Niuniu bernapas berat setelah beberapa percobaan, namun gagal terus.
“Nona Zhao, Anda benar-benar tahu banyak hal … tapi, bagaimana Anda mempelajarinya? Bukankah Anda … tidak pernah melakukan?” Zhao Xueyan tertawa kecil, menghindari pertanyaan itu. “Mari kita katakan saja, aku pernah belajar dari seorang ahli. Sekarang, fokuslah pada latihanmu.” Niuniu menggeleng sambil tersenyum kagum. “Saya tidak pernah membayangkan Nona bisa seperti ini. Biasanya, Anda … hanya diam disiksa ….” Niuniu tidak melanjutkan ucapannya, karena takut menyinggung Zhao Xueyan. Zhao Xueyan mengangkat alis, matanya tajam. “Waktu itu sudah berlalu, Niuniu. Hidupku kini berbeda, dan aku membalas mereka.” Matahari mulai tinggi saat mereka selesai latihan 6 pagi. Meskipun tubuh mereka lelah, semangat keduanya masih ada. “Nona Zhao, meskipun saya belum sepenuhnya mengerti, saya merasa tubuh saya lebih ringan. Latihan ini … mungkin memang berguna.” Zhao Xueyan mengangguk dengan puas. “Itu hanya permulaan. Dengan latihan rutin, kita berdua akan menjadi lebih kuat. Tidak ada yang bisa meremehkan kita lagi.” Dalam hati, Zhao Xueyan merasa lega. Dia tahu perjalanan ini panjang, tapi dengan pengetahuan dan tekadnya, dia yakin bisa mengubah nasibnya dan melindungi orang-orang di sekitarnya. Di bawah sinar matahari pagi, Desa Qinghe ramai dengan pedagang dan pembeli yang memenuhi pasar desa. Zhao Xueyan, yang mengenakan jubah sederhana dan cadar untuk menutupi wajahnya, berjalan tenang di samping pelayannya, Niuniu. Meskipun berusaha menyembunyikan identitasnya, aura elegan Zhao Xueyan tetap sulit disembunyikan, membuat beberapa orang memandang mereka dengan penasaran. "Niuniu, ingat, jangan bicara terlalu banyak. Kita di sini untuk mencari bahan makanan," kata Zhao Xueyan datar. "Baik, Nona," jawab Niuniu sambil memegang erat keranjang belanja mereka. Namun, mata Niuniu terus bergerak gelisah, memperhatikan segala sesuatu di sekitar mereka. Saat mereka melangkah lebih jauh, keramaian di sudut jalan menarik perhatian mereka. Seorang pria tua tergeletak di tanah dengan wajah pucat dan tubuh gemetar. Orang-orang di sekitarnya tampak panik, tidak tahu harus berbuat apa. "Dia tiba-tiba pingsan! Tidak ada tabib di sini!" teriak seorang wanita muda. "Apakah dia akan mati?" tanya seorang anak kecil dengan nada takut. Niuniu menarik lengan Xueyan. "Nona, kita tidak seharusnya terlibat. Bagaimana jika mereka mengenali Anda?" Namun, Zhao Xueyan tidak menggubris. Dia melangkah maju dengan tenang, membuat kerumunan memberi jalan tanpa sadar karena auranya yang tegas. "Biarkan aku memeriksanya," kata Zhao Xueyan, suaranya dingin namun penuh keyakinan. Wanita muda yang tadi berteriak segera menoleh. "Anda tahu bagaimana mengobatinya?" Zhao Xueyan berlutut di samping pria tua itu dan memeriksa denyut nadinya. "Dia menderita gangguan pada meridian ginjal dan paru-paru. Energinya terblokir, mungkin akibat terlalu lama bekerja di udara dingin tanpa istirahat." Niuniu berdiri di dekatnya, tertegun melihat ketenangan majikannya. "Nona benar-benar tahu apa yang dia lakukan ….” gumamnya, kagum sekaligus terkejut. Dari balik jubahnya, Zhao Xueyan mengeluarkan kotak kecil berisi jarum akupunktur. Dia mulai memasang jarum di titik-titik tertentu pada tubuh pria itu, gerakannya cekatan dan penuh presisi. Setiap jarum yang ditusukkan memancarkan sedikit kilauan cahaya lembut, hasil dari kekuatan spiritualnya. Kerumunan terdiam, menyaksikan dengan mata lebar. Mereka belum pernah melihat teknik seperti ini sebelumnya. Setelah beberapa menit, tubuh pria itu mulai berhenti gemetar. Wajahnya yang tadinya pucat mulai mendapatkan warna, dan napasnya kembali normal. Zhao Xueyan mengeluarkan sebuah botol kecil berisi air spiritual dan menuangkan beberapa tetes ke mulut pria itu. "Air ini akan memulihkan energinya dengan cepat," kata Zhao Xueyan. Kemudian Zhao Xueyan menyerahkan daun tanaman langka kepada wanita muda yang tadi berteriak. "Rebus ini sebagai teh untuknya. Minumkan dua kali sehari selama lima hari.” Pria tua itu membuka matanya perlahan. "Siapa ... siapa Anda? Apakah saya masih hidup?" "Anda sudah aman sekarang. Ingatlah untuk menjaga kesehatan Anda," jawab Zhao Xueyan dingin, berdiri dengan anggun. Wanita muda itu membungkuk dalam-dalam. "Terima kasih, Nona. Anda menyelamatkan ayah saya! Siapa Anda? Bagaimana kami bisa membalas budi ini?" Xueyan menarik cadarnya lebih rapat. "Tidak perlu tahu siapa aku. Gunakan waktumu untuk menjaga keluargamu.” Saat Zhao Xueyan berjalan pergi, kerumunan masih berbisik penuh kekaguman. Beberapa orang memuji tekniknya, sementara yang lain penasaran dengan identitas wanita misterius itu. Niuniu mengikuti di belakang Xueyan, masih tercengang. "Nona, Anda benar-benar luar biasa! Saya tahu Anda pintar, tapi tadi ... itu seperti keajaiban! Bagaimana Anda bisa melakukannya?" Zhao Xueyan menoleh sedikit, tersenyum samar di balik cadarnya. "Niuniu, ilmu medis adalah tentang memahami tubuh dan energi manusia. Ketika kamu memahami itu, tidak ada yang tidak mungkin." Niuniu mengangguk dengan mata berbinar. "Nyonya, saya semakin kagum pada Anda. Anda seperti dewi penyembuh!" Xueyan hanya tertawa kecil dan melanjutkan langkahnya. Meskipun dia telah meninggalkan kehidupan istana, dedikasinya untuk menyelamatkan nyawa tetap menjadi tujuan utamanya di dunia yang baru ini.Zhao Xueyan menjalani hari-harinya bersama Niuniu di gubuk pengasingan dengan berlatih bela diri, berkultivasi dan menolong warga desa Qinghe, diam-diam. "Niuniu, fokuskan energimu pada titik dantian," instruksi Zhao Xueyan dengan suara lembut namun tegas. Zhao Xueyan, dengan mata terpejam, berdiri kokoh dalam posisi meditasi, tubuhnya memancarkan aura tenang yang bercampur dengan kekuatan spiritual."Jangan terburu-buru. Rasakan aliran energi itu seperti air yang mengalir di sungai,” sambung Zhao Xueyan. Keduanya saat ini sedang berkultivasi setelah latihan bela diri modern. Niuniu, yang duduk bersila tak jauh dari posisi Zhao Xueyan, mengerutkan alis. "Nona, kenapa rasanya sulit sekali? Energinya seperti berputar-putar, tapi tidak mau masuk ke dantian saya,” ujar Niuniu. Terlihat keringat membasahi pelipis Niuniu, gadis pelayan itu sudah memasuki tahap dasar tingkat dua, sedangkan Zhao Xueyan telah berada ditahap menengah tingkat tiga. "Itu karena pikiranmu masih ragu. Tenangk
Di ruang rapat kekaisaran yang besar dan megah, suasana serius menyelimuti seluruh ruangan. Kaisar Sheng Yu duduk di singgasana dengan wajah yang tenang. Di sekelilingnya, para pejabat dan tabib kerajaan berdiri dengan sikap hormat, menantikan pembicaraan tentang wabah yang melanda desa Qinghe.Dengan suara tegas, Kaisar Sheng Yu membuka rapat. "Apakah masih ada perkembangan mengenai wabah di desa Qinghe? Zhen mendengar bahwa meskipun tabib terbaik sudah dikirim, penyakit ini tetap menyebar tanpa bisa dihentikan. Apa yang sebenarnya terjadi di sana?” Para pejabat saling pandang, lalu pejabat senior berdiri berbicara tampak cemas, namun tetap menjaga ketenangan di hadapan Kaisar."Yang Mulia, meskipun kami telah mengirimkan lebih dari sepuluh tabib terbaik, penyakit ini tetap meluas. Penduduk desa meyakini bahwa ini adalah kutukan dari Dewa Gunung yang marah, yang tidak akan bisa disembuhkan oleh tabib biasa. Mereka bahkan sudah tidak mempercayai tabib yang kami kirim,” lapor menteri
Di gubuk tua miliknya, Zhao Xueyan tengah menyiapkan ramuan penyembuhan untuk penyakit typus yang sedang menyerang warga desa Qinghe. Niuniu, pelayan setia Zhao Xueyan, berdiri di samping meja kayu, dengan tangan gemetar merapikan beberapa tanaman obat yang ada di gubuk tua itu. "Nona, apakah rakyat akan percaya bahwa penyakit ini bukan kutukan Dewa Gunung?" tanya Niuniu dengan ragu. "Mereka sudah begitu takut, dan bahkan mereka menolak Anda, saat ingin memeriksa kondisi mereka,” lanjut Niuniu. Zhao Xueyan, yang tengah mencampurkan bahan-bahan untuk ramuan, sedikit menoleh dan berkata dengan tenang, "Tidak perlu khawatir, Niuniu. Yang terpenting adalah kita membantu mereka yang membutuhkan. Aku tidak akan mengungkapkan identitasku. Mereka tidak perlu tahu siapa aku. Yang mereka butuhkan sekarang adalah obat ini.”Niuniu menghela napas panjang, merasa masih ragu. "Tapi bagaimana jika mereka menolak? Jika mereka sudah percaya bahwa ini adalah kutukan, apa yang bisa kita lakukan?"Zha
Ibu itu mengangguk, meskipun tampak masih bingung. "Apa lagi yang harus dilakukan?" Zhao Xueyan melanjutkan dengan sabar, menjelaskan dengan sangat rinci. "Pertama, pastikan tempat tidur anakmu selalu bersih dan kering. Kuman dapat berkembang biak di tempat tidur yang lembab atau kotor. Gantilah selimut dan sprei secara teratur, jemur di bawah sinar matahari agar kering. Pakaian yang dipakai anakmu juga harus dicuci dengan baik."Ibu itu mendengarkan dengan seksama, meski keraguan masih ada di wajahnya. "Apa lagi?" tanyanya, seolah-olah belum yakin dengan semua penjelasan itu.Zhao Xueyan melanjutkan dengan tekun. "Kedua, pastikan semua air yang diminum oleh anakmu adalah air yang bersih. Jika tidak bisa dipastikan kebersihannya, lebih baik air tersebut direbus terlebih dahulu. Sisa makanan harus segera dibuang, jangan biarkan makanan yang sudah terkontaminasi berada di rumah.""Dan yang terakhir, jaga kebersihan dapur dan area makan. Pastikan tidak ada makanan yang menumpuk dan menc
Zhao Xueyan yang mengetahui bahwa dirinya mulai dicari warga, memutuskan untuk tidak tinggal di gubuk pengasingannya lebih lama. Zhao Xueyan memilih tempat lain, lebih jauh dari desa, untuk melanjutkan pengobatannya dengan tenang.Di tempat persembunyian baru, yang terletak di tepi hutan dekat sungai kecil, Zhao Xueyan duduk di atas batu datar sambil menyiapkan ramuan dengan bantuan Niuniu."Nona," kata Niuniu sambil memandang cemas. "Apa kita tidak sebaiknya memberitahu warga tempat kita berada? Mereka pasti sangat membutuhkan bantuan Anda,” ucap Niuniu. Zhao Xueyan menggeleng pelan, matanya tetap fokus pada ramuan yang sedang diaduk. "Kita tidak bisa melakukannya, Niuniu. Jika mereka tahu di mana kita berada, mereka mungkin akan berbondong-bondong datang. Itu hanya akan membuat kita kewalahan dan menarik perhatian pihak kekaisaran. Yang terpenting sekarang adalah membantu mereka tanpa menarik terlalu banyak perhatian."Niuniu terdiam sejenak, lalu mengangguk. "Lalu, bagaimana renc
Di desa tetangga, berita ini juga menjadi bahan perbincangan."Apa kalian dengar tentang Desa Qinghe?" tanya seorang pria dari Desa Liangzhou kepada temannya. "Mereka bilang seorang wanita asing telah menyembuhkan wabah kutukan Dewa Gunung.""Aku mendengar itu," jawab temannya. "Bahkan tabib dari kekaisaran tidak mampu menyembuhkan wabah itu. Siapa wanita itu? Dan dari mana dia mendapatkan ramuan ajaib itu?"Di Kekaisaran Zhengtang, berita ini akhirnya sampai ke telinga pejabat istana. Seorang utusan dari Qinghe melaporkan kabar itu dengan penuh rasa takjub."Yang Mulia Kaisar, wabah di Desa Qinghe telah mereda. Para warga melaporkan bahwa seorang wanita asing memberikan ramuan yang mampu menyembuhkan penyakit tersebut," kata utusan itu di depan pejabat istana.Seorang menteri yang mendengar laporan itu mengernyitkan alisnya. "Wanita asing? Apakah dia seorang tabib atau memiliki hubungan dengan alkemis?" "Kami belum tahu, Tuan," jawab utusan itu. "Namun, warga Desa Qinghe memuji keah
Desa Qinghe telah kembali tenang. Setelah wabah typus yang menghantui desa itu berakhir, warga mulai menjalani kehidupan mereka seperti biasa. Anak-anak kembali bermain di pekarangan, pasar desa kembali ramai dengan suara tawar-menawar, dan ladang kembali hijau oleh tanaman yang tumbuh subur. Namun, ada satu hal yang masih menjadi pembicaraan hangat di kalangan warga—siapa sebenarnya Dewi Penyembuh yang telah menyelamatkan mereka?"Aku dengar dia tinggal di tepi hutan," bisik seorang wanita di pasar. "Tapi tidak ada yang tahu pasti. Dia seperti datang dan pergi tanpa jejak.""Apapun itu, dia menyelamatkan keluarga kita," balas tetangganya. "Aku hanya berharap bisa bertemu dengannya dan mengucapkan terima kasih."Namun, Dewi Penyembuh yang mereka cari, Zhao Xueyan, tidak pernah muncul kembali. Di gubuk pengasingannya, jauh dari keramaian, ia memutuskan untuk kembali fokus pada tujuannya semula, yaitu menguasai kultivasi. Di dalam gubuk kecilnya, Zhao Xueyan duduk bersila, matanya ter
Di tengah hutan yang tenang, cahaya pagi menerobos dedaunan, menciptakan pola cahaya yang indah di tanah. Suara pedang yang saling beradu menggema di udara, mengikuti irama latihan yang intens. Zhao Xueyan, dengan pedang peraknya yang terhunus, bergerak lincah, tubuhnya memancarkan kekuatan dan ketenangan dari latihan panjangnya. Di depan Zhao , Niuniu dengan pedang perak yang sedikit lebih ringan, berusaha dengan sepenuh hati mengikuti setiap serangan Zhao Xueyan. "Ayo, Niuniu! Jangan ragu! Fokus!" Zhao Xueyan berseru, menggerakkan pedangnya dengan kecepatan tinggi, melancarkan serangan bertubi-tubi ke arah Niuniu. Niuniu mengangguk dan menghindar dengan gesit, pedang kayu di tangannya bergerak menangkis setiap serangan Zhao Xueyan. "Saya siap, Nona!" Dengan gerakan yang semakin halus, Niuniu berhasil memblokir serangan demi serangan, meskipun terkadang ia harus bergerak cepat untuk menghindari serangan mendalam dari Zhao Xueyan. "Bagus, Niuniu!" Zhao Xueyan memuji dengan
Dalam sekejap, salah satu monster menerjang Zhao Xueyan dengan kecepatan mengerikan.Sreek! Cakarnya yang hitam tajam melesat dan mengenai bahu Zhao Xueyan, menyebabkan goresan membiru di kulitnya. Aura hitam dari cakaran itu berdesir, menyebarkan racun yang seharusnya melumpuhkan siapa pun yang terkena.Wu Liang yang melihat itu langsung berseru, "Nona Zhao, hati-hati!"Namun, Zhao Xueyan tetap berdiri tegap. Dia melirik luka di bahunya sejenak, lalu menghela napas ringan."Ternyata cakarmu beracun … tapi sayangnya, itu tidak berpengaruh padaku," ucap Zhao Xueyan dengan nada datar.Ketiga monster itu membelalakkan mata mereka. Mereka terkejut."Bagaimana mungkin?! Racun ini bisa membunuh siapa pun dalam hitungan detik!" salah satu dari mereka menggeram.Zhao Xueyan hanya tersenyum tipis. "Sayangnya, aku sudah kebal terhadap racun sejak lama."Wu Liang yang mendengar itu menghela napas lega, tapi segera kembali waspada. Dia tidak memiliki ketahanan racun seperti Zhao Xueyan.Zhao Xue
Pertempuran kembali memanas. Kali ini Zhao Xueyan tidak memberi kesempatan sedikit pun. Gerakannya semakin cepat, bagaikan bayangan yang sulit diikuti. Pedangnya berkilauan di bawah sinar bulan, setiap tebasannya meninggalkan jejak emas di udara.Sementara tangan kirinya dengan cekatan mengayunkan sesuatu—jarum beracun!Swiish! Swiish!Dua pria berjubah hitam yang berada di barisan belakang tersentak. Wajah mereka seketika berubah pucat, tubuh mereka mengejang sebelum akhirnya membakar diri sendiri menjadi abu!"Apa-apaan ini?!" salah satu pria berjubah hitam tersentak mundur, matanya melebar ketakutan."Jarum itu ... racun macam apa yang kau gunakan?!" pria lainnya berteriak panik.Zhao Xueyan tetap tenang. Matanya yang tajam hanya memancarkan ketenangan dan dominasi. "Jika kalian takut, mengapa masih di sini?" katanya dingin, sebelum kembali melesat ke depan.Wu Liang, yang sudah terbiasa bertempur bertahun-tahun, tak bisa menahan decak kagumnya. Dantian unik milik Zhao Xueyan memb
Malam yang tadinya sunyi kini berubah menjadi arena pertempuran yang penuh kilatan cahaya. Keenam pria berjubah hitam mengepung Zhao Xueyan dan Wu Liang, mata mereka memancarkan niat membunuh yang jelas.Udara dipenuhi tekanan dari energi Qi yang bertabrakan.Siuutt! Clang! Boom!Suara pedang beradu menggema di udara. Cahaya emas dari serangan Zhao Xueyan bertabrakan dengan energi hitam pekat milik para kultivator kegelapan.Wu Liang, dengan Qi ungu miliknya, bergerak cepat menahan serangan dua pria yang menyerangnya secara bersamaan.Di sisi lain, sepuluh anak-anak yang diselamatkan tetap berada di dalam formasi perlindungan, tak bergerak sedikit pun. Zhao Xueyan telah memperkuat formasi itu, memastikan mereka aman.Namun, keenam pria berjubah hitam itu tak menyerah."Kau pikir formasi itu bisa melindungi mereka selamanya?" salah satu pria berjubah hitam tertawa dingin.Wu Liang mendengus. "Kau bisa coba menembusnya kalau punya nyali."Zhao Xueyan melompat ke udara, pedangnya bersi
Niuniu baru saja melangkah keluar dari rumah sederhana itu ketika tiba-tiba beberapa pria menghadangnya. Mereka mengenakan pakaian khas warga desa, tetapi ada sesuatu yang gelap dan mencurigakan dalam tatapan mereka.Di antara mereka, seorang pria tua dengan janggut putih berdiri paling depan—kepala desa. Di sampingnya, beberapa pria lain yang tampaknya adalah kepala keluarga."Malam-malam begini, kau mau ke mana?" suara kepala desa terdengar dalam, penuh kecurigaan.Niuniu menundukkan kepalanya sedikit, berusaha mempertahankan penyamarannya sebagai seorang pemuda."Aku hanya ingin mencari udara segar," jawab Niuniu dengan nada datar, mencoba terdengar santai.Para warga saling berpandangan."Udara segar?" salah satu pria mengulang kata-katanya, seolah tidak percaya.Kepala desa menatapnya lama sebelum akhirnya mengangguk. "Kembali ke rumah, malam di desa ini tidak aman."Niuniu menghela napas lega dalam hati dan berbalik untuk kembali ke rumah.Namun—Siuutt!Sebuah serangan melesat
Wu Liang mengatur napasnya, matanya tajam mengamati setiap pergerakan lawan. Dia tahu bahwa musuh tidak akan bertarung dengan cara yang adil—mereka akan menyerang titik terlemah.Benar saja.Salah satu pria berjubah hitam tiba-tiba bergerak dengan kecepatan tinggi, melesat melewati Wu Liang dengan niat yang jelas—menyerang anak-anak yang ketakutan di belakangnya."Licik!" Wu Liang menggeram, matanya berkilat marah.Namun, sebagai tangan kanan Kaisar Tian Ming, Wu Liang bukanlah petarung biasa. Dalam sepersekian detik, dia sudah membaca pola pergerakan musuh.Dengan gesit, Wu Liang memutar pedangnya dan menebaskan serangan cepat ke arah pria berjubah hitam itu. Serangan itu tidak mengenai langsung, tetapi cukup untuk memaksa musuh melompat mundur, menjauh dari anak-anak."Kau tidak akan menyentuh mereka," suara Wu Liang terdengar dingin dan tegas.Namun, Wu Liang tahu situasi ini tidak menguntungkannya.Wu Liang segera merapalkan teknik pertahanan sederhana, menarik energi spiritual ke
Zhao Xueyan melesat dengan kecepatan tinggi, tubuhnya ringan saat ia melompat dari satu dahan ke dahan lain. Angin malam menerpa wajahnya, tetapi pikirannya hanya fokus pada satu hal—Wu Liang dan anak-anak yang harus segera diselamatkan.Di sampingnya, Bai Long, sang naga hitam, melayang di udara dalam bentuk roh, matanya yang tajam menatap ke depan."Kita sudah dekat," kata Bai Long dengan suara dalam.Zhao Xueyan tidak menjawab, tetapi tatapannya semakin dingin."Tempat ini … auranya berbeda. Terlalu sunyi, terlalu mencekam," lanjut Bai Long, suaranya terdengar lebih waspada. "Bukan hanya kultivator hitam yang ada di sini, tapi sesuatu yang lebih gelap. Desa ini tidak terdeteksi oleh Kekaisaran Tianyang bukan tanpa alasan."Zhao Xueyan melirik ke bawah. Dari kejauhan, ia bisa melihat bayangan rumah-rumah tua dengan cahaya lentera redup yang bergoyang tertiup angin. Desa Yingshi memang jauh lebih besar dibanding desa lain, tetapi tidak ada kehidupan yang terasa di dalamnya.Udara din
Wu Liang menyapu pandangannya ke arah anak-anak yang kini bebas dari ikatan. Meski tubuh mereka masih gemetar ketakutan, mereka semua mengangguk patuh saat Wu Liang memberi isyarat untuk segera pergi."Jalan pelan-pelan, tetap diam," bisiknya tegas.Anak-anak itu mengikuti perintahnya, berjalan dalam keheningan, hanya suara napas mereka yang terdengar samar di udara malam yang dingin. Salah satu dari mereka, seorang anak laki-laki kecil dengan tubuh paling lemah, tidak mampu berdiri tegak. “Apa kau tidak mampu berjalan?” tanya Wu Liang yang diangguki oleh anak tersebut. Wu Liang tak berpikir dua kali—ia segera menggendong anak itu, membiarkan kepalanya bersandar di bahunya. “Ayo kita keluar! Hati-hati dengan langkah kalian,” bisik Wu Liang yang dipatuhi oleh anak-anak tersebut. Kini Wu Liang membantu anak-anak itu satu persatu untuk keluar dari rumah kayu tersebut dengan hati. “Ayo! Ikuti langkahku,” kata Wu Liang dengan sabar. Mereka bergerak perlahan di antara bayangan pepoho
Ruangan itu sunyi, hanya terdengar suara napas tenang dari wanita yang terbaring lemah di atas dipan tua. Niuniu dengan hati-hati meraih kain bersih, bersiap untuk menggantikan pakaian lusuh yang masih melekat pada tubuh wanita itu. Namun, sebelum tangannya menyentuh kain tersebut, mata wanita itu terbuka tiba-tiba.Tatapan waspada langsung tertuju pada Niuniu, sorot matanya mencerminkan ketakutan dan kewaspadaan yang mendalam. Dengan gerakan refleks, wanita itu berusaha mundur, meski tubuhnya masih lemah."Siapa kau?" suara seraknya bergetar, menunjukkan betapa ketakutan dan bingungnya dia.Niuniu buru-buru mengangkat kedua tangannya, mencoba menenangkan."Jangan takut! Aku bukan musuhmu!" katanya cepat. "Aku Niuniu, pelayan dari Nona Zhao Xueyan. Nona yang menolongmu tadi."Mata wanita itu menyipit, masih belum sepenuhnya percaya. Namun, tiba-tiba, sesuatu dalam ingatannya terlintas. Sosok Zhao Xueyan bersama seorang gadis pelayan kecil—Ya, dia pernah melihat mereka berdua sebelumny
Zhao Xueyan berhasil kembali ke rumah sederhana tempat dirinya menginap bersama kedua rekannya. Niuniu menatap Zhao Xueyan dengan wajah cemas saat sang nona tiba di rumah sederhana tempat mereka menginap."Nona! Syukurlah, Anda kembali!" seru Niuniu.Zhao Xueyan tersenyum tipis, menepuk pelan kepala pelayannya yang setia. "Aku baik-baik saja, Niuniu. Tidak perlu cemas.” Zhao Xueyan mengangkat tangannya, mengeluarkan seorang wanita dari dalam ruang dimensinya. Wanita itu tampak pingsan.Niuniu terkejut. "Siapa dia, Nona? Apa yang terjadi padanya?""Aku menemukannya di dalam gua," jawab Zhao Xueyan. "Dia butuh bantuan kita. Sebelum itu ganti pakaiannya yang lebih layak, dan beri dia makanan. Aku sudah mengobati luka-lukanya tadi,” kata Zhao Xueyan datar. Sebelum keluar dari gua, Zhao Xueyan memang mengobati luka wanita yang ditolongnya. Tak lupa Zhao Xueyan mencampurkan obat tidur agar wanita itu bisa tidur dan dimasukkan ke ruang dimensi. “Baik Nona!” Zhao Xueyan melirik sekelilin