Malam hari di atas kapal terasa begitu sunyi. Angin laut bertiup lembut, hanya suara ombak yang berdebur menabrak lambung kapal. Zhao Xueyan bergerak dengan lincah, langkahnya senyap seperti bayangan.Zhao Xueyan menyusuri lorong kapal, melewati beberapa kamar sebelum akhirnya berhenti di depan satu pintu. Kamar Li Yun.Gadis bangsawan itu memang harus diberi pelajaran.Tanpa ragu, Zhao Xueyan membuka pintu dengan teknik khusus yang ia pelajari di masa lalu. Ceklek. Pintu terbuka tanpa suara, memperlihatkan Li Yun yang sedang terlelap di tempat tidurnya.Zhao Xueyan melangkah masuk, menutup pintu kembali, lalu menatap dingin gadis yang tengah tidur tanpa rasa bersalah itu.“Orang seperti ini ... terlalu dimanjakan oleh statusnya.” Zhao Xueyan berbisik dalam hati.Tanpa membuang waktu, ia meletakkan dua jari di antara alis Li Yun. Energi dalam tubuh Zhao Xueyan berputar, mengalir ke dalam tubuh gadis itu, memutuskan beberapa jalur meridian dan mengganggu aliran qi-nya.Li Yun menggelia
Pagi yang seharusnya tenang di atas kapal tiba-tiba diguncang oleh suara jeritan melengking dari salah satu kamar."Tidak! Ini tidak mungkin! Kultivasiku ... Kenapa pencapaian kultivasiku menurun?!”Li Yun terduduk di tempat tidurnya, wajahnya pucat pasi, tangannya gemetar saat merasakan aliran qi dalam tubuhnya yang jauh lebih lemah dibanding sebelumnya. Tingkat menengah ke-2 yang ia banggakan telah runtuh menjadi tingkat dasar 1.Di sekelilingnya, para pelayan dan pengawalnya terkejut bukan main."Nona! Apa yang terjadi?!" salah seorang pelayan mendekat dengan panik."Jangan-jangan ada yang melakukan sesuatu pada Anda semalam?" salah satu pengawal berspekulasi, ekspresinya serius.Li Yun menggigit bibirnya, wajahnya memucat semakin parah. Dia tidak ingat apa pun yang terjadi semalam. Dia hanya tidur seperti biasa, lalu ketika bangun, kultivasinya hancur begitu saja."Ini tidak mungkin ... tidak mungkin!" Li Yun berteriak histeris, amarah dan ketakutan bercampur menjadi satu.Pengawa
Setelah insiden pagi tadi, suasana di kapal kembali tenang—setidaknya bagi para penumpang lain. Namun, di dalam kamarnya, Li Yun masih meratap frustasi. Dia tidak bisa menerima kenyataan bahwa kultivasinya menurun secara misterius.Sementara itu, di luar, kapal terus melaju di tengah laut luas. Langit yang semula cerah tiba-tiba berubah muram. Angin mulai berhembus lebih kencang, mengibarkan layar kapal dengan keras."Kenapa anginnya tiba-tiba sekuat ini?" Salah satu awak kapal berseru, matanya menatap langit yang mulai menghitam.Petir bergemuruh. Suara ledakannya menggema di lautan, membuat beberapa penumpang tersentak kaget.Gelombang laut mulai bergulung lebih tinggi, membuat kapal sedikit bergoyang.Beberapa penumpang yang peka terhadap energi spiritual mulai merasakan sesuatu yang tidak beres. Qi di sekitar mereka terasa kacau.Zhao Xueyan, yang sedang duduk santai di dek bersama Tian Ming, Wu Liang, dan Niuniu, membuka matanya perlahan. Tatapannya menajam, merasakan ada sesuatu
Tian Ming melesat ke udara dengan kecepatan luar biasa, pedangnya berpendar emas, siap menebas naga hitam yang baru saja menelan Zhao Xueyan. Namun— ‘Berhenti, Tuan!’ Tiba-tiba, suara bergema di dalam pikirannya. Suara yang dalam dan penuh kewibawaan. Naga putih. Makhluk roh kuno yang selama ini terkunci dalam kesadarannya, yang hanya berbicara di saat-saat genting. Tian Ming mengerutkan dahi, tapi tidak menghentikan serangannya. ‘Aku tidak peduli! Dia sudah menelan Zhao Xueyan!’ teriak Tian Ming dalam pikirannya. ‘Dia tidak akan menyakitinya.’ Tubuh Tian Ming berhenti di udara. Matanya membelalak. ‘Apa maksudmu?!’ Tian Ming masih tidak mengerti apa yang diucapkan sang naga putih. ‘Naga hitam itu tidak akan’ membunuhnya.’ Suara naga putih terdengar mantap. ‘“Sebaliknya … dia justru membawanya ke tempat yang seharusnya.’ Tian Ming terdiam. Tangannya yang menggenggam pedang bergetar. Zhao Xueyan masih hidup? ‘Percayalah, Tuan. Jika kau menyerangnya, kau justru akan merusak
Zhao Xueyan membuka matanya. Pupil keemasannya membesar, menyesuaikan diri dengan cahaya redup di sekelilingnya.Zhao Xueyan segera bangkit, tubuhnya masih terasa baik-baik saja. Namun, apa ini?Tempat ini … bukan seperti yang dia bayangkan dari dalam tubuh seekor naga. Tidak ada lendir, tidak ada bau busuk.Sebaliknya, dia berdiri di atas tanah kering yang keras, dindingnya seperti bebatuan halus yang bercahaya samar."Seperti … goa?" gumamnya, kening berkerut.Lalu ingatan kembali menyerangnya—naga hitam itu muncul dari laut, lalu menelannya hidup-hidup.Tangannya langsung meraba tubuhnya sendiri, memastikan bahwa ia benar-benar masih utuh. Tidak ada luka, tidak ada darah. Dia menatap ke atas. Langit-langit goa ini berkelap-kelip seperti ada bintang yang tersembunyi di sana.Ini jelas bukan tempat biasa."Aku … masih hidup dan tubuhku masih utuh?"Zhao Xueyan menyusuri tempat itu dengan langkah hati-hati. Goa ini luas, lebih seperti sebuah dunia kecil daripada bagian dalam seekor na
Zhao Xueyan terdiam. Penyeimbang? Apa maksudnya?Namun sebelum dia sempat mencerna kata-kata itu, naga hitam melanjutkan, "Selain itu, kau memiliki benda yang bukan berasal dari dunia ini … gelang giok hijau dimensi yang melekat di pergelangan tanganmu."Jantung Zhao Xueyan berdegup kencang.Tangannya secara refleks terangkat, menyentuh gelang giok hijau yang tersembunyi di balik lengan bajunya. Tak ada seorang pun yang tahu tentang ini. Kecuali, Niuniu orang kepercayaannya. Bahkan di dunia ini, tak ada satu orang pun yang memahami sepenuhnya tentang gelang itu—tentang ruang dimensi yang dia miliki.Namun, naga hitam ini tahu.Zhao Xueyan menatap tajam pria di hadapannya, suaranya nyaris berbisik."Siapa sebenarnya kau .…?"“Aku?” Naga hitam menunjuk dirinya. “Aku naga hitam yang legenda itu. Semuanya telah ditakdirkan.” Zhao Xueyan masih berdiri di tempatnya, matanya yang tajam kini sedikit melembut."Semua telah ditakdirkan?" ulangnya, suaranya nyaris berbisik.Naga hitam itu meng
Niuniu mondar-mandir di dek kapal, wajahnya dipenuhi kecemasan. "Nona belum kembali ... Bagaimana ini? Apa mungkin dia benar-benar ...." ucapnya dengan suara serak.Wu Liang mencoba menenangkannya, meski dalam hatinya dia juga khawatir. "Tenanglah, Niuniu. Nonamu tidak akan semudah itu mati. Kau tahu sendiri betapa kuatnya dia."Niuniu menatap Wu Liang dengan mata memerah. “Aku gagal menjaga nona. Apa yang akan kukatakan pada jenderal Zhao Yun nanti.” Sementara itu, Tian Ming berdiri diam di tepi kapal, kedua tangannya mengepal. Matanya yang tajam menatap laut dengan penuh kegelisahan. Dalam hatinya, ia bertanya-tanya, "Kenapa aku merasa jiwanya masih ada? Seolah ... dia masih hidup?"‘Percayalah, dia tidak akan mati semudah itu.’Tiba-tiba, suara naga putih di pikirannya kembali berbicara. Tian Ming menghela napas, mencoba menguatkan hatinya. Namun, bayangan Zhao Xueyan yang ditelan naga hitam terus terngiang di benaknya."Jika dalam satu hari lagi dia belum kembali ... Aku sendiri
Dengan perlahan, sang naga hitam menurunkan Zhao Xueyan ke dek kapal. Tubuh besar naga itu menciptakan bayangan menakutkan di bawah cahaya matahari, membuat para penumpang semakin ketakutan. Mereka berhamburan menjauh, berpikir bahwa naga itu akan menyerang.Namun, Niuniu, Tian Ming, dan Wu Liang tetap berdiri di tempatnya.Niuniu dengan mata berkaca-kaca segera berlari ke arah Zhao Xueyan. "Nona! Aku pikir kau sudah mati!" ujarnya dengan suara bergetar.Zhao Xueyan tersenyum tipis, "Aku baik-baik saja."Tian Ming berjalan mendekat, menatap Zhao Xueyan dengan tajam. Ada begitu banyak hal yang ingin ditanyakannya, tapi yang keluar dari bibirnya hanya satu kalimat."Kau ... baik-baik saja?"Zhao Xueyan menatap Tian Ming sejenak, lalu mengangguk. "Aku bukan orang yang mudah mati."Wu Liang, yang biasanya santai, bersedekap sambil bersiul. "Hoo! Kau jadi semakin kuat setelah ‘dimakan’ naga. Sepertinya kau benar-benar gadis yang penuh kejutan, ya?"Zhao Xueyan hanya tersenyum samar, tidak
Para pelayan menatap tak berkedip saat Zhao Xueyan duduk di depan cermin bundar, wajahnya yang sudah cantik kini semakin memukau dengan sentuhan riasan sederhana. Rambutnya ditata anggun, sebagian disanggul dengan sisir giok yang diberikan oleh Niuniu, sisanya dibiarkan terurai lembut di bahu.“Nona benar-benar cantik sekali," bisik salah satu pelayan nyaris tanpa suara."Bagai dewi turun dari langit," balas pelayan lainnya, mata berbinar.Namun, suara pelan Zhao Xueyan yang berdehem membuat mereka semua tersadar. Serentak, mereka menundukkan kepala mereka, wajah memerah karena merasa terlalu larut dalam kekaguman.Niuniu yang duduk tak jauh dari tempat tidur hanya terkekeh geli melihat semua itu."Sudah biasa, nona kami memang selalu bikin orang melongo," ujarnya santai.Zhao Xueyan menoleh pelan ke arah Niuniu, lalu menatap salah satu pelayan."Tolong, antar pelayanku untuk beristirahat juga," katanya lembut namun tegas.Pelayan yang ditunjuk terkejut sejenak, lalu buru-buru menundu
Keempatnya berjalan perlahan memasuki istana Tianyang yang megah. Barisan pelayan mengenakan pakaian seragam warna putih bersih berdiri di sepanjang jalan masuk, menunduk dengan penuh hormat. Aroma bunga plum dan rempah khas Yunzhu menguar dari taman-taman kecil yang tertata rapi di sisi jalan.Langkah kaisar Tian Ming begitu mantap, namun tenang. Zhao Xueyan berjalan di sampingnya, mengenakan jubah sederhana berwarna biru gelap, kontras dengan aura tenangnya yang menyembunyikan kecerdasan dan kekuatan. Di belakang mereka, Wu Liang berjalan gagah sementara Niuniu sesekali mengedarkan pandangan dengan kagum, namun tetap menjaga sikap.“Tempat ini benar-benar indah,” gumam Niuniu yang masih didengar oleh Wu Liang. “Kau harus terbiasa dengan tempat ini nanti. Karena, sebentar lagi ….” Wu Liang tidak melanjutkan ucapannya, karena takut dengan Zhao Xueyan. Sebelum mereka mencapai aula dalam istana, sebuah suara langkah yang cepat menggema dari arah dalam. Pintu samping terbuka, dan munc
Langit di atas Benua Yunzhu tampak kelam, namun dua cahaya tajam melintas di antara awan-awan pekat. Satu berasal dari kilauan sisik seekor naga putih megah yang anggun dan bersinar seperti salju di musim semi. Satu lagi berasal dari naga hitam besar, dengan sayap lebar dan sorot mata tajam seperti malam yang tak berujung.Zhao Xueyan berdiri di atas punggung naga hitamnya, angin meniup rambutnya ke belakang, wajahnya datar namun matanya memandangi daratan yang makin dekat di bawah mereka — Kekaisaran Tianyang, jantung Benua Yunzhu.Tak jauh darinya, di atas naga putih, Kaisar Tian Ming menoleh dan tersenyum kecil melihat Zhao Xueyan menatap kagum ke arah naga putih yang ditungganginya.Begitu kaki mereka menyentuh tanah Tianyang dan kedua naga mengepak turun dengan anggun, Zhao Xueyan menghela napas pelan.“Aku tidak menyangka,” ucapnya pelan, menoleh ke arah Tian Ming. “Kalau seorang kaisar sepertimu punya naga putih seagung itu.”Tian Ming melirik padanya, lalu menyunggingkan senyu
Beberapa hari setelah eksekusi hukuman penggal terhadap Selir Yu, Pangeran Kedua Feng Shui, dan para pejabat pengkhianat, suasana di Kekaisaran Heifeng kembali tenang. Bahkan seluruh prajurit yang ikut berkhianat juga telah dihukum. Bahkan mata-mata dari bangsa iblis telah dimusnahkan.Prajurit-prajurit elit milik kaisar Hei Zhang berpencar dan benar-benar dilakukan pembersihan besar-besaran. Angin musim semi bertiup lembut, membawa aroma bunga dari taman istana. Burung-burung kembali bernyanyi, seolah menyambut babak baru dalam sejarah Kekaisaran.Di pelataran utama istana, Zhao Xueyan dan Kaisar Tian Ming berdiri berhadapan dengan Kaisar Hei Zhang dan Putra Mahkota Hei Long. Wajah mereka menunjukkan ketegasan, namun juga sedikit keteduhan dari rasa perpisahan yang akan segera terjadi."Aku dan Xueyan akan segera berangkat," ucap Tian Ming tenang. "Ada banyak hal yang harus kami urus di luar Heifeng. Bangsa iblis belum sepenuhnya bergerak, tapi bayangan mereka sudah menyebar di sel
Zhao Xueyan memejamkan mata sejenak. Ia bisa merasakan getaran jujur dari suara Hei Long, namun hatinya… masih beku."Aku mengerti, tapi maaf … aku tidak punya ruang untuk siapa pun di hatiku saat ini," ucapnya tenang.Putra Mahkota terdiam. Wajahnya menegang sejenak, lalu mengangguk perlahan. "Aku tidak akan memaksamu. Tapi jika suatu hari kau butuh tempat bersandar, aku akan ada."Zhao Xueyan menatapnya sejenak. Bukan dengan kebencian atau penolakan kasar, tapi dengan jarak yang sulit dijangkau.Di hatinya, hanya satu nama yang mampu menggetarkan benteng beku itu—Tian Ming.Tanpa berkata apa-apa lagi, Zhao Xueyan melangkah pergi, meninggalkan putra mahkota dalam diam. Langkahnya ringan, tapi ada badai yang tersembunyi dalam hatinya. Masa depan masih panjang, dan pikirannya belum selesai menelusuri teka-teki yang jauh lebih besar dari sekadar perasaan cinta.****Beberapa hari kemudian, suasana Balairung Kekaisaran sangat hening dan tegang. Para pejabat tinggi, para pengawal, dan ban
Kaisar Hei Zhang benar-benar tidak tinggal diam. Setelah kejadian yang menghebohkan di balairung istana, ia segera memerintahkan penyelidikan besar-besaran terhadap semua pejabat tinggi, bangsawan, hingga pegawai istana yang berhubungan dengan Pangeran Kedua Feng Shui dan Selir Yu. Dalam penyelidikan itu, Kaisar Tian Ming dari Kekaisaran Yunzhu juga ikut membantu dengan informasi, strategi, dan pengaruhnya. Kejutan pun terjadi ketika Kaisar Hei Zhang dan Putra Mahkota Hei Long akhirnya mengetahui identitas asli Tian Ming.“Kau … kau seorang kaisar dari benua Yunzhu?” tanya Kaisar Hei Zhang dalam pertemuan pribadi mereka di ruang strategi.Tian Ming mengangguk perlahan. “Aku datang bukan untuk kekuasaan, melainkan untuk memastikan bahwa dunia ini tidak dikuasai oleh kekuatan gelap. Bangsa iblis telah menyusup terlalu dalam, dan aku tak bisa diam saja. Apa lagi, mereka telah menyatakan peperangan.”Putra Mahkota Hei Long memandang Tian Ming dengan mata membelalak. “Kau menyamar sebagai
Kaisar Hei Zhang kini duduk megah di atas singgasananya, mengenakan jubah kebesaran warna hitam keemasan. Wajahnya tenang, tapi aura kekuasaan yang menyelimuti tubuhnya membuat seluruh ruangan mencekam. Para pejabat berdiri kaku di tempat mereka, tak berani mengangkat wajah.Tiba-tiba, terdengar suara gaduh dari luar aula.Beberapa penjaga kekaisaran menyeret masuk seorang pria bertubuh kekar, mengenakan pakaian compang-camping. Tangan dan kakinya dibelenggu rantai besi. Di belakangnya, ada beberapa pria lain, termasuk pria bertato yang pernah terlihat di rumah bordil dan markas perjudian. Semua dalam kondisi babak belur.“Yang Mulia,” kata salah satu penjaga sambil berlutut. “Kami telah membawa para penjahat yang terlibat dalam perdagangan wanita muda. Termasuk ... tangan kanan Pangeran Kedua Feng Shui.”Suasana di balairung sontak berguncang.“Apa?!” Selir Yu memekik pelan.Pangeran Kedua Feng Shui memucat, matanya membelalak menatap orang kepercayaannya sendiri. Dalam hatinya berge
Perdebatan semakin memanas antar dua kubu yang saling mendukung. Rata-rata para pejabat sangat mendukung pangeran kedua Feng shui. Langkah kaki bergema di sepanjang balairung megah Kekaisaran Heifeng, menghentikan semua perdebatan panas yang sedang berlangsung. Para pejabat langsung menoleh, dan beberapa bahkan berdiri dengan kaget.Pintu utama terbuka perlahan, dan tampaklah sosok Kaisar Hei Zhang berjalan masuk dengan langkah tenang namun penuh wibawa. Wajahnya tegas, tatapannya tajam. Tak ada lagi bekas kelemahan seperti yang dikira semua orang."Yang Mulia Kaisar ...." bisik salah satu pejabat dengan suara tercekat.Selir Yu membeku di tempat, wajahnya memucat. “Tidak mungkin ... dia ... dia sudah hampir mati … bagaimana bisa hidup kembali dan sehat?” bisiknya dengan mata terbelalak kaget. Pangeran kedua Feng Shui yang tadi lantang memojokkan Putra Mahkota Hei Long, kini mundur setengah langkah dengan ekspresi terkejut.Kaisar Hei Zhang berhenti di tengah aula. Suaranya bergema,
Di tengah keheningan malam yang mulai diselimuti kabut tipis, Zhao Xueyan dan Tian Ming bergerak diam-diam mengikuti dua sosok yang mencurigakan—tangan kanan Pangeran Kedua Feng Shui dan pria bertato ular di lehernya. Keduanya berjalan cepat, keluar dari wilayah utama Kekaisaran Heifeng, melewati gerbang samping yang dijaga dengan longgar, seolah segalanya sudah direncanakan agar tidak mencolok.Tian Ming menatap tajam ke arah jalan setapak berbatu yang mereka lewati, sementara Zhao Xueyan menyesuaikan langkahnya agar tidak menginjak ranting. Mereka menyusup melalui bayang-bayang pepohonan dan bangunan kosong, mengikuti dari kejauhan."Ke mana mereka pergi?" gumam Tian Ming pelan.Zhao Xueyan menjawab lirih, "Sepertinya ke arah perbatasan luar... terlalu jauh untuk hanya sekadar bertukar informasi. Mereka menyembunyikan sesuatu."Beberapa waktu kemudian, ketika mereka mulai mendekati area perbatasan Kekaisaran, Zhao Xueyan memberi isyarat tangan untuk berhenti. Dari balik semak tinggi