Assalamualaikum teman-teman. Mohon dukungannya yaa, biar author semangat updatenya. Terima kasih.
Air sungai yang jernih beriak lembut di bawah sinar matahari senja. Gemericiknya berpadu dengan tawa riang Niuniu dan Wu Liang yang tengah bermain air sambil sesekali mencoba menangkap ikan kecil untuk makan malam mereka."Aku dapat satu!" seru Niuniu dengan gembira, menunjukkan ikan yang melompat-lompat di tangannya.Wu Liang terkekeh sambil menyibakkan air ke arahnya. "Kau hanya beruntung. Lihat saja, aku pasti menangkap yang lebih besar."Di tepi sungai, sedikit menjauh dari riuh mereka berdua, Zhao Xueyan dan Tian Ming duduk bersebelahan di atas batu besar yang datar. Angin sore berhembus lembut, menerbangkan beberapa helai rambut panjang Zhao Xueyan yang tertata rapi meski menyamar sebagai pria.Tian Ming melirik sekilas ke arah Zhao Xueyan yang tampak tenang seperti biasanya. Dia menghela napas pelan sebelum akhirnya memecah keheningan."Nona Xueyan," panggilnya dengan suara datar namun serius."Hm?""Aku tahu ini mungkin bukan urusanku," Tian Ming melanjutkan sambil menatap ke
Malam semakin larut. Hanya suara gesekan dedaunan dan gemericik sungai yang memecah kesunyian. Api unggun yang mulai meredup memancarkan cahaya oranye redup, memberikan kehangatan terakhir sebelum benar-benar padam.Niuniu dan Wu Liang telah tertidur lelap dengan dengkuran pelan yang sesekali terdengar. Zhao Xueyan pun berbaring tenang, napasnya teratur seiring dengan damainya tidur yang jarang ia nikmati. Wajahnya yang biasanya terlihat tegar dan penuh tekad kini tampak lembut di bawah cahaya samar malam.Tian Ming duduk bersandar di sebuah pohon, matanya tak lepas dari sosok Zhao Xueyan. Kilauan api yang tersisa memantulkan bayangan wajahnya yang tetap tenang namun penuh pemikiran.Dalam hatinya, Tian Ming bertanya-tanya, sebuah pertanyaan yang terus menggantung sejak pertama kali mereka bertemu. ‘Kenapa hanya dia yang bisa menyentuhku?’Tian Ming adalah sosok yang tak tersentuh, baik oleh dunia maupun manusia lainnya. Sejak kecil, tidak ada yang mampu mendekat tanpa merasakan kesak
Matahari pagi mulai merayap naik, menyinari jalan setapak yang mereka lalui. Zhao Xueyan dan ketiganya melanjutkan perjalanan, kuda-kuda mereka melangkah mantap melewati jalur yang dikelilingi pepohonan hijau. Angin berhembus lembut, membawa kesejukan yang menyegarkan setelah malam yang panjang.Di sela-sela perjalanan, Tian Ming sesekali melirik ke arah Zhao Xueyan yang menunggangi kudanya di depan. Punggungnya tegap, gerakannya anggun meski sederhana.Namun, bukan itu yang mengganggu pikirannya.Pikiran Tian Ming masih tertuju pada kejadian semalam—momen di mana dia hampir kehilangan kendali, hampir mencium Zhao Xueyan tanpa sadar.Tian Ming menelan ludah, merasa wajahnya sedikit memanas. ‘Apa yang merasukiku semalam?’Tian Ming mengingat betapa dekatnya dia dengan Zhao Xueyan, bagaimana aroma lembut yang khas dari gadis itu begitu jelas di indra penciumannya. Dan saat Zhao Xueyan membuka matanya, jantungnya nyaris berhenti karena panik.‘Kalau saja dia bangun sedikit lebih lambat .
Wu Liang mencabut pedangnya, mengayunkannya ke samping dengan santai. "Oh, tentu saja. Itu bukan pertanyaan yang sulit." Tian Ming hanya berdiri diam dengan ekspresi tenang, namun aura berbahaya menguar darinya. Niuniu tersenyum tipis. "Kasihan sekali. Sepertinya hari buruk kalian baru saja dimulai." Pemimpin bandit menggeram. "Bunuh mereka!" Zhao Xueyan dan Tian Ming tetap berdiri di sisi jalan setapak, menonton dengan tenang saat Niuniu dan Wu Liang maju ke tengah pertempuran. Wu Liang menghunus pedangnya dengan gerakan santai, mata elangnya menyapu para bandit yang kini mulai menyadari bahwa mereka bukan sekadar pengembara biasa. Niuniu, di sisi lain, tersenyum manis sambil mengeluarkan dua belati kecilnya kali ini. Tatapannya tampak polos, tetapi ada kilatan bahaya di matanya. "Tuan," kata Wu Liang tanpa menoleh ke arah Zhao Xueyan, "Serahkan saja mereka pada kami. Ini bukan pertarungan yang sepadan untukmu." Niuniu mengangguk setuju. "Benar, Nona. Biarkan aku dan Wu Liang
Wanita yang tadi menangis, kini menatap Zhao Xueyan dengan mata berkaca-kaca. "T—tuan, tidak perlu repot-repot … Kami bisa pergi ke desa terdekat .…""Kalau kau pergi dalam keadaan seperti ini, suamimu bisa mati kehabisan darah sebelum sampai ke desa," potong Zhao Xueyan datar.Wanita itu langsung membungkam mulutnya, ketakutan, tetapi lebih dari itu, dia tahu orang di depannya benar.Zhao Xueyan berlutut di samping pria yang terluka, lalu membuka baju bagian atasnya untuk melihat luka lebih jelas. Robekan pedang di bahunya cukup dalam, darah masih mengalir, dan luka itu sudah mulai tampak membiru karena kontaminasi kotoran.Wu Liang yang melihat itu bersiul pelan. "Lumayan dalam. Kalau bukan karena darah yang masih mengalir, aku sudah mengira dia tidak akan bertahan lama.""Diam," Zhao Xueyan berkata singkat, lalu mengeluarkan jarum dan benang operasi dari kotaknya.Tian Ming yang memperhatikan itu mengangkat alis. Dia sudah melihat Zhao Xueyan melakukan banyak hal luar biasa, tetapi
Tian Ming menatap Zhao Xueyan dengan serius. "Kau bilang ini bisa disembuhkan. Apa kau benar-benar bisa melakukannya?"Zhao Xueyan terdiam sejenak, menatap bocah kecil yang masih memandangnya dengan mata polos. Anak sekecil ini sudah menanggung beban berat hanya karena ketidaktahuan orang-orang di sekitarnya.Orang tua bocah itu juga menatap Zhao Xueyan dengan penuh harapan. Mata mereka yang tadi dipenuhi kesedihan, kini berkilat dengan sesuatu yang langka—harapan.Zhao Xueyan menghela napas. "Aku bisa."Wanita itu langsung menutup mulutnya dengan tangan, matanya berkaca-kaca. "Benarkah, Tuan Muda? Anak saya bisa disembuhkan?"Zhao Xueyan mengangguk. "Aku memiliki cara."Tian Ming mengangkat alis, matanya menyipit penuh rasa ingin tahu. Dia tahu Zhao Xueyan memiliki banyak rahasia, tapi ini pertama kalinya dia melihat gadis itu benar-benar bersedia menunjukkannya di depan orang lain."Aku bisa menyembuhkannya," kata Zhao Xueyan akhirnya, "Tapi tidak di tempat seperti ini. Aku butuh te
Matahari mulai condong ke barat, menyisakan semburat jingga di langit saat Zhao Xueyan dan rombongannya mengikuti pasangan yang mereka selamatkan menuju kediaman mereka.Di atas kudanya, pria yang terluka namun masih berusaha tegak, menoleh ke arah Zhao Xueyan dan yang lainnya. "Kami sangat berterima kasih atas bantuan kalian. Namaku Gu Nam, dan ini istriku, Gu Liu."Gu Liu yang duduk di pelana kuda bersama anak kecil di pangkuannya, tersenyum lembut meskipun wajahnya masih menyiratkan kelelahan. "Dan ini putra kami, Gu Shi."Zhao Xueyan melirik bocah kecil itu, yang masih memeluk ibunya erat. Tatapannya penuh rasa ingin tahu, tapi tidak lagi setakut sebelumnya.Zhao Xueyan sedikit mengangguk. "Zhao Xueyan," katanya memperkenalkan diri. Lalu ia menoleh ke ketiga orang di belakangnya. "Ini Tian Ming, Wu Liang, dan Niuniu."Wu Liang yang selalu santai melambai kecil. "Kalian bisa memanggilku Wu Liang. Beliau ini," katanya sambil menunjuk Tian Ming. "Dia adalah majikan saya, seorang Tuan
Dua hari telah berlalu sejak Zhao Xueyan melakukan pemeriksaan awal pada Gu Shi. Hari ini, ia akhirnya siap untuk melakukan operasi yang akan mengubah hidup anak itu.Di depan kamar yang telah disiapkan untuk operasi, Zhao Xueyan berdiri tegap, menatap semua orang dengan tatapan serius. "Mulai sekarang, tidak ada yang boleh masuk ke kamar ini selain Niuniu," ucapnya tegas.Gu Liu tampak cemas, tetapi dia tidak berani membantah. "Tapi … apakah Gu Shi akan baik-baik saja?"Zhao Xueyan mengangguk. "Aku sudah memastikan semuanya. Kalian hanya perlu menunggu di luar."Gu Nam menggenggam tangan istrinya, mencoba menenangkannya. "Kita harus percaya pada Tuan Muda Zhao."Sementara itu, Wu Liang dan Tian Ming berdiri di samping, mengamati situasi. Wu Liang bersedekap, matanya berbinar penuh rasa ingin tahu. "Kenapa hanya Niuniu yang boleh masuk?" tanyanya sambil melirik Zhao Xueyan dengan penuh minat.Zhao Xueyan hanya menatap sekilas ke arahnya. "Karena dia satu-satunya yang bisa aku percaya
Tabib Bai, yang tidak mengerti apa yang sedang terjadi, hanya bisa berkedip beberapa kali sebelum bertanya, "Apa maksud Yang Mulia Kaisar?"Tian Ming menatapnya tajam.Dengan suara datar yang tidak terbantahkan, ia berkata, "Hanya seorang wanita yang boleh menyentuh tubuh Zhao Xueyan.""....."".....""....."Nyonya Bing Qing, Niuniu, Lao, Wu Liang, bahkan para pelayan yang berdiri di sudut ruangan ingin muntah darah.Cemburu apa lagi ini?!Tabibnya sudah tua, Kaisar!Ingin rasanya mereka berteriak, namun sayangnya mereka masih sayang dengan nyawa. Bing Qing mengerutkan kening, berusaha memahami pemikiran pemuda yang mengaku sebagai kekasih putrinya. "Tapi—""Tidak ada tapi," Tian Ming memotong. "Cari tabib wanita. Jika tidak ada, aku sendiri yang akan mengobatinya."Tabib Bai hampir tersedak napasnya sendiri. "Yang Mulia … aku sudah menangani ribuan pasien dalam hidupku. Aku tidak—""Aku tidak peduli," potong Tian Ming lagi, tanpa ekspresi. "Zhao Xueyan adalah wanitaku. Aku tidak ak
Di dalam kamar yang sunyi, suasana masih dipenuhi ketegangan.Tian Ming duduk di tepi ranjang, menatap Zhao Xueyan dengan penuh kelembutan."Akar Seribu Phoenix sudah ada," katanya, suaranya tenang. "Kondisi ayahmu akan membaik. Lebih baik kau fokus memulihkan tubuhmu terlebih dahulu. “Tapi—” Zhao Xueyan mencoba membantah, namun melihat tatapan Tian Ming membuatnya terdiam. “Bagaimana bisa kau menyembuhkan Jenderal Zhao, sedangkan kau masih terluka? Kau butuh banyak energi untuk melakukan pengobatan,” kata Tian Ming. Mendengar hal itu, Zhao Xueyan akhirnya merasa lega.Ayahnya akan selamat.Matanya yang sebelumnya dipenuhi kekhawatiran perlahan melembut.Namun, saat suasana mulai sedikit tenang, tiba-tiba suara nyonya Bing Qing memecah keheningan."Xueyan, siapa pemuda ini?" tanyanya, sambil menatap pemuda tampan yang duduk begitu dekat dengan putrinya. "Kenapa dia mengaku sebagai suamimu?""...."Zhao Xueyan yang awalnya merasa lebih baik mendadak terdiam.Matanya membelalak tajam
Di dalam kamar yang diterangi oleh cahaya lentera, Nyonya Bing Qing duduk dengan cemas di samping ranjang. Tangannya dengan lembut menyeka keringat dingin yang mengalir di pelipis Jenderal Zhao Yun, suaminya yang masih terbaring lemah akibat racun mematikan.Wajahnya pucat, napasnya tersengal. Sudah berhari-hari racun itu menggerogoti tubuhnya, dan hingga kini, mereka masih belum menemukan penawarnya.Tiba-tiba, suara langkah kaki tergesa dari pelayan terdengar di luar pintu."Nyonya, Nona Xueyan sudah kembali! Tapi keadaannya … dia pingsan, dan dibawa oleh seorang pria asing!""Apa?"Napas Bing Qing tercekat. Ia bangkit dari tempat duduknya dengan tatapan panik.Tanpa membuang waktu, ia langsung berjalan cepat keluar kamar, nyaris berlari menyusuri lorong menuju aula utama. Hatinya berdebar keras. Perasaan gelisah menggerogoti dirinya.Dan di sana, tepat di tengah aula yang diterangi lentera besar, suaminya tidak sendirian yang terbaring lemah—putri kesayangannya juga dalam keadaan s
Wu Liang berusaha tetap tegak saat memapah Niuniu yang terluka parah. Gadis itu hampir tidak sadarkan diri, wajahnya pucat dengan darah mengalir dari sudut bibirnya. Napasnya tersengal, tapi matanya masih berusaha terbuka. “Ayo! Pelan-pelan saja!” Wu Liang memperingati Niuniu yang masih bergerak. Bai Long, yang sebelumnya bertarung tanpa henti, mengerti bahwa mereka tidak bisa bertahan lebih lama. Tanpa banyak bicara, ia segera masuk ke ruang dimensi, kembali ke tempat di mana ia bisa memulihkan energinya.Di sisi lain, Kaisar Tian Ming masih menggendong Zhao Xueyan dalam pelukannya. Wajahnya dingin, tetapi sorot matanya menyimpan kekhawatiran yang dalam.Tanpa memberi kesempatan bagi siapa pun untuk menghentikannya, ia memberi isyarat pada pasukannya, lalu—dengan satu gerakan tajam, mereka menghilang dalam sekejap. Seakan mereka tidak pernah ada di tempat itu.Dan tepat setelah mereka pergi. “Hentikan! Siapa disana?!"Dari kejauhan, pasukan lain mendekat dengan cepat. Pasukan Kaisa
Kabut pekat menyelimuti Lembah Iblis, menyisakan kegelapan yang semakin mencekik. Zhao Xueyan berjuang sekuat tenaga, tetapi akar hitam darah yang melilit tubuhnya semakin erat, menghisap energi Qi dalam tubuhnya sedikit demi sedikit. Semakin lama, tubuhnya terasa lemas, kekuatannya terkuras."Nona!" Niuniu melesat ke depan dengan belati terhunus, mencoba menebas akar hitam yang mengikat Zhao Xueyan.Namun, sebelum ia berhasil, sebuah energi hitam melesat ke arahnya.Boom!Duar! Tubuh Niuniu terpental ke belakang, menghantam tanah dengan keras. Ia merasakan dadanya sesak, lalu seteguk darah segar keluar dari mulutnya.Uhuk! Uhuk! Sementara itu, Bai Long masih bertarung sengit dengan makhluk-makhluk menjijikkan yang seakan tidak ada habisnya."Sial! Berapa banyak lagi mereka akan muncul?!" Bai Long menggeram, pedangnya terus bergerak, menebas tubuh-tubuh mengerikan itu. Namun, seperti sebelumnya, mereka kembali menyatu dan melipatgandakan diri.Zhao Xueyan semakin melemah. Matanya mu
Zhao Xueyan berdiri di atas batu besar, memegang erat bunga Hua yang baru saja ia petik. Matanya masih waspada, memastikan tidak ada lagi ancaman dari danau hitam yang kini tampak tenang.Namun, ketenangan itu tidak berlangsung lama.Groaaarrrhh! Suara raungan menggelegar mengguncang seluruh lembah. Permukaan air danau yang semula diam tiba-tiba kembali bergolak. Gelembung-gelembung besar bermunculan di permukaannya, diikuti oleh ratusan makhluk aneh yang melompat keluar.Zhao Xueyan menyipitkan matanya. Pertarungan belum selesai.Di antara makhluk-makhluk itu, muncul sosok raksasa dengan kulit hitam legam, tanduk besar, dan mata merah menyala. Tangan raksasa itu terangkat ke udara, bibirnya bergerak melantunkan mantra dalam bahasa iblis kuno.Zhao Xueyan merasakan tekanan energi gelap yang sangat kuat mengalir di sekitarnya.“Ini tidak bagus,” ujar Bai Long sambil mencabut pedangnya.Niuniu, yang awalnya berdiri di belakang, kini menggenggam senjatanya dengan erat. Wajahnya dipenuhi
Di tengah kegelapan Lembah Iblis, Zhao Xueyan berdiri tegak, memegang erat pedang roh emasnya. Cahaya keemasan dari pedangnya berpendar lembut, kontras dengan atmosfer mencekam di sekitarnya.Makhluk raksasa yang menjaga bunga Hua menatapnya dengan mata merah menyala, lalu mengangkat tangannya ke arah danau hitam pekat di belakangnya. Air danau mendidih, mengeluarkan suara gemuruh yang menggetarkan tanah di bawah mereka.Dari dalam kegelapan air, puluhan makhluk mengerikan muncul. Mereka memiliki tubuh berwarna keunguan dengan kulit kasar seperti amfibi. Mulut mereka robek hingga ke telinga, dengan gigi tajam yang berbaris tidak beraturan. Yang paling menjijikkan adalah lidah mereka yang panjang, menjulur keluar dan meneteskan lendir kehijauan.Bai Long yang telah berubah menjadi wujud manusianya merasa jijik, ekspresi dinginnya sedikit berubah. “Menjijikkan.”Niuniu yang berdiri di belakang Zhao Xueyan menggigit bibirnya, wajahnya pucat. “Nona … mereka terlalu banyak.”Zhao Xueyan me
Di luar Lembah Iblis, pasukan Kaisar Tian Ming akhirnya tiba.Mereka terhenti sejenak, tertegun melihat pemandangan di hadapan mereka.Bangkai monster berserakan.Beberapa dari mereka menutup hidung, mual karena bau anyir darah dan daging busuk yang menyengat.Jejak pertempuran masih jelas terlihat.Pohon-pohon tumbang, tanah berlubang akibat ledakan energi, dan sisa-sisa pertarungan yang begitu dahsyat.Seorang prajurit menelan ludah, suaranya bergetar.“Siapa… yang melakukan semua ini?”Mereka menatap bangkai makhluk-makhluk iblis yang berukuran raksasa.Beberapa dari mereka pernah mendengar legenda tentang makhluk-makhluk penghuni Lembah Iblis.Namun, tidak ada yang menyangka ada seseorang yang mampu membantai mereka sebanyak ini.Di antara mereka, seorang pria berwajah dingin berdiri di atas kudanya, jubah hitamnya berkibar terkena angin.Kaisar Tian Ming.Matanya mengerucut tajam, penuh kewaspadaan.Hatinya bergejolak.Zhao Xueyan. Apakah dia yang melakukan semua ini? Jika iya, s
Di bawah langit kelam yang tertutup awan pekat, Zhao Xueyan berjalan semakin dalam ke Hutan Lembah Iblis. Setiap langkahnya disertai desiran angin dingin yang membawa bisikan samar dari makhluk-makhluk tak kasat mata. Kabut tebal menggantung di udara, berputar di antara pepohonan hitam yang bengkok seperti tangan-tangan kurus yang hendak mencengkeram siapa pun yang berani masuk.Di belakangnya, Niuniu mengikuti dengan cemas, tangannya mencengkeram erat sudut jubah tuannya. Sementara di udara, Bai Long, naga hitam roh kontraknya, berjalan waspada dengan mata emasnya yang menyala tajam.Mereka mencari bunga Hua—bunga iblis yang mampu menyembuhkan racun mengerikan yang menggerogoti tubuh Jenderal Zhao Yun. Namun, perjalanan mereka tidaklah mudah.Baru beberapa waktu lalu, Zhao Xueyan hampir terperangkap dalam belenggu ilusi. Hutan ini penuh dengan jebakan mental yang menggali ketakutan dan kenangan terdalam seseorang. Jika bukan karena Bai Long yang dengan cepat menariknya keluar, mungk