Ternyata di saat Kiki sedang terlambat pulang, Cahya menunggu di rumah dengan menatap jam di dinding yang tertera di sana, ia melihat jam sudah menunjukkan pukul tujuh malam.Kiki tak kunjung kembali, Cahya dengan rasa cemas ia langsung mencari keberadaan Sirene.Ia juga kebetulan tahu di mana Kiki bekerja, dan di saat itu pula Cahya langsung pergi menuju lokasi tempat Kiki bekerja lalu kemudian memastikan keadaannya dalam keadaan baik baik saja.Ternyata benar, saat Cahya sampai di depan tempat kerja Kiki, di saat itu pula Cahya melihat seorang pria yang keluar dari dalam warung dan bodohnya pria itu tidak menyembunyikan motor yang biasa Kiki gunakan untuk bekerja.Cahya gegas masuk ke dalam warung itu dengan meminta kunci cadangan kepada Atong Asmat agar segera memberikan dan bisa membuka pintu itu.."Segeralah kemari!""Tapi Tuan Lee, ini sudah malam!" ucapnya dari seberang telepon."Ke sini atau aku akan segera menutup warung mu sekarang hingga selamanya!" ancam Lee pada Atong Asm
Setelah Tuan Lee dan juga Kiki ribut masalah sepele mengenai Tuan Huan. Sejak itulah Lee suka sekali menghilang secara tiba tiba. Bahkan sifatnya juga dingin masin sama seperti waktu Kiki membawanya untuk pertama kalinya ke rumah Kiki."Aku ingin kamu memberikanku kursi roda!" Pinta Lee pada Kiki.Air yang telah Kiki teguk keluar lagi akibat tersemburkan oleh ucapan Tuan Lee yang meminta kursi roda pada Kiki, Mata Kiki melotot menatap ke arah Lee."Apa yang kamu katakan?" tanyanya.Lee mengangguk, "apakah kamu tidak mendengarnya? Baiklah aku akan mengulang ucapanku, aku meminta kursi roda untuk aku bisa ke sana dan ke sini, aku bosan memakai tongkat ini, begitu menyulitkan ku dalam melakukan segala hal.""Aku tidak memiliki banyak uang untuk bisa membelikanmu kursi roda," jawabnya dengan menatap Lee."Aku tidak peduli itu, karena kamu yang menabrakku dan kamu masih memiliki hutang nyawa padaku, jadi, kamu harus memenuhi keinginanku."Mata Kiki membulat, "Cahya, aku sudah katakan padam
Siang ini Kiki tak bekerja ia di ajak oleh Cahya untuk pergi jalan jalan untuk sekedar melepas penat dan kebosanan di dalam rumah."Apa kamu mau menemaniku?" tanya Cahya pada Kiki yang sedang menyuap nasi ke dalam mulutnya.Menatap ke arah Cahya yang berbicara, "ke mana?" lirih Kiki dengan menatap ke arah Cahya."Ke mana saja, yang jelas aku bosan duduk diam di rumah, apa kamu bisa menemaniku jalan jalan siang ini?""Siang ini begitu panas, apakah kamu tidak apa apa jika jalan jalan?" tanya Kiki pada Cahya."Tidak, justru aku ingin mencari matahari," jawabnya asal.Kiki mengangguk tanda setuju, "lepas makan aku akan mengajakmu keluar." Jawabnya."Baiklah," lirihnya lalu menganggukkan kepala dengan pelan.Selepas makan mereka berdua keluar rumah dan menuju taman yang masih asri dengan pemandangan yang hijau. Kiki begitu menyukai pemandangan yang hijau seperti tumbuhan dan juga bunga yang cantik."Kenapa kamu mengajakku ke tempat seperti ini?" tanya Cahya pada wanita yang ada di hadapan
Pria yang sejak tadi mengawasi kebersamaan Kiki bersama Lee yang sedang menikmati makanan di pinggir jalan.Mengepalkan tangannya saat melihat Kiki dan juga Lee sedang tertawa bersama.Pergi meninggalkan Kiki dan juga Lee dan membiarkan mereka berdua makan bersama.Masuk ke dalam mobil dan menutup pintu mobil dengan kencang."Kenapa aku begitu merasa cemburu ketika tahu Kiki bersama pria lain, seharusnya aku tidak sepanas ini ketika melihatnya bersama orang lain, aku hanya suami kontrak nya lantas apa hak ku untuk aku cemburu," kata Reza yang merasa tak ikhlas ketika melihat Kiki yang sedang tertawa bersama Lee.Menggenggam erat tangannya sendiri lalu memukul setir mobil."Pak, bayar parkirnya pak?" ucap seseorang yang menghampiri Reza karena memarkirkan di pinggir jalan.Reza menoleh ke arah suara orang yang ada di samping mobilnya."Kamu bilang apa?""Uang parkir?" ucapnya mengulang."Kamu tidak lihat aku parkir di mana? Ini bukan area tempat parkir, lalu apa yang kamu jaga, seluruh
Sejak pulang dari panti asuhan, Cahya tak terlihat batang hidungnya, ia pergi tanpa berpamitan kepada Kiki."Sudah tiga hari, kamu gak ada Cahya? Kamu ke mana ya? Tiba tiba gak ngomong kalau pergi, ngilang gitu aja," kata kiki yang menatap jam dinding dengan terbaring di atas sofa yang biasa Cahya tidur.Tak lama kemudian pria yang biasa Kiki sebut dengan sebutan Boy itu datang ke rumah kos kosan Kiki.Tok! Tok! Tok!Sebuah ketukan pintu terdengar.Kiki menatap pintu rumahnya itu dan kemudian bangkit dari tidurnya dan langsung membuka pintu.Ceklek!Mata Kiki membulat ketika melihat pria yang ada di hadapannya."Boy," ucapnya setelah melihat pria itu datang.Pria yang bernama Boy itu datang ke kos kosan Kiki, saudara laki laki Kiki datang membawakan makanan dan juga sedikit kejutan untuknya, dan sengaja tak memberitahu bahwa ia akan datang berkunjung ke tempat kiki tinggal."Apakah kamu tidak mengizinkan aku untuk masuk?" tanya Boy yang biasa di panggil Erlang, pria berwajah tampan da
Sudah satu minggu Cahya tak terlihat sama sekali, ia tak kunjung kembali, Kiki yang mencoba menghubungi Cahya tak juga ada jawaban darinya.Kiki saat bekerja hanya melamun karena memikirkan cahya yang entah pergi ke mana?"kiki," seru Meme pada kiki yang hanya diam sejak tadi dengan menatap kosong ke arah pandangan depan."Hellow…." imbuh Meme dengan melambaikan tangannya ke depan mata Kiki, hingga Kiki membuyarkan lamunannya seketika."Kamu kenapa??" tanya Meme pada sahabatnya itu yang sejak pagi hanya diam tak ada semangat bekerja."Tidak ada, aku hanya sedikit tak enak badan," jawabnya berbohong."Apa kamu sedang memikirkan sesuatu?"Kiki pun menggeleng enggan banyak jawaban saat ini."Ayolah cerita jangan bohong padaku, aku sahabatmu, bukankah kita sudah menjadi teman dekat, jadi apapun yang ada kamu cerita saja padaku," bujuk Meme."Kamu ingat tidak? Pria yang tempo lalu aku tolong!" lirih Kiki.Meme mengangguk, "iya, ada apa dengan pria itu? Apakah dia tewas?" tanya Meme yang la
Seperti mimpi bahwa Tuan Arlo Rodriguez bisa melihat kembali putranya. Ia mengira bahwa putranya benar benar menghilang di saat waktu itu.Lee setelah menatap sang ayah, ia kemudian menatap semua orang dengan ekspresi wajah datarnya."Tidak ada penobatan CEO baru selama aku masih berada di sini," kata Lee dengan pelan namun tegas.Semua orang di sana mengangguk dan menepuk tangan ketika Lee kembali."Dengan ini, aku katakan bahwa meeting di tutup dan telah selesai," imbuhnya.Kemudian semua orang tersenyum saat melihat Lee kembali dan mereka semua keluar dari ruangan itu, dan di sana hanya ada, Tuan Arlo Rodriguez, Yun Rodriguez, Arga do Rodriguez, Lee Queen Rodriguez dan juga Alea."Ayah, kenapa kamu diam saja? Apakah aku tidak jadi CEO ketika Lee kembali?" tanya Yun Rodriguez ketika melihat semua orang pergi dan ayahnya hanya diam menatap Lee yang tiba tiba kembali setelah lama ia menghilang.Lee menatap ke arah Yun Rodriguez dengan tatapan dinginnya."Bukankah sudah aku katakan, da
Setelah melihat pria yang tergeletak di tanah ketika menolongnya, Kiki berlari dan mencoba menepuk nepuk pelan pipi pria itu dan menangisinya dan dengan rasa cemas."Cahya, kumohon sadarlah," pinta Kiki pada pria yang tergeletak di tanah yang tak sadarkan diri dengan wajah memarnya itu.Tuan Huan yang melihat Lee tergeletak di tanah tersenyum menyeringai, hatinya senang karena ia berpikir telah menang mengalahkan pria yang mengganggu rencananya itu."Bersiaplah kau untuk mati!" ucap Tuan Huan dengan mengayunkan kayunya hendak memukul Lee yang sudah tak sadarkan diri akibat terpukul kayu yang digunakan Tuan Huan.Tiba tiba saja,Dorrr!!Sebuah tembakan mengarah ke kaki Tuan Huan."Argh…!" Tuan Huan terjatuh dan bertekuk lutut karena kakinya tertembak pistol.Mata tajam milik seorang wanita bernama Alea itu mengarah ke arah Tuan Huan.Sebuah darah merah menyala itu keluar dari kaki Tuan Huan dengan mengalir tanpa hentinya akibat tembakan yang diarahkan ke Tuan Huan oleh Alea.Alea perla