Home / Fantasi / Dewi Penyembuh Surgawi / Perkelahian Di Malam Hari

Share

Perkelahian Di Malam Hari

Author: Yu.Az.
last update Huling Na-update: 2025-02-07 16:36:00

Ketujuh pembunuh itu bergerak cepat, mengelilingi Zhao Xueyan dengan formasi mengepung. Mata mereka penuh keyakinan bahwa lawan mereka hanyalah "pria muda" tanpa kekuatan berarti.

"Kau benar-benar ingin melawan kami?" salah satu pembunuh mendesis sambil menyiapkan senjata berbentuk belati panjang yang berkilauan di bawah sinar bulan.

Zhao Xueyan tersenyum tipis, angin malam menerpa rambutnya yang terurai. "Kalian datang mencari kematian sendiri," ucapnya dingin.

Dalam sekejap, Zhao Xueyan bergerak secepat kilat, tubuhnya seperti bayangan yang sulit tertangkap mata. Dia tidak hanya menghindari serangan pertama, tetapi juga membalikkan keadaan dengan memukul balik seorang pembunuh hingga terpental ke tanah.

Brugh!

"Bagaimana mungkin?" salah satu pembunuh terkejut, matanya membelalak saat melihat kecepatan gerakan Zhao Xueyan.

Dengan tenang Zhao Xueyan mengayunkan pedangnya. Cahaya tajam terpancar, memotong udara dan langsung melukai tiga pembunuh yang berada di garis depan. Mereka jatu
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Kaugnay na kabanata

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Terkejut

    Di tengah kepungan lima pembunuh yang berbicara dengan nada sombong, Tian Ming tetap berdiri dengan wajah datar. "Serahkan dirimu, atau nyawamu melayang malam ini," ancam salah satu dari mereka.Namun sebelum ancaman itu selesai, dalam sekejap bayangan tubuh Tian Ming bergerak seperti kilatan petir. Angin tajam berdesir, dan suara tebasan pedang menggema di udara.Dalam hitungan detik, kelima pembunuh itu terdiam dengan mata terbelalak. Tubuh mereka roboh satu per satu tanpa sempat memberi perlawanan berarti. Tian Ming kembali berdiri tegak dengan tatapan dingin, seolah apa yang baru saja terjadi hanyalah angin malam yang berlalu begitu saja.“Sungguh membuang waktu,” gumam Tian Ming pelan, membersihkan noda darah yang menempel di ujung pedangnya sebelum melangkah pergi untuk memeriksa keadaan Zhao Xueyan dan Wu Liang.Keempat orang itu bertemu di luar hutan yang gelap itu. “Apa kau baik-baik saja?” tanya Tian Ming pada Zhao Xueyan saat melihat Zhao Xueyan datang. Gadis cantik itu m

    Huling Na-update : 2025-02-08
  • Dewi Penyembuh Surgawi    Kompetisi Kedua Di Mulai

    Setelah kepergian Zhao Xueyan bersama rombongannya. Para murid dan tetua Sekte Bulan Darah masih dalam keadaan terkejut setelah melihat bahwa Zhao Xueyan dan rombongannya berhasil selamat dari para pembunuh bayaran yang mereka sewa. Wajah mereka tampak pucat dengan ekspresi tidak percaya."Bagaimana mungkin? Bukankah para pembunuh bayaran itu terkenal tidak pernah gagal?" salah satu tetua sekte berbisik dengan nada penuh kekhawatiran.“Benar! Bagaimana mereka bisa lolos? Keempat pemuda itu hanya orang biasa, kecuali pria berbaju hitam itu, auranya terlihat misterius,” balas tetua sekte dua sambil mengingat wajah Tian Ming yang dingin. Murid perempuan yang sebelumnya menjadi perwakilan dalam kompetisi mengepalkan tangannya dengan wajah geram. "Pemuda bernama Zhao Xueyan dan rombongannya itu pasti bukan orang biasa. Mereka menyembunyikan kekuatan mereka," gumamnya penuh amarah.Tetua tertinggi dari kelompok itu akhirnya berkata dengan nada dingin, "Kita tak bisa membiarkan dia lolos ke

    Huling Na-update : 2025-02-08
  • Dewi Penyembuh Surgawi    Berlanjut

    Di panggung yang megah, suasana begitu tegang. Para penonton berdesakan menyaksikan 20 peserta yang telah lolos, termasuk Zhao Xueyan, berdiri di posisi masing-masing sesuai urutan nama yang dipanggil oleh pembawa acara. Beberapa peserta dari sekte-sekte besar terlihat memancarkan aura percaya diri, sementara pandangan meremehkan masih tertuju pada Zhao Xueyan yang berdiri dengan tenang tanpa ekspresi.“Kompetisi putaran kedua akan segera dimulai. Para peserta, bersiaplah untuk tantangan yang jauh lebih sulit!” seru pria paruh baya pembawa acara dengan suara lantang.Zhao Xueyan melirik ke samping, di mana beberapa peserta dari sekte terkenal mulai menyiapkan diri dengan berbagai bahan alkemis mereka. Namun, gadis cantik itu tetap tenang tanpa terlihat terburu-buru. Penonton mulai berbisik-bisik, sebagian penasaran apakah kejutan dari putaran pertama akan terulang kembali.Tian Ming yang berdiri di antara penonton hanya memasang wajah datar sambil memandang Zhao Xueyan dengan penuh ke

    Huling Na-update : 2025-02-08
  • Dewi Penyembuh Surgawi    Pil Jiwa Suci

    Setelah penilaian yang menegangkan, giliran pil buatan Zhao Xueyan diperiksa. Dengan tenang, salah satu juri utama mengamati warna, tekstur, dan aroma pil yang berada di tangan mereka. Keheningan menyelimuti seluruh arena."Tidak mungkin ...." gumam juri yang rambutnya telah memutih dengan wajah penuh keterkejutan. "Pil ini adalah Pil Jiwa Suci tingkat delapan."Seruan kaget pun terdengar dari para penonton. Para alkemis lain yang hadir, termasuk murid-murid sekte besar, tampak tidak percaya. Pil Jiwa Suci adalah pil yang sangat langka dan sulit untuk dibuat, bahkan para alkemis senior pun jarang berhasil menciptakannya."Bagaimana mungkin seseorang tanpa latar belakang sekte mampu membuat pil langka seperti ini?" salah satu tetua sekte angin biru berseru dengan nada penuh rasa tidak percaya. Zhao Xueyan tetap tenang dengan wajah datarnya, padahal itu hanya kemampuan kecilnya. Dia sengaja menurunkan kualitas pil tersebut agar tidak terlalu mencolok. Zhao Xueyan tentu bisa membuat pil

    Huling Na-update : 2025-02-08
  • Dewi Penyembuh Surgawi    Licik

    Malam harinya, Zhao Xueyan, Tian Ming, Niuniu serta Wu Liang makan malam bersama. Terlihat makanan yang disediakan oleh pemilik penginapan sangat lengkap dan menggugah selera. Namun, bukan itu yang menjadi perhatian Tian Ming. Pria tampan itu menatap Zhao Xueyan dengan wajah datar, tapi terlihat tatapan lembut di sana. “Hukuman apa yang akan kau berikan pada sekte bulan darah?” Zhao Xueyan menatap Tian Ming dengan senyum tipis yang sulit ditebak. "Hukuman?" tanyanya retoris sambil mengambil secuil daging di piringnya. "Aku bukan orang yang suka main-main dengan hidup orang lain, tapi mereka juga tidak akan pergi tanpa pelajaran."Wu Liang yang duduk di seberang mereka mengangkat alis. "Jadi apa rencanamu?"Zhao Xueyan meletakkan sumpitnya dengan tenang. "Mungkin tidak sekarang. Kita lihat saja nanti di arena. Bukankah balas dendam paling manis adalah kemenangan yang membuat lawan terhina di depan semua orang. Aku juga akan membuat akademi mereka tercoreng.” Niuniu tersenyum lebar.

    Huling Na-update : 2025-02-09
  • Dewi Penyembuh Surgawi    Terbongkar

    Kompetisi akhirnya memasuki babak berikutnya. Zhao Xueyan dan ketiga peserta lainnya melangkah mantap ke atas panggung besar yang telah disiapkan dengan meja alkemis. Suasana tegang memenuhi udara, sementara para penonton bersorak menyemangati peserta favorit mereka.Seorang juri yang tampak bijaksana maju ke tengah panggung dan berkata dengan lantang, "Untuk babak ini, setiap peserta akan diminta membuat dua pil, yaitu pil Pemulihan Jiwa tingkat tinggi dan pil cahaya Ilahi. Semua bahan telah diperiksa, tidak ada yang boleh menggunakan trik curang. Waktu yang diberikan adalah setengah batang dupa!"Sorak penonton menggema kembali saat tanda dimulainya pertandingan diberikan. Zhao Xueyan tetap tenang di tengah ejekan kecil dari beberapa sekte yang masih meremehkannya.Zhao Xueyan menyadari adanya perubahan pada bahan-bahan yang diberikan kepadanya sebelum kompetisi dimulai. Dengan gerakan cepat dan penuh kehati-hatian, dia diam-diam mengganti bahan-bahan tersebut dengan persediaannya s

    Huling Na-update : 2025-02-09
  • Dewi Penyembuh Surgawi    Pemenang

    Para juri kini berunding untuk memutuskan hukuman yang dilakukan oleh sekte Bulan Darah. Beberapa tetua sekte lainnya ikut protes karena kecurangan ini. Setelah beberapa saat, akhirnya salah satu juri pria tua dengan janggut putih angkat suara. “Dengan ini, kami tidak hanya mendiskualifikasi Nona Mei Long. Tapi kami juga memutuskan untuk mendiskualifikasi sekte Bulan Darah dari setiap pertandingan yang ada sampai kapan pun,” ucap juri pria tua itu dengan suara lantang. Semua penonton bersorak mendukung, mereka juga ikut geram dengan tindakan yang dilakukan oleh sekte Bulan Darah itu. “Ternyata selama ini Sekte Bulan Darah menang karena katak pembuat pil itu,” ujar salah satu tetua sekte yang muridnya telah gugur.“Kau benar! Aku mengira, muridnya benar-benar berbakat,” sahut yang lain. Zhao Xueyan tersenyum tipis mendengar hal itu, lalu Zhao Xueyan melirik ke arah juri yang menukar bahan-bahan miliknya. Diam-diam dia melempar sebuah jarum yang telah diolesi sebuah ramuan penurun

    Huling Na-update : 2025-02-09
  • Dewi Penyembuh Surgawi    Dicegat

    Zhao Xueyan dan ketiganya kini kembali ke penginapan setelah dari kompetisi, Wu Liang yang biasanya pendiam tampak lebih bersemangat. Meski wajahnya tetap datar, ia tidak berhenti memuji ketangguhan Zhao Xueyan dalam membuat pil yang bahkan mengejutkan para tetua sekte terkenal.Niuniu menimpali dengan candaan, "Nona, bagaimana caranya kau tetap tenang sementara semua orang hampir melompat karena takjub?"“Benar! Baru kali ini, aku bertemu seseorang yang hebat dalam ilmu alkemis,” tambah Wu Liang. Zhao Xueyan hanya tersenyum tipis sambil menyeruput tehnya. Tian Ming, meski tidak bicara banyak, terlihat jelas memandang Zhao Xueyan dengan penuh kekaguman tersembunyi."Besok, kita harus lebih waspada," kata Tian Ming tiba-tiba, menghentikan suasana santai mereka. "Beberapa sekte terlihat tidak suka dengan kehadiran kita."Wu Liang mengangguk setuju. "Mereka pasti tidak tinggal diam, terutama sekte yang merasa tersaingi."Namun Zhao Xueyan dengan tenang menjawab, "Biarkan mereka mencoba.

    Huling Na-update : 2025-02-10

Pinakabagong kabanata

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 367

    Malam menyelimuti paviliun timur dengan tenang. Lampu minyak bergoyang lembut, memancarkan cahaya keemasan yang menari di dinding kayu dan tirai tipis. Aroma teh melati yang baru diseduh memenuhi udara, membawa kehangatan yang tak hanya meresap ke tubuh, tapi juga ke dalam hati.Di ruang utama, Zhao Xueyan duduk bersila di antara kedua orang tuanya. Hanfunya berwarna biru langit, sederhana namun elegan. Ia tampak tenang, sesekali mengangkat cangkir dan meniup permukaan teh hangat sebelum menyesapnya perlahan. Di hadapannya, sang ibu Bing Qing tersenyum lembut, sedangkan sang ayah, Jenderal Zhao Yun, sudah duduk dengan santai, satu tangan menopang dagu, mata berbinar menatap keluarganya yang utuh malam ini."Ayah dan ibu sudah lama tak minum teh malam seperti ini bersamamu," ucap Bing Qing dengan suara lembut. "Kau tampak berbeda, Xueyan … lebih dewasa, dan lebih tenang."Zhao Xueyan tersenyum kecil. "Pengembaraan mengajarkanku banyak hal, Ibu. Tapi yang paling berat bukan medan tempu

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 366

    Saat Zhao Xueyan tiba di paviliun timur bersama ibunya dan Niuniu, pagi yang seharusnya tenang mendadak dipenuhi langkah terburu-buru. Jenderal Zhao Yun yang mendengar kedatangan istrinya langsung keluar dari ruang baca, matanya membelalak melihat sosok wanita yang sangat dirindukannya berdiri di ambang gerbang.“Istriku, aku dengar kau diserang ... Kau baik-baik saja?”Suara itu penuh kekhawatiran, terdengar jelas meski tak terangkat tinggi. Zhao Yun langsung melangkah cepat, menghampiri sang istri dan menggenggam tangannya dengan lembut.“Aku baik-baik saja,” kata Nyonya Bing Qing dengan senyum tenang. “Bai Long membawa kami dengan aman. Hanya saja ….”Bing Qing menatap sang suami. “Hanya saja Bai Long terluka. Dan sekarang sedang memulihkan tubuhnya.” Zhao Yun menghela napas panjang lalu menatap wajah istrinya dalam-dalam. “Aku seharusnya ikut menjemputmu ... dunia luar tak lagi aman seperti dulu.”Zhao Xueyan hanya menatap keduanya sambil tersenyum kecil. Ada kehangatan dalam pan

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 365

    Pagi menyapa istana Kekaisaran Tianyang dengan embusan angin sejuk dan cahaya matahari yang lembut menembus sela-sela dedaunan. Zhao Xueyan berdiri di serambi paviliun timur, matanya terarah ke langit timur. Ada getaran kuat yang hanya bisa dirasakannya—getaran familiar dari seseorang yang sangat ia kenal.“Bai Long .…” bisiknya.Tanpa pikir panjang, Zhao Xueyan segera berlari menuju pelataran utama istana, tempat biasanya Bai Long mendarat. Gaunnya berkibar mengikuti langkah cepatnya, rambut panjangnya sedikit berantakan tertiup angin. Saat tiba di halaman luas istana, matanya langsung membelalak."Bai Long!" serunya.Sosok naga hitam itu mendarat perlahan, tubuhnya yang besar terlihat penuh luka bakar dan goresan. Namun, tak jauh dari kakinya, Zhao Xueyan melihat dua sosok lainnya turun—ibunya, Bing Qing, dan Niuniu."Ibu!" Zhao Xueyan segera menghampiri. "Niuniu! Kalian tidak apa-apa?"Niuniu yang baru saja menapak tanah langsung memeluk sang nona."Nona ... kami baik-baik saja," u

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 364

    Suasana di dalam masing-masing paviliun kediaman bangsawan penuh ketegangan. Para gadis bangsawan yang kemarin diusir dari jamuan Kekaisaran masih belum bisa menerima perlakuan memalukan itu. Wajah mereka penuh amarah, ada yang menangis, ada yang membanting kipas, ada pula yang terus mengumpat sambil menangis tertahan.Di Kediaman XiaoXiao Zhen berjalan mondar-mandir sambil menghentakkan kakinya. "Bagaimana mungkin! Gadis itu, seorang gadis desa hina—ternyata putri Jenderal Zhao?!"Nyonya Besar Xiao yang duduk tenang di kursi utama mengibaskan kipasnya perlahan, suaranya dingin namun penuh tekanan. "Zhen'er, duduklah. Marah tidak akan menyelesaikan masalah."Xiao Zhen menatap ibunya dengan mata merah, "Ibu! Aku dipermalukan! Diusir dari istana di depan semua tamu! Semua orang akan menertawakanku!"Nyonya Xiao tersenyum tipis. "Lebih baik dipermalukan sekali ... daripada kalah selamanya."Xiao Zhen mengerutkan kening. "Apa maksud Ibu?""Ibu sudah menyuruh ayahmu untuk mencari tahu seg

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 363

    Zhao Xueyan melangkah cepat, gaunnya berkibar tertiup angin pagi. Wajahnya yang biasanya tegas kini diliputi emosi yang campur aduk—marah, kecewa, sedih. Ia melewati para pelayan yang membungkuk memberikan hormat, tapi ia tak menyahut. Di koridor luar, Wu Liang dan Yu Qie—yang sejak tadi masih penasaran—hanya bisa saling melirik ketika melihat sosok Zhao Xueyan berjalan dengan pandangan kosong. Wajahnya merah, bibirnya sedikit gemetar, dan sorot matanya penuh luka.Wu Liang mengangkat alis, berbisik pada Yu Qie, "Ada apa itu?"Yu Qie menelan ludah. “Kelihatannya … tidak baik.”Keduanya menoleh ke arah pintu ruang kerja sang kaisar. Ada rasa khawatir dan ragu di wajah mereka. Namun akhirnya, mereka memutuskan masuk kembali setelah mengetuk perlahan.“Yang Mulia .…” ucap Wu Liang pelan sambil sedikit membungkuk, diikuti Yu Qie yang ikut menunduk hormat.Begitu pintu tertutup di belakang mereka, suasana ruang kerja benar-benar berubah. Tidak lagi penuh wibawa, tapi berat dan muram. Di b

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 362

    Tian Ming melangkah lebih dekat, setiap langkahnya terasa berat, membawa gelombang tekanan yang membuat dedaunan bergetar. Ia berdiri di antara mereka, meraih tangan Zhao Xueyan dan menariknya ke belakangnya.“Kau mungkin lupa, tapi Zhao Xueyan yang ini bukan milikmu lagi. Bahkan ... mungkin tidak pernah,” suara Tian Ming rendah, penuh amarah yang ditahan.“Apa maksudmu Kaisar Tian Ming? Tentu dia pernah menjadi milikku, karena dia mantan istriku,” sarkas Kaisar Zheng Yu. Kaisar Tian Ming mendengkus. “Kau bahkan tidak tahu apa-apa tentang Zhao Xueyan. Jadi berhentilah berharap, karena dari awal dia hanya milikku.” Zhao Xueyan berdiri diam di belakangnya, matanya mengeras namun tetap tenang.Zheng Yu menatap keduanya, ekspresinya gelap. Namun ia akhirnya mengendurkan genggamannya dan tersenyum miring.“Kita lihat saja, apakah perasaan yang pernah ada ... benar-benar telah mati.”Tanpa menunggu jawaban, Zheng Yu berbalik pergi. Matanya tajam, menyiratkan kebencian dan obsesi pada Zhao

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 361

    Di dalam paviliun timur yang hangat dan harum oleh wangi teh, para pelayan berdiri rapi dengan kepala menunduk. Niuniu dengan sigap menuangkan teh ke dalam cangkir porselen di depan Jenderal Zhao Yun.“Silakan, Jenderal,” ucap Niuniu dengan sopan.Zhao Yun menerima cangkir itu, menatap pelayan muda tersebut sejenak, lalu mengangguk dalam.“Niuniu! Terima kasih karena telah menjaga Xueyan,” ucapnya, tulus.Niuniu buru-buru menggeleng, wajahnya sedikit merah. “Jenderal Zhao ... bukan saya yang menjaga nona, justru nona yang melindungi saya. Berkali-kali.”Zhao Yun melirik putrinya, senyumnya tipis dan hangat. “Ya ... itu memang sifatnya sejak kecil.”Zhao Xueyan duduk dengan anggun di sisi ayahnya, menatap wajah yang sangat dirindukannya itu. Suaranya lembut saat bertanya, “Ayah ... kenapa Ibu tidak ikut bersamamu? Bagaimana kabarnya?”Jenderal Zhao Yun menghela napas pelan, matanya menerawang sejenak. “Ibumu ... tidak bisa melakukan perjalanan jauh. Belakangan ini tubuhnya mudah lelah.

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 360

    Setelah para tamu dan jenderal keluar satu per satu dari Balairung Kekaisaran, Zhao Xueyan berdiri dari kursinya dan berjalan cepat menghampiri seorang pria paruh baya yang berdiri tenang di dekat tiang batu. Matanya yang biasanya dingin kini terlihat hangat.“Ayah .…” panggilnya pelan namun penuh rindu.Jenderal Zhao Yun menoleh dan menatap putrinya dengan senyum tipis. “Xueyan.”Zhao Xueyan langsung menunduk memberi hormat, tapi sang ayah menahan gerakannya dan menepuk ringan pundaknya.“Sudah, tak perlu formal padaku.”“Terima kasih … karena Ayah masih hidup dan sehat. Aku benar-benar lega,” gumam Zhao Xueyan dengan suara bergetar.Zhao Yun tertawa kecil. “Kau pikir aku akan mati semudah itu? Ayahmu ini dilatih di medan perang, bukan taman bunga.”Zhao Xueyan tersenyum, matanya sedikit berkaca-kaca.“Ayah, bagaimana kalau ikut aku ke paviliun timur? Aku punya kamar lebih di sana, lebih nyaman daripada barak istana.”Zhao Yun mengangguk. “Baiklah, kalau itu membuatmu tenang.”Namun

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 359

    Suasana Balairung Kekaisaran Tianyang kini dipenuhi ketegangan yang kental. Para jenderal duduk berjajar, mata mereka fokus ke arah peta besar yang terbentang di atas meja kayu panjang. Di sisi kanan dan kiri, para utusan dari Kekaisaran Changhai, Zhengtang, dan Heifeng turut hadir, masing-masing mengenakan jubah resmi mereka, wajah-wajah serius menggambarkan urgensi situasi.Kaisar Tian Ming duduk di kursi utama, mata tajamnya menatap peta yang menunjukkan lima titik portal iblis. Empat di antaranya telah disegel oleh pasukan elit Tianyang.Seorang jenderal berdiri, melapor dengan nada tegas.“Yang Mulia, empat portal telah berhasil kami segel. Namun ... satu portal terakhir berada di Lembah Hujan Darah, dan saat ini lembah tersebut telah sepenuhnya dikuasai oleh bangsa iblis. Mereka menjadikan tempat itu markas utama mereka.”“Lembah Hujan Darah .…” gumam kaisar Tian Ming. “Bukan tempat yang mudah untuk ditembus.”Semua mata tertuju padanya, menanti keputusan. Tapi tiba-tiba, sebuah

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status