat jernih, berwarna biru kehijauan, sangat cantik. "Bukankah aku sudah mengatakannya? Kalau mau pergi, pe
Duke Julian sedang memberi makan mosnternya ketika dua ksatria Kynleigh datang, mengabarkan kalau Achlys pergi bersama Igor ke hutan gundul. Ekspresi Duke Julian hampir selalu dingin. Setelah mendengar kabar itu, matanya sempat melebar. "Apakah aku pernah menyuruh kalian semua untuk ke hutan tersebut?" tanya Duke Julian dengan nada begitu tenang. Dua ksatria itu berpikir kalau Duke Julian ternyata sudah mengetahui mengenai hutan gundul tersebut dan mereka seharusnya tidak mengusik soal itu. Mereka segera cemas karena mengabaikan perintah Duke Julian. Mereka tahu mereka akan dihukum. Dihukum di tempat seperti ini, hukuman mengerikan apa yang menanti mereka? "Tidak tuan duke, kami minta maaf sudah lalai," jawab kedua ksatria tersebut. Duke Julian menyuruh mereka pergi ke kelompok para penyihir kekaisaran dan meminta dua dari mereka untuk mengurus persediaan air di wilayah ini. "Baik tuan duke!" Mereka merasa lega tidak jadi dihukum oleh Duke Julian dan mereka bergeg
"Achlys? Ah aku boleh memanggilmu hanya nama saja kan?" tanya Igor dengan nada gugup. "Ya. Kalau ada orang lain panggil saja seperti itu juga," kata Achlys tanpa menghiraukan kegugupan Igor. Achlys awalnya disuruh duduk di depan Igor tetapi dia menolak. Mereka naik kuda bersama menuju ke arah hutan gundul misterius. "Ada beberapa hal yang membuatku penasaran. Bolehkah aku bertanya?" tanya Igor. "Ya. Tanyakan saja!" Achlys fokus pada hutan gundul itu. Berusaha mencari tahu melalui matanya apakah ada monster disana atau tidak. "Kenapa kamu membenci Duke Julian?" Achlys melirik ke punggung Igor yang baru ia sadari kalau punggung Igor ternyata lebar dan tampak besar. "Sepertinya aku sudah mengatakannya padamu," kata Achlys. "Beluumm!" Igor terdengar mengeluh. "Aku benar-benar penasaran." "Aku membenci bangsawan." "Huh?" "Tidak usah bertanya lagi. Intinya seperti itu." "Lalu bagaimana dengan Slater?" "Kenapa?" "Bukankah dia berasal dari bangsawan juga?"
Bau yang harum dan menenangkan tercium oleh Achlys saat dia duduk di depan Duke Julian diatas kuda. Dia beberapa kali memejamkan mata, terlihat tidak nyaman. Bahkan sebaik apapun Duke Julian, dia tetaplah seorang suami yang biadab. Dia tidak akan pernah membiarkan dirinya jatuh pada pesonanya. Achlys tidak sengaja melirik ke Igor dan terkejut mendapati pria itu tengah mencuri pandang ke arahnya. Dia melotot pada Igor, menyalahkannya atas sikapnya yang tidak peduli padanya saat dia berada di situasi sulit. Persetan dengan dipecat! Igor tidak optimal dalam membalas budi. Pada akhirnya dia egois, mementingkan dirinya sendiri. Kuda Duke Julian yang bergerak cukup cepat akhirnya berhenti. "Kita akan tinggal disini untuk sementara waktu," kata Duke Julian. Duke Julian ternyata tidak berbohong. Para penyihir yang dia kira sudah dibunuh ternyata masih hidup dan sedang membuat tenda dengan sihir mereka. Beberapa dari mereka lulusan Akademi Nerine. "Achlys kah itu?" tanya s
Achlys tidak percaya. Duke Julian pasti sengaja untuk menarik perhatiannya. Sayang sekali, dia tidak akan termakan pancingan itu. Namun Slater membuat situasi menjadi semakin rumit. "Aku tidak setuju untuk bekerja sama dengan anda, tuan duke," kata Slater dengan dingin. "Sudah bicara seperti itu pada kaisar?" tanya Duke Julian. Para profesor di Akademi Nerine mengalami kesulitan menangani Slater tetapi Duke Julian dapat menghadapi Slater seolah-olah bukan apa-apa.Achlys sampai sedikit terkejut. Achlys menjadi penasaran siapa yang akan menang kalau mereka berdua bertarung. "Aku tidak membutuhkannya," kata Slater. "Lantas kenapa kau disini? Bukankah kau disini karena dikirim oleh kaisar? Tidak ada satupun orang disini yang ingin bekerja sama denganmu," kata Duke Julian.Inilah alasan kenapa Achlys lebih memilih bekerja di Kynleigh. Namun semenjak dia mengetahui mimpi buruknya yang ternyata Duke Kyleigh, dia sungguh ingin pergi dari sini. "Kau benar tuan duke. Memang kaisar yan
Para penyihir muda itu membawa banyak pasukan makanya mereka cukup percaya diri. Koordinator mereka, adalah berlian kekaisaran, Slater. Racun berbau menyengat, api, kegelapan, dan pedang sihir, bisa menggambarkan Slater. "Dasar bocah tengik, mentang-mentang kau diutus langsung oleh kaisar, jadi kau merasa bisa melakukan seenaknya!" teriak Kaden. "Siapa yang lebih penting kira-kira? Aku? Atau komandan kalian?" tanya Slater memicingkan matanya. Alasan kenapa Achlys tidak ingin bertemu Slater lagi adalah karena pikiran Slater sulit ditebak. Selama berada di sekolah yang sama dengannya, Slater tidak benar-benar menganggap rekannya sebagai rekannya. Slater cukup rasional. Emosi, belas kasihan, cinta, dia tampaknya tidak mengenal itu. Pengabdiannya pada kekaisaran juga masih dipertanyakan. Setidaknya sampai saat mereka lulus. Sekarang? Karena dia berada disini atas utusan kaisar, jadi tidak bisa dikatakan kalau dia tidak mengabdi. Kemampuannya itu bisa menghancurkan seb