Niuniu mondar-mandir di dek kapal, wajahnya dipenuhi kecemasan. "Nona belum kembali ... Bagaimana ini? Apa mungkin dia benar-benar ...." ucapnya dengan suara serak.Wu Liang mencoba menenangkannya, meski dalam hatinya dia juga khawatir. "Tenanglah, Niuniu. Nonamu tidak akan semudah itu mati. Kau tahu sendiri betapa kuatnya dia."Niuniu menatap Wu Liang dengan mata memerah. “Aku gagal menjaga nona. Apa yang akan kukatakan pada jenderal Zhao Yun nanti.” Sementara itu, Tian Ming berdiri diam di tepi kapal, kedua tangannya mengepal. Matanya yang tajam menatap laut dengan penuh kegelisahan. Dalam hatinya, ia bertanya-tanya, "Kenapa aku merasa jiwanya masih ada? Seolah ... dia masih hidup?"‘Percayalah, dia tidak akan mati semudah itu.’Tiba-tiba, suara naga putih di pikirannya kembali berbicara. Tian Ming menghela napas, mencoba menguatkan hatinya. Namun, bayangan Zhao Xueyan yang ditelan naga hitam terus terngiang di benaknya."Jika dalam satu hari lagi dia belum kembali ... Aku sendiri
Dengan perlahan, sang naga hitam menurunkan Zhao Xueyan ke dek kapal. Tubuh besar naga itu menciptakan bayangan menakutkan di bawah cahaya matahari, membuat para penumpang semakin ketakutan. Mereka berhamburan menjauh, berpikir bahwa naga itu akan menyerang.Namun, Niuniu, Tian Ming, dan Wu Liang tetap berdiri di tempatnya.Niuniu dengan mata berkaca-kaca segera berlari ke arah Zhao Xueyan. "Nona! Aku pikir kau sudah mati!" ujarnya dengan suara bergetar.Zhao Xueyan tersenyum tipis, "Aku baik-baik saja."Tian Ming berjalan mendekat, menatap Zhao Xueyan dengan tajam. Ada begitu banyak hal yang ingin ditanyakannya, tapi yang keluar dari bibirnya hanya satu kalimat."Kau ... baik-baik saja?"Zhao Xueyan menatap Tian Ming sejenak, lalu mengangguk. "Aku bukan orang yang mudah mati."Wu Liang, yang biasanya santai, bersedekap sambil bersiul. "Hoo! Kau jadi semakin kuat setelah ‘dimakan’ naga. Sepertinya kau benar-benar gadis yang penuh kejutan, ya?"Zhao Xueyan hanya tersenyum samar, tidak
Setelah beberapa hari berlayar, melewati berbagai insiden, akhirnya kapal mereka merapat di pelabuhan bagian luar benua Yunzhu.Saat kapal berhenti, para penumpang mulai turun satu per satu. Beberapa masih terlihat membicarakan insiden dengan naga hitam yang terjadi di tengah laut. Tatapan mereka sesekali mengarah pada Zhao Xueyan dan rombongannya dengan campuran rasa ingin tahu dan takut.Zhao Xueyan turun lebih dulu, diikuti oleh Tian Ming, Niuniu, dan Wu Liang. Saat kakinya menginjak daratan, Zhao Xueyan memperhatikan keadaan sekitar. Pelabuhan ini tampak lebih ramai daripada yang dia bayangkan."Jadi ini luar benua Yunzhu .…" gumamnya pelan.Tian Ming berdiri di sampingnya dan mengangguk. "Ya. Tempat ini adalah salah satu pelabuhan utama di perbatasan. Dari sini, kita harus masuk lebih dalam untuk mencapai wilayah yang kita tuju."Niuniu yang sejak tadi masih memegang lengan Zhao Xueyan akhirnya bersuara, "Nona, kita mau langsung pergi atau beristirahat dulu?"Wu Liang menimpali,
Saat pagi menjelang, Zhao Xueyan dan ketiganya duduk bersama di meja makan penginapan. Aroma teh hangat dan hidangan sederhana memenuhi ruangan, namun suasana terasa agak berbeda.Niuniu dengan semangat menyuapkan makanan ke mulutnya, sementara Wu Liang tampak lebih tenang, sesekali melirik ke arah Tian Ming yang tampak lebih pendiam dari biasanya.Zhao Xueyan yang menyadari hal itu meletakkan sumpitnya dan bertanya, “Ada sesuatu yang mengganggumu, Tian Ming?”Pria itu sedikit tersentak dari lamunannya, lalu menggeleng pelan. “Tidak ada. Kita akan berangkat setelah sarapan.”Zhao Xueyan mempersempit matanya, merasa Tian Ming menyembunyikan sesuatu, tapi dia tidak ingin memaksa. Setelah menyelesaikan makanan mereka, mereka pun bersiap untuk kembali melanjutkan perjalanan.Saat Tian Ming kembali ke kamarnya, pengawal elitnya sudah menunggu di sana, berlutut dengan hormat.“Yang Mulia, situasi di kekaisaran semakin genting. Para pejabat mendesak agar Anda segera kembali,” lapor pengawal
Saat Zhao Xueyan terus memacu kudanya, pikirannya dipenuhi pertanyaan tentang Tian Ming. Kenapa pria itu pergi tanpa memberitahunya langsung? Bukankah mereka sudah banyak melewati hal bersama?Niuniu yang berada di belakangnya sesekali melirik majikannya, mengetahui kalau Zhao Xueyan sedang memikirkan sesuatu. “Nona, apa Anda baik-baik saja?” tanyanya hati-hati.Zhao Xueyan tidak langsung menjawab. Matanya tetap fokus ke jalan di depan, tapi bibirnya sedikit melengkung. “Aku hanya berpikir, Tian Ming pergi terlalu tiba-tiba.”Wu Liang yang mendengar itu hanya diam, tapi Zhao Xueyan bisa merasakan pria itu sedikit menegang. Sepertinya dia tahu sesuatu, tapi tidak bisa mengatakannya.“Apa dia dalam bahaya?” Zhao Xueyan akhirnya bertanya, suaranya tenang tapi tajam.Wu Liang tetap diam sejenak, lalu akhirnya menjawab singkat. “Tuan bisa menjaga dirinya sendiri.”Jawaban itu membuat Zhao Xueyan mendengus pelan. “Bukan itu pertanyaanku, Wu Liang.”Namun, Wu Liang tidak menjawab lagi. Seper
Setelah berjam-jam menunggangi kuda, akhirnya Zhao Xueyan, Niuniu dan Wu Liang tiba di desa Yingshi. Udara di desa Yingshi terasa lebih sejuk dibandingkan ibu kota. Pepohonan hijau membentang di sepanjang jalan setapak, dengan ladang gandum yang menguning di kejauhan. Rumah-rumah kayu berjejer rapi, menandakan desa ini adalah tempat yang makmur, meski jauh dari pusat kekuasaan. Zhao Xueyan menatap sekeliling dengan tatapan tenang. Jubah sutra ungu lembut yang dikenakannya berkibar perlahan tertiup angin. Dia menurunkan kerudung tipis yang menutupi sebagian wajahnya, memperlihatkan kecantikan dingin yang menawan meski telah berpenampilan pria. Di sisinya, Niuniu, sang pelayan setia, dengan sigap memperhatikan setiap langkah majikannya. Di belakang mereka, seorang pria bertubuh tegap dengan jubah hitam khas pengawal kekaisaran berdiri tegak, matanya waspada mengamati sekitar. Wu Liang, tangan kanan Kaisar Tian Ming, ditugaskan untuk menjaga Zhao Xueyan dalam perjalanannya ke desa ini
Langit malam menggantung kelam di atas desa Yingshi. Cahaya bulan menerangi jalanan yang sepi, hanya suara jangkrik dan desir angin yang terdengar samar. Di dalam rumah kayu sederhana tempat Zhao Xueyan, Niuniu, dan Wu Liang menginap, suasana terasa tenang, meski ada ketegangan yang sulit dijelaskan. Ketukan pelan terdengar di pintu. Wu Liang, yang sejak tadi duduk dengan waspada di sudut ruangan, segera menoleh tajam. Namun, sebelum dia bergerak, Zhao Xueyan memberi isyarat agar dia tetap tenang. Niuniu dengan ragu berjalan ke pintu dan membukanya perlahan. Di luar, beberapa penduduk desa berdiri dengan senyum ramah, membawa nampan kayu berisi makanan. "Tuan Muda, kami membawa makanan untuk kalian," ujar seorang wanita paruh baya dengan nada lembut. Zhao Xueyan bangkit dari duduknya, melangkah dengan tenang ke depan pintu. Matanya meneliti wajah-wajah mereka. Tidak ada yang aneh jika dilihat sekilas—mereka tersenyum, bersikap sopan, dan menawarkan hidangan dengan tulus. Namun, se
Suasana di aula utama terasa mencekam. Para pejabat berdiri dengan kepala tertunduk dalam, wajah mereka pucat pasi. Tidak ada yang berani mengangkat kepala, apalagi menatap pria yang duduk di singgasana emas dengan ekspresi dingin membekukan.Kaisar Tian Ming menatap tajam ke arah bawahannya, matanya menyala penuh amarah. Jubah hitam berlapis emas yang dikenakannya berkibar pelan, memancarkan aura kekuasaan yang tak terbantahkan."Sekali lagi .…" suaranya bergema dingin, "Siapa yang mengusulkan perjodohan itu?"Tidak ada yang berani menjawab. Beberapa pejabat bahkan terlihat gemetar ketakutan.Akhirnya, salah satu menteri tertua yang berdiri di barisan depan memberanikan diri bicara, suaranya gemetar. "Yang Mulia … kami hanya berpikir … sudah waktunya Yang Mulia memiliki permaisuri dan keturunan untuk menjaga kestabilan kekaisaran."Tian Ming menyipitkan matanya, tatapannya menusuk seperti pedang tajam. "Menjaga kestabilan kekaisaran, katamu?" desisnya. "Apakah kalian meragukan kekuas
Ruangan itu sunyi, hanya terdengar suara napas tenang dari wanita yang terbaring lemah di atas dipan tua. Niuniu dengan hati-hati meraih kain bersih, bersiap untuk menggantikan pakaian lusuh yang masih melekat pada tubuh wanita itu. Namun, sebelum tangannya menyentuh kain tersebut, mata wanita itu terbuka tiba-tiba.Tatapan waspada langsung tertuju pada Niuniu, sorot matanya mencerminkan ketakutan dan kewaspadaan yang mendalam. Dengan gerakan refleks, wanita itu berusaha mundur, meski tubuhnya masih lemah."Siapa kau?" suara seraknya bergetar, menunjukkan betapa ketakutan dan bingungnya dia.Niuniu buru-buru mengangkat kedua tangannya, mencoba menenangkan."Jangan takut! Aku bukan musuhmu!" katanya cepat. "Aku Niuniu, pelayan dari Nona Zhao Xueyan. Nona yang menolongmu tadi."Mata wanita itu menyipit, masih belum sepenuhnya percaya. Namun, tiba-tiba, sesuatu dalam ingatannya terlintas. Sosok Zhao Xueyan bersama seorang gadis pelayan kecil—Ya, dia pernah melihat mereka berdua sebelumny
Zhao Xueyan berhasil kembali ke rumah sederhana tempat dirinya menginap bersama kedua rekannya. Niuniu menatap Zhao Xueyan dengan wajah cemas saat sang nona tiba di rumah sederhana tempat mereka menginap."Nona! Syukurlah, Anda kembali!" seru Niuniu.Zhao Xueyan tersenyum tipis, menepuk pelan kepala pelayannya yang setia. "Aku baik-baik saja, Niuniu. Tidak perlu cemas.” Zhao Xueyan mengangkat tangannya, mengeluarkan seorang wanita dari dalam ruang dimensinya. Wanita itu tampak pingsan.Niuniu terkejut. "Siapa dia, Nona? Apa yang terjadi padanya?""Aku menemukannya di dalam gua," jawab Zhao Xueyan. "Dia butuh bantuan kita. Sebelum itu ganti pakaiannya yang lebih layak, dan beri dia makanan. Aku sudah mengobati luka-lukanya tadi,” kata Zhao Xueyan datar. Sebelum keluar dari gua, Zhao Xueyan memang mengobati luka wanita yang ditolongnya. Tak lupa Zhao Xueyan mencampurkan obat tidur agar wanita itu bisa tidur dan dimasukkan ke ruang dimensi. “Baik Nona!” Zhao Xueyan melirik sekelilin
Zhao Xueyan mengulurkan tangan, mencoba membuka rantai yang membelenggu wanita itu.Namun, begitu jarinya menyentuh logam dingin itu, semburan energi gelap menyeruak!Zhao Xueyan segera menarik tangannya. Sejenak, ia merasakan energi Qinya bergetar, seolah ingin terserap ke dalam rantai itu.“Rantai ini bukan sembarang rantai .…” gumamnya pelan.Di dalam pikirannya, suara Bai Long terdengar dalam dan tegas.“Biarkan aku yang mengurusnya, Nona.”Zhao Xueyan mengangguk pelan, lalu menutup matanya, membuka jalur komunikasi dengan Bai Long.Dalam sekejap, energi hitam pekat berpendar dari tubuh Zhao Xueyan. Itu adalah energi khusus dari Naga Hitam, kekuatan purba yang mampu menelan segala energi lain.Rantai itu bergetar hebat!Seakan menyadari adanya energi yang lebih kuat, rantai itu mulai melepaskan cengkeramannya. Lambat laun, besi yang mengikat wanita itu mulai retak dan akhirnya hancur berkeping-keping!“Selesai.” Zhao Xueyan membuka matanya, merasa sedikit lelah setelah mengalirkan
“Aku akan menolongmu nanti,” kata Zhao Xueyan dengan cepat berdiri. Wanita itu hanya mengangguk lemah, wajahnya penuh ketakutan saat mendengar suara langkah kaki semakin dekat. Namun, wanita itu mencoba tetap tenang seolah tidak terjadi apa-apa. Zhao Xueyan berdiri diam di sudut gua, matanya tetap waspada. Formasi ilusi yang dia ciptakan bekerja dengan sempurna, membuat gua ini tampak masih dalam keadaan seperti sebelumnya—tertutup oleh formasi luar dan dijaga oleh ular berkepala manusia di cabang pertama.Pria bertudung itu melangkah masuk, napasnya terdengar berat. Pria bertudung itu memeriksa keadaan wanita yang terikat itu. Matanya yang tersembunyi di balik tudungnya menyipit, penuh kecurigaan."Kau tidak mengatakan sesuatu pada orang luar, kan?" suaranya dalam, berisi ancaman terselubung.Wanita itu menggigit bibirnya, tubuhnya gemetar, namun dia tetap diam."Diam saja?" Pria itu berdecak. "Jangan coba-coba berulah. Upacara akan segera dimulai, dan kau harus siap."Upacara? Zh
Setelah ular berkepala manusia itu tewas, tiba-tiba sebuah inti sari kehidupan hidup dari mahkluk itu melayang keluar. “Nona, ambil inti kehidupan itu. Itu bisa bermanfaat untuk Nona nanti,” kata Bai Long. Gadis cantik itu hanya mengangguk sambil mengambil inti kehidupan dari ular berkepala manusia itu. Zhao Xueyan melangkah lebih jauh lagi ke dalam gua tersebut, yang terlihat semakin mencekam. Zhao Xueyan berdiri di persimpangan tiga cabang gua, menyipitkan mata dalam kegelapan. Aroma busuk darah dan kematian terasa lebih kuat di salah satu jalur.Tanpa ragu, dia melangkah ke cabang gua pertama.Begitu masuk, pemandangan mengerikan terbentang di hadapannya—tulang belulang manusia berserakan di seluruh lantai gua. Beberapa masih memiliki sisa-sisa daging yang mengering, seolah baru beberapa hari lalu mati."Ini … mayat-mayat warga desa?" Zhao Xueyan bergumam pelan.Bai Long yang berkomunikasi dengannya menghela napas. "Sepertinya … orang-orang yang menghilang di desa Yingshi berak
Zhao Xueyan semakin melangkah ke dalam hutan, udara di sekitarnya terasa semakin berat, seolah ada sesuatu yang menekan keberadaannya. Namun, dia tetap tenang. Langkahnya ringan, matanya tajam, mengamati setiap sudut dengan penuh kewaspadaan.Tiba-tiba, Zhao Xueyan berhenti.Di depannya, udara tampak bergetar aneh, seperti ada sesuatu yang tidak kasatmata menghalangi pandangannya."Formasi ilusi," gumamnya.Bai Long mendengus dalam benaknya. "Sepertinya seseorang tidak ingin tempat ini ditemukan."Zhao Xueyan menyentuh udara di depannya, merasakan aliran energi yang mengelilingi formasi itu. Dengan cepat, dia menggerakkan jarinya, menggambar pola di udara, membongkar simpul energi yang mengikat formasi tersebut.Krak! Dalam hitungan detik, formasi itu retak dan menghilang seperti kaca yang pecah.Zhao Xueyan tersenyum tipis.Di balik formasi itu, terlihat sebuah gua besar yang tersembunyi di kaki gunung. Batu-batu di sekitar mulut gua tampak aus, seolah telah digunakan selama bertahu
Di Timur Desa Yingshi – Tengah MalamZhao Xueyan melangkah ringan di bawah cahaya bulan, menyusuri jalanan desa yang semakin sunyi. Matanya tajam, telinganya waspada terhadap setiap suara sekecil apa pun. Malam ini, dia punya satu tujuan: mencari wanita yang sempat memperingatkan mereka.Saat dia berjalan, suara berat yang familiar tiba-tiba bergema dalam benaknya."Nona Xueyan."Zhao Xueyan tersenyum tipis. "Bai Long, akhirnya kau muncul juga."Dari dalam ruang kesadarannya, sosok seekor naga hitam besar tampak melingkar, matanya yang berwarna keemasan menyala dalam kegelapan."Dari awal kita masuk desa ini, aku sudah merasakan ada sesuatu yang tidak beres." Suara Bai Long dalam dan penuh kewibawaan.Zhao Xueyan mengangkat alis. "Lalu, kenapa kau baru bicara sekarang? Ke mana saja kau selama ini?"Bai Long menghela napas panjang, suaranya sedikit lelah. "Aku baru saja memulihkan kultivasiku. Butuh waktu untuk mengatur energi agar bisa berkomunikasi denganmu lagi."Zhao Xueyan mendeng
Saat Zhao Xueyan, Wu Liang, dan Niuniu berjalan kembali ke rumah sederhana tempat mereka menginap, langkah Zhao Xueyan tiba-tiba terhenti. Di sudut jalan, matanya menangkap sosok wanita yang semalam menangis di rumahnya.Wanita itu berdiri di depan rumahnya dengan tatapan penuh ketakutan. Saat melihat Zhao Xueyan, matanya membesar, seolah ingin mengatakan sesuatu. Tangannya sedikit terangkat, bibirnya bergetar, tetapi sebelum suara keluar, seorang pria datang dengan cepat dan menarik lengannya."Jangan ikut campur urusan orang lain!" suara pria itu terdengar tajam, hampir seperti peringatan.Zhao Xueyan menatap pria tersebut dengan dingin, tapi tetap diam. Wanita itu masih mencoba melawan, matanya berkaca-kaca, namun genggaman suaminya terlalu kuat."Cepat masuk!" pria itu mendesis tajam di telinga istrinya, menyeretnya ke dalam rumah. Pintu kayu itu tertutup dengan suara brak yang keras.Wu Liang melipat tangannya, matanya tajam. "Jelas sekali ada sesuatu yang mereka sembunyikan."Ni
Wu Liang menatap Zhao Xueyan dengan serius. "Lalu, apa yang kau temukan, Nona?" tanyanya, suaranya terdengar dalam dan penuh kewaspadaan.Zhao Xueyan menghela napas ringan sebelum akhirnya bersandar pada kursi kayu di dekatnya. Mata tajamnya memandangi langit-langit rumah sejenak sebelum berbicara."Aku melihat kepala desa berbicara dengan seseorang," ucapnya pelan, namun setiap kata mengandung tekanan. "Tapi aku tidak bisa melihat jelas siapa orang itu. Sepertinya mereka sangat berhati-hati agar tidak ada yang mengetahui percakapan mereka."Wu Liang menyipitkan matanya, berpikir sejenak. "Seseorang yang berbicara dengan kepala desa di tengah malam? Jelas itu mencurigakan."Zhao Xueyan mengangguk kecil, lalu melanjutkan. "Selain itu, aku juga melihat seorang wanita yang tampaknya berusia tiga puluhan menangis di dalam rumahnya. Dia terlihat begitu merindukan anaknya … tapi suaminya membentaknya dengan kasar. Bahkan, pria itu sampai mengancamnya untuk tidak bicara lagi."Niuniu yang se