Yang pertama dipilih oleh Achlys adalah tanaman Terraverde atau yang dikenal sebagai tanaman tanah karena berfungsi meningkatkan kesuburan tanah dan memperbaiki struktur tanah. Achlys memanggil dua penyihir dari kekaisaran. Mereka kembar bernama Lira dan Lara. "Bisakah kalian mengirimkan sihir cahaya dan pemuliohan di tanaman ini?" pinta Achlys. Karena Achlys ingin menanam Terraverde yang jika sudah diberi sihir cahaya dan pemulihan, mungkin saja bisa memancing entitas gelap. Lira dan Lara menatap Achlys dengan tatapan jengah. "Enteng sekali kamu bicara," kata Lira. "Kami tidak semudah itu," kata Lara. "Berapa yang kalian mau?" tanya Achlys. "Uang di kekaisaran ini bukanlah segalanya! Permata naga. Jika kamu memberikannya pada kami, kami bersedia melakukan apa yang kamu mau." Konyol sekali. Dimana ada permata naga? Achlys tahu soal itu. Barang yang hampir mustahil untuk didapatkan. Bahkan jika naga dikalahkan belum tentu si penyerang mendapatkan permatanya. S
Bagi manusia, monster adalah musuh. Para petualang yang berkelana, biasanya akan diberikan peringkat oleh kekaisaran apabila mereka mendaftarkan diri sebagai petualang pada kekaisaran atau aliansi tertentu yang terkenal di seluruh dunia. Peringkat mereka ditentukan oleh salah satunya adalah seberapa banyak monster yang sudah mereka kalahkan. Permata monster bernilai tinggi, permata itu bisa digunakan untuk membantu memperkuat sihir. Bisa diletakkan di tongkat sihir. Tempat ini sudah menjadi habitat para monster mengerikan. Bahkan mungkin mereka baru mengalahkan sekitar lima persen. Membicarakan mengenai fungsi tempat ini, memang, tempat ini memberikan banyak manfaat untuk wilayah sekitarnya. Ada banyak benda bernilai tinggi disini. Udara disini, kelembaban, racun, dan masih banyak lagi. Namun tetap saja. "Kamu tidak akan pernah bisa menyelamatkan tempat ini, nona Achlys. Sebaiknya menyerah saja," kata Lira. "Sebelum terlambat." Lira dan Lara sering ke tempat ini t
Para peri itu seharusnya waspada. Sihir mereka, meskipun sangat kecil, tetapi jika digunakan pada bunga dan tanaman, seperti menghasilkan sihir yang besar. Penyihir profesional sekalipun jika menyihir tanaman dan bunga, dengan sihir yang besar, kemungkinan besar tidak mampu menghasilkan seperti yang dihasilkan peri. Keindahannya bisa dibedakan meskipun sangat sulit. Sebenarnya hal itu hampir tidak pernah diajarkan oleh profesor manapun. Banyak juga yang tidak mengetahuinya. Profesor favorit Achlys, mengajari. Slater dan rangking kedua terbaik di Akademi Nerine angkatan saat itu tidak bisa membedakan. Membedakan keindahan bunga, bukan sesuatu yang penting bagi mereka. Namun Achlys bisa. Achlys seringkali mengamati. Dia juga belajar dengan teliti di akademi. Namun dia sebenarnya tidak begitu percaya pada Lira dan Lara bahwa mereka berdua adalah peri karena dia hampir saja tidak bisa membedakan. Kilauan debu yang hampir tak terlihat itu menempel pada tumbuhan. Lira dan Lar
Apabila Duke Julian bukan lagi perhatian pada Achlys melainkan memiliki perasaan khusus padanya, alias cinta, maka itu semakin membuat Lira dan Lara bersemangat untuk merebut permata naga. "Jika Duke Julian setuju untuk memberikanmu permata naga, maka dia benar-benar mencintaimu, tetapi kalau tidak, maka perasaannya padamu perlu diragukan," kata Lara. Lira dan Lara tidak bisa lagi terlihat mencolok bersama Achlys. Setelah urusan mereka selesai, mereka kembali ke kelompok penyihir mereka. Monster mulai bermunculan kembali dan para ksatria sibuk melawan mereka. Masih belum ada kabar dengan Duke Julian yang berada di sungai dekat air terjun. Slater sudah kembali dan mencari Duke Julian. "Duke Julian masih belum kembali," kata Achlys. "Kalau begitu, ikutlah denganku, Achlys!" tukas Slater. "Apa? Namun disini aku..." Achlys memiliki banyak tugas yang tercatat di buku catatannya. Dia juga ditugaskan untuk mengawasi orang lain yang tengah bekerja di tempat tersebut.
"Hari sudah hampir gelap, tuan duke. Apa sebaiknya tidak besok saja?" tanya Achlys. Achlys antusias dengan melawan musuh. Namun dia juga tidak bisa mengabaikan orang lain. Mereka sudah bekerja keras dan hari hampir gelap, seharusnya mereka istirahat lebih dulu. Tenaga mereka sudah habis. Namun Duke Julian malah menatap Achlys dengan tatapan yang sangat dingin, ketara sekali kalau dia tidak menyukai saran Achlys. "Duke Julian adalah orang yang bijaksana, saya selalu percaya itu," kata Achlys. "Maksudmu aku tidak bjiaksana? Aku belum mengatakan apapun, nona Achlys," kata Duke Julian. "Maafkan saya kalau saya salah, tuan duke," kata Achlys seraya menundukkan kepalanya. "Aku hanya tidak suka kau seenaknya padaku," kata Duke Julian. "Permisi? Maksud tuan duke apa ya? Sepertinya tuan duke salah memahami. Kapan saya seenaknya pada tuan duke?" "Nadamu dalam memberi saran terdengar memerintahkan. Dan kau tampak seperti mengira, apapun permintaanmu, akan kukabulkan," kata D
Achlys mengeluarkan sihirnya untuk mencari titik lemah monster raksasa itu. Mananya hampir habis. Tubuhnya mulai melemah. Titik lemahnya ternyata terhubung ke suatu tempat. Tiba-tiba Slater terbang ke arah Achlys dan bertanya lokasi yang menghubungkan titik lemah monster yang saat itu sedang mereka serang. "Ke arah timur sedikit," kata Achlys lalu jatuh ke depan tetapi tangan yang besar dan hangat menangkapnya dari belakang. "Berani sekali maju seperti itu tanpa seizinku!" kata Duke Julian dingin. Tidak. Achlys langsung memberontak tetapi yang dia lakukan cuma pergerakan kecil karena tenaganya sudah habis. "Lepaskan aku! Aku tidak mau! Jangan sentuh aku!" Duke Julian tidak melepaskan Achlys. Sampai akhirnya Achlys pingsan. Dia bermimpi Duke Julian dan Laura lagi. Kali ini mimpinya lebih parah. Setelah memperkanalkan Laura sebagai calon istrinya, pria itu menyeretnya untuk keluar dari rumah sakit sampai dia berteriak dan meringis kesakitan. Achlys ingin se
Malam tiba. Suasana begitu sunyi dan dingin semakin mengerikan. Achlys sampai melipat kedua tangannya di dada. Dia butuh selimut tebal atau kain apapun itu yang dapat membuatnya hangat. Lira dan Lara meninggalkannya sebentar karena mereka bilang mau memanggil entitas gelap yang katanya sudah menjadi teman mereka sejak lama. Jantung Achlys berdebar-debar. Dia sempat akan kembali pada rombongan Duke Julian tetapi dia pikir dia sudah tersesat karena melihat jalan pulang tampaknya berbeda dengan ketika ia lewat tadi. Achlys teringat Igor yang pernah bertemu dengan entitas gelap. Achlys juga akhirnya menyadari bahwa sebelumnya Igor tampak baik-baik saja. Barangkali karena dia masih baru, sehingga dia tidak diperbolehkan ikut bertarung. Oleh karena itu dia masih baik-baik saja. Dia juga tampak tidak bersedih melihat rekan-rekannya mati. "Bagaimanapun dia masih baru, jadi hubungannya dengan rekan-rekannya belum dekat. Aku sendiri juga tidak menangis," bisik Achlys. Achlys
Sesuatu yang langka dan berharga, semua orang mungkin mebginginkannya tetapi bagiamana jika, untuk mendapatkannya saja, perlu mengorbankan nyawa. Banyak juga yang tidak menginginkannya. Begitu pula dengan Achlys. Bahkan setelah mengetahui Duke Julian memiliki permata naga legendaris, dia tidak begitu antusias. Karena dia tidak begitu mempercayainya. Dia sempat mendengar kalau Duke Julian berhasil mengalahkan naga tetapi, permatanya? Itu masih perlu diselidiki. Achlys pura-pura menangis dibawah pohon raksasa. Seseorang segera datang menghampirinya. Itu adalah Duke Julian. "Sudah bermainnya?" tanya Duke Julian datar. "Bermain?" Achlys menatap Duke Julian dan langsung memasang ekspresi kesal di wajahnya. "Bermain apa maksud tuan duke?" "Kamu bermain dengan Igor dan kedua peri itu bukan?" tanya Duke Julian. Achlys langsung berkeringat dingin. Kenapa Duke Julian mengetahuinya? Terbongkar sudah penyamaran mereka. Igor menganggap Duke Julian musuh yang kuat. Ternyata orang
Achlys dan Slater mampir ke sebuah warung sederhana yang menjual berbagai macam minuman segar dan ikan bakar. "Biasanya bangsawan datang kesini hanya untuk memberitahu kabar dari kaisar. Jadi ada kabar apa?" tanya pemilik warung tersebut. "Jangan berbicara santai dengan mereka! Nanti kamu bisa mendapatkan masalah, paman," ucap keponakan pemilik warung itu yang tampaknya berusia 25 tahun dengan rambut berantakan berwarna pirang kecoklatan. "Kami seorang petualang. Bukan bangsawan. Kami memang pernah mengenyam pendidikan di Akademi Nerine tetapi kami bukan keluarga kaisar dan bukan juga dari kleluarga kerajaan," ucap Slater. "Memangnya kami akan percaya begitu saja? Banyak orang hidup susah disini dan pajak terus-menerus ditarik," keluh pria itu. "Kalian seharusnya mengumpulkan keputusan lalu berikan pada bangsawan paling berpengaruh di kekaisaran yang kemungkinan memihak kalian dan tidak akan berkhianat pada kalian. Kami tidak bisa membantu karena kami cuma bagian dari ksatri
JUlian hampir saja kalah oleh Igor. Para ksatria yang pulang ke Kynleigh datang lagi dengan membawa lebih banyak pasukan. Julian langsung menyuruh mereka untuk mundur karena bisa saja monster raksasa muncul lagi dan malah yang meninggal semakin banyak dibandingkan waktu itu. Pada akhirnya setelah bertanding cukup lama, Julian menarik mundur pasukannya ketika menyadari Igor tidak melakukan serangan apapun. Dia pikir sosok itu istirahat sejenak, dia menggunakan kesempatan itu untuk menarik mundur pasukannya dan mereka bergegas kembali ke Kynleigh. Julian ikut kali ini karena tidak mau penjemputan yang dilakukan oleh para pasukannya sia-sia. Terlebih, dia tahu niat Igor ingin menahannya di tempat m,engerikan ini selamanya, dia bisa kehabisan mana. Setelah keluar dari wilayah mengerikan itu, Julian berhenti dan para pasukannya juga berhenti. "Ada apa, tuan duke?" tanya Kaden. "Achlys tidak ikut dengan kalian?" tanya Duke Julian. Kaden terdiam kemudian menjawab dengan yakin,
Bagaimana rasanya sentuhan manusia? Slater tidak pernah mempertanyakan itu sebelumnya. Ketika dia masuk ke akademi, banyak yang tergila-gila padanya sampai dia ingin menyentuhnya. Pernah ada yang menyentuh tangannya dan gadis itu langsung dilarikan ke rumah sakit tetapi pada akhirnya tidak tertolong. Para profesor menjadi sangat tertarik dengan Slater. Mereka ingin menyelidiki racun yang ada di tubuh Slater. Pertama-tama, Slater disuruh untuk mengeluarkan air liur. Air liurnya juga beracun. Ternyata racunnya sangat berbeda dengan racun-racun mematikan pada umumnya. Mungkin karena itu diproduksi secara alami oleh tubuh Slater. Banyak yang menganggap Slater bukan manusia karena racun di tubuhnya. Slater tidak pernah mempermasalahkan itu. Sekarang, Slater bertanya-tanya bagaimana rasanya sentuhan manusia? Karena pada saat gadis di akademi itu menyentuh tangannya, itu karena dia sedang berjalan dan gadis itu tiba-tiba menyentuh tangannya, itu refleks dan dia tidak tahu sam
Putra mahkota kekaisaran yang tengah berbincang dengan beberapa ksatria itu segera menyapa Laura saat wanita itu tiba di istana. Laura menyapa putra mahkota. "Tumben sekali lady, ada gerangan apa anda datang kemari?" tanya putra mahkota ramah. "Orang-orang yang anda kirim ke wilayah mengerikan itu sudah tiba bukan? Namun saya belum mendapatkan kabar sama sekali mengenai tuan duke. Saya pikir, yang mulia tahu soal keadaan beliau." "Sayang sekali lady, aku belum mendapatkan informasi apapun mengenai Duke Julian," jawab putra mahkota. "Selain itu, kami sedang mengurus hal yang serius." "Bolehkah saya tahu?" tanya Laura penasaran. Putra mahkota melirik ke arah lain. Laura menyipitkan kedua matanya. "Karena ini hal yang sangat penting dan privasi, jadi tidak boleh sembarangan dibicarakan kepada orang lain," jawab putra mahkota. Laura menjadi semakin penasaran. "Yang mulia, tolong kirimkan lebih banyak pasukan ke tempat mengerikan itu! Kalau Duke Julian sampai mati, y
Achlys tidak pernah menyangka akan melakukan perjalanan ke wilayah utara bersama Slater. Mereka segera menemuakn tempat yang cocok untuk beristirahat. Achlys tidak bisa menahan rasa kantuknya lagi. Dia akhirnya tertidur sementara Slater mencoba mrnangkap ikan di sungai dengan sihirnya untuk dimakan. Duke Julian datang lagi ke mimpinya. Tidak cuma itu, pemandangan mengerikan, bayi yang sudah tak bernyawa, tergeletak di depan Achlys. "Nyonya, bayimu sudah tidak bisa diselamatkan," ucap suster. Achlys menggelengkan kepalanya. "Tidak! Itu bukan bayiku!" Duke Julian berdiri di dekat pintu, menatapnya acuh tak acuh. Namun ketara sekali kalau dia tak mempedulikannya maupun bayi itu. "Bagaimana bisa ini bukan bayi nyonya? Nyonya baru saja melahirkan!" ucap perawat itu. "Diam! Apakah kamu tahu siapa suaminya?" tanya Achlys marah dan frustasi. "Perawat, tinggalkan saja dia! Wanita itu sudah gila! Saking gilanya sampai tidak bisa mengenali bayinya sendiri!" ucap Duke Julian.
Achlys menggendong sebuah tas berwarna coklat tua yang tam,pak sudah lusuh. Dia telah membersihkannya lalu Lira dan Lara mengeringkan tas itu dengan sihirnya. Mereka disuruh igor untuk ikut Achlys ke wilayah Utara. Achlys merasa sangat lelah setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh. Dia mengantuk tetapi dia enggan tidur karena khawatir bermimpi Duke Julian. Lira dan Lara sibuk tidur di pundak Achlys. Achlys masih bimbang apakah keputusan dia untuk belajar sihir hitam salah satu benar. Dia memang memiliki keinginan yang kuat untuk belajar sihir hitam tetapi dia merasa waktunya kurang tepat. Duke Julian sempat membicarakan mengenai masalah yang terjadi di kekaisaran ketika mereka masih bersama sehari yang lalu sebelum berencana masuk hutan dan diserang. Duke Julian, meskipun dianggap oleh banyak orang di kekaisaran sebagai orang terkuat di kekaisaran itu tetapi banyak yang tidak menyukainya, terutama para bangsawan. Mereka berlomba-lomba untuk menjatuhkannya. Achlys
Julian tahu kalau Achlys sudah diculik oleh Igor. Dia duduk diatas sebuah batu besar. Disampingnya ada monsternya yang berwarna hitam. Para ksatria segera menghampirinya begitu juga dengan beberapa penyihir yang masih hidup. "Tuan duke, sebaiknya kita hentikan saja membangun tempat ini untuk layak ditinggali, banyak dari kita yang sudah meninggal," kata salah satu penyihir. "Kita masih belum cukup kuat! Kita kekurangan pasukan!" sahut yang lain. "Dimana Achlys?" tanya Slater pada Duke Julian. "Aku tidak tahu," jawab Duke Julian. Duke Julian memiliki jawaban sendiri tetapi dia tidak akan mengatakannya pada Slater. Dia telah mengirimkan surat pada kaisar untuk kepulangan mereka dan meminta pasukan untuk dikirim ke tempat ini jika memungkinkan. Dia tidak yakin akan mendapatkan balasan. Tetapi dia berencana tidak akan kembali lebih dulu sebelum menemukan Achlys. "Bagaimana bisa? Bukankah dia bersamamu?" tanya Slater marah. "Slater, hentikan! Kau seharusnya tidak perlu
"Igor, kau masih hidup?" tanya Achlys seraya menghampiri Igor. "Tentu saja! Semua orang masih hidup," jawab Igor. "Salah satu kemampuan entitas gelap adalah memanipulasi pikiran seseorang dan membuat ilusi. Aku dibunuh oleh Duke Julian. Itu membuatku sangat terkejut. Bagaimana bisa aku dikira sebagai entitas gelap? Padahal aku cuma seorang prajurit biasa." "Apa-apaan itu? Igor, yang benar saja. Jadi kamu bukan sosok entitas gelap?" tanya Achlys. "Tentu saja bukan! Kita sudah masuk ke dalam permainannya. Kita harus segera keluar dari tempat ini. Kalau tidak, kita mungkin akan terjebak disini selamanya dengan ilusi yang tidak pernah kita inginkan." "Tunggu, kalau begitu dimana semua orang?" tanya Achlys. "Di sisi lain, aku menjadi ragu padamu, Igor. Kau tampaknya sudah lolos dari ilusi itu. Ini mengerikan. Aku menjadi sangat bingung. Rasanya tidak bisa membedakan mana yang kenyataan mana yang bukan." "Aku sudah mengatakannya sebelumnya kalau aku pernah bertemu dengan entitas
Sebelum mereka kabur, mereka tiba-tiba tertidur kecuali Achlys. Achlys berteriak pada Slater, menyuruhnya untuk bangun tetapi Slater tidak bangun. Alhasil Achlys lari menjauh dari sekitar hutan. Namun tiba-tiba saja dia menabrak seseorang. Dia sudah ketakutan berharap yang dia tabrak Duke Julian, tetapi malah Igor. Igor tersenyum lembut pada Achlys. "Jadi kau lebih memilih berkhianat padaku?" Achlys langsung berdiri dan menjauh dari Igor. "Aku...aku tidak bermaksud seperti itu, Igor. Kau juga berkhianat padaku! Kau berbohong padaku! Padahal aku pikir kita bisa menjadi teman! Kau berhutang nyawa padaku bukan? Dan kau bilang akan bersedia membantuku agar Duke Julian membenciku. Siapa disini yang sebenarnya dikhianati? Logika saja! Apakah menurutmu aku bisa melawan Duke Julian? Sejak awal, dia sudah mengetahui rahasiamu dan kedua peri familiarmu. Aku tidak bisa menyangkal pada Duke Julian." Igor tiba-tiba mengeluarkan sihir hitam. Sihirnya itu membentuk sebuah pedang perak. Sorot