Mata Kiki menatap tajam pada meme. Meme yang mendapati tatapan tersebut hanya bisa tersenyum dengan meminum air putih yang ia bawa itu lalu menutupnya dengan perlahan."Maksudku, bukan satu kamar, Me.""Lalu bagaimana? maaf aku tidak tahu,""Dua hari ini ada pria di dalam rumahku, maksudku aku menolongnya ketika dia mengalami kecelakaan.""Jadi kamu membawa dia ke dalam kos kosan mu, Kiki?" mata Meme melotot.Kiki mengangguk."Kamu sungguh berani, Ki!""Aku terpaksa melakukannya, tidak ada pilihan lain, dia mengira aku yang telah menabraknya, bahkan sekarang aku bingung harus bagaimana?" jelas Kiki pada meme yang sedang menikmati makan siang bersama."Lalu bagaimana dengan orang tuamu? apakah dia tahu?"Kiki menggeleng pelan, "tidak, dia tidak tahu, bahkan kamu tahu, dia pria yang menyebalkan, aku sangat kesal dengannya, aku telah menyewakan rumah untuknya bahkan aku telah mengabaikan orang tuaku, tapi dia malah seolah selalu menuduh dan mengira aku penyebab semua kecelakaannya,""Apak
kiki menatap ke arah pria yang ia beri nama Cahya, pria itu terdiam ketika duduk bersebelahan dengan Kiki."Cahya, apa kamu benar benar tidak mengingat apapun?" tanya kiki dengan menatapnya.Cahya menoleh ke arah kiki dan menatapnya, "tidak, aku tidak ingat, bahkan semakin aku ingin mengingatnya, semakin terasa sakit kepalaku ini untuk mengingat sesuatu hal yang mungkin aku paksakan itu."Kiki yang mendengar nya pun menatap iba pada pria yang ada di hadapannya saat ini.Pria yang benar benar lupa akan hal di mana keluarga, nama dan juga siapa dirinya."Kenapa kamu menatapku begitu?""Tidak, aku hanya kasihan denganmu, aku yakin orang tuamu beserta keluargamu pasti sangat mencemaskan keadaanmu saat ini, karena kamu tak kunjung kembali."Kiki menarik nafas panjang dengan menatap ke arah pria itu."Baiklah, aku tidak akan memaksamu untuk cepat mengingat siapa namamu serta di mana keluargamu, kamu bisa tinggal di sini sampai ingatanmu kembali pulih.""Hah, tidur lah dengan nyaman dan semo
Malam ini Cahya dan juga kiki duduk bersamaan di atas sofa setelah makan malam. Mereka saling bercerita satu sama lain, tampaknya semakin hari mereka semakin dekat saja.Namun Cahya menceritakan seorang pangeran dan juga tuan putri, seorang pangeran yang sedang memperebutkan cinta sang putri hingga mereka berperang dan salah satunya tewas."Kamu ingin mendengar cerita tuan putri yang diperebutkan oleh tiga pangeran, tidak?""Boleh, ceritakan saja padaku, aku siap mendengar kannya."Cahya pun akhirnya menceritakan dari awal hingga akhir."Namun sayangnya pangeran tidak bisa menikah dengan tuan putri," lirihnya."Kenapa?" tanya kiki dengan rasa penasaran."Apa pangeran kalah?" imbuh kiki."Tidak, ia memenangkan pertandingan itu.""Lalu? apa yang terjadi padanya?" ucap kiki dengan menatap ke arah Cahya."Karena pangeran hanya seorang anak pungut yang di angkat menjadi anak seorang raja dan tidak mungkin bersanding dengan seorang putri cantik pewaris kerajaan." Jelas Cahya membuat hati ki
Saat Kiki berada di dalam kamar, kiki memandangi langit langit kamarnya dan sesaat ia berpikir untuk meraih ponsel di sisi kanannya lalu membuka sosial media, tak sengaja ia melihat beauty blogger di sana.Tiba tiba saja Kiki terpikir untuk menjadi perias pengantin dan ingin mengubah pekerjaannya itu.dan sesaat telpon dari Reza pun masuk ke aplikasi hijau milik Kiki.Drrtt drrrtt drrrtt"Reza, bagaimana ini?" ucap Kiki dengan bingung.Lalu tak menunggu lama, Kiki pun mengangkat telfon dari Reza."Hallo, Lo di mana sih? kenapa Lo kagak balik balik? Lo ingar ya sama janji kontrak itu? jangan sampai Lo gue cari ya.""Lo apa apaan sih Zaa marah marah sama gue!""Ya elo apaan? kenapa Lo tiba tiba ngilang dari gue, bukannya kontrak kita ada lima bulan, dan Lo gak bisa pergi gitu aja, Lo itu udah hampir mengkhianati janji kontrak, dan gak bisa gitu.""Iya gue tahu itu, tapi Lo gak bisa nuduh gue ingkar dong, gue ada masalah di sini dan Lo gak tahu itu.""Masalah Lo itu ada di gue, kenapa gu
Sejak kepergian Reza membuat Kiki tampak bingung, apa lagi dirinya di tuduh mencintai Cahya dari pada memilih pergi bersama Reza."Apa kamu mencintainya? sampai sampai kamu memilih terikat dengannya dari padaku pulang bersamamu!"Sejak saat itu pikiran Kiki benar benar kacau, dirinya teringat akan ucapan Reza siang tadi, apa lagi Cahya yang tiba tiba saja menghilang tanpa memberitahu dirinya terlebih dulu dia pergi entah ke mana."Kamu gak tahu zaa, kamu hanya memikirkan dirimu saja, coba mengerti sejenak saja, aku sedang dalam masalah. Gak mungkin pria itu aku tinggalkan, sementara dia sedang lupa ingatan," Ucap Kiki yang bicara sendirian tanpa seorang teman.Tiba tiba saja Cahya telah kembali ke kosan Kiki, hingga siang itu Cahya berniat untuk membantu Kiki membersihkan rumah dengan menyapu dan juga mencuci piring.Namun saat ia mencuci piring, keran itu tiba tiba saja macet, Cahya berniat membenarkan keran air yang ada di wastafel yang tak mengeluarkan air. Namun tiba tiba saja ker
Mata seluruh Meme seketika terpesona dengan ketampanan pria itu, dan belum lagi beberapa wanita yang sedang berbelanja ke tempat Atong Asmat, juga terpesona akan ketampanan pria itu."Tampan sekali dia, itu siapa?" ucap para pelanggan wanita itu menantap takjub ke arah pria itu."Wow...."Sekumpulan pelanggan wanita begitu terpana oleh ketampanan pria yang tiba tiba menghampiri Kiki.Mata Meme juga membulat terpesona oleh ketampanan pria itu dan tiba tiba saja,"Sayang, jika anak kita lahir nanti, kamu akan memberinya nama siapa?"Meme yang tiba tiba saja menghayal jauh, dan bermimpi telah menikah dengan pria tampan yang ada di hadapannya saat ini, dan sedang mengandung anak dari pria yang di lihatnya itu.Sungguh angan angan meme tak terduga. Begitu sangat jauh.Terlihat jelas bibir Meme semerkah karena tersenyum senyum sendirian ketika menghayal dengan meremas buket bunga yang ada di tangannya saat ini.Meme bersandar seketika di pundak Kiki yang membuat Kiki sontak menoleh kaget ke
Di saat kiki sedang mengecek barang yang telah di kemas, tuan Huan tiba tiba saja datang menemuinya.Kiki hanya menyapanya dengan tersenyum ketika melihat atasannya datang."Kiki, apa kamu sudah menerima buket bunga yang aku berikan pagi ini?" tanyanya dengan menatap Kiki yang masih bekerja."Iya tuan Huan, terima kasih banyak," jawabnya dengan tersenyum, walau sebenarnya kiki sendiri risih dengan tingkah laku atasanya itu, bagi Kiki, tuan Huan begitu menyebalkan, selalu memberikan buket bunga padanya."Apa kamu suka dengan hadiahnya?"Kiki berhenti mengecek barang dan menoleh ke arah atasannya itu yang berada di belakangnya saat ini."Tuan Huan, saya sangat menyukainya, terima kasih atas buketnya," ucap Kiki dengan senyum paksa."Syukurlah, aku kira kamu tidak akan menyukai pemberian dariku!" jawabnya dengan menatap Kiki.Kiki hanya tersenyum tipis dan melanjutkan pekerjaannya kembali.Tangan Tuan Huan memegang lengan tangan kiki namun dengan cepat ia menariknya dan menoleh ke arah T
Ternyata di saat Kiki sedang terlambat pulang, Cahya menunggu di rumah dengan menatap jam di dinding yang tertera di sana, ia melihat jam sudah menunjukkan pukul tujuh malam.Kiki tak kunjung kembali, Cahya dengan rasa cemas ia langsung mencari keberadaan Sirene.Ia juga kebetulan tahu di mana Kiki bekerja, dan di saat itu pula Cahya langsung pergi menuju lokasi tempat Kiki bekerja lalu kemudian memastikan keadaannya dalam keadaan baik baik saja.Ternyata benar, saat Cahya sampai di depan tempat kerja Kiki, di saat itu pula Cahya melihat seorang pria yang keluar dari dalam warung dan bodohnya pria itu tidak menyembunyikan motor yang biasa Kiki gunakan untuk bekerja.Cahya gegas masuk ke dalam warung itu dengan meminta kunci cadangan kepada Atong Asmat agar segera memberikan dan bisa membuka pintu itu.."Segeralah kemari!""Tapi Tuan Lee, ini sudah malam!" ucapnya dari seberang telepon."Ke sini atau aku akan segera menutup warung mu sekarang hingga selamanya!" ancam Lee pada Atong Asm