Dendam Dan Pengkhianatan

Dendam Dan Pengkhianatan

last updateLast Updated : 2025-04-17
By:  Adevio Putra KencanaOngoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Not enough ratings
9Chapters
10views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Gendis, seorang gadis desa yang dikenal cantik dan berharga, hidup dengan ibu dan adiknya dalam garis kemiskinan. Hidup yang begitu miskin, tidak membuat gadis itu menyerah, dia melakukan pekerjaan apa saja untuk menjadi tulang punggung keluarga, berniat melunasi hutang pada seorang juragan kaya raya  dan licik bernama Kastro yang menginginkan dirinya. Juragan kaya dan jahat itu begitu ingin memiliki Gendis,  merasa berhak menuntut hutang pada Gendis atau dengan pilihan menjadi istrinya. Gendis dengan tegas menolak permintaan tersebut. Tidak menerima penolakan, Juragan Kastro berusaha menggunakan segala cara untuk mendapatkan Gendis, hingga akhirnya berhasil merenggut kehormatan Gendis.  Kejadian tersebut menyisakan luka yang mendalam di hati Gendis. Terkekang oleh rasa sakit dan penghinaan, Gendis bertekad  membalas dendam pada sang Juragan Kastro. *Dapatkan Gendis membalaskan dendam atas luka bathin yang menyisakan penderitaan?" Simak cerita lengkapnya

View More

Chapter 1

Prolog

"Gendis?

 “Gendis di mana kau nak....?"

 Seorang perempuan paruh baya  berteriak memanggil sebuah nama. Ya, nama seorang anak gadis remajanya yang masih sibuk kini berada di dapur.

 "Iya buuuuu, sebentarrrrr..."

 Balas perempuan itu.

 Tangan halus nan mulus, wajahnya begitu cantik, dia memiliki lesung pipi dengan rambut panjang sebahu. Gadis itu memiliki perawakan tubuh langsing dan tinggi semampai dan wajahnya, benar-benar cantik  mempesona, dialah Gendis.

 "Ya bu kenapa?”

“Gendis lagi di dapur bu sedang memasak. Ibu, ibu harus makan yaaaa... "

 Bujuk gadis itu pada ibunya.

 Gendis, dia adalah anak gadis dari Mbok Warsih, seorang perempuan yang terbaring dengan kondisi sakit lumpuh. Perempuan paruh baya itu hanya dapat menggerakkan kaki dan tangannya saja,  sementara bagian pinggang sampai kakinya mengalami lumpuh sejak beberapa tahun silam.

 Ayah dari Gendis? Suami perempuan itu, dia sudah lama meninggalkan keluarga kecil itu.

Mereka hanya hidup bertiga dalam rumah yang dikatakan jauh dari layak, Mbok Warsih ibunya Gendis, Gendis serta adik remajanya  Lastri.

 " Apa kau sudah makan....?"

 "Gendis, adikmu belum pulang juga?"

 Tanya ibunya yang seketika memandang ke arah pintu.

 Gendis mengangguk dengan nada lesu.

 Mereka keluarga miskin, bahkan hanya untuk makan saja begitu kesusahan. Gendis yang kini terpaksa menjadi tumpuan tulang keluarga kecilnya itu harus susah payah menjual sayuran di pasar yang dia tanam sendiri di pekarangan kecil, menjualnya tak jauh dari kampung.

 "Belum bu, hmmm Lastri mungkin masih sibuk di sekolahnya. “

 Ya, adik Gendis Lastri masih sekolah, itupun sebagian biaya sering dibantu pihak sekolah dan pemerintahan, maklum Lastri anak yang pintar.

 "Bukankah sebentar lagi dia akan naik kelas bu."

 Gendis hanya tersenyum, menjawab pertanyaan ibunya yang selalu menanyakan keberadaan adiknya, setiap  siang seperti ini.

 "Gendis juga sudah makan. Hmmm, sekarang giliran ibu lagi ya. "

 Tawar gadis  lalu mulai Menyendok beberapa butiran nasi dan lauk pauk yang terdapat pada piring plastik itu.

 "Gendis....???

 Perlahan ibunya kembali bertanya saat Gendis ingin menyuapi ibunya.

 " Ya bu, kenapa...?"

 Tanya Gendis saat itu dengan lembut.

 Gendis, dia seorang gadis  yang kurang beruntung, di saat teman-temannya bekerja dan melanjutkan pendidikan, dia bahkan tak mendapatkan hal itu, lebih baik dia mengalah demi masa depan adiknya.

 "Akhir-akhir ini, ibu sering kali melihat kau melamun nak, “

“Apa sebenarnya yang kau pikirkan...?"

 Seperti tahu apa yang dipikirkan oleh anak gadisnya, Mbok Warsih yang biasa akrab disapa itu, menanyakan tentang apa yang sebenarnya anak gadisnya pikirkan.

 " Tidak ada bu, “

“Ti-tidak ada yang Gendis pikirkan. I-ibu lebih baik makan ya. "

 Kembali gadis itu tersenyum kecil lalu memandang wajah ibunya. Ada sesuatu yang coba dia sembunyikan, dia paksakan untuk bisa tersenyum. Ada beban pikiran yang sebenarnya ingin dia ceritakan pada ibunya, namun Gendis begitu ragu.

 "Sudahlah, “

“ Ibu tahu nak, kau katakan saja. Ibu tidak bisa kau bohongi. "

Tatapan mata gadis itu memang tidak bisa dibohongi.

 "Sejak kau kecil, bahkan Ibu sudah tahu karakter dan sifatmu. Jadi, tidak usah kau sembunyikan. "

 Ujar mbok Warsih saat itu  sembari memandang wajah anak gadisnya yang perlahan tetap menunduk.

 "Hmmm,  Ibu makan saja. Sudah Gendis katakan tidak ada yang Gendis pikirkan. “

 Da mencoba berbohong kembali.

 "Tidak ada yang perlu dikhawatirkan bu, "

“ Semua baik-baik saja. “

Jawab Gendis berpura-pura.

 Sang ibu  tahu jika apa yang ditanyakan, belum dijawab sepenuhnya oleh anak gadisnya saat itu.

 "Sudahlah, “

“Katakan saja apa yang sebenarnya tengah kau pikirkan Gendis?"

 "Ibu, akhir-akhir ini sering kali melihat kau dalam keadaan melamun. Sepertinya, kau memikirkan sesuatu. "

 Tanya ibunya Gendis yang memaksa, dia tidak bisa dibohongi dengan tatapan anak gadisnya yang begitu sayu.

 "Buuu,percayalah. Gendis baik-baik saja. "

 Gadis itu berujar sembari memandangi ibunya yang hanya bisa terbaring dan mengunyah makanan perlahan lalu memandang ke arahnya.

 "Bagaimana dengan lamaran Sang juragan? Apa kau ingin mmenerimanya”

 Tanya ibu Gendis yang seolah mengingatkan beberapa hari yang lalu, seorang laki-laki y pernah datang untuk meminang anak gadisnya itu. Gendis sebentar tak menyukai laki-laki itu, dia arogan kejam dan begitu jahat. Sayangnya, keluarga Gendis yang memiliki hutang pada juragan kaya raya pemilik perkebunan itu.

 "Buuuuu, aku tidak menyukainya.... "

 Jawab Gendis dengan nada yang begitu singkat. Ibunya hanya menarik napas panjang, sebenarnya dia sudah lama mengetahui hal ini.

 "Gendis, ibu tak bisa memaksamu. “

 "Tapi Kau harus tahu nak, kita memiliki hutang pada juragan. Semenjak ayahmu sudah tiada, ayahmu memberi pesan pada ibu, jika kau harus menikah dengan pria itu. "

 Ya, beberapa tahun silam, saat ibu Gendis dirawat di rumah sakit, membutuhkan banyak biaya berobat, terpaksa meminjam uang itu dalam jumlah yang begitu banyak, bukan Gendis yang meminjam tapi ayahnya yang kini sudah tiada, sampai kini mereka belum bisa mengembalikan uang itu.

 "Iyaaa bu, Gendis tahu itu, “

“Tapi, bukankah Gendis sudah mengatakan berulang kali pada Ibu. Hutang itu pasti akan kita lunasi bu, bukan malah menikah dengan juragan yang jahat itu sebagai gantinya, Gendis tak menyukainya."

Gendis berusaha tegar.

Dia hanya bisa menjanjikan pada ibunya suatu saat, berusaha untuk melunasi hutang mereka bagaimana pun caranya.

 "Gendis???

 " Kita tidak punya cara lain. Uang yang dipinjam itu,  jumlah yang begitu banyak!

 "Kau lihat kondisi ibu yang saat ini? Lagi pula, dari mana kau bisa dapatkan, sampai kapan?”

“Kita yang hanya orang miskin, menjual sayur yang tidak seberapa itu?"

 Tanya ibunya dengan tatapan lembut.

 Gendis tak ingin mengecewakan ibunya. Dia hanya bisa tertunduk lesu. Dia tahu akan kebenaran atas apa yang ibunya katakan, namun keyakinan dalam hati Gendis pasti suatu saat dia bisa membayar semua hutang yang dipinjam.

 "Gendis, kau harus paham akan keadaan ini. "

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
9 Chapters
Prolog
"Gendis? “Gendis di mana kau nak....?" Seorang perempuan paruh baya berteriak memanggil sebuah nama. Ya, nama seorang anak gadis remajanya yang masih sibuk kini berada di dapur. "Iya buuuuu, sebentarrrrr..." Balas perempuan itu. Tangan halus nan mulus, wajahnya begitu cantik, dia memiliki lesung pipi dengan rambut panjang sebahu. Gadis itu memiliki perawakan tubuh langsing dan tinggi semampai dan wajahnya, benar-benar cantik mempesona, dialah Gendis. "Ya bu kenapa?”“Gendis lagi di dapur bu sedang memasak. Ibu, ibu harus makan yaaaa... " Bujuk gadis itu pada ibunya. Gendis, dia adalah anak gadis dari Mbok Warsih, seorang perempuan yang terbaring dengan kondisi sakit lumpuh. Perempuan paruh baya itu hanya dapat menggerakkan kaki dan tangannya saja, sementara bagian pinggang sampai kakinya mengalami lumpuh sejak beberapa tahun silam. Ayah dari Gendis? Suami perempuan itu, dia sudah lama meninggalkan keluarga kecil itu. Mereka hanya hidup bertiga dalam rumah yang dikata
last updateLast Updated : 2025-03-22
Read more
Juragan Kastro
Seorang pria dengan sosok tinggi gagah dan bertubuh gempal, memakai topi bundar bersama beberapa orang centeng tiba-tiba mengetuk pintu rumah Gendis. "Mbok....???? "Tok, tok, tok, tok.... Suara itu begitu gagah terdengar dari luar sana tepat di depan pintu. Beberapa kali terdengar dengan jelas ketukan pintu itu yang begitu sangat keras. "Mbok, Sepertinya laki-laki itu datang lagi mbok!" Gendis tahu betul ciri khas kedatangannya. Ucap Gendis dengan nada kesal. Ya, berulang kali Gendis sudah memperingatkan akan pria yang Bernama juragan KASTRO itu untuk cukup sudah meneror dirinya beserta keluarga kecilnya. Ya, sudah bosan gadis itu menolak pinangan pria berumur empat puluh tahunan itu. Juragan KASTRO, memang orang yang paling kaya dan terpandang di desa itu. Memiliki perkebunan yang luasnya berhektar-hektar, tapi sayangnya dia begitu licik, picik dan jahat. Juragan KASTRO terkenal sering memberikan uang pinjaman pada orang-orang dengan jumlah banyak, berharap bisa mendapatkan
last updateLast Updated : 2025-03-22
Read more
Keinginan
"Tok, tok, tok..... Kembali ketukan pintu terdengar lagi di depan sana, seolah Gendis menyadari akan kedatangan sang juragan kembali. " Ada apa lagi dengan laki-laki keras kepala dan tak tahu diri itu....!!!"Gendis memaki setelah kepergian sang juragan yang baru saja keluar dari pintu, setelah memperingatkan. Dia kembali menatap wajah ibunya yang menangis melihat kejadian ini. "Bu, sudahlah. Sapu air mata ibu. "Gendis berujar. "Sebentar bu. Aku akan kembali membuka pintu."Gendis melangkah ke arah pintu dengan amarah, langkah yang begitu cepat seolah ingin tahu apa yang diinginkan lagi pria itu. Ya Gendis tak tahu, tanpa dia sadari rupanya yang datang bukanlah sang juragan, melainkan adiknya Lastri. Gendis buru-buru membuka pintu dan bicara dengan keras. "Mau apa kaaaaau....??? Tiba-tiba kalimat itu terhenti seketika saat melihat wajah adiknya Lastri di depan sana. Sang adik yang melihat perubahan wajah kakanya tiba-tiba menanyakan apa yang tengah terjadi. " Kakak?"Ada
last updateLast Updated : 2025-03-22
Read more
Siasat
"Siaaaal..!!! Perempuan itu benar-benar sudah merendahkan harga diriku!""Aku benar-benar merasa terhina! Berani sekali dia menolak semua apa yang sudah aku tawarkan padanya!""Perempuan tak tahu diri!!! Juragan Kastro, pria berkumis tebal dan lebat serta bertubuh gempal itu, seketika marah dan bicara pada dua orang centeng yang saat itu hanya bisa mendengar keluh kesahnya. "Aku tak akan membiarkan harga diriku diinjak-injak begitu saja oleh perempuan miskin itu!"Ucap juragan Kastro dengan nada dan wajah memerah menahan amarahnya. Sementara, dua orang centeng yang begitu setia mengawal juragan Kastro hanya dapat terdiam. "Perempuan itu benar-benar tak tahu diri! Dia benar-benar tidak tahu terimakasih""Berani sekali dia menolak pinangan dari seorang juragan Kastro, orang yang paling terpandang di kampung ini!"Segala caci maki keluar dari mulut sang juragan Kastro. Dua orang centeng yang selalu setia membantu dan mengawal sang juragan mulai terpancing saat sang juragan mulai men
last updateLast Updated : 2025-03-25
Read more
Tipu Muslihat
"Gendis? " Mana Lastri, kenapa dia belum tiba di rumah?"Ya, tidak biasanya hari itu Lastri sang adik yang belum juga kunjung tiba di rumah , membuat hati dan perasaan ibu mereka begitu gelisah. "Entahlah bu, benar aku sudah menunggunya sedari tadi, tapi dia belum tiba juga. Benar seperti apa yang ibu katakan, tidak biasanya Lastri telat pulang sampai petang seperti ini, kemana dia?"Gendis menjawab kekhawatiran ibunya. Gendis, dia yang baru saja tiba menyelesaikan pekerjaannya itu tidak melihat kehadiran adiknya yang seharusnya sudah ada di rumah dan bergantung bertugas menyuapi ibunya makan. "Ah, mungkin dia pergi sejenak ke tempat temannya bu, bukankah dia sebentar lagi akan menyelesaikan tingkatan kelasnya, sudah barang tentu banyak tugas yang harus anak itu selesaikan. "Demi menghilangkan rasa khawatir akan keadaan adiknya, Gendis mencoba untuk menghilangkan semua perasaan buruk dalam hatinya. "Tapi, tak biasanya dia melakukan hal ini. Pasti dia akan meminta izin pada kita
last updateLast Updated : 2025-03-27
Read more
Dalam bahaya
“Dimana kalian?”“Apa kalian sudahmelakukan apa yang aku perintahkan?”Sang juragan Kastro memastikan pada dua orang centengnya yang saat itu telah dia perintahkan melakukan apa yang sudah diperintahkan pada dua orang bawahannya itu, meyakinkan mereka bahwa kedua orang itu benar-benar sudah melakukan semua rencana berjalan dengan baik tanpa melakukan kesaalah.“Tenang juragan,juragan percaya bukan pada kami? Kami sudah melakukan apa-apa saja yang tuan juragan inginkan, kami pastikan jika orang yang tuan juragan perintahkan itu benar-benar berhasil membawa gadis yang tuan juragan inginkan.Ujar salah satu dari dua orang berbadan gagah itu, mereka tak ingin majikan mereka yang bernama Kastro itu kecewa dengan apa yang sudah diperintahkan.“Tuan juragan, kami sudah berada di tempat yang aman. Tempat dimana kami sedang menuggu, ya menunggu dan mengintai gadis itu!“Sudahlah, Tuan Juragan tidak perlu khawatir, percayakan saja semua urusan ini pada kami dan akan kami lakukan dengan baik.
last updateLast Updated : 2025-04-03
Read more
Tempat Asing
“Dimana, dimana akuuu?”“Aaaaa, kepalakuuuu...?”Ya, saat itu Gendis baru saja sadar dalam keadaan linglung. Dirinya mencoba menatap semua ruangan itu.“Di-mana, dimana ini?”Ujarnya yang begitu kebingungan, saat dia ingin menggerakan tubuhnya. Saat itu juga dai yang dalam keadaan linglung, melihat tangan dan kakinya sudah terikat dengan kencang.“Jangan, jangaaaan,“A-akuuuuu, tidaaaaaak...!”Malangnya, gadis itu saat mengingat beberapa kejadian yang menimpa. Dia yang saat itu mencoba mengingat semua peristiwa baru sadar, kalau dirinya benar-benar sudah ditipu mentah-mentah oleh pria yang membawanya ke tempat asing ini.Gendis menatap dimana dia terikat, benar-benar kencang. Di atas kasur yang empuk penuh dengan taburan bunga, sebuah ruangan kamar yang begitu harum semerbak.“Lepaskaaaan, lepaskaaaaan....!!Ujarnya berteriak lirih sembari terus berusaha menggoyangkan tangan dan kakinya, berharap ikatan itu dapat terbuka, tapi sayang sekuat dia mencoba hanya usaha sia-sia.Terdengar
last updateLast Updated : 2025-04-06
Read more
Malam Mencekam
“Lepassss, lepaskan akuuuuu...!!!Ya, dalam keadaan yang begitu lemas, orang-orang jahat yang sudah mendapatkan kesucian gadis itu kini berusaha membanya ke sebuah tempat yang sepi untuk mengeksekusi sang gadis malang yang kini hanya dapat memberontak untuk menyelamatkan nyawanya, namun tetap saja dia tak dapat melawan orang-orang itu yang terus membawanya ke sebuah tempat, dengan berbagai macam penyiksaan bahkan pukulan.“Diaaaaaam, diam kau....!”Gendis diseret seret bagai seorang hewan, diperlakukan dengan begitu tak layak oleh orang-orang itu yang sesekali menertawakan derita yang begitu sangat menyiksa.Dari arah kejauhan, terdengar sebuah arus sungai yang begitu deras mengalir. Orang-orang suruhan sang tuan Juragan itu rupanya sudah membawanya pergi begitu jauh dari tempat sebelumnya dia disekap dan direnggut kesuciannya oleh tuan Juragan, bahkan beberapa hari sampai dirinya benar-benar tak berdaya, menahan berbagai macam hantaman dan pukulan keras yang mengakibatkan tubuh dan w
last updateLast Updated : 2025-04-08
Read more
Terpuruk Dalam Asa
“Aaaaa, aaaa....!!!!Suara erangan dan kesakitan luar biasa memilukan keluar dari mulut perempuan malang itu. Dirinya yang kini terpuruk malang ditinggalkan dalam kondis begitu mengenaskan.“Tidaaaaak.....”“I-ini tidak mungkin, ““Tidaaaaak....”“Hik,hik, hikkkkk....”Seketika sepertiga malam itu berubah dari kesunyian menjadi mencekam.Suara lolongan srigala hutan , membuat siapa saja merinding dibuatnya. Meskipun hari sudah mulai beranjak pagi, namun tetap saja hutan itu begitu sepi. Kini langkah kaki yang diseret-seret tepat jauh di dalam hutan, membuat suasana bertambah begitu mengerikan, Gendis mencoba dengan sisa upaya dan tenaganya, bangkit setelah direnggut kesuciannya.“Ibuuuuuu?”“A-akuuuu, aku kotorrr buuuuu....!”“Aku sudah tidak suci lagi!”“Aaaaaaa....!!!“Ibuuuuuu...???”Teriak histeris Gendis memecah kesunyian malam di tengah belantara.Perempuan malang itu nyatanya memang ditinggalkan di dalam hutan gelap dan sendirian. Wajah dan tubuhnya sudah babak belur, mendapat
last updateLast Updated : 2025-04-17
Read more
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status