Betapa terkejutnya Kiki setelah mendengar ucapan wanita itu, ternyata wanita cantik yang ada di hadapannya saat ini itu ternyata bunga, bunga wanita yang telah meninggal Reza di kala itu dan memilih pergi bersama pria lain."Maaf bunga, jika sekiranya aku membuat kamu tersinggung atau apa, tapi bukankah kamu bilang sendiri waktu itu, bahwa aku bukanlah pria yang kamu mau, tapi pria yang bersamamu adalah kekasih idamanmu sejak lama.""Tidak, aku hanya berbohong padamu, sebenarnya itu adalah perjodohan, aku tidak mencintainya. Aku benar benar terpaksa melakukan itu, sekarang Papa dan mama ku menyesal atas keputusannya waktu itu, karena Julio bukan pria baik baik Zaa.""Aku berharap kita bisa seperti dulu lagi, aku ingin kita balikan lagi zaa, kamu mau kan?"Tangan bunga meriah tangan Reza dan menggenggamnya tanpa menyadari ataupun menghiraukan Kiki yang ada di samping mereka berdua."Sialan! mereka bermesraan di depan gue, benar benar tidak erotis, tidak menghargai orang lain," Gumam Ki
setelah mendengar pernyataan Lisa Kiki pun akhirnya meminta untuk diantarkan dan menemui Tommy di kampung.perjalanan yang tak sebentar akhirnya mereka pun sampai di tujuan, Kiki, Gilang, dan juga Lisa beserta Reza ikut bersama menuju kampung halaman.setelah mereka sampai di rumah pak Usman dan juga bu Saodah mereka pun turun Lisa kemudian di malam hari memberitahukan bahwa Lisa telah memberitahu gigi jika orang tua kandung Kiki adalah Tommy bukanlah Gilang dan Kiki pun akhirnya meminta Lisa dan gilang untuk mengantarkan dirinya ke kampung untuk menemui orang tua kandung Kiki."Kiki nenek tahu bagaimana perasaan kamu selama 23 tahun ini kamu belum pernah melihat sosok ayahmu tapi percayalah nak Ayah tirimu lebih menyayangimu daripada orang tua kandung Kamu sendiri yang tega tidak pernah mengakui kehadiranmu di sisinya.""Gilang adalah sosok Ayah yang sempurna untukmu bilang juga yang telah membesarkanmu walaupun kamu bukanlah titik keturunan dari ayah mu ini, tapi percayalah bahwa ay
"Nak kita pergi saja dari sini," ucap Lisa yang iba saat melihat Putri nya tak di akui oleh Tomi.Merekapun pergi dari sana dan kembali ke rumah Bu saodah dan pak Usman.Saat berada di rumah sang nenek, Kiki langsung masuk ke dalam kamar, hatinya benar benar hancur berantakan, Kiki sangat ingin mengapa ayahnya namun sepertinya Tomi masih tidak mau mengakui bahwa Kiki adalah darah dagingnya sendiri."Apa aku sehina itu, makanya ayah tidak mau mengenal aku?" gumam Kiki pada dirinya sendiri.Saat Kiki berada di dalam kamar, Reza mengikuti Kiki dan duduk di sisinya."Lo ngapain ke sini?" tanya Kiki yang tiba tiba heran dengan keberadaan Reza di sisinya."Gue mau mastiin Lo gak bunuh diri, itu aja kok," jawabnya singkat."Gue masih waras dan Lo jangan buat gue tambah beban pikiran lagi, gue gak suka itu.""Gue tau," jawab Reza singkat."Lo tahu apa tentang gue?""Ya gue tahu Lo gak akan menyia nyiakan nyawa Lo untuk mengakhiri semua ini.""Terus Lo ngapain masih nuduh gue dengan sembaranga
Mereka pun akhirnya pulang ke kota bersama, sesampainya di kota mereka istirahat dengan rasa lelahnya.Saat berada di dalam kamar, Kiki pun berbicara pada Reza."Za, gue mau ngomong serius sama Lo."Reza menatap Kiki, "apa itu?""Kapan Lo akan ceraikan gue?"seketika Reza menyemburkan air minum yang telah ia teguk."Gue serius zaa, gue udah gak tahan dengan sandiwara ini," kata Kiki dengan menatap Reza."Ya gak bisa gitu dong, gue itu harus dapat warisan dulu dari orang tua gue, dan Lo baru bisa gue ceraikan.""Ya tapi kapan zaa, masa iya gue harus jadi istri Lo selamanya.""Ya gak lah, gue juga mau cari istri idaman gue, ya kali nikah sama Lo seumur hidup gue.""Terus kapan gue akan Lo ceraikan?""Ya tunggu sampai waktu 5 bulan, kan di perjanjian begitu.""Hmm, menunggu lagi dong gue.""Iya harus." sahut Reza dengan mengangguk.***Keesokan paginya Kiki pun bersiap siap untuk berangkat bekerja, saat bersiap Reza menatap wajah Kiki."Lo mau ke mana?""Gue mau kerja," sahut Kiki dengan
Akhirnya Kiki pun di sepanjang perjalan Kiki memutuskan untuk membawa pria itu ke sebuah kontrakan. Kiki menyewakan kontrakan untuk pria itu tinggal sampai pria itu pulih dari ingatannya itu.sesampainya di depan rumah yang telah Kiki kontrakkan itu, pria itu terdiam."Kamu kenapa diam saja di situ? ayo cepat naiki anak tangga itu, karena tempat tinggal yang akan kamu tempati itu berada di atas sana," kata Kiki dengan menunjuk tempat tinggal itu.Lalu pria itu menatap kiki dengan masih berdiri dengan satu tongkat di tangannya."Ya Tuhan," Kiki pun kembali turun beberapa langkah dan langsung mengerti saat melihat pria itu terdiam dengan satu tongkat menatap anak tangga.Kiki pun turun dan membantunya menaiki anak tangga hingga sampai di tempat kos kosan."Kamu duduk saja di sini." Kata kiki dengan menunjuk sofa yang ada di ruang tamu.Tempatnya tidak begitu luas hanya terdapat kamar satu dan juga ruang tamu.Tempat itu lah Kiki mencarikan tempat tinggal untuk pria itu tinggal di dalamn
"Ambil, dan minumlah." Menyodorkan air hangat pada pria itu, lalu kemudian meraih dan Kiki pun masuk ke dalam kamar untuk segera tidur.Pria itu diam menatap Kiki masuk ke dalam kamar, lalu membalikkan badan dan membelakangi kamar Kiki.Memegang perutnya yang terasa lapar dan keroncongan itu."Dasar wanita tidak berperasaan, tidak peka, dan tidak mengerti jika aku sedang lapar," omelnya dengan lirih lalu berbaring di sofa yang ada di ruang tamu dan kemudian berusaha keras untuk segera memejamkan kedua bola matanya itu.Keesokan paginya pria itu terbangun dan mengguling ke sisi kanan, namun beruntungnya ia disangga oleh dua kursi untuk dirinya agar tidak terjatuh ke lantai.Di satu sisi samping tangannya dan satu di samping kakinya.Pria itu terdiam sejenak ketika mendapati dirinya di atas kursi kayu yang menyangganya tadi.Pria itu terbangun perlahan dan kemudian bangkit dan duduk di meja makan. Saat berada di meja maka, ia melihat selembar kertas yang berisi dengan tulisan di atasnya
Mata Kiki menatap tajam pada meme. Meme yang mendapati tatapan tersebut hanya bisa tersenyum dengan meminum air putih yang ia bawa itu lalu menutupnya dengan perlahan."Maksudku, bukan satu kamar, Me.""Lalu bagaimana? maaf aku tidak tahu,""Dua hari ini ada pria di dalam rumahku, maksudku aku menolongnya ketika dia mengalami kecelakaan.""Jadi kamu membawa dia ke dalam kos kosan mu, Kiki?" mata Meme melotot.Kiki mengangguk."Kamu sungguh berani, Ki!""Aku terpaksa melakukannya, tidak ada pilihan lain, dia mengira aku yang telah menabraknya, bahkan sekarang aku bingung harus bagaimana?" jelas Kiki pada meme yang sedang menikmati makan siang bersama."Lalu bagaimana dengan orang tuamu? apakah dia tahu?"Kiki menggeleng pelan, "tidak, dia tidak tahu, bahkan kamu tahu, dia pria yang menyebalkan, aku sangat kesal dengannya, aku telah menyewakan rumah untuknya bahkan aku telah mengabaikan orang tuaku, tapi dia malah seolah selalu menuduh dan mengira aku penyebab semua kecelakaannya,""Apak
kiki menatap ke arah pria yang ia beri nama Cahya, pria itu terdiam ketika duduk bersebelahan dengan Kiki."Cahya, apa kamu benar benar tidak mengingat apapun?" tanya kiki dengan menatapnya.Cahya menoleh ke arah kiki dan menatapnya, "tidak, aku tidak ingat, bahkan semakin aku ingin mengingatnya, semakin terasa sakit kepalaku ini untuk mengingat sesuatu hal yang mungkin aku paksakan itu."Kiki yang mendengar nya pun menatap iba pada pria yang ada di hadapannya saat ini.Pria yang benar benar lupa akan hal di mana keluarga, nama dan juga siapa dirinya."Kenapa kamu menatapku begitu?""Tidak, aku hanya kasihan denganmu, aku yakin orang tuamu beserta keluargamu pasti sangat mencemaskan keadaanmu saat ini, karena kamu tak kunjung kembali."Kiki menarik nafas panjang dengan menatap ke arah pria itu."Baiklah, aku tidak akan memaksamu untuk cepat mengingat siapa namamu serta di mana keluargamu, kamu bisa tinggal di sini sampai ingatanmu kembali pulih.""Hah, tidur lah dengan nyaman dan semo