Share

Pemenang

Author: Yu.Az.
last update Last Updated: 2025-02-09 17:39:33

Para juri kini berunding untuk memutuskan hukuman yang dilakukan oleh sekte Bulan Darah. Beberapa tetua sekte lainnya ikut protes karena kecurangan ini.

Setelah beberapa saat, akhirnya salah satu juri pria tua dengan janggut putih angkat suara.

“Dengan ini, kami tidak hanya mendiskualifikasi Nona Mei Long. Tapi kami juga memutuskan untuk mendiskualifikasi sekte Bulan Darah dari setiap pertandingan yang ada sampai kapan pun,” ucap juri pria tua itu dengan suara lantang.

Semua penonton bersorak mendukung, mereka juga ikut geram dengan tindakan yang dilakukan oleh sekte Bulan Darah itu.

“Ternyata selama ini Sekte Bulan Darah menang karena katak pembuat pil itu,” ujar salah satu tetua sekte yang muridnya telah gugur.

“Kau benar! Aku mengira, muridnya benar-benar berbakat,” sahut yang lain.

Zhao Xueyan tersenyum tipis mendengar hal itu, lalu Zhao Xueyan melirik ke arah juri yang menukar bahan-bahan miliknya. Diam-diam dia melempar sebuah jarum yang telah diolesi sebuah ramuan penurun
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Dicegat

    Zhao Xueyan dan ketiganya kini kembali ke penginapan setelah dari kompetisi, Wu Liang yang biasanya pendiam tampak lebih bersemangat. Meski wajahnya tetap datar, ia tidak berhenti memuji ketangguhan Zhao Xueyan dalam membuat pil yang bahkan mengejutkan para tetua sekte terkenal.Niuniu menimpali dengan candaan, "Nona, bagaimana caranya kau tetap tenang sementara semua orang hampir melompat karena takjub?"“Benar! Baru kali ini, aku bertemu seseorang yang hebat dalam ilmu alkemis,” tambah Wu Liang. Zhao Xueyan hanya tersenyum tipis sambil menyeruput tehnya. Tian Ming, meski tidak bicara banyak, terlihat jelas memandang Zhao Xueyan dengan penuh kekaguman tersembunyi."Besok, kita harus lebih waspada," kata Tian Ming tiba-tiba, menghentikan suasana santai mereka. "Beberapa sekte terlihat tidak suka dengan kehadiran kita."Wu Liang mengangguk setuju. "Mereka pasti tidak tinggal diam, terutama sekte yang merasa tersaingi."Namun Zhao Xueyan dengan tenang menjawab, "Biarkan mereka mencoba.

    Last Updated : 2025-02-10
  • Dewi Penyembuh Surgawi    Kekalahan Tetua Sekte Bulan Darah

    Wajah tetua sekte semakin merah padam, mendengar ucapan Zhao Xueyan seolah menjadi ejekan untuknya. Harga dirinya terasa seperti dipertaruhkan.“Mati kau bocah!” teriak tetua sekte itu. Zhao Xueyan menghadapi tetua sekte itu dengan tatapan tajam dan penuh konsentrasi. Boom! Energi Qi yang besar memancar dari kedua belah pihak, membuat udara sekitar terasa bergetar. Setiap serangan tetua yang penuh amarah ditangkis dengan cekatan oleh Zhao Xueyan, yang sesekali membalas dengan tebasan pedangnya yang memancarkan aura tajam.Boom!Boom! Ledakan Qi terus menerus terjadi, membuat debu dan pecahan tanah beterbangan di sekitar mereka. Orang-orang yang menonton menutup matanya karena debu yang terus menghalangi pandangan mereka. Meski kekuatan tetua itu jelas lebih tinggi, Zhao Xueyan tidak gentar. Dia memanfaatkan kecepatan dan kecerdasannya untuk mencari celah di pertahanan lawannya.Ketika tetua sekte itu melancarkan serangan mematikan dengan menghimpun Qi di telapak tangannya, Zhao X

    Last Updated : 2025-02-10
  • Dewi Penyembuh Surgawi    Surat Untuk Jenderal Zhao

    Setelah pertarungan yang sengit, Zhao Xueyan dan ketiga temannya — Tian Ming, Wu Liang, dan Niuniu — meninggalkan jalanan dan murid Sekte Bulan Darah. Langkah mereka tenang namun penuh kewaspadaan, sementara desiran angin sore menyapu wajah mereka. Tak ada satupun dari mereka yang berbicara, seolah masing-masing tenggelam dalam pikiran mereka sendiri."Bagaimana kalau kita kembali ke penginapan?" Tian Ming memecah keheningan. "Nona Zhao pasti lelah.""Aku tidak selemah itu," jawab Zhao Xueyan dengan nada datar, meski senyum tipis terselip di sudut bibirnya.Wu Liang menyeringai. "Tetap saja, kau butuh istirahat. Bahkan pedang terbaik perlu diasah setelah pertarungan besar."Setibanya di penginapan sederhana yang terletak di kaki bukit, mereka langsung menuju kamar masing-masing. Udara malam mulai terasa dingin, namun Zhao Xueyan tetap tenang di balik jendela kamar yang terbuka. Langit dihiasi bintang-bintang yang berkelip lembut, memberikan suasana damai yang kontras dengan pertarung

    Last Updated : 2025-02-10
  • Dewi Penyembuh Surgawi    Salah Paham

    Malam semakin larut, namun Tian Ming tidak kunjung terlelap. Di balkon kamarnya yang berdekatan dengan kamar Zhao Xueyan, pemuda tampan itu berdiri dengan tangan terlipat di dada, menatap bulan yang menggantung tinggi di langit. Cahaya peraknya memantulkan sinar lembut pada wajah Tian Ming yang tampak serius.Udara malam yang dingin tidak mengusik pikirannya. Dia lebih sibuk merenungkan kejadian yang baru saja mereka hadapi—pertarungan Zhao Xueyan dengan Tetua Sekte Bulan Darah. Bagaimana wanita itu berdiri gagah tanpa gentar menghadapi kekuatan yang luar biasa. Dalam hati, Tian Ming tidak bisa menahan kekagumannya.Namun lamunan itu terputus ketika bayangan gelap tiba-tiba muncul dari kegelapan. Dengan gerakan gesit dan tanpa suara, sosok berpakaian hitam legam berlutut di hadapan Tian Ming."Yang Mulia," bisik pengawal bayangan itu dengan suara rendah namun tegas. "Ada laporan mendesak dari kekaisaran benua Yunzhu."Tian Ming mengangkat alisnya. Wajahnya tetap tenang meski hatinya s

    Last Updated : 2025-02-10
  • Dewi Penyembuh Surgawi    Meninggalkan Desa Alkemis

    Keesokan paginya, matahari baru saja naik ketika Zhao Xueyan dan ketiga temannya—Tian Ming, Wu Liang, dan Niuniu—telah bersiap di depan penginapan. Ya, Zhao Xueyan sudah menganggap mereka teman. Kuda-kuda mereka meringkik pelan, seolah merasakan semangat pemiliknya yang ingin segera melanjutkan perjalanan. Desa yang sebelumnya dipenuhi hiruk-pikuk para sekte kini mulai kembali tenang. Beberapa sekte lain juga terlihat bersiap meninggalkan tempat itu, membawa nama besar mereka setelah kompetisi yang penuh ketegangan. Namun dari semua yang hadir, nama Zhao Xueyan kini bergema paling kuat, menjadi simbol kemenangan dan keberanian. Tatapan kagum dari penduduk desa mengiringi langkah mereka. "Itu dia! Zhao Xueyan yang mengalahkan Tetua Sekte Bulan Darah!" bisik seorang pria dengan mata berbinar. "Dia hebat sekali, aku belum pernah melihat pertarungan seindah itu," tambah seorang wanita tua sambil mengangguk puas. Beberapa anak kecil bahkan berlari mengikuti mereka dengan antusias, me

    Last Updated : 2025-02-11
  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bertanya

    Air sungai yang jernih beriak lembut di bawah sinar matahari senja. Gemericiknya berpadu dengan tawa riang Niuniu dan Wu Liang yang tengah bermain air sambil sesekali mencoba menangkap ikan kecil untuk makan malam mereka."Aku dapat satu!" seru Niuniu dengan gembira, menunjukkan ikan yang melompat-lompat di tangannya.Wu Liang terkekeh sambil menyibakkan air ke arahnya. "Kau hanya beruntung. Lihat saja, aku pasti menangkap yang lebih besar."Di tepi sungai, sedikit menjauh dari riuh mereka berdua, Zhao Xueyan dan Tian Ming duduk bersebelahan di atas batu besar yang datar. Angin sore berhembus lembut, menerbangkan beberapa helai rambut panjang Zhao Xueyan yang tertata rapi meski menyamar sebagai pria.Tian Ming melirik sekilas ke arah Zhao Xueyan yang tampak tenang seperti biasanya. Dia menghela napas pelan sebelum akhirnya memecah keheningan."Nona Xueyan," panggilnya dengan suara datar namun serius."Hm?""Aku tahu ini mungkin bukan urusanku," Tian Ming melanjutkan sambil menatap ke

    Last Updated : 2025-02-11
  • Dewi Penyembuh Surgawi    Nyamuk?

    Malam semakin larut. Hanya suara gesekan dedaunan dan gemericik sungai yang memecah kesunyian. Api unggun yang mulai meredup memancarkan cahaya oranye redup, memberikan kehangatan terakhir sebelum benar-benar padam.Niuniu dan Wu Liang telah tertidur lelap dengan dengkuran pelan yang sesekali terdengar. Zhao Xueyan pun berbaring tenang, napasnya teratur seiring dengan damainya tidur yang jarang ia nikmati. Wajahnya yang biasanya terlihat tegar dan penuh tekad kini tampak lembut di bawah cahaya samar malam.Tian Ming duduk bersandar di sebuah pohon, matanya tak lepas dari sosok Zhao Xueyan. Kilauan api yang tersisa memantulkan bayangan wajahnya yang tetap tenang namun penuh pemikiran.Dalam hatinya, Tian Ming bertanya-tanya, sebuah pertanyaan yang terus menggantung sejak pertama kali mereka bertemu. ‘Kenapa hanya dia yang bisa menyentuhku?’Tian Ming adalah sosok yang tak tersentuh, baik oleh dunia maupun manusia lainnya. Sejak kecil, tidak ada yang mampu mendekat tanpa merasakan kesak

    Last Updated : 2025-02-11
  • Dewi Penyembuh Surgawi    Menolong

    Matahari pagi mulai merayap naik, menyinari jalan setapak yang mereka lalui. Zhao Xueyan dan ketiganya melanjutkan perjalanan, kuda-kuda mereka melangkah mantap melewati jalur yang dikelilingi pepohonan hijau. Angin berhembus lembut, membawa kesejukan yang menyegarkan setelah malam yang panjang.Di sela-sela perjalanan, Tian Ming sesekali melirik ke arah Zhao Xueyan yang menunggangi kudanya di depan. Punggungnya tegap, gerakannya anggun meski sederhana.Namun, bukan itu yang mengganggu pikirannya.Pikiran Tian Ming masih tertuju pada kejadian semalam—momen di mana dia hampir kehilangan kendali, hampir mencium Zhao Xueyan tanpa sadar.Tian Ming menelan ludah, merasa wajahnya sedikit memanas. ‘Apa yang merasukiku semalam?’Tian Ming mengingat betapa dekatnya dia dengan Zhao Xueyan, bagaimana aroma lembut yang khas dari gadis itu begitu jelas di indra penciumannya. Dan saat Zhao Xueyan membuka matanya, jantungnya nyaris berhenti karena panik.‘Kalau saja dia bangun sedikit lebih lambat .

    Last Updated : 2025-02-12

Latest chapter

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 363

    Zhao Xueyan melangkah cepat, gaunnya berkibar tertiup angin pagi. Wajahnya yang biasanya tegas kini diliputi emosi yang campur aduk—marah, kecewa, sedih. Ia melewati para pelayan yang membungkuk memberikan hormat, tapi ia tak menyahut. Di koridor luar, Wu Liang dan Yu Qie—yang sejak tadi masih penasaran—hanya bisa saling melirik ketika melihat sosok Zhao Xueyan berjalan dengan pandangan kosong. Wajahnya merah, bibirnya sedikit gemetar, dan sorot matanya penuh luka.Wu Liang mengangkat alis, berbisik pada Yu Qie, "Ada apa itu?"Yu Qie menelan ludah. “Kelihatannya … tidak baik.”Keduanya menoleh ke arah pintu ruang kerja sang kaisar. Ada rasa khawatir dan ragu di wajah mereka. Namun akhirnya, mereka memutuskan masuk kembali setelah mengetuk perlahan.“Yang Mulia .…” ucap Wu Liang pelan sambil sedikit membungkuk, diikuti Yu Qie yang ikut menunduk hormat.Begitu pintu tertutup di belakang mereka, suasana ruang kerja benar-benar berubah. Tidak lagi penuh wibawa, tapi berat dan muram. Di b

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 362

    Tian Ming melangkah lebih dekat, setiap langkahnya terasa berat, membawa gelombang tekanan yang membuat dedaunan bergetar. Ia berdiri di antara mereka, meraih tangan Zhao Xueyan dan menariknya ke belakangnya.“Kau mungkin lupa, tapi Zhao Xueyan yang ini bukan milikmu lagi. Bahkan ... mungkin tidak pernah,” suara Tian Ming rendah, penuh amarah yang ditahan.“Apa maksudmu Kaisar Tian Ming? Tentu dia pernah menjadi milikku, karena dia mantan istriku,” sarkas Kaisar Zheng Yu. Kaisar Tian Ming mendengkus. “Kau bahkan tidak tahu apa-apa tentang Zhao Xueyan. Jadi berhentilah berharap, karena dari awal dia hanya milikku.” Zhao Xueyan berdiri diam di belakangnya, matanya mengeras namun tetap tenang.Zheng Yu menatap keduanya, ekspresinya gelap. Namun ia akhirnya mengendurkan genggamannya dan tersenyum miring.“Kita lihat saja, apakah perasaan yang pernah ada ... benar-benar telah mati.”Tanpa menunggu jawaban, Zheng Yu berbalik pergi. Matanya tajam, menyiratkan kebencian dan obsesi pada Zhao

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 361

    Di dalam paviliun timur yang hangat dan harum oleh wangi teh, para pelayan berdiri rapi dengan kepala menunduk. Niuniu dengan sigap menuangkan teh ke dalam cangkir porselen di depan Jenderal Zhao Yun.“Silakan, Jenderal,” ucap Niuniu dengan sopan.Zhao Yun menerima cangkir itu, menatap pelayan muda tersebut sejenak, lalu mengangguk dalam.“Niuniu! Terima kasih karena telah menjaga Xueyan,” ucapnya, tulus.Niuniu buru-buru menggeleng, wajahnya sedikit merah. “Jenderal Zhao ... bukan saya yang menjaga nona, justru nona yang melindungi saya. Berkali-kali.”Zhao Yun melirik putrinya, senyumnya tipis dan hangat. “Ya ... itu memang sifatnya sejak kecil.”Zhao Xueyan duduk dengan anggun di sisi ayahnya, menatap wajah yang sangat dirindukannya itu. Suaranya lembut saat bertanya, “Ayah ... kenapa Ibu tidak ikut bersamamu? Bagaimana kabarnya?”Jenderal Zhao Yun menghela napas pelan, matanya menerawang sejenak. “Ibumu ... tidak bisa melakukan perjalanan jauh. Belakangan ini tubuhnya mudah lelah.

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 360

    Setelah para tamu dan jenderal keluar satu per satu dari Balairung Kekaisaran, Zhao Xueyan berdiri dari kursinya dan berjalan cepat menghampiri seorang pria paruh baya yang berdiri tenang di dekat tiang batu. Matanya yang biasanya dingin kini terlihat hangat.“Ayah .…” panggilnya pelan namun penuh rindu.Jenderal Zhao Yun menoleh dan menatap putrinya dengan senyum tipis. “Xueyan.”Zhao Xueyan langsung menunduk memberi hormat, tapi sang ayah menahan gerakannya dan menepuk ringan pundaknya.“Sudah, tak perlu formal padaku.”“Terima kasih … karena Ayah masih hidup dan sehat. Aku benar-benar lega,” gumam Zhao Xueyan dengan suara bergetar.Zhao Yun tertawa kecil. “Kau pikir aku akan mati semudah itu? Ayahmu ini dilatih di medan perang, bukan taman bunga.”Zhao Xueyan tersenyum, matanya sedikit berkaca-kaca.“Ayah, bagaimana kalau ikut aku ke paviliun timur? Aku punya kamar lebih di sana, lebih nyaman daripada barak istana.”Zhao Yun mengangguk. “Baiklah, kalau itu membuatmu tenang.”Namun

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 359

    Suasana Balairung Kekaisaran Tianyang kini dipenuhi ketegangan yang kental. Para jenderal duduk berjajar, mata mereka fokus ke arah peta besar yang terbentang di atas meja kayu panjang. Di sisi kanan dan kiri, para utusan dari Kekaisaran Changhai, Zhengtang, dan Heifeng turut hadir, masing-masing mengenakan jubah resmi mereka, wajah-wajah serius menggambarkan urgensi situasi.Kaisar Tian Ming duduk di kursi utama, mata tajamnya menatap peta yang menunjukkan lima titik portal iblis. Empat di antaranya telah disegel oleh pasukan elit Tianyang.Seorang jenderal berdiri, melapor dengan nada tegas.“Yang Mulia, empat portal telah berhasil kami segel. Namun ... satu portal terakhir berada di Lembah Hujan Darah, dan saat ini lembah tersebut telah sepenuhnya dikuasai oleh bangsa iblis. Mereka menjadikan tempat itu markas utama mereka.”“Lembah Hujan Darah .…” gumam kaisar Tian Ming. “Bukan tempat yang mudah untuk ditembus.”Semua mata tertuju padanya, menanti keputusan. Tapi tiba-tiba, sebuah

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 358

    Setelah jamuan makan selesai dan musik pelan berhenti mengalun, para pejabat dan jenderal satu per satu bangkit dari tempat duduk mereka. Mereka mulai bergerak menuju Balairung Kekaisaran Tianyang, tempat diadakannya rapat militer untuk membahas strategi pertahanan terhadap serangan dari utara.Zhao Xueyan berdiri anggun, mengikuti langkah para pria tersebut tanpa ragu. Tapi baru beberapa langkah, langkahnya dihentikan oleh suara nyaring yang penuh sindiran."Eh, mau ke mana, Nona Zhao?" tanya Nona Xiao Zhen sambil menyipitkan mata."Balairung Kekaisaran bukan tempat jalan-jalan, apalagi untuk seorang wanita," tambah Nona Lin dengan senyum mengejek."Benar," sela Nona Yu. "Kau itu hanya seorang gadis dari desa yang kebetulan dibawa masuk ke istana oleh Yang Mulia. Jangan pikir hanya karena makanan tadi enak, kau bisa ikut campur dalam urusan negara."Beberapa gadis bangsawan lainnya tertawa pelan, menutup mulut dengan kipas sambil saling menatap penuh kemenangan.“Memang benar, ya! Se

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 357

    Setelah para tamu duduk di tempat masing-masing, suasana aula utama Kekaisaran Tianyang terasa lebih hangat. Pelayan-pelayan berdiri berjajar, menyajikan anggur dalam cawan giok bening dan piring-piring indah berisi hidangan yang baru saja diangkat dari dapur istana.Di tengah aula, musik lembut mulai mengalun. Para penari istana dengan kostum anggun berwarna merah muda dan emas menari mengikuti irama, mempercantik suasana.Namun tak lama, wajah para tamu, pejabat, jenderal, bangsawan, termasuk kaisar Tian Ming dan Ibu Suri Gao, mulai menunjukkan ekspresi heran. Bukan karena tarian, melainkan makanan yang tersaji di hadapan mereka.“Makanan apa ini?” tanya salah satu pejabat tua sambil menatap bingung ke arah piringnya.“Mengapa bentuknya seperti ini … tidak seperti hidangan kekaisaran biasanya,” gumam seorang gadis bangsawan.Di hadapan mereka tersaji ayam teriyaki dengan saus kental yang harum, kentang goreng tipis garing seperti lidi emas, salad sayur segar dengan saus creamy dari

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 356

    Langkah kaki rombongan bangsawan dan pejabat istana terdengar beriringan saat mereka berjalan menuju aula utama Kekaisaran Tianyang. Dentingan perhiasan dan suara bisik-bisik para nona bangsawan menggema di sepanjang koridor, diselimuti rasa penasaran dan juga … sindiran.Di barisan belakang, Nona Xiao Zhen menyibak lengan bajunya dengan angkuh, lalu berbisik cukup keras agar bisa didengar oleh para pengikutnya.“Huh, kita lihat saja nanti,” ujarnya sambil mendengus, “Apa yang bisa dilakukan seorang gadis yang hanya dipungut oleh kaisar?”Nona Yu terkekeh, “Apalagi dia menerima tantangan kita untuk ikut serta dalam dekorasi aula. Apa dia pikir bermain-main di taman obat membuatnya tahu cara menghias aula kekaisaran?”Nona Lin menambahkan dengan suara mencibir, “Mungkin dia akan menggantung gulungan ramuan di langit-langit! Ha!” Nona Shen menambahkan. “Kau benar! Kali ini gadis desa itu akan tahu tempatnya di mana. Hanya seorang gadis desa ingin menjadi Phoenix. Sungguh malang sekali!

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 355

    Saat semua tamu resmi telah tiba dan turun dari kereta serta kuda masing-masing, suara gong pelan menggema menandakan penyambutan dimulai secara resmi. Para pejabat, bangsawan, serta jenderal dari Kekaisaran Tianyang serempak membungkuk hormat ke arah tamu-tamu agung dari tiga Kekaisaran: Changhai, Heifeng, dan Zhengtang.“Selamat datang di kekaisaran Tianyang, Benua Yunzhu!” Dengan gerakan penuh wibawa, perwakilan dari tiga Kekaisaran itu pun membalas dengan hormat yang sama, penuh kesopanan dan kebesaran.Di tengah deretan para tokoh penting itu, tatapan Jenderal Zhao Yun tak pernah lepas dari putrinya. Ia tersenyum tipis, matanya menyiratkan kelegaan dan bangga yang mendalam.‘Xueyan-ku … syukurlah kau baik-baik saja. Lebih dari itu .…’ batinnya, nyaris menahan diri agar tidak langsung memeluk gadis kecil yang kini menjelma menjadi sosok yang luar biasa kuat dan anggun.Zhao Xueyan berdiri tenang di samping para petinggi, hanfu biru berhiaskan motif awan dan bunga salju berkibar

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status