Mereka pun akhirnya pulang ke kota bersama, sesampainya di kota mereka istirahat dengan rasa lelahnya.Saat berada di dalam kamar, Kiki pun berbicara pada Reza."Za, gue mau ngomong serius sama Lo."Reza menatap Kiki, "apa itu?""Kapan Lo akan ceraikan gue?"seketika Reza menyemburkan air minum yang telah ia teguk."Gue serius zaa, gue udah gak tahan dengan sandiwara ini," kata Kiki dengan menatap Reza."Ya gak bisa gitu dong, gue itu harus dapat warisan dulu dari orang tua gue, dan Lo baru bisa gue ceraikan.""Ya tapi kapan zaa, masa iya gue harus jadi istri Lo selamanya.""Ya gak lah, gue juga mau cari istri idaman gue, ya kali nikah sama Lo seumur hidup gue.""Terus kapan gue akan Lo ceraikan?""Ya tunggu sampai waktu 5 bulan, kan di perjanjian begitu.""Hmm, menunggu lagi dong gue.""Iya harus." sahut Reza dengan mengangguk.***Keesokan paginya Kiki pun bersiap siap untuk berangkat bekerja, saat bersiap Reza menatap wajah Kiki."Lo mau ke mana?""Gue mau kerja," sahut Kiki dengan
Akhirnya Kiki pun di sepanjang perjalan Kiki memutuskan untuk membawa pria itu ke sebuah kontrakan. Kiki menyewakan kontrakan untuk pria itu tinggal sampai pria itu pulih dari ingatannya itu.sesampainya di depan rumah yang telah Kiki kontrakkan itu, pria itu terdiam."Kamu kenapa diam saja di situ? ayo cepat naiki anak tangga itu, karena tempat tinggal yang akan kamu tempati itu berada di atas sana," kata Kiki dengan menunjuk tempat tinggal itu.Lalu pria itu menatap kiki dengan masih berdiri dengan satu tongkat di tangannya."Ya Tuhan," Kiki pun kembali turun beberapa langkah dan langsung mengerti saat melihat pria itu terdiam dengan satu tongkat menatap anak tangga.Kiki pun turun dan membantunya menaiki anak tangga hingga sampai di tempat kos kosan."Kamu duduk saja di sini." Kata kiki dengan menunjuk sofa yang ada di ruang tamu.Tempatnya tidak begitu luas hanya terdapat kamar satu dan juga ruang tamu.Tempat itu lah Kiki mencarikan tempat tinggal untuk pria itu tinggal di dalamn
"Ambil, dan minumlah." Menyodorkan air hangat pada pria itu, lalu kemudian meraih dan Kiki pun masuk ke dalam kamar untuk segera tidur.Pria itu diam menatap Kiki masuk ke dalam kamar, lalu membalikkan badan dan membelakangi kamar Kiki.Memegang perutnya yang terasa lapar dan keroncongan itu."Dasar wanita tidak berperasaan, tidak peka, dan tidak mengerti jika aku sedang lapar," omelnya dengan lirih lalu berbaring di sofa yang ada di ruang tamu dan kemudian berusaha keras untuk segera memejamkan kedua bola matanya itu.Keesokan paginya pria itu terbangun dan mengguling ke sisi kanan, namun beruntungnya ia disangga oleh dua kursi untuk dirinya agar tidak terjatuh ke lantai.Di satu sisi samping tangannya dan satu di samping kakinya.Pria itu terdiam sejenak ketika mendapati dirinya di atas kursi kayu yang menyangganya tadi.Pria itu terbangun perlahan dan kemudian bangkit dan duduk di meja makan. Saat berada di meja maka, ia melihat selembar kertas yang berisi dengan tulisan di atasnya
Mata Kiki menatap tajam pada meme. Meme yang mendapati tatapan tersebut hanya bisa tersenyum dengan meminum air putih yang ia bawa itu lalu menutupnya dengan perlahan."Maksudku, bukan satu kamar, Me.""Lalu bagaimana? maaf aku tidak tahu,""Dua hari ini ada pria di dalam rumahku, maksudku aku menolongnya ketika dia mengalami kecelakaan.""Jadi kamu membawa dia ke dalam kos kosan mu, Kiki?" mata Meme melotot.Kiki mengangguk."Kamu sungguh berani, Ki!""Aku terpaksa melakukannya, tidak ada pilihan lain, dia mengira aku yang telah menabraknya, bahkan sekarang aku bingung harus bagaimana?" jelas Kiki pada meme yang sedang menikmati makan siang bersama."Lalu bagaimana dengan orang tuamu? apakah dia tahu?"Kiki menggeleng pelan, "tidak, dia tidak tahu, bahkan kamu tahu, dia pria yang menyebalkan, aku sangat kesal dengannya, aku telah menyewakan rumah untuknya bahkan aku telah mengabaikan orang tuaku, tapi dia malah seolah selalu menuduh dan mengira aku penyebab semua kecelakaannya,""Apak
kiki menatap ke arah pria yang ia beri nama Cahya, pria itu terdiam ketika duduk bersebelahan dengan Kiki."Cahya, apa kamu benar benar tidak mengingat apapun?" tanya kiki dengan menatapnya.Cahya menoleh ke arah kiki dan menatapnya, "tidak, aku tidak ingat, bahkan semakin aku ingin mengingatnya, semakin terasa sakit kepalaku ini untuk mengingat sesuatu hal yang mungkin aku paksakan itu."Kiki yang mendengar nya pun menatap iba pada pria yang ada di hadapannya saat ini.Pria yang benar benar lupa akan hal di mana keluarga, nama dan juga siapa dirinya."Kenapa kamu menatapku begitu?""Tidak, aku hanya kasihan denganmu, aku yakin orang tuamu beserta keluargamu pasti sangat mencemaskan keadaanmu saat ini, karena kamu tak kunjung kembali."Kiki menarik nafas panjang dengan menatap ke arah pria itu."Baiklah, aku tidak akan memaksamu untuk cepat mengingat siapa namamu serta di mana keluargamu, kamu bisa tinggal di sini sampai ingatanmu kembali pulih.""Hah, tidur lah dengan nyaman dan semo
Malam ini Cahya dan juga kiki duduk bersamaan di atas sofa setelah makan malam. Mereka saling bercerita satu sama lain, tampaknya semakin hari mereka semakin dekat saja.Namun Cahya menceritakan seorang pangeran dan juga tuan putri, seorang pangeran yang sedang memperebutkan cinta sang putri hingga mereka berperang dan salah satunya tewas."Kamu ingin mendengar cerita tuan putri yang diperebutkan oleh tiga pangeran, tidak?""Boleh, ceritakan saja padaku, aku siap mendengar kannya."Cahya pun akhirnya menceritakan dari awal hingga akhir."Namun sayangnya pangeran tidak bisa menikah dengan tuan putri," lirihnya."Kenapa?" tanya kiki dengan rasa penasaran."Apa pangeran kalah?" imbuh kiki."Tidak, ia memenangkan pertandingan itu.""Lalu? apa yang terjadi padanya?" ucap kiki dengan menatap ke arah Cahya."Karena pangeran hanya seorang anak pungut yang di angkat menjadi anak seorang raja dan tidak mungkin bersanding dengan seorang putri cantik pewaris kerajaan." Jelas Cahya membuat hati ki
Saat Kiki berada di dalam kamar, kiki memandangi langit langit kamarnya dan sesaat ia berpikir untuk meraih ponsel di sisi kanannya lalu membuka sosial media, tak sengaja ia melihat beauty blogger di sana.Tiba tiba saja Kiki terpikir untuk menjadi perias pengantin dan ingin mengubah pekerjaannya itu.dan sesaat telpon dari Reza pun masuk ke aplikasi hijau milik Kiki.Drrtt drrrtt drrrtt"Reza, bagaimana ini?" ucap Kiki dengan bingung.Lalu tak menunggu lama, Kiki pun mengangkat telfon dari Reza."Hallo, Lo di mana sih? kenapa Lo kagak balik balik? Lo ingar ya sama janji kontrak itu? jangan sampai Lo gue cari ya.""Lo apa apaan sih Zaa marah marah sama gue!""Ya elo apaan? kenapa Lo tiba tiba ngilang dari gue, bukannya kontrak kita ada lima bulan, dan Lo gak bisa pergi gitu aja, Lo itu udah hampir mengkhianati janji kontrak, dan gak bisa gitu.""Iya gue tahu itu, tapi Lo gak bisa nuduh gue ingkar dong, gue ada masalah di sini dan Lo gak tahu itu.""Masalah Lo itu ada di gue, kenapa gu
Sejak kepergian Reza membuat Kiki tampak bingung, apa lagi dirinya di tuduh mencintai Cahya dari pada memilih pergi bersama Reza."Apa kamu mencintainya? sampai sampai kamu memilih terikat dengannya dari padaku pulang bersamamu!"Sejak saat itu pikiran Kiki benar benar kacau, dirinya teringat akan ucapan Reza siang tadi, apa lagi Cahya yang tiba tiba saja menghilang tanpa memberitahu dirinya terlebih dulu dia pergi entah ke mana."Kamu gak tahu zaa, kamu hanya memikirkan dirimu saja, coba mengerti sejenak saja, aku sedang dalam masalah. Gak mungkin pria itu aku tinggalkan, sementara dia sedang lupa ingatan," Ucap Kiki yang bicara sendirian tanpa seorang teman.Tiba tiba saja Cahya telah kembali ke kosan Kiki, hingga siang itu Cahya berniat untuk membantu Kiki membersihkan rumah dengan menyapu dan juga mencuci piring.Namun saat ia mencuci piring, keran itu tiba tiba saja macet, Cahya berniat membenarkan keran air yang ada di wastafel yang tak mengeluarkan air. Namun tiba tiba saja ker