Share

Bab 130

Author: Nainamira
last update Last Updated: 2022-09-29 21:51:20

Hari Minggu ini Hasan mengajak Aina jalan ke mall, Aina tentu sangat senang, karena selama mereka menikah belum pernah ke mall hanya sekedar jalan-jalan, paling mereka hanya belanja bulanan kebutuhan sehari-hari. Hasan sengaja meluangkan hari ini, karena Jumat kemarin baru menerima tunjangan jabatan yang nominalnya lumayan untuk memanjakan istri cantiknya.

"Kita ke mana dulu, Bang?" ujar Aina sambil bergelayut manja di lengan kekar suaminya.

"Kita membeli kebutuhan kuliah Aina," jawab lelaki itu sambil mengusap kepala istrinya itu dengan sayang.

"Kebutuhan kuliah? Aku sudah membelinya kemarin, buku, pena, kertas HVS, semua sudah kubeli."

"Itu peralatan kuliah, kita akan membeli kebutuhan, kebutuhan itu banyak, terutama baju untuk kuliah, kau tidak mungkin ke kampus hanya memakai baju itu-itu saja, beli tas sandang yang bisa menampung laptop dan memiliki mantel parasut agar tidak terkena air hujan dalamnya, nah tas itu lagi trend sekarang. Membeli sepatu, celana, masih banyak lagi lah
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 131

    Setelah selesai belanja, Hasan menitipkan semua belanjaannya ke penitipan barang. Dia berjalan menggandeng Aina menuju restoran di lantai atas, sebelum sampai restoran, langkahnya berhenti di toko ponsel, lelaki itu menarik tangan istrinya menuju toko tersebut."Mau apa ke sini, Bang?""Mau lihat-lihat HP.""Bukankah Abang sudah punya HP?""Iya, tetapi sekarang ada HP yang memiliki fitur kamera dan bisa untuk internetan."Setelah menanyakan barang yang di maksud kepada pelayan toko, pelayan itu segera memberikan beberapa produk yang mereka jual."Ini produk terbaru, Pak. Namanya Blackbarry, bisa mengirim pesan dan bisa membuat grup obrolan, fitur kameranya juga bagus.""Kau mau, Sayang?" tanya Hasan dengan tatapan sayang pada istrinya."Untuk apa aku HP? Bukankah Abang baru membelikanku HP belum lama in?" "Iya, tapi HP ini sangat bagus, Abang bermaksud membelikanku." "Bang, tidak usah pemborosan, aku sudah punya HP.""Apa bisa tukar tambah di sini?' tanya Hasan pada penjual."Bisa,

    Last Updated : 2022-09-30
  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 132

    "Apa maksudmu?" Aina mengernyitkan dahi, memandang Reni dengan tajam."Gak usah belagak kau, aku pikir kau anak orang kaya, huh tahunya? Kau hanya anak kampung dari SMA desa terpencil di Kuala Tungkal, kenapa setelah datang ke Jambi lagakmu macam orang kaya dan gedongan, wajarlah ... Kan ada om-om yang menjadikanmu simpanan. Senang kau ya? Memakai semua barang bermerk dari pemberian suami orang?" ujar Reni dengan nada yang betul-betul menghina. Sudut bibir Renata melengkung sempurna, dia tidak perlu berkoar-koar membuka aib gadis ini, cukup Reni si bodoh yang selalu dibawah kendalinya yang bergerak, mulut gadis itu selalu tajam seperti sembilu, mendapat mangsa yang bisa diperolok-olok membuatnya bertambah ganas dalam menyerang."Maaf, aku tidak banyak waktu meladeni omonganmu yang tidak jelas ini. Aku harus pergi!" hardik Aina sambil menepiskan tangannya dengan kuat.Tangan Reni sudah bisa dihempaskannya, namun bukan Reni jika tidak bertindak lebih agresif, dari zaman SMA dulu Aina s

    Last Updated : 2022-09-30
  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 133

    Setelah jam setengah sepuluh, Aina pergi ke kampus, urusan warung masih di serahkan pada Anisa, karena gadis itu jadwal kuliahnya jam satu siang. Ketika sampai pelataran kampus, waktu masih ada setengah jam sebelum masuk, Aina mencari bangku santai di dekat lorong penghubung antar gedung. Lorong ini juga menghubungkan ke ruangan para dosen.Ketika Aina duduk, suasana tampak sepi, sepertinya yang masuk kelas pagi belum ada yang keluar walaupun ada beberapa mahasiswa yang melintas, tetapi sepertinya anak jurusan lain sehingga tidak mengenalnya.Tiba-tiba terdengar notifikasi di HP-nya berbunyi, gadis itu segera mengambilnya di tas, dibukanya aplikasi pesan di masanger.(Sayang)Aina tersenyum melihat satu kata yang tertera di layar, suaminya itu ... Benar-benar bucin.(Iya, Bang) balasnya.(Abang kangen) Tuh kan ... Baru dua jam pisah, dah bilang kangen.(Kita gak ketemu baru dua jam, gak usah ngegombal kangen)(Jangankan dua jam, semenit saja sudah kangen)Aina tidak tahan tertawa mel

    Last Updated : 2022-10-01
  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 134

    Aina tidak bisa mengatakan apa-apa, dia hanya tercengang melihat dosen tampan itu memintanya menjadi PJ. "Bagaimana, Ai? Apakah kau bersedia?" "Eh?" Aina tersadar ketika mendengar perkataan Steven kedua kalinya "Anu, itu ... Dari mana bapak tahu kalau saya punya HP Blackbarry?" "Aku melihatnya kau memainkannya tadi. Kau jadi PJ tugas sekarang, oke?" "Maaf, Pak. Tidak bisa, cari yang lain saja," ujar Aina malas. Kenapa pula dosen ini main perintah saja tanpa mempertimbangkan dia bersedia atau tidak. "Tapi yang lain gak punya BBM?" "Kan ada ketua tingkat, biasanya yang mengurusi seperti ini kating, Pak," elak Aina. "Saya sudah bilang, di kelas ini hanya kamu yang punya BBM. Sudah diputuskan ya, PJ nya kamu." "Pak, saya tidak bisa. Saya takut lalai, saya banyak kegiatan, Pak." "Kegiatan apa sih? Sok sibuk banget," celetuk seorang mahasiswi yang gagal jadi PJ tadi. "Iya, ih." "Yah, sibuk apalagi, kalau gak sibuk ngelayanin om-om senang." Sepertinya komentar teman-temannya

    Last Updated : 2022-10-03
  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 135

    Suara tuk ... tuk ... Dari sepatu high heel yang di kenakan Aina seperti irama dahsyat di telinga Hasan. Lelaki itu tercengang melihat bibir merah menyala yang begitu seksi, tubuh wanita itu, ya Tuhan ... Busana apa yang dikenakan? Membuat air liurnya menetes, Aina bahkan tidak memakai celana dalam dan bra di dalamnya."Happy birthday, Suamiku sayang ...," ujar gadis itu dengan suara berbisik."Ayo, tiup lilinnya!"Bagai kerbau yang dicucuk hidungnya, lelaki itu mengikuti kata-kata wanita itu dengan patuh. Musik di HP sudah Aina matikan, aroma handbody lation yang lembut tercium dari kulit gadis ini, Aina tidak memakai parfume, karena memang Hasan tidak menyukainya."Ini kadonya, Sayang ... Bukalah."Hasan segera duduk di tepi ranjang, diikuti oleh Aina. Lelaki itu membuka kotak yang diikat pita biru dengan rapi. Sebuah dompet dan ikat pinggang terlihat di dalamnya."Apakah Abang suka hadiahnya?""Hmmm, suka. Suka sekali."Hasan baru bisa bersuara sekarang, setelah beberapa saat tadi

    Last Updated : 2022-10-03
  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 136

    Aina dan Hasan sampai di kedai bakso yang Aina dan teman-temannya kelola, Aina sendiri tidak menyangka jika halaman kedai ini cukup luas, bisa menjadi lahan parkir pelanggan, kira-kira lima sampai enam mobil bisa diparkirkan di sini, untuk motor justru bisa lebih banyak. Mobil Hasan yang sangat bagus itu, terparkir cantik di halaman kedai, membuat Ihsan, Kamal dan Anisa segera berdiri, penasaran dengan calon pelanggannya yang sedikit lebih berbeda. Padahal kedai dalam keadaan ramai, tetapi ketiga orang itu tanpa sadar, berdiri di pintu kedai menyambut pelanggan istimewa itu. Ketika Aina turun dari mobil itu, mereka cukup tercengang, terlebih seorang lelaki gagah dan tampan ikut juga turun dari mobil, lelaki itu memiliki aura yang membuat ketiganya merasa semakin kecil, aura kebangsawanan lelaki itu membuat mereka terpesona secara alami. "Hei, kok bengong! Itu banyak pelanggan kok gak dilayani!" tegur Aina membuat mereka tersadar. "Eh, Bos ...." "Hush! Jangan panggil Bos, itu ada

    Last Updated : 2022-10-03
  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 137

    "Bukan karena itu, tetapi aku ingin membantu Anisa, Ihsan dan Kamal, agar mereka memiliki penghasilan untuk membiayai kuliahnya, mereka nyaris tidak kuliah karena tidak mampu membayar SPP, dengan usaha ini, aku berharap mereka bisa berdikari dan mandiri," ujar Aina panjang lebar."Jadi, dari mana kau mendapat modal semua ini?""Warung ini menyewa, aku memakai uang mahar darimu, Bang. Sebagian tabunganku sudah kupakai untuk modal usaha ini, sebagian sudah kupakai membayar uang kuliah," ujar Aina, kini berani menatap mata suaminya "Kau membayar kuliah pakai uang pribadimu? Kenapa tidak mengambil uang yang ada di ATM yang kukasih?""Waktu itu, Abang belum memberiku ATM."Ha? Jawaban Aina cukup mencengangkan bagi Hasan, apakah dia lalai memperhatikan kebutuhan istrinya? Bukankah dia sudah berjanji untuk membayar semua uang kuliahnya? Lelaki itu menghembuskan napasnya berat, dia merasa sangat bersalah pada istrinya ini."Lain kali, kalau ada kebutuhan apapun, ambil di ATM yang Abang kasih

    Last Updated : 2022-10-03
  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 138

    Aina sampai kampus tinggal lima menit lagi masuk kelas, dia tidak sempat berpamitan lagi dengan suaminya langsung berlari menuju kelas. Mata kuliah pendidikan Pancasila yang diampuh oleh Bu Margaretha, memiliki disiplin lebih ketat dari dosen lain. Dosen paruh baya itu tidak segan-segan mengusir mahasiswanya yang terlambat.Untung saja Aina tepat waktu masuk kelas walaupun dengan ngos-ngosan. Setiap tugas dengan Bu Margaretha nilai Aina selalu A sempurna, karena setiap tugas yang diberikan harus tulis tangan dan harus dengan ejaan tata bahasa Indonesia yang benar, Aina sudah biasa melakukannya, apalagi dulu di Kuala Tungkal juga mendapat bimbingan kepenulisan dari pak Seno. Bu Margaretha selalu respek terhadapnya, di kelas nilainya selalu tertinggi, yang lain walau isi tugasnya bagus tetapi masih dijumpai tanda baca yang salah.Karena terburu-buru masuk, Aina tidak lagi memperhatikan situasi sekarang seperti apa, banyak tatapan mata teman-temannya menghujamnya dengan tajam dan penuh e

    Last Updated : 2022-10-04

Latest chapter

  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 263

    "Abang, apakah ibu kandung Abang sudah menghubungi?" tanya Ayuni Mereka akan segera kembali ke Jambi untuk melangsungkan pernikahan satu Minggu lagi. "Tidak, kau lihat ... Wanita itu hanya akan menuruti perkataan suaminya, mana mungkin dia mau membelaku, dari dulu seperti itu, dia bucin banget sama suaminya itu, sampai-sampai menelantarkan anak kandungnya sendiri." Fendi menatap langit dengan wajah datar dari jendela apartemennya, dia juga malas sebenarnya menemui wanita yang sudah melahirkannya itu, kalau bukan uwaknya yang menyuruh menemui ibu kandungnya, dia tidak akan pernah pergi ke sana, ke tempat yang selalu membuatnya traumatis tersebut. "Bagaimana dengan ayah kandung Abang? Apakah dia akan datang ke pernikahan kita?" "Lelaki itu tidak bisa diharapkan, apalagi kondisinya sekarang sedang dipenjara. Cukup saja dari pihakku keluarga uwakku dan keluarga Aina." Yah, sudah tiga tahun yang lalu Sardan ditangkap polisi karena mengedarkan narkoba, hukumannya juga tidak main-main,

  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 262

    Kurang dari dua puluh menit, kedua suami istri itu pulang dari sawah, bajunya sudah kotor terkena lumpur sawah. Melihat mobil bagus di halaman rumah mereka, Aminah begitu gugup dan panik."Siapa to lek, tamunya?""Ya, nggak tahu, Min. Dua orang laki-laki sama perempuan muda. Sepertinya mereka suami istri, atau pasangan kekasih, yang perempuan ayu banget, yang laki-laki juga bagus banget. Cepat temui mereka.""Badanku masih kotor Lek, aku mau besihkan badan dulu di belakang," ujar Mardi suami Minah.Mereka buru-buru membersihkan tubuh mereka, mengganti pakaiannya dengan pakaian yang menurut mereka layak.Dengan gugup, suami istri itu datang ke ruang tamu, mereka mendapati sepasang anak muda dengan gaya anak kota yang begitu klimis dan rapi yang sangat asing dipandangan mereka."Eh, ada tamu ... Monggo-monggo, maaf ini tamu dari mana ya?" ujar Mardi dengan gugup.Lelaki paruh baya itu mengulurkan tangan pada Fendi yang dibalas Fendi dengan tatapan dingin. Tangan lelaki itu begitu kasar,

  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 261

    Lima tahun kemudian ....Aina bergegas keluar dari aula gedung Balairung kampus, wajahnya sangat sumringah, dia segera mencari keberadaan keluarganya. Di lihat kedua anaknya yang sangat imut itu berlari ke arahnya."Bunda ...."Aina menangkap dan memeluk kedua anak kembarnya dengan bahagia "Bunda ... Bunda tampak hebat dengan baju ini," kata Amira sambil memainkan rumbai yang menjuntai di bajunya."Ini namanya baju toga, bunda kita sudah jadi sarjana," ujar Ammar kepada adik kembarnya."Jadi ini yang dinamakan baju toga? Topinya sangat bagus," cicit Amira."Anak-anak ... Minggir dulu, ayah belum kebagian pelukan bunda kalian."Kedua anaknya melepaskan pelukan pada ibunya dengan cemberut, ayahnya memang begitu, selalu saja mendominasi bundanya dengan arogan."Ayah! Aku mau sama Bunda!" pekik Ammar."Iya, baru sebentar sama bunda," keluh Amira."Sudah, sana ikut nenek ... Itu nenek mau beli es krim loh," bujuk lelaki itu yang sukses membuat kedua anaknya berlari menghampiri neneknya."

  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 260

    Laura mendesah dengan kuat, menarik napas kuat-kuat. Kenangan berhubungan badan delapan tahun yang lalu masih menggema di telinganya, walaupun pandangannya kabur kala itu, tetapi telinganya masih nangkap suara desahan dan ceracauan dari bibir lelaki itu. "Hmmm, kamu tidak mandi?" Suara itu menyentak Laura, menyadarkannya dari lamunan yang tengah bermain dipikirannya. Lelaki itu sudah selesai mandi, memakai kaos oblong hitam dan celana training. Rambutnya yang basah tengah dikeringkan dengan handuk. Laura tergagap, dia begitu gugup karena mendapati lelaki asing tengah sekamar dengannya. "I ... Iya, saya mau mandi," sambarnya langsung menuju kamar mandi. "Saya mau keluar dulu, sebaiknya kau buka pakaianmu itu di sini, kebaya itu membuatmu ribet kayaknya, setengah jam lagi saya akan kembali," ujar Andika. Lelaki itu langsung keluar kamar, Laura yang tengah mematung memandang kepergian lelaki itu dibalik pintu bergegas membuka pakaian kebayanya dan buru-buru masuk kamar mandi, seten

  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 259

    Laura tidak bisa berkata-kata lagi, dia hanya memandang wajah anaknya dengan tatapan rumit, namun Arsen menatapnya dengan tatapan tajam, dengan mulut kecilnya anak itu menangih janji kepada ibunya dengan tegas seperti rentenir menangih hutang. "Mommy, penuhi Janjimu. Kata guru Arsen, seseorang itu yang dipegang omongannya, berani berjanji, harus bisa memenuhi." Semua orang terkesima mendengar perkataan Arsen, Andika sendiri berdiri dengan takjub, putranya ini ... Benar-benar cerdas dan bijaksana. Laura bingung mendengar permintaan anaknya yang tiba-tiba dan dikatakan di depan umum, dia melihay Dave meminta pembelaan, namun Dave malah mendukung Arsen. Situasi yang begitu canggung tidak bisa dihindari. Karena semua itu juga disaksikan oleh semua orang yang berada di sana. "Laura ... maukah kau menikah denganku? Demi Arsen, dia sangat membutuhkan seorang ayah," ujar Andika mendekati Laura. Laura hanya terdiam, dia tidak tahu harus menjawab apa, ini terlalu mendadak. Dia menatap Dav

  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 258

    "Boy ... Perlu teman untuk bermain?" Arsen menghentikan kakinya yang akan menendang bola, beberapa saat dia terpaku menatap lelaki yang ada di hadapannya. Ouh? Is it a dream? Laura yang tengah menenggak minuman spontan tersedak, dia segera menyemburkan minuman yang berada di mulutnya. "DADDY !!" Setelah menyadari siapa yang berada di dekatnya, Arsen berteriak sekencangnya bahkan berlari sekencangnya menghampiri sosok lelaki yang kini tengah berlutut dengan satu kaki, ta ranselnya masih bersandar di bahunya. Keluarga Laras dan keluarga Dodi telah selesai pertemuannya, mereka mengantar orang tua Dodi ke halaman. Ketika mendengar jeritan Arsen yang begitu kencang, semua orang menoleh ke halaman samping di mana ada lapangan futsal. Dave terkejut melihat pemandangan tersebut, seorang lelaki yang telah membuatnya kuatir selama ini tengah memeluk cicitnya, bahkan bocah lelaki itu menangis tersedu-sedu dipelukan lelaki itu. Tanpa pikir panjang, Dave langsung menghampiri ayah dan ana

  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 257

    Kejutan demi kejutan membuat hidup Hasan dan Aina bertambah tambah rasanya, baru saja Dodi Rosadi, teman akrab Hasan ketika SMA dulu mengungkapkan lamaran kepada ibu dan pakdenya Laras di depan keluarga besar, hal itu tentu saja membuat Hasan memeluk temannya itu dengan erat. "Akhirnya kita sodaraan juga, Bro." "Ingat, tambah lagi satu kakaknya Aina, biarpun kakak sepupu, jadi jangan macam-macam kau ya?" ancam Dodi membuat semua orang tertawa. "Sayang, Fendi gak ada di momen indah seperti ini, harusnya kita punya formasi yang lengkap," ujar Syarif. "Iya, ini ayah. Member tugas kakak Aina kok begitu amat," Jawab Steven. "Aish, gak usah kuatir. Nanti Fendi kupanggil ke sini, dijamin besok pagi sudah ada di sini," jawab Dave sambil mencebikkan bibirnya Ayuni yang mendengar itu wajahnya langsung tersenyum sumringah, Duh ... Jadi ingat waktu momen pernikahan Steven dulu, saat itu ciuman pertamanya bersama kekasihnya itu. "Besok pernikahan akan digelar di mana?" tanya Nur kepada Lar

  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 256

    Lelaki itu buru-buru keluar dari pesawat yang membawanya hingga ke daerah ini, tempat yang dia tandangi hampir dua puluh tahun yang lalu, namun dia tidak akan lupa di mana alamat kakak kandungnya itu berada walau sang kakak kini sudah tiada. Dia sengaja mencari penerbangan paling pagi dari Singapura ke Jakarta, dilanjutkan dari Jakarta ke Jambi, karena memang belum ada penerbangan langsung dari Singapura ke Jambi.Dia tidak bisa menunda lagi untuk bertemu seseorang yang begitu penting dalam hidupnya, pertemuannya dengan Fendi tadi malam sungguh merupakan pertemuan yang sangat mengejutkan. Andika sebenarnya enggan bertemu secara pribadi dengan pemuda itu, jika Fendi tidak setengah memaksanya. Pemuda itu mengajaknya ke taman Merlion, duduk di bangku taman sambil memandangi patung kepala singa di hadapannya. "Senang bisa bertemu dengan orang yang saya kenal di negeri asing seperti ini," ujar Fendi mengawali percakapan."Sedang apa kamu di sini?" tanya Andika."Ada urusan bisnis. Pak D

  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 255

    "Good morning, Profesor." Sebuah sapaan bersahutan di dalam gedung itu ketika seseorang memakai kemeja putih dan celana bahan hitam datang menuju ke sebuah ruangan, kaca mata berbingkai emas yang bertengger di atas hidung lelaki itu menambah kesan dingin dan sulit untuk didekati."Morning," jawab lelaki itu singkat."In here, Prof," seru seseorang dengan seragam security menunjukkan jalan pada lelaki itu.Beberapa pria berjas hitam berjalan tegap di belakang lelaki itu, kaca mata hitam yang bertengger di setiap lelaki berjas hitam itu menambah seram penampilannya."Halo, profesor Andika Ibrahim Luthfi. Welcome, welcome," ujar seorang pria berkepala plontos memakai kemeja biru polos."Apa ini yang dimaksud dengan ruangan rahasia? Kenapa tidak terlihat rahasia sama sekali?" tanya lelaki itu dengan bahasa Inggris."Tentu rahasia yang dimaksud bukan rahasia tidak terlihat, semua ruangan ini adalah penyamaran, tidak ada yang tahu apa yang terjadi di dalamnya.""Oke, tunjukkan aku."Pria b

DMCA.com Protection Status