Matahari mulai condong ke barat, menyisakan semburat jingga di langit saat Zhao Xueyan dan rombongannya mengikuti pasangan yang mereka selamatkan menuju kediaman mereka.Di atas kudanya, pria yang terluka namun masih berusaha tegak, menoleh ke arah Zhao Xueyan dan yang lainnya. "Kami sangat berterima kasih atas bantuan kalian. Namaku Gu Nam, dan ini istriku, Gu Liu."Gu Liu yang duduk di pelana kuda bersama anak kecil di pangkuannya, tersenyum lembut meskipun wajahnya masih menyiratkan kelelahan. "Dan ini putra kami, Gu Shi."Zhao Xueyan melirik bocah kecil itu, yang masih memeluk ibunya erat. Tatapannya penuh rasa ingin tahu, tapi tidak lagi setakut sebelumnya.Zhao Xueyan sedikit mengangguk. "Zhao Xueyan," katanya memperkenalkan diri. Lalu ia menoleh ke ketiga orang di belakangnya. "Ini Tian Ming, Wu Liang, dan Niuniu."Wu Liang yang selalu santai melambai kecil. "Kalian bisa memanggilku Wu Liang. Beliau ini," katanya sambil menunjuk Tian Ming. "Dia adalah majikan saya, seorang Tuan
Dua hari telah berlalu sejak Zhao Xueyan melakukan pemeriksaan awal pada Gu Shi. Hari ini, ia akhirnya siap untuk melakukan operasi yang akan mengubah hidup anak itu.Di depan kamar yang telah disiapkan untuk operasi, Zhao Xueyan berdiri tegap, menatap semua orang dengan tatapan serius. "Mulai sekarang, tidak ada yang boleh masuk ke kamar ini selain Niuniu," ucapnya tegas.Gu Liu tampak cemas, tetapi dia tidak berani membantah. "Tapi … apakah Gu Shi akan baik-baik saja?"Zhao Xueyan mengangguk. "Aku sudah memastikan semuanya. Kalian hanya perlu menunggu di luar."Gu Nam menggenggam tangan istrinya, mencoba menenangkannya. "Kita harus percaya pada Tuan Muda Zhao."Sementara itu, Wu Liang dan Tian Ming berdiri di samping, mengamati situasi. Wu Liang bersedekap, matanya berbinar penuh rasa ingin tahu. "Kenapa hanya Niuniu yang boleh masuk?" tanyanya sambil melirik Zhao Xueyan dengan penuh minat.Zhao Xueyan hanya menatap sekilas ke arahnya. "Karena dia satu-satunya yang bisa aku percaya
Begitu Zhao Xueyan dan Niuniu keluar dari ruang dimensi, mereka muncul kembali di kamar yang sama dengan Gu Shi dalam keadaan tertidur lelap. Mereka telah berganti baju kembali dengan memakai hanfu sederhana. Zhao Xueyan dan Niuniu dengan hati-hati meletakkan bocah itu di tempat tidur. Wajah kecilnya tampak lebih tenang, bibirnya yang sebelumnya sumbing kini telah diperbaiki dengan sempurna.Niuniu menghela napas dan meregangkan tubuhnya. "Meski waktu di ruang dimensi berjalan berbeda, rasanya tetap saja melelahkan, ya, Nona?" katanya dengan nada bercanda, tapi matanya masih berbinar penuh kekaguman.Zhao Xueyan duduk di sisi tempat tidur, menatap Gu Shi sejenak. "Itu wajar. Bagaimanapun, operasi ini tetap membutuhkan ketelitian."Niuniu mengangguk. "Aku tidak sabar melihat reaksi ibunya nanti!"Zhao Xueyan hanya tersenyum tipis. Dia tahu, bagi Gu Liu dan Gu Nam, ini bukan sekadar perubahan fisik bagi anak mereka—ini adalah harapan baru untuk masa depan Gu Shi.Setelah memastikan sem
Keesokan paginya, suasana di kediaman Gu Liu dipenuhi ketegangan bercampur harapan. Gu Liu dan Gu Nam duduk di sisi tempat tidur Gu Shi, menunggu dengan cemas saat anak mereka mulai menggeliat dalam tidurnya.Saat kelopak mata Gu Shi perlahan terbuka, bocah itu mengerjapkan matanya beberapa kali sebelum menoleh ke arah orang tuanya. "Ayah ... Ibu ...." suaranya masih lemah, tapi jelas.Gu Liu dan Gu Nam langsung menegang. Namun, saat mereka melihat wajah putra mereka dengan lebih jelas, mata mereka melebar.Gu Liu menutup mulutnya dengan tangan gemetar, sementara Gu Nam bahkan terhuyung ke belakang karena syok. Bibir sumbing yang selama ini mereka anggap sebagai "kutukan" sudah tidak ada lagi."Wuahh ... Shi'er ....!" Gu Liu langsung memeluk anaknya dengan air mata bercucuran. "Ini ... ini nyata?!"Gu Nam tak bisa berkata-kata. Dia hanya bisa memandangi putranya dengan tak percaya, tangannya terangkat seolah ingin memastikan bahwa ini bukan mimpi.Melihat reaksi kedua orang tua itu, T
Setelah berjam-jam menunggangi kuda, Zhao Xueyan dan ketiganya akhirnya tiba di sebuah pelabuhan yang cukup ramai. Suara ombak berdebur lembut di dermaga, bercampur dengan suara para nelayan yang sibuk menurunkan hasil tangkapan mereka. Para pedagang berteriak menawarkan barang dagangan, sementara para pelancong berlalu-lalang dengan berbagai tujuan.Wu Liang meregangkan tubuhnya begitu turun dari kuda. "Akhirnya kita sampai! Aku hampir lupa bagaimana rasanya berjalan di tanah setelah sekian lama di atas kuda," keluhnya.Niuniu tertawa kecil. "Itu karena kau terlalu malas untuk berjalan. Kau lebih suka duduk santai di atas pelana!"Sementara itu, Tian Ming menatap laut lepas dengan ekspresi tenang, namun dalam pikirannya, ia tengah memikirkan banyak hal. Perjalanan mereka belum selesai, dan ia tahu bahwa di pulau seberang, tantangan baru pasti menanti.Zhao Xueyan turun dari kudanya dan mengamati sekitar. "Kita harus mencari kapal yang bisa membawa kita ke pulau seberang," katanya sin
Malam di lautan terasa tenang. Hanya suara ombak yang bergulung lembut di bawah kapal, berpadu dengan angin malam yang membawa kesejukan. Zhao Xueyan berdiri di tepi dek, menatap lautan luas yang tampak gelap namun berkilauan oleh pantulan cahaya bulan. Pikirannya melayang jauh, memikirkan perjalanan mereka ke depan.Langkah kaki yang ringan terdengar mendekat. Tian Ming.Pria itu berhenti di samping Zhao Xueyan, ikut menatap lautan tanpa berkata apa-apa untuk beberapa saat. Keheningan yang tercipta bukanlah sesuatu yang canggung, melainkan menenangkan."Apa kau tidak bisa tidur?" Tian Ming akhirnya bertanya, suaranya tenang namun sarat dengan perhatian.Zhao Xueyan tidak langsung menjawab. Matanya tetap terarah ke cakrawala sebelum akhirnya dia membuka suara, "Aku hanya ingin melihat lautan. Tenang sekali ... namun di balik ketenangan ini, pasti ada arus besar yang tersembunyi di dalamnya."Tian Ming melirik sekilas ke arah Zhao Xueyan. "Seperti dirimu?" tanyanya.Zhao Xueyan tertawa
Setelah pertarungan berakhir, Tian Ming menyarungkan pedangnya dengan ekspresi tetap tenang, tapi matanya penuh kewaspadaan. Dia melirik Zhao Xueyan yang juga baru saja membersihkan pedangnya dari sisa darah para penyerang."Apa kau sudah tahu siapa dalangnya?" Tian Ming bertanya, suaranya terdengar rendah namun tajam.Zhao Xueyan menghela napas sambil melipat lengannya. “Benar. Aku sudah tahu.”Tian Ming menajamkan pandangannya. “Siapa?”Zhao Xueyan menoleh ke arahnya, sudut bibirnya melengkung sinis. “Nona bangsawan yang tadi siang menabrakku.”Mata Tian Ming menyipit. Dia langsung mengingat gadis itu—seorang wanita muda berbusana mewah yang angkuh, yang tanpa malu-malu menyalahkan Zhao Xueyan meski jelas-jelas dia yang menabraknya lebih dulu."Hmph. Jadi dia bukan sekadar wanita manja, tapi juga cukup kejam untuk mengirim pembunuh." Tian Ming berkomentar sambil menyandarkan tubuhnya ke pagar kapal.Zhao Xueyan mengangguk. "Aku sudah curiga sejak awal. Saat dia menabrakku, aku bisa
Malam hari di atas kapal terasa begitu sunyi. Angin laut bertiup lembut, hanya suara ombak yang berdebur menabrak lambung kapal. Zhao Xueyan bergerak dengan lincah, langkahnya senyap seperti bayangan.Zhao Xueyan menyusuri lorong kapal, melewati beberapa kamar sebelum akhirnya berhenti di depan satu pintu. Kamar Li Yun.Gadis bangsawan itu memang harus diberi pelajaran.Tanpa ragu, Zhao Xueyan membuka pintu dengan teknik khusus yang ia pelajari di masa lalu. Ceklek. Pintu terbuka tanpa suara, memperlihatkan Li Yun yang sedang terlelap di tempat tidurnya.Zhao Xueyan melangkah masuk, menutup pintu kembali, lalu menatap dingin gadis yang tengah tidur tanpa rasa bersalah itu.“Orang seperti ini ... terlalu dimanjakan oleh statusnya.” Zhao Xueyan berbisik dalam hati.Tanpa membuang waktu, ia meletakkan dua jari di antara alis Li Yun. Energi dalam tubuh Zhao Xueyan berputar, mengalir ke dalam tubuh gadis itu, memutuskan beberapa jalur meridian dan mengganggu aliran qi-nya.Li Yun menggelia
Dalam sekejap, salah satu monster menerjang Zhao Xueyan dengan kecepatan mengerikan.Sreek! Cakarnya yang hitam tajam melesat dan mengenai bahu Zhao Xueyan, menyebabkan goresan membiru di kulitnya. Aura hitam dari cakaran itu berdesir, menyebarkan racun yang seharusnya melumpuhkan siapa pun yang terkena.Wu Liang yang melihat itu langsung berseru, "Nona Zhao, hati-hati!"Namun, Zhao Xueyan tetap berdiri tegap. Dia melirik luka di bahunya sejenak, lalu menghela napas ringan."Ternyata cakarmu beracun … tapi sayangnya, itu tidak berpengaruh padaku," ucap Zhao Xueyan dengan nada datar.Ketiga monster itu membelalakkan mata mereka. Mereka terkejut."Bagaimana mungkin?! Racun ini bisa membunuh siapa pun dalam hitungan detik!" salah satu dari mereka menggeram.Zhao Xueyan hanya tersenyum tipis. "Sayangnya, aku sudah kebal terhadap racun sejak lama."Wu Liang yang mendengar itu menghela napas lega, tapi segera kembali waspada. Dia tidak memiliki ketahanan racun seperti Zhao Xueyan.Zhao Xue
Pertempuran kembali memanas. Kali ini Zhao Xueyan tidak memberi kesempatan sedikit pun. Gerakannya semakin cepat, bagaikan bayangan yang sulit diikuti. Pedangnya berkilauan di bawah sinar bulan, setiap tebasannya meninggalkan jejak emas di udara.Sementara tangan kirinya dengan cekatan mengayunkan sesuatu—jarum beracun!Swiish! Swiish!Dua pria berjubah hitam yang berada di barisan belakang tersentak. Wajah mereka seketika berubah pucat, tubuh mereka mengejang sebelum akhirnya membakar diri sendiri menjadi abu!"Apa-apaan ini?!" salah satu pria berjubah hitam tersentak mundur, matanya melebar ketakutan."Jarum itu ... racun macam apa yang kau gunakan?!" pria lainnya berteriak panik.Zhao Xueyan tetap tenang. Matanya yang tajam hanya memancarkan ketenangan dan dominasi. "Jika kalian takut, mengapa masih di sini?" katanya dingin, sebelum kembali melesat ke depan.Wu Liang, yang sudah terbiasa bertempur bertahun-tahun, tak bisa menahan decak kagumnya. Dantian unik milik Zhao Xueyan memb
Malam yang tadinya sunyi kini berubah menjadi arena pertempuran yang penuh kilatan cahaya. Keenam pria berjubah hitam mengepung Zhao Xueyan dan Wu Liang, mata mereka memancarkan niat membunuh yang jelas.Udara dipenuhi tekanan dari energi Qi yang bertabrakan.Siuutt! Clang! Boom!Suara pedang beradu menggema di udara. Cahaya emas dari serangan Zhao Xueyan bertabrakan dengan energi hitam pekat milik para kultivator kegelapan.Wu Liang, dengan Qi ungu miliknya, bergerak cepat menahan serangan dua pria yang menyerangnya secara bersamaan.Di sisi lain, sepuluh anak-anak yang diselamatkan tetap berada di dalam formasi perlindungan, tak bergerak sedikit pun. Zhao Xueyan telah memperkuat formasi itu, memastikan mereka aman.Namun, keenam pria berjubah hitam itu tak menyerah."Kau pikir formasi itu bisa melindungi mereka selamanya?" salah satu pria berjubah hitam tertawa dingin.Wu Liang mendengus. "Kau bisa coba menembusnya kalau punya nyali."Zhao Xueyan melompat ke udara, pedangnya bersi
Niuniu baru saja melangkah keluar dari rumah sederhana itu ketika tiba-tiba beberapa pria menghadangnya. Mereka mengenakan pakaian khas warga desa, tetapi ada sesuatu yang gelap dan mencurigakan dalam tatapan mereka.Di antara mereka, seorang pria tua dengan janggut putih berdiri paling depan—kepala desa. Di sampingnya, beberapa pria lain yang tampaknya adalah kepala keluarga."Malam-malam begini, kau mau ke mana?" suara kepala desa terdengar dalam, penuh kecurigaan.Niuniu menundukkan kepalanya sedikit, berusaha mempertahankan penyamarannya sebagai seorang pemuda."Aku hanya ingin mencari udara segar," jawab Niuniu dengan nada datar, mencoba terdengar santai.Para warga saling berpandangan."Udara segar?" salah satu pria mengulang kata-katanya, seolah tidak percaya.Kepala desa menatapnya lama sebelum akhirnya mengangguk. "Kembali ke rumah, malam di desa ini tidak aman."Niuniu menghela napas lega dalam hati dan berbalik untuk kembali ke rumah.Namun—Siuutt!Sebuah serangan melesat
Wu Liang mengatur napasnya, matanya tajam mengamati setiap pergerakan lawan. Dia tahu bahwa musuh tidak akan bertarung dengan cara yang adil—mereka akan menyerang titik terlemah.Benar saja.Salah satu pria berjubah hitam tiba-tiba bergerak dengan kecepatan tinggi, melesat melewati Wu Liang dengan niat yang jelas—menyerang anak-anak yang ketakutan di belakangnya."Licik!" Wu Liang menggeram, matanya berkilat marah.Namun, sebagai tangan kanan Kaisar Tian Ming, Wu Liang bukanlah petarung biasa. Dalam sepersekian detik, dia sudah membaca pola pergerakan musuh.Dengan gesit, Wu Liang memutar pedangnya dan menebaskan serangan cepat ke arah pria berjubah hitam itu. Serangan itu tidak mengenai langsung, tetapi cukup untuk memaksa musuh melompat mundur, menjauh dari anak-anak."Kau tidak akan menyentuh mereka," suara Wu Liang terdengar dingin dan tegas.Namun, Wu Liang tahu situasi ini tidak menguntungkannya.Wu Liang segera merapalkan teknik pertahanan sederhana, menarik energi spiritual ke
Zhao Xueyan melesat dengan kecepatan tinggi, tubuhnya ringan saat ia melompat dari satu dahan ke dahan lain. Angin malam menerpa wajahnya, tetapi pikirannya hanya fokus pada satu hal—Wu Liang dan anak-anak yang harus segera diselamatkan.Di sampingnya, Bai Long, sang naga hitam, melayang di udara dalam bentuk roh, matanya yang tajam menatap ke depan."Kita sudah dekat," kata Bai Long dengan suara dalam.Zhao Xueyan tidak menjawab, tetapi tatapannya semakin dingin."Tempat ini … auranya berbeda. Terlalu sunyi, terlalu mencekam," lanjut Bai Long, suaranya terdengar lebih waspada. "Bukan hanya kultivator hitam yang ada di sini, tapi sesuatu yang lebih gelap. Desa ini tidak terdeteksi oleh Kekaisaran Tianyang bukan tanpa alasan."Zhao Xueyan melirik ke bawah. Dari kejauhan, ia bisa melihat bayangan rumah-rumah tua dengan cahaya lentera redup yang bergoyang tertiup angin. Desa Yingshi memang jauh lebih besar dibanding desa lain, tetapi tidak ada kehidupan yang terasa di dalamnya.Udara din
Wu Liang menyapu pandangannya ke arah anak-anak yang kini bebas dari ikatan. Meski tubuh mereka masih gemetar ketakutan, mereka semua mengangguk patuh saat Wu Liang memberi isyarat untuk segera pergi."Jalan pelan-pelan, tetap diam," bisiknya tegas.Anak-anak itu mengikuti perintahnya, berjalan dalam keheningan, hanya suara napas mereka yang terdengar samar di udara malam yang dingin. Salah satu dari mereka, seorang anak laki-laki kecil dengan tubuh paling lemah, tidak mampu berdiri tegak. “Apa kau tidak mampu berjalan?” tanya Wu Liang yang diangguki oleh anak tersebut. Wu Liang tak berpikir dua kali—ia segera menggendong anak itu, membiarkan kepalanya bersandar di bahunya. “Ayo kita keluar! Hati-hati dengan langkah kalian,” bisik Wu Liang yang dipatuhi oleh anak-anak tersebut. Kini Wu Liang membantu anak-anak itu satu persatu untuk keluar dari rumah kayu tersebut dengan hati. “Ayo! Ikuti langkahku,” kata Wu Liang dengan sabar. Mereka bergerak perlahan di antara bayangan pepoho
Ruangan itu sunyi, hanya terdengar suara napas tenang dari wanita yang terbaring lemah di atas dipan tua. Niuniu dengan hati-hati meraih kain bersih, bersiap untuk menggantikan pakaian lusuh yang masih melekat pada tubuh wanita itu. Namun, sebelum tangannya menyentuh kain tersebut, mata wanita itu terbuka tiba-tiba.Tatapan waspada langsung tertuju pada Niuniu, sorot matanya mencerminkan ketakutan dan kewaspadaan yang mendalam. Dengan gerakan refleks, wanita itu berusaha mundur, meski tubuhnya masih lemah."Siapa kau?" suara seraknya bergetar, menunjukkan betapa ketakutan dan bingungnya dia.Niuniu buru-buru mengangkat kedua tangannya, mencoba menenangkan."Jangan takut! Aku bukan musuhmu!" katanya cepat. "Aku Niuniu, pelayan dari Nona Zhao Xueyan. Nona yang menolongmu tadi."Mata wanita itu menyipit, masih belum sepenuhnya percaya. Namun, tiba-tiba, sesuatu dalam ingatannya terlintas. Sosok Zhao Xueyan bersama seorang gadis pelayan kecil—Ya, dia pernah melihat mereka berdua sebelumny
Zhao Xueyan berhasil kembali ke rumah sederhana tempat dirinya menginap bersama kedua rekannya. Niuniu menatap Zhao Xueyan dengan wajah cemas saat sang nona tiba di rumah sederhana tempat mereka menginap."Nona! Syukurlah, Anda kembali!" seru Niuniu.Zhao Xueyan tersenyum tipis, menepuk pelan kepala pelayannya yang setia. "Aku baik-baik saja, Niuniu. Tidak perlu cemas.” Zhao Xueyan mengangkat tangannya, mengeluarkan seorang wanita dari dalam ruang dimensinya. Wanita itu tampak pingsan.Niuniu terkejut. "Siapa dia, Nona? Apa yang terjadi padanya?""Aku menemukannya di dalam gua," jawab Zhao Xueyan. "Dia butuh bantuan kita. Sebelum itu ganti pakaiannya yang lebih layak, dan beri dia makanan. Aku sudah mengobati luka-lukanya tadi,” kata Zhao Xueyan datar. Sebelum keluar dari gua, Zhao Xueyan memang mengobati luka wanita yang ditolongnya. Tak lupa Zhao Xueyan mencampurkan obat tidur agar wanita itu bisa tidur dan dimasukkan ke ruang dimensi. “Baik Nona!” Zhao Xueyan melirik sekelilin