Home / Romansa / Di Balik Kemudi Sang Pemegang Kendali / BAB 134 : Mengantarnya Ke Basalt

Share

BAB 134 : Mengantarnya Ke Basalt

Author: reefisme
last update Last Updated: 2025-04-29 19:34:25
Ethan turun dari mobil, menghirup udara dingin yang khas dari Aspen.

Matanya menyapu sekitar, mencari sosok yang sudah berhari-hari menghilang dari jangkauannya.

Ponselnya bergetar di saku jas, dan begitu ia mengangkatnya, suara Cole Reid, asisten pribadinya, terdengar di seberang.

“Ya, aku sudah sampai,” ujar Ethan sambil menutup pintu mobilnya dan melangkah lebih dekat ke trotoar.

Ia telah menyusul Catelyn hingga ke pasar seni di Aspen―mengikuti petunjuk dari petugas penginapan, bahwa Catelyn akan menuju pasar seni.

Di seberang telepon, Cole kembali bertanya, ‘Sir, apakah file data tentang anggota keluarga Nona Catelyn Adams sudah diterima?’

Ethan yang tengah fokus mencari gadis yang ia rindukan itu di kerumunan pasar seni hanya menjawab asal, “Sudah.”

Padahal kenyataannya, ia belum sempat membuka file yang dikirim Cole ke email-nya.

Cole, yang sudah terbiasa dengan jawaban singkat atasannya, tertawa kecil sebelum berkata, ‘Selamat berjuang, Sir. Pastikan Anda mengambil hati keluarga
reefisme

#Dua aja dulu ya....

| 8
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (5)
goodnovel comment avatar
Dewy Nasprihana
Halah halaaahhh love birds .........
goodnovel comment avatar
widia windari
aku menunggu lanjutannya
goodnovel comment avatar
Jie Roe
tambah tambah tambah........
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Di Balik Kemudi Sang Pemegang Kendali   BAB 135 : Sialnya, Dia Tahu

    Deru mesin SUV hitam mewah itu teredam lembut saat melaju menuju Basalt.Langit senja memancarkan semburat keemasan yang mulai memudar, meninggalkan nuansa temaram yang syahdu di balik kaca jendela.Di dalam mobil, suasana masih diliputi keheningan.Catelyn duduk di sisi kanan, memandang lurus ke luar jendela tanpa sepatah kata.Wajahnya datar, namun jelas ada guratan canggung yang berusaha ia sembunyikan. Tangannya bertaut erat di pangkuan, dan bibirnya sedikit mengerucut dalam ekspresi tak ramah.Ethan, duduk di sampingnya, menyandarkan punggung ke jok dengan pandangan sesekali mencuri lirikan ke arahnya.Ada kerinduan yang mendalam dalam tatapan birunya—seperti lelaki yang telah lama tersesat dan akhirnya menemukan rumahnya kembali. Namun, rumah itu kini bersikap dingin dan tertutup.“Antarkan aku ke hotel. Masih ada barang-barangku di sana,” gumam Catelyn akhirnya, tanpa menoleh.“Okay,” jawab

    Last Updated : 2025-04-30
  • Di Balik Kemudi Sang Pemegang Kendali   BAB 136 : Waspada Saingan

    Langit telah sepenuhnya meredup saat SUV hitam mewah kembali melaju meninggalkan pelataran Maple Ridge Inn.Daun-daun maple yang gugur membentuk pola acak di sepanjang bahu jalan, dan lampu jalan mulai menyala satu per satu, menambah kesan melankolis pada perjalanan malam itu.Di dalam mobil, keheningan kembali menyelimuti.Ethan duduk di sisi kiri kursi belakang, ia kini mengenakan mantel wol abu tua yang membalut sempurna tubuh tegapnya, dipadukan dengan sweter rajut berwarna kelabu dan celana hitam yang rapi namun santai. Syal tipis melingkar lembut di lehernya, seolah menjadi sentuhan akhir dari gaya yang kasual namun tetap berkelas.Rambut hitamnya disisir rapi ke belakang, menyisakan beberapa helai yang jatuh alami, memberi kesan tak sengaja namun tetap memikat.Catelyn duduk di sebelahnya, wajah menoleh ke jendela.Ia berusaha tidak berbicara, tidak menatap, bahkan tidak menarik napas terlalu keras.Seolah diamnya adalah tameng terakhir yang ia miliki untuk menjaga batas antara

    Last Updated : 2025-04-30
  • Di Balik Kemudi Sang Pemegang Kendali   BAB 1 : Patah Dan Marah

    "Bulan depan aku akan menikahi putri keluarga Beckett," kata Nielson Stokes dengan nada dingin dan tak berperasaan.Ruangan kantor yang megah itu kini terasa sempit dan pengap bagi Catelyn Adams.Pandangannya menatap kosong ke arah pria yang duduk di depannya—kini mantan kekasihnya.Kata-katanya barusan masih menggema di kepalanya, mengiris hatinya seperti pisau tajam yang menyayat tanpa ampun.Catelyn masih tertegun.Dadanya terasa sesak, seolah tak ada udara yang tersisa untuk bernapas. Seakan dunia yang ia bangun bersama pria itu hancur dalam sekejap mata.Pria yang dulu berjanji untuk bersamanya, bahkan yang ia perjuangkan hingga meninggalkan keluarganya di Basalt, kini begitu mudah memutuskan untuk menikahi wanita lain demi keuntungan pribadi.“Kenapa…?” Suara Catelyn lirih, hampir tidak terdengar, seolah berharap ini hanyalah lelucon buruk.Namun, ekspresi serius di wajah pria itu menghancurkan sisa terkecil harapan Catelyn.“Kenapa? Kau masih bertanya kenapa?” Nielson tertawa da

    Last Updated : 2025-02-10
  • Di Balik Kemudi Sang Pemegang Kendali   BAB 2 : Bukan Lagi Tempatnya

    Catelyn turun dari taksi dengan tergesa-gesa, menggigit bibirnya untuk menahan rasa gelisah yang menggelayuti sejak meninggalkan kantor Nielson tadi.Hari ini bukan hari yang baik, ia mendapatkan patah hati yang amat buruk, namun ia tak pernah menduga hal buruk lain tengah menunggunya.Dengan langkah cepat, ia memasuki gedung apartemen, berharap ruangan kecilnya bisa memberikan sedikit ketenangan dari dunia luar yang semakin menyempitkan napasnya.Namun, begitu pintu apartemen terbuka, langkahnya terhenti. Matanya membelalak melihat isi apartemennya berantakan.Pakaian-pakaian yang sebelumnya tertata rapi di lemari kini berserakan di lantai. Beberapa pigura foto kecil bergeletakan di sudut ruang, pecahannya berserakan di karpet.“Apa yang terjadi di sini?” gumamnya dengan napas tercekat.Suaranya terputus ketika ia melihat sosok wanita paruh baya yang tengah menghempas sekotak barang keluar dari kamar tidur.“Nyonya Stokes?” Catelyn melangkah maju dengan kebingungan. Nyonya Stokes ada

    Last Updated : 2025-02-10
  • Di Balik Kemudi Sang Pemegang Kendali   BAB 3 : Harus Bertemu

    Pintu belakang mobil mewah itu terbuka, dan seorang pria keluar.Pria itu terlihat seperti seorang asisten—berpakaian rapi dengan jas berpotongan sempurna, wajahnya bersih dan tenang, dengan sikap profesional yang tak terbantahkan. Langkahnya cepat, menunjukkan disiplin tinggi, saat ia menghampiri sisi pintu kemudi taksi.Di belakangnya, sang sopir, pria berusia pertengahan dengan postur tegap, juga keluar dan berdiri di samping mobil dengan tangan di depan tubuh, sikapnya penuh hormat.Seorang pria bermata biru membuka pintu taksi dan keluar.Di bawah cahaya matahari, sosoknya terlihat jelas—tinggi, gagah, dan penuh kharisma. Setelan yang ia kenakan jatuh sempurna di tubuh atletisnya, memberi kesan berwibawa tanpa usaha berlebih.Sang asisten segera menundukkan kepala sedikit. "Maaf atas keterlambatan kami, Tuan."Alih-alih marah, pria itu hanya tersenyum kecil, anggukan kepalanya ringan namun sarat makna. Ia melangkah menuju Rolls-Royce dengan langkah santai namun terukur.Sang sopir

    Last Updated : 2025-02-10
  • Di Balik Kemudi Sang Pemegang Kendali   BAB 4 : Menyelinap Masuk

    Catelyn berdiri di depan cermin kecil di motel yang sempit, menatap pantulan dirinya dengan penuh tekad.Gaun hitam sederhana yang ia kenakan mungkin tidaklah semewah tamu-tamu yang akan menghadiri acara malam ini, namun itu bukan masalah.Ia tidak datang untuk berpesta, bukan pula untuk mengagumi kemewahan yang tak pernah ia rasakan.Ia datang untuk menuntut haknya—hak atas setiap sen yang telah ia habiskan untuk Nielson Stokes, lelaki yang telah menghancurkan hidupnya.Selama bertahun-tahun, ia bekerja tanpa henti, membanting tulang di toko ritel dan restoran cepat saji demi membayar biaya kuliah Nielson.Ia bahkan rela bertengkar dan meninggalkan keluarganya di Basalt, membela pria yang kini bekerja di Aurora Development Group. Dan yang lebih menyakitkan, semua pengorbanannya seakan tidak berarti apa-apa.Nielson membuangnya begitu saja setelah mendapatkan apa yang diinginkan. Sekarang, pria itu bersanding dengan Molly Beckett—putri direktur perusahaannya.Catelyn menggigit bibir,

    Last Updated : 2025-02-10
  • Di Balik Kemudi Sang Pemegang Kendali   BAB 5 : Tidak Boleh Tertangkap

    Nielson membelalakkan mata. “Imera Sky Tower? Pencakar langit futuristik di California yang terkenal dan dipuji dunia itu?”“Ya, benar. Itu dikerjakan olehnya beberapa tahun lalu, bersama-sama Triton Land yang ternama itu.”“Oh astaga,” Nielson menggelengkan kepalanya penuh ketakjuban.“Dan kabarnya ia masih single,” Pria pertama menaikkan bibir, mungkin sambil berkhayal jika ia memiliki seorang putri, ia akan dengan senang hati memperkenalkan putrinya pada pria itu.Molly Beckett, wanita berambut pirang yang berdiri di samping Nielson, tersenyum manis dengan binar mata penuh kekaguman. "Aku penasaran, mengapa pria seperti itu masih belum menikah? Apakah dia terlalu gila kerja?"Sebelum ada yang sempat menjawab, suara ketukan sepatu hak tinggi menggema di lantai marmer ballroom.Terdengar jelas.Nielson merasakan sesuatu yang seakan menusuk dari arah belakangnya.Saat ia berbalik, pandangannya langsung membeku.Di sana, berdiri seorang wanita dengan gaun hitam anggun, namun dengan tat

    Last Updated : 2025-02-10
  • Di Balik Kemudi Sang Pemegang Kendali   BAB 6 : Membuatnya Tak Bisa Bernapas

    Catelyn terkejut. "Apa?!"Nielson sungguh-sungguh tega padanya!Petugas keamanan lalu menatap Catelyn dengan curiga. "Benarkah begitu, Nona?"Catelyn tahu, ia dalam masalah besar jika benar-benar ketahuan dirinya menyelinap masuk ke acara ini.Tanpa berpikir panjang, ia spontan berbalik dan melarikan diri."Nona, berhenti!" seru petugas keamanan.Namun Catelyn sudah lebih dulu menerobos kerumunan, berlari keluar dari ballroom dengan napas memburu.Ia tidak bisa tertangkap.Tidak malam ini.Catelyn terus berlari serampangan, tidak tahu ke mana arah tujuannya.Jantungnya berdentum kencang, napasnya tersengal-sengal. Sekilas, ia menoleh ke belakang—lebih dari satu petugas keamanan kini mengejarnya.Tidak. Ia tidak boleh tertangkap. Jika itu terjadi, hidupnya akan semakin hancur.Ia tahu, ia akan berakhir di penjara jika sampai mereka berhasil menangkap dirinya. Hidupnya sudah buruk saat ini, ia tidak bisa menambahkan hal lain dalam daftar.Di sepanjang koridor, Catelyn menerobos lorong

    Last Updated : 2025-02-10

Latest chapter

  • Di Balik Kemudi Sang Pemegang Kendali   BAB 136 : Waspada Saingan

    Langit telah sepenuhnya meredup saat SUV hitam mewah kembali melaju meninggalkan pelataran Maple Ridge Inn.Daun-daun maple yang gugur membentuk pola acak di sepanjang bahu jalan, dan lampu jalan mulai menyala satu per satu, menambah kesan melankolis pada perjalanan malam itu.Di dalam mobil, keheningan kembali menyelimuti.Ethan duduk di sisi kiri kursi belakang, ia kini mengenakan mantel wol abu tua yang membalut sempurna tubuh tegapnya, dipadukan dengan sweter rajut berwarna kelabu dan celana hitam yang rapi namun santai. Syal tipis melingkar lembut di lehernya, seolah menjadi sentuhan akhir dari gaya yang kasual namun tetap berkelas.Rambut hitamnya disisir rapi ke belakang, menyisakan beberapa helai yang jatuh alami, memberi kesan tak sengaja namun tetap memikat.Catelyn duduk di sebelahnya, wajah menoleh ke jendela.Ia berusaha tidak berbicara, tidak menatap, bahkan tidak menarik napas terlalu keras.Seolah diamnya adalah tameng terakhir yang ia miliki untuk menjaga batas antara

  • Di Balik Kemudi Sang Pemegang Kendali   BAB 135 : Sialnya, Dia Tahu

    Deru mesin SUV hitam mewah itu teredam lembut saat melaju menuju Basalt.Langit senja memancarkan semburat keemasan yang mulai memudar, meninggalkan nuansa temaram yang syahdu di balik kaca jendela.Di dalam mobil, suasana masih diliputi keheningan.Catelyn duduk di sisi kanan, memandang lurus ke luar jendela tanpa sepatah kata.Wajahnya datar, namun jelas ada guratan canggung yang berusaha ia sembunyikan. Tangannya bertaut erat di pangkuan, dan bibirnya sedikit mengerucut dalam ekspresi tak ramah.Ethan, duduk di sampingnya, menyandarkan punggung ke jok dengan pandangan sesekali mencuri lirikan ke arahnya.Ada kerinduan yang mendalam dalam tatapan birunya—seperti lelaki yang telah lama tersesat dan akhirnya menemukan rumahnya kembali. Namun, rumah itu kini bersikap dingin dan tertutup.“Antarkan aku ke hotel. Masih ada barang-barangku di sana,” gumam Catelyn akhirnya, tanpa menoleh.“Okay,” jawab

  • Di Balik Kemudi Sang Pemegang Kendali   BAB 134 : Mengantarnya Ke Basalt

    Ethan turun dari mobil, menghirup udara dingin yang khas dari Aspen.Matanya menyapu sekitar, mencari sosok yang sudah berhari-hari menghilang dari jangkauannya.Ponselnya bergetar di saku jas, dan begitu ia mengangkatnya, suara Cole Reid, asisten pribadinya, terdengar di seberang.“Ya, aku sudah sampai,” ujar Ethan sambil menutup pintu mobilnya dan melangkah lebih dekat ke trotoar.Ia telah menyusul Catelyn hingga ke pasar seni di Aspen―mengikuti petunjuk dari petugas penginapan, bahwa Catelyn akan menuju pasar seni.Di seberang telepon, Cole kembali bertanya, ‘Sir, apakah file data tentang anggota keluarga Nona Catelyn Adams sudah diterima?’Ethan yang tengah fokus mencari gadis yang ia rindukan itu di kerumunan pasar seni hanya menjawab asal, “Sudah.”Padahal kenyataannya, ia belum sempat membuka file yang dikirim Cole ke email-nya.Cole, yang sudah terbiasa dengan jawaban singkat atasannya, tertawa kecil sebelum berkata, ‘Selamat berjuang, Sir. Pastikan Anda mengambil hati keluarga

  • Di Balik Kemudi Sang Pemegang Kendali   BAB 133 : Dipenuhi Kecemburuan

    Dua jam sebelumnya.Suara baling-baling helikopter menggeram di udara, mengguncang dedaunan musim gugur yang berserakan di lapangan kosong di pinggiran kota Basalt.Lapangan itu, dulunya hanyalah tanah lapang biasa, kini telah disulap menjadi titik pendaratan darurat untuk keperluan khusus — cukup luas dan berjarak aman dari pemukiman warga.Ethan Wayne melompat turun dari pintu helikopter yang masih berputar, mantel panjangnya berkibar tertiup angin keras.Kacamata hitam membingkai mata birunya yang menawan, menyapu pemandangan sekeliling dengan ketelitian bawaan seorang pria yang terbiasa mengendalikan situasi.Sepatu bot kulitnya menghantam tanah berumput yang mulai menguning, sementara Rodney, Axel, dan dua pengawal lainnya bergegas mengikuti di belakang.Begitu helikopter terangkat kembali ke udara, suara bising mereda, digantikan oleh desiran angin dan keheningan kota kecil yang masih mempertahankan aroma khas musim gugur: tanah lembap, kayu basah, dan udara dingin yang menampar

  • Di Balik Kemudi Sang Pemegang Kendali   BAB 132 : Pria Paling Bodoh

    Basalt terasa semakin asing, seakan semua jejak masa lalunya telah terhapus dan berganti wajah.Ia tahu, saat ini ia tak bisa kembali ke rumah keluarganya yang kosong. Semua orang di sana sedang bekerja.Ia harus mencari tempat berlindung, sebelum ia memastikan keluarganya benar-benar menerimanya kembali.Setelah berjalan beberapa blok, ia menemukan sebuah hotel kecil bertingkat dua, Maple Ridge Inn, dengan papan nama bergaya rustic tergantung di atas pintu.Tanpa banyak berpikir, Catelyn melangkah masuk dan memesan kamar untuk satu malam.Begitu masuk ke kamarnya — ruang mungil dengan satu tempat tidur, sebuah meja kayu, dan jendela kecil menghadap ke jalanan kota — Catelyn meletakkan travel bag-nya di sudut.Ia duduk di sisi tempat tidur, membuka tas selempang cokelatnya dengan perlahan. Dari sela-sela buku lusuh yang ia bawa, ia menarik keluar selembar foto.Foto usang itu hampir pudar warnanya, namun wajah-wajah di dalamnya masih jelas.Catelyn mengusap permukaan foto dengan ibu ja

  • Di Balik Kemudi Sang Pemegang Kendali   BAB 131 : Mencari

    “Yatim piatu sejak kecil….? Putus hubungan dengan keluarganya di Basalt? Membiayai hidup dirinya dan juga si pecundang itu, selama di Denver?”Interior mobil Rolls-Royce Phantom itu terasa hening mencekam.Di balik kaca film gelap, dunia luar tampak kabur, seakan tak penting dibandingkan badai yang kini berkecamuk di dalam kendaraan mewah itu.Ethan Wayne duduk membeku di kursi belakang, satu tangan mengepal di atas pahanya, rahangnya mengeras seperti terukir dari batu.Mata ramahnya menjadi tajam menatap kosong ke depan, namun kilatan amarah dan penyesalan menggelayut jelas di dalam sorot biru itu.Axel duduk di hadapannya, menjaga jarak penuh hormat. Ia menundukkan pandangan, seakan berat untuk menyampaikan apa yang baru saja dilaporkannya.Mobil melaju pelan di sepanjang jalanan utama, namun atmosfer di dalamnya lebih berat dari kabut musim dingin.Ethan membatu.Potongan-potongan cerita yang baru didengarnya dari Axel hasil interogasi pada Nielson, berputar di pikirannya tanpa amp

  • Di Balik Kemudi Sang Pemegang Kendali   BAB 130 : Telah Berubah

    Langit di atas Denver memucat, berat dengan awan kelabu yang menekan suasana seakan dunia enggan bernapas.Di sebuah sudut kumuh di pinggiran kota, area yang lebih pantas disebut tanah buangan daripada lingkungan layak huni, seorang pria muda duduk melamun di trotoar yang retak.Nielson Stokes.Kemejanya lusuh, sobek di beberapa bagian, dan jaket tipisnya tak cukup melindungi dari udara yang membeku.Tangannya memeluk lutut, kepala tertunduk dalam keputusasaan. Sekali-sekali tubuhnya bergidik, bukan hanya karena udara dingin, melainkan juga bayangan kelam yang menghantui pikirannya.Ia memejamkan mata, membiarkan pikirannya menari di atas tumpukan penyesalan.Segalanya hilang.Dalam sekejap mata.Pekerjaannya di ADG, reputasinya, bahkan aksesnya untuk melamar dan bekerja ke perusahaan-perusahaan lainnya di Denver, diblokir—semuanya sirna, musnah tak bersisa.Ibunya, satu-satunya keluarga yang ikut tinggal dengannya di Denver telah kembali ke Basalt, setelah terlilit utang besar akibat

  • Di Balik Kemudi Sang Pemegang Kendali   BAB 129 : Mulai Dari Dia

    Hujan rintik-rintik menyapu jalanan beraspal saat bus terakhir dari Denver melambat di depan halte kecil di West Glenwood.Catelyn melangkah turun, sepatunya menyentuh genangan air dingin yang memantulkan cahaya samar dari lampu jalan.Udara malam menusuk tulang, membawa aroma tanah basah dan nostalgia yang tak diundang.Catelyn menarik kerah mantel abu-abu pudar-nya, memeluk dirinya sendiri seraya menatap sekeliling—kota kecil ini terasa asing meski hanya berjarak beberapa mil dari kampung halamannya, Basalt.Di kejauhan, halte bus RFTA menuju Basalt tampak lengang, sunyi di bawah siraman hujan tipis.Bus berikutnya baru akan datang satu jam lagi, namun hatinya tak kunjung bulat untuk melanjutkan perjalanan.Dadanya terasa berat, dipenuhi ketakutan yang mencengkeram dan rasa malu yang membakar pipinya—kenangan pahit tentang keputusan bodohnya bertahun lalu kembali menghantui.Dengan langkah ragu, Catelyn menyeret travel bag-nya yang beroda, menyusuri trotoar basah, mencari tanda kehid

  • Di Balik Kemudi Sang Pemegang Kendali   BAB 128 : Obrolan Ringan Yang Berat

    Di dalam ruang perpustakaan megah mansion James Wayne, suasana terasa hangat dan santai.Aroma kayu mahoni bercampur dengan wangi anggur merah yang dituangkan ke dalam gelas kristal mewah.Sofa kulit berwarna cokelat gelap dengan jahitan yang rapi menjadi tempat Ethan Wayne dan Arion Ellworth duduk. Cahaya redup dari lampu gantung bergaya vintage menciptakan suasana intim, sempurna untuk percakapan mendalam di malam yang tenang.Arion duduk dengan postur yang tenang namun penuh wibawa. Rambut hitamnya tertata sempurna, dan iris matanya yang kelabu terlihat tajam meskipun sorotnya datar.Ethan, yang duduk di seberangnya, tampak lebih santai, dengan senyum kecil menghiasi wajah tampannya. Rambut kecokelatannya tampak sedikit acak-acakan, kontras dengan matanya yang biru cemerlang, memancarkan kehangatan yang menjadi ciri khasnya.Keduanya menikmati segelas wine yang dituangkan dari botol terbaik di koleksi James Wayne.Ethan, dengan ekspresi ramah―yang saat ini bercampur muram, berbicar

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status