Dikira Preman, Ternyata Cucu Kyai

Dikira Preman, Ternyata Cucu Kyai

last updateHuling Na-update : 2024-01-17
By:  Muthi Mozla Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
32 Mga Ratings. 32 Rebyu
24Mga Kabanata
1.7Kviews
Basahin
Idagdag sa library

Share:  

Iulat
Buod
katalogo
I-scan ang code para mabasa sa App

Synopsis

Demi mendapat restu dari keluarga Pak Haji Kipli, Reynold rela mengubah penampilannya yang urakan seperti preman. Sayangnya, Usman, ustadz muda yang jago ngaji dan sering mengisi kajian di majelis taklim--mengincar kekisah hati. Lantas bagaimana kisah perjuangan cinta pria bernama asli Reyhan ini? Haruskah ia membongkar identitas aslinya sebagai cucu Kyai agar orang tua Farhana merestui hubungannya?

view more

Kabanata 1

Dinding Pertahanan Yang Merapuh

“Bang, mau sampai kapan kita backstreet begini? Sebenarnya, abang serius ngga, sih?”

Gadis berhijab mocca yang bila tersenyum menyembulkan lesung pipi di kedua pipinya itu menatap serius Reynold yang tengah memilin ilalang di tangan kanannya.

Pria itu sontak  merebahkan tubuh di atas hamparan rumput di tepian sawah dan sungai berarus kecil ini dan mengembuskan napasnya berat. “Abang khawatir keluarga Hana nggak bisa menerima abang.”

Mendengar itu, Farhana menoleh dan memerhatikan wajah Reynold. Berusaha mencari keseriusan pada wajah bervwarna eksotis itu.

Dirinya paling tidak suka dibohongi. Tapi tak ada kebohongan dari raut wajah pemuda yang sekilas terlihat mirip artis Hongkong, Andy Lau, dengan versi kearifan lokal.

“Masak preman kampung ciut menghadap calon mertua?” sindir Farhana.

Gadis itu kembali menekuri pandangan ke arah sungai. Namun, tak berapa lama, suara azan berkumandang dan langit tiba-tiba berubah gelap.

Hujan pun mengguyur tiba-tiba!

Byur!

“Bangun! Kebiasaan elu kalo molor nggak inget bangun. Bangun, bujangan! Udah azan maghrib tuh. Kebiasaan molor di waktu asar.”

Suar Babeh Rojali membangunkan Reynold dari mimpinya. Ternyata, ayahnya itu juga mencipratkan air ke wajahnya.

“Ah, babeh mah demen banget ngerusak mimpi indah Rey, deh.” Meski enggan, Reynold alias Reyhan tetap melangkahkan kaki menuju kamar mandi.

Dengan langkah gontai yang terasa berat, pemuda yang terkenal sebagai preman kampung itu menuju kran untuk berwudu. Basuhan demi basuhan pada sebagian anggota tubuhnya itu membuatnya kembali merasa segar dan sadar akan kehidupan nyata.

Farhana itu hanya angan yang takkan bisa diraihnya. Terlalu berat ujian untuk mendapatkannya. Dua kakak kembarnya jago silat dan ibunya sangat selektif memilih calon menantu. Bukan sekali dua kali Rey mendengar kabar penolakan dari beberapa pemuda kampung bahkan pemuda kampung lain yang mencoba meminang gadis manis berhijab itu.

***

“Belum berangkat gawe, Rey?” Babeh Rojali melongok dari balik tirai yang menutup pintu kamar Rey. Selang berapa detik ibu sambungnya memanggil keduanya dari dapur untuk segera sarapan.

“Badan Rey kayaknya meriang, Beh.” Pemuda itu meringkuk di atas ranjang dengan berselimut sarung bermotif kotak-kotak. Selepas salat subuh ia melanjutkan tidur.

“Lagian elu semalam begadang sampe tengah malam. Bukannya istirahat tidur.” Babeh menghampiri anak kesayangan semata wayangnya. Pria itu duduk di tepi ranjang.

Semenjak kepergian mendiang istri pertamanya, babeh Rojali menikah dengan gadis yang usianya terpaut tiga tahun lebih tua dari Reyhan. Namun hingga saat ini belum juga dikaruniai keturunan. Terus terang, masih besar harapan babeh Rojali bisa menambah keturunan lagi karena ia hanya memiliki Reyhan, satu-satunya generasi penerus keturunannya. Sekarang babeh Rojali dan Saebah, istri mudanya, sedang menekuni promil.

“Beh, tolong gantiin Rey bisa nggak?”

“Lah, gimana ceritanya babeh gantiin elu? Kayak babeh nggak ada gawe aja. Makanya, kata babeh juga mendingan elu punya usah di rumah sini. Ngewarung kek, apa kek. Bukan jadi jagoan pasar. Jangan sok pahlawan elu. Resikonya gede itu.” Babeh menasihati Reyhan yang tubuhnya semakin menggigil kedinginan. Jemarinya yang mulai terlihat keriput namun masih bertenaga dengan lihat memijit kaki dan tangan Rey. Pria itu juga memijit di beberapa titik syaraf yang ia pahami. Reyhan merasa sangat enakan dipijit babehnya saat itu.

“Beeeh .... Reeey .... Sarapan dulu yuk,” panggil Saebah dari arah dapur. Terdengar suara piring dan gelas juga beberapa peralatan makan tengah disiapkan. Babeh Rojali lalu menuntun anaknya yang terlihat lemas dan lunglai.

“Selepas sarapan, babeh bawa elu ke bidan Hayati,” ujar babeh sambil memapah Rey menuju dapur.

“Lah, ngapain ke bidan Hayati sih, Beh? Aye pan kagak hamil, Beh.” Reyhan terdengar protes. Kedua bibirnya merengut.

“Yang bilang elu hamil siape? Heh, bidan Hayati juga sering ngobatin orang sakit. Banyak pasien setiap hari datang ke rumahnya.” Babeh Rojali mendudukkan Rey di salah satu kursi makan. Lalu pria itu duduk di sebelah istrinya. Saebah langsung menyendok nasi dan menuangkannya ke atas piring suaminya.

“Ogah ah. Ke puskesmas aje. Jangan ke bidan Hayati. Nanti mata babeh jelalatan mandangin bidan Hayati yang kata orang aduhai ntuh.”

Reyhan meneguk teh hangat manis lalu menyomot pisang goreng. Dari raut wajahnya bisa dipastikan jika pemuda itu tidak merasa nyaman dengan setiap kunyahan yang terasa pahit. Setelah diperhatikan, pantas saja pahit karena ternyata pisang goreng gosong yang diambilnya. Ia kira, lidahnya sudah mati rasa karena sakit.

“Ehm! Ngomongin ape, nih?” Saebah berdeham. Sorot matanya mengarah tajam ke arah suaminya yang terlihat mesem-mesem dan gelagapan. Telinganya sudah akrab mendengar perbincangan bapak-bapak di pos ronda soal kemolekan janda bidan belum beranak itu.

“Engga apa-apa. Babeh cuma mau nganter Rey berobat ke bidan Hayati.” Babeh buru-buru menyuap makanan ke dalam mulutnya hingga hampir tersedak. Kalau sudah membahas perempuan, ia tak mau berurusan lama-lama dengan sang istri. Bisa berabe dan runyam.

“Jangan berobat dulu. Tuh, Ebah udah buatin rebusan wedang jahe merah. Nanti diminum, ya, Rey. Siapa tahu ampuh buat ngobatin meriang elu. Kalau kondisi belum baik juga, baru deh berobat.”

Merasa diperhatikan ibu sambungnya, dinding pertahanan Rey mulai runtuh perlahan. Bertahun-tahun dirinya membenci Saebah hanya karena tidak setuju dengan pernikahan babeh dan perempuan muda itu. Babeh memang terkenal dengan kekayaannya di kampung ini.

Tanah dan sawahnya luas di mana-mana. Punya ternak sapi dan kambing juga. Gadis mana yang tidak terpikat dengan kekayaannya yang tidak habis tujuh turunan? Reyhan berpikir, Saebah sama saja dengan para gadis di kampungnya yang silau akan harta dan jabatan. Sebagai bentuk protesnya, pemuda itu bertingkah urakan layaknya preman.

“Iye, Nyak. Nanti Rey minum. Makasih, Nyak.”

“Uhuk! Tolong .... Tolong ... Ambilin minum, Bah!” Babeh Rojali menunjuk-nunjuk ke arah gelas berisi teh tawar hangat. Saebah segera mengambilkan dan menyodorkan kepada sang suami yang tersedak. Reyhan menatap babehnya dengan rasa khawatir.

“Babeh nggak apa-apa?” tanya pemuda itu.

“Coba ulangi adegan tadi!”

“Adegan apaan, Beh? Adegan babeh keselek?”

Babeh Rojali menggelengkan kepalanya. “Yang barusan tadi tuh. Elu ngomong apa?”

“Apaan, sih? Kagak ngerti Rey, Beh.”

“Elu tadi manggil Saebah dengan sebutan enyak. Babeh seneng banget. Akhirnya elu mau ngakuin Ebah sebagai emaklu.” Babeh Rojali meraih sang istri ke dalam pelukannya. Sementara Saebah hanyak tersenyum melihat tingkah suaminya yang terlihat begitu bahagia.

“B aja kali, Beh. Nggak usah lebay dah.”

Reyhan pun dengan santai melahap isi piringnya hingga tandas. 

Tak lama, keduanya pun pergi ke puskesmas.

Babeh Rojali izin pergi, sehingga pria itu sendirian.

Sayangnya, antrian cukup panjang.

Reyhan baru bisa diperiksa di siang hari. Dan setelahnya, ia sudah lapar kembali. Jadi, ia memutuskan ke Warung Bu Romlah dan memesan nasi uduk

Hanya saja, dia terkejut karena Farhana tiba-tiba muncul di sana.

“Assalamu’alaikum, Bu Romlah,” ucapnya lembut.

Deg!

Palawakin
Susunod na Kabanata
I-download

Pinakabagong kabanata

Higit pang Kabanata

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Mga Comments

10
100%(32)
9
0%(0)
8
0%(0)
7
0%(0)
6
0%(0)
5
0%(0)
4
0%(0)
3
0%(0)
2
0%(0)
1
0%(0)
10 / 10.0
32 Mga Ratings · 32 Rebyu
Sulatin ang Repaso
Walang Komento
24 Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status