Share

Bab 135

Penulis: Nainamira
last update Terakhir Diperbarui: 2022-10-03 03:46:57

Suara tuk ... tuk ... Dari sepatu high heel yang di kenakan Aina seperti irama dahsyat di telinga Hasan. Lelaki itu tercengang melihat bibir merah menyala yang begitu seksi, tubuh wanita itu, ya Tuhan ... Busana apa yang dikenakan? Membuat air liurnya menetes, Aina bahkan tidak memakai celana dalam dan bra di dalamnya.

"Happy birthday, Suamiku sayang ...," ujar gadis itu dengan suara berbisik.

"Ayo, tiup lilinnya!"

Bagai kerbau yang dicucuk hidungnya, lelaki itu mengikuti kata-kata wanita itu dengan patuh. Musik di HP sudah Aina matikan, aroma handbody lation yang lembut tercium dari kulit gadis ini, Aina tidak memakai parfume, karena memang Hasan tidak menyukainya.

"Ini kadonya, Sayang ... Bukalah."

Hasan segera duduk di tepi ranjang, diikuti oleh Aina. Lelaki itu membuka kotak yang diikat pita biru dengan rapi. Sebuah dompet dan ikat pinggang terlihat di dalamnya.

"Apakah Abang suka hadiahnya?"

"Hmmm, suka. Suka sekali."

Hasan baru bisa bersuara sekarang, setelah beberapa saat tadi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Dwie Rifsalina
huahahahaa.. jd tambah seru dan deg deg an akan kah kisah asmara Aina dan hasan sampai maut memisahkan Thor ihikkkk
goodnovel comment avatar
Arif Zaif
si julid reni dan renata kan yang motoin aina
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 136

    Aina dan Hasan sampai di kedai bakso yang Aina dan teman-temannya kelola, Aina sendiri tidak menyangka jika halaman kedai ini cukup luas, bisa menjadi lahan parkir pelanggan, kira-kira lima sampai enam mobil bisa diparkirkan di sini, untuk motor justru bisa lebih banyak. Mobil Hasan yang sangat bagus itu, terparkir cantik di halaman kedai, membuat Ihsan, Kamal dan Anisa segera berdiri, penasaran dengan calon pelanggannya yang sedikit lebih berbeda. Padahal kedai dalam keadaan ramai, tetapi ketiga orang itu tanpa sadar, berdiri di pintu kedai menyambut pelanggan istimewa itu. Ketika Aina turun dari mobil itu, mereka cukup tercengang, terlebih seorang lelaki gagah dan tampan ikut juga turun dari mobil, lelaki itu memiliki aura yang membuat ketiganya merasa semakin kecil, aura kebangsawanan lelaki itu membuat mereka terpesona secara alami. "Hei, kok bengong! Itu banyak pelanggan kok gak dilayani!" tegur Aina membuat mereka tersadar. "Eh, Bos ...." "Hush! Jangan panggil Bos, itu ada

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-03
  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 137

    "Bukan karena itu, tetapi aku ingin membantu Anisa, Ihsan dan Kamal, agar mereka memiliki penghasilan untuk membiayai kuliahnya, mereka nyaris tidak kuliah karena tidak mampu membayar SPP, dengan usaha ini, aku berharap mereka bisa berdikari dan mandiri," ujar Aina panjang lebar."Jadi, dari mana kau mendapat modal semua ini?""Warung ini menyewa, aku memakai uang mahar darimu, Bang. Sebagian tabunganku sudah kupakai untuk modal usaha ini, sebagian sudah kupakai membayar uang kuliah," ujar Aina, kini berani menatap mata suaminya "Kau membayar kuliah pakai uang pribadimu? Kenapa tidak mengambil uang yang ada di ATM yang kukasih?""Waktu itu, Abang belum memberiku ATM."Ha? Jawaban Aina cukup mencengangkan bagi Hasan, apakah dia lalai memperhatikan kebutuhan istrinya? Bukankah dia sudah berjanji untuk membayar semua uang kuliahnya? Lelaki itu menghembuskan napasnya berat, dia merasa sangat bersalah pada istrinya ini."Lain kali, kalau ada kebutuhan apapun, ambil di ATM yang Abang kasih

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-03
  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 138

    Aina sampai kampus tinggal lima menit lagi masuk kelas, dia tidak sempat berpamitan lagi dengan suaminya langsung berlari menuju kelas. Mata kuliah pendidikan Pancasila yang diampuh oleh Bu Margaretha, memiliki disiplin lebih ketat dari dosen lain. Dosen paruh baya itu tidak segan-segan mengusir mahasiswanya yang terlambat.Untung saja Aina tepat waktu masuk kelas walaupun dengan ngos-ngosan. Setiap tugas dengan Bu Margaretha nilai Aina selalu A sempurna, karena setiap tugas yang diberikan harus tulis tangan dan harus dengan ejaan tata bahasa Indonesia yang benar, Aina sudah biasa melakukannya, apalagi dulu di Kuala Tungkal juga mendapat bimbingan kepenulisan dari pak Seno. Bu Margaretha selalu respek terhadapnya, di kelas nilainya selalu tertinggi, yang lain walau isi tugasnya bagus tetapi masih dijumpai tanda baca yang salah.Karena terburu-buru masuk, Aina tidak lagi memperhatikan situasi sekarang seperti apa, banyak tatapan mata teman-temannya menghujamnya dengan tajam dan penuh e

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-04
  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 139

    Aina akhirnya pulang, dia terpaksa tidak masuk perkuliahan hari ini karena peristiwa tak terduga tersebut, setelah sampai rumah, dia hanya terlentang di atas kasur. Sekujur tubuhnya terasa sakit, terutama kulit kepalanya, para gadis di kampusnya ternyata sangat barbar dan agresif.Aina segera menelpon suaminya, namun sampai dua kali panggilan HP-nya tidak aktif juga, gadis itu hanya menghembuskan napas berat, menatap langit-langit kamar yang terasa sunyi dan sepi. Kemarin ketika suaminya itu pulang, lelaki itu langsung memeluknya dan mengabarkan jika dia harus mendampingi pak gubernur menghadiri pekan budaya di kabupaten kerinci, mereka di sana selama dua hari, besok sore sudah kembali. Selama menikah dengan Hasan, baru nanti malam Aina tidur sendiri sampai pagi, biasanya Hasan akan pulang ke rumah walau malam telah larut. Pagi tadi rasanya berat dia melepas suaminya itu, dia bahkan memeluknya lama dan erat, tidak tahu jika hari ini dia mendapat kemalangan seperti ini.Tiba-tiba HP d

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-05
  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 140

    "Permisi, Pak?" "Oh, kau sudah datang?" ujar Steven. "Aina? Kau kuliah di sini?" Lelaki itu menatap Aina dengan mata berbinar, Aina juga cukup terkejut dengan tamu dosennya ini. "Elu kenal sama Aina, Bro?" tanya Steven sambil mengernyitkan dahi "Kenal," jawab lelaki itu sambil tersenyum penuh misteri. "Kenal di mana?" "Ada lah, siapa yang gak kenal sama gadis secantik ini." Perkataan dan senyuman lelaki itu terasa ambigu, Aina mengerakkan giginya sedikit kesal, lelaki ini ... Semakin disopanin semakin ngelunjak sepertinya. "Aina, mari ikut saya ke ruangan Bu Margaretha, kau sudah ditunggu di sana," ujar Steven mengabaikan ucapan temannya dan merasa ada masalah yang lebih urgent. Bu margaretha? Duh, gawat ... keluh Aina dalam hati. "Bro, aku ngurus mahasiswaku dulu, kau silahkan santai-santai dulu di sini," ujar Steven menatap lelaki itu. "Iya, silahkan. Aku juga ada beberapa email yang harus kucek dulu," ujar lelaki itu sambil menyandarkan tubuhnya di sandaran sofa dan mem

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-06
  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 141

    "Aku disuruh menghadap Dekan.""Kenapa bisa sampai ke Dekan?" sela Sandi "Aku tidak tahu.""Ayo, kami temani ke sana," ujar Sandi Beberapa dari mereka mengikuti Aina ke ruang Dekan, walau mereka dihentikan di pintu masuk, hanya Aina yang diijinkan. Mereka tetap menunggu di depan ruangan Dekan.Aina sangat gugup menatap pria paruh baya yang sangat berwibawa di hadapannya, tengah duduk di kursi kebesarannya. Di meja terdapat papan nama yang sangat jelas, DR. Rahmat Hidayat, M.Si "Bagaimana kau menjelaskan foto-foto yang beredar ini?" ujar lelaki itu.Bahasa yang digunakan lelaki itu tidak formal, sehingga Aina merasa cukup dekat secara emosional dengan pria paruh baya ini, membuat Aina lebih rileks "Apakah ini beneran kamu?""Iya, tetapi tidak ada yang salah yang saya lakukan itu, yang salah adalah yang diam-diam memotretnya dan menyebarkan berita bohong," jawab Aina."Kenapa kau merasa tidak bersalah?""Karena saya melakukannya dengan pasangan halal saya, suami saya, Pak.""Eh?"L

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-07
  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 142

    "Aina? Mau pulang? Ayo bareng saya, Rian sedang mengambil mobil di parkiran." Aina tidak terkejut dengan kemunculan orang ini, lelaki itu berjalan dengan anggun, tangan kirinya memegang tas laptop, penampilannya yang rapi, kemeja abu-abu lengkap dengan dasi hitam dan celana dasar hitam, menandakan jika lelaki ini pekerja kantoran yang eklusif. Rambutnya yang disisir rapi dan diberi pomade, membuat kesan maskulin pada lelaki jangkung ini bertambah seksi. "Pak Agung? Terima kasih, Pak. Saya belum mau pulang, ada urusan sedikit yang akan saya selesaikan," ujar Aina dengan nada sopan. Lelaki itu tepat berdiri di hadapan Aina, tinggi badannya yang hampir mencapai 190 cm membuat Aina harus mendongakkan wajahnya untuk melihatnya, tubuhnya yang terlalu tinggi membuat tubuhnya yang sebenarnya atletis tampak lebih kurus, tidak seperti Hasan yang tinggi badannya 180 cm berat tubuhnya terlihat porposional, sehingga tonjolan tulang dan ototnya terlihat lebih seksi. "Aku mau minta tolong, ini l

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-07
  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 143

    Agung menatap gadis itu dari spion tengah, matanya menatap dengan mata berbinar dan penuh dengan misteri, sudut bibirnya melengkung membentuk senyuman yang dia sendiri yang tahu apa maknanya."Aina, ini ... Aku membelikanmu laptop model terbaru," ujar Agung sambil memberikan kotak kardus itu pada Aina."Apa ini, Pak? Maaf saya tidak bisa menerimanya, saya sudah memiliki laptop."Aina terkejut dengan benda yang kini ada di tangannya, secara spontan dia mengembalikan benda itu kepada Agung, tetapi lelaki itu tidak mau menerimanya."Kalau kau tidak suka berikan saja pada orang lain, atau kau buang juga tidak apa-apa, pantang bagiku menerima barang yang sudah kuberikan pada orang lain."Aina bingung dengan perkataan lelaki itu, buang? Melihat benda yang begitu mahal ditangannya apakah dia tega membuangnya? Ah,ya sudah ... Teman-temannya di warung Bakso bisa memakainya."Kita ke mana menjemput temanmu?" tanya lelaki itu."Di dekat masjid sana ada lorong, masuk sedikit ada warung bakso berh

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-07

Bab terbaru

  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 263

    "Abang, apakah ibu kandung Abang sudah menghubungi?" tanya Ayuni Mereka akan segera kembali ke Jambi untuk melangsungkan pernikahan satu Minggu lagi. "Tidak, kau lihat ... Wanita itu hanya akan menuruti perkataan suaminya, mana mungkin dia mau membelaku, dari dulu seperti itu, dia bucin banget sama suaminya itu, sampai-sampai menelantarkan anak kandungnya sendiri." Fendi menatap langit dengan wajah datar dari jendela apartemennya, dia juga malas sebenarnya menemui wanita yang sudah melahirkannya itu, kalau bukan uwaknya yang menyuruh menemui ibu kandungnya, dia tidak akan pernah pergi ke sana, ke tempat yang selalu membuatnya traumatis tersebut. "Bagaimana dengan ayah kandung Abang? Apakah dia akan datang ke pernikahan kita?" "Lelaki itu tidak bisa diharapkan, apalagi kondisinya sekarang sedang dipenjara. Cukup saja dari pihakku keluarga uwakku dan keluarga Aina." Yah, sudah tiga tahun yang lalu Sardan ditangkap polisi karena mengedarkan narkoba, hukumannya juga tidak main-main,

  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 262

    Kurang dari dua puluh menit, kedua suami istri itu pulang dari sawah, bajunya sudah kotor terkena lumpur sawah. Melihat mobil bagus di halaman rumah mereka, Aminah begitu gugup dan panik."Siapa to lek, tamunya?""Ya, nggak tahu, Min. Dua orang laki-laki sama perempuan muda. Sepertinya mereka suami istri, atau pasangan kekasih, yang perempuan ayu banget, yang laki-laki juga bagus banget. Cepat temui mereka.""Badanku masih kotor Lek, aku mau besihkan badan dulu di belakang," ujar Mardi suami Minah.Mereka buru-buru membersihkan tubuh mereka, mengganti pakaiannya dengan pakaian yang menurut mereka layak.Dengan gugup, suami istri itu datang ke ruang tamu, mereka mendapati sepasang anak muda dengan gaya anak kota yang begitu klimis dan rapi yang sangat asing dipandangan mereka."Eh, ada tamu ... Monggo-monggo, maaf ini tamu dari mana ya?" ujar Mardi dengan gugup.Lelaki paruh baya itu mengulurkan tangan pada Fendi yang dibalas Fendi dengan tatapan dingin. Tangan lelaki itu begitu kasar,

  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 261

    Lima tahun kemudian ....Aina bergegas keluar dari aula gedung Balairung kampus, wajahnya sangat sumringah, dia segera mencari keberadaan keluarganya. Di lihat kedua anaknya yang sangat imut itu berlari ke arahnya."Bunda ...."Aina menangkap dan memeluk kedua anak kembarnya dengan bahagia "Bunda ... Bunda tampak hebat dengan baju ini," kata Amira sambil memainkan rumbai yang menjuntai di bajunya."Ini namanya baju toga, bunda kita sudah jadi sarjana," ujar Ammar kepada adik kembarnya."Jadi ini yang dinamakan baju toga? Topinya sangat bagus," cicit Amira."Anak-anak ... Minggir dulu, ayah belum kebagian pelukan bunda kalian."Kedua anaknya melepaskan pelukan pada ibunya dengan cemberut, ayahnya memang begitu, selalu saja mendominasi bundanya dengan arogan."Ayah! Aku mau sama Bunda!" pekik Ammar."Iya, baru sebentar sama bunda," keluh Amira."Sudah, sana ikut nenek ... Itu nenek mau beli es krim loh," bujuk lelaki itu yang sukses membuat kedua anaknya berlari menghampiri neneknya."

  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 260

    Laura mendesah dengan kuat, menarik napas kuat-kuat. Kenangan berhubungan badan delapan tahun yang lalu masih menggema di telinganya, walaupun pandangannya kabur kala itu, tetapi telinganya masih nangkap suara desahan dan ceracauan dari bibir lelaki itu. "Hmmm, kamu tidak mandi?" Suara itu menyentak Laura, menyadarkannya dari lamunan yang tengah bermain dipikirannya. Lelaki itu sudah selesai mandi, memakai kaos oblong hitam dan celana training. Rambutnya yang basah tengah dikeringkan dengan handuk. Laura tergagap, dia begitu gugup karena mendapati lelaki asing tengah sekamar dengannya. "I ... Iya, saya mau mandi," sambarnya langsung menuju kamar mandi. "Saya mau keluar dulu, sebaiknya kau buka pakaianmu itu di sini, kebaya itu membuatmu ribet kayaknya, setengah jam lagi saya akan kembali," ujar Andika. Lelaki itu langsung keluar kamar, Laura yang tengah mematung memandang kepergian lelaki itu dibalik pintu bergegas membuka pakaian kebayanya dan buru-buru masuk kamar mandi, seten

  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 259

    Laura tidak bisa berkata-kata lagi, dia hanya memandang wajah anaknya dengan tatapan rumit, namun Arsen menatapnya dengan tatapan tajam, dengan mulut kecilnya anak itu menangih janji kepada ibunya dengan tegas seperti rentenir menangih hutang. "Mommy, penuhi Janjimu. Kata guru Arsen, seseorang itu yang dipegang omongannya, berani berjanji, harus bisa memenuhi." Semua orang terkesima mendengar perkataan Arsen, Andika sendiri berdiri dengan takjub, putranya ini ... Benar-benar cerdas dan bijaksana. Laura bingung mendengar permintaan anaknya yang tiba-tiba dan dikatakan di depan umum, dia melihay Dave meminta pembelaan, namun Dave malah mendukung Arsen. Situasi yang begitu canggung tidak bisa dihindari. Karena semua itu juga disaksikan oleh semua orang yang berada di sana. "Laura ... maukah kau menikah denganku? Demi Arsen, dia sangat membutuhkan seorang ayah," ujar Andika mendekati Laura. Laura hanya terdiam, dia tidak tahu harus menjawab apa, ini terlalu mendadak. Dia menatap Dav

  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 258

    "Boy ... Perlu teman untuk bermain?" Arsen menghentikan kakinya yang akan menendang bola, beberapa saat dia terpaku menatap lelaki yang ada di hadapannya. Ouh? Is it a dream? Laura yang tengah menenggak minuman spontan tersedak, dia segera menyemburkan minuman yang berada di mulutnya. "DADDY !!" Setelah menyadari siapa yang berada di dekatnya, Arsen berteriak sekencangnya bahkan berlari sekencangnya menghampiri sosok lelaki yang kini tengah berlutut dengan satu kaki, ta ranselnya masih bersandar di bahunya. Keluarga Laras dan keluarga Dodi telah selesai pertemuannya, mereka mengantar orang tua Dodi ke halaman. Ketika mendengar jeritan Arsen yang begitu kencang, semua orang menoleh ke halaman samping di mana ada lapangan futsal. Dave terkejut melihat pemandangan tersebut, seorang lelaki yang telah membuatnya kuatir selama ini tengah memeluk cicitnya, bahkan bocah lelaki itu menangis tersedu-sedu dipelukan lelaki itu. Tanpa pikir panjang, Dave langsung menghampiri ayah dan ana

  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 257

    Kejutan demi kejutan membuat hidup Hasan dan Aina bertambah tambah rasanya, baru saja Dodi Rosadi, teman akrab Hasan ketika SMA dulu mengungkapkan lamaran kepada ibu dan pakdenya Laras di depan keluarga besar, hal itu tentu saja membuat Hasan memeluk temannya itu dengan erat. "Akhirnya kita sodaraan juga, Bro." "Ingat, tambah lagi satu kakaknya Aina, biarpun kakak sepupu, jadi jangan macam-macam kau ya?" ancam Dodi membuat semua orang tertawa. "Sayang, Fendi gak ada di momen indah seperti ini, harusnya kita punya formasi yang lengkap," ujar Syarif. "Iya, ini ayah. Member tugas kakak Aina kok begitu amat," Jawab Steven. "Aish, gak usah kuatir. Nanti Fendi kupanggil ke sini, dijamin besok pagi sudah ada di sini," jawab Dave sambil mencebikkan bibirnya Ayuni yang mendengar itu wajahnya langsung tersenyum sumringah, Duh ... Jadi ingat waktu momen pernikahan Steven dulu, saat itu ciuman pertamanya bersama kekasihnya itu. "Besok pernikahan akan digelar di mana?" tanya Nur kepada Lar

  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 256

    Lelaki itu buru-buru keluar dari pesawat yang membawanya hingga ke daerah ini, tempat yang dia tandangi hampir dua puluh tahun yang lalu, namun dia tidak akan lupa di mana alamat kakak kandungnya itu berada walau sang kakak kini sudah tiada. Dia sengaja mencari penerbangan paling pagi dari Singapura ke Jakarta, dilanjutkan dari Jakarta ke Jambi, karena memang belum ada penerbangan langsung dari Singapura ke Jambi.Dia tidak bisa menunda lagi untuk bertemu seseorang yang begitu penting dalam hidupnya, pertemuannya dengan Fendi tadi malam sungguh merupakan pertemuan yang sangat mengejutkan. Andika sebenarnya enggan bertemu secara pribadi dengan pemuda itu, jika Fendi tidak setengah memaksanya. Pemuda itu mengajaknya ke taman Merlion, duduk di bangku taman sambil memandangi patung kepala singa di hadapannya. "Senang bisa bertemu dengan orang yang saya kenal di negeri asing seperti ini," ujar Fendi mengawali percakapan."Sedang apa kamu di sini?" tanya Andika."Ada urusan bisnis. Pak D

  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 255

    "Good morning, Profesor." Sebuah sapaan bersahutan di dalam gedung itu ketika seseorang memakai kemeja putih dan celana bahan hitam datang menuju ke sebuah ruangan, kaca mata berbingkai emas yang bertengger di atas hidung lelaki itu menambah kesan dingin dan sulit untuk didekati."Morning," jawab lelaki itu singkat."In here, Prof," seru seseorang dengan seragam security menunjukkan jalan pada lelaki itu.Beberapa pria berjas hitam berjalan tegap di belakang lelaki itu, kaca mata hitam yang bertengger di setiap lelaki berjas hitam itu menambah seram penampilannya."Halo, profesor Andika Ibrahim Luthfi. Welcome, welcome," ujar seorang pria berkepala plontos memakai kemeja biru polos."Apa ini yang dimaksud dengan ruangan rahasia? Kenapa tidak terlihat rahasia sama sekali?" tanya lelaki itu dengan bahasa Inggris."Tentu rahasia yang dimaksud bukan rahasia tidak terlihat, semua ruangan ini adalah penyamaran, tidak ada yang tahu apa yang terjadi di dalamnya.""Oke, tunjukkan aku."Pria b

DMCA.com Protection Status