Home / Fantasi / Dewi Penyembuh Surgawi / Formasi dan Teknik Ilusi

Share

Formasi dan Teknik Ilusi

Author: Yu.Az.
last update Last Updated: 2024-12-26 22:01:41

Desa Qinghe telah kembali tenang. Setelah wabah typus yang menghantui desa itu berakhir, warga mulai menjalani kehidupan mereka seperti biasa.

Anak-anak kembali bermain di pekarangan, pasar desa kembali ramai dengan suara tawar-menawar, dan ladang kembali hijau oleh tanaman yang tumbuh subur. Namun, ada satu hal yang masih menjadi pembicaraan hangat di kalangan warga—siapa sebenarnya Dewi Penyembuh yang telah menyelamatkan mereka?

"Aku dengar dia tinggal di tepi hutan," bisik seorang wanita di pasar. "Tapi tidak ada yang tahu pasti. Dia seperti datang dan pergi tanpa jejak."

"Apapun itu, dia menyelamatkan keluarga kita," balas tetangganya. "Aku hanya berharap bisa bertemu dengannya dan mengucapkan terima kasih."

Namun, Dewi Penyembuh yang mereka cari, Zhao Xueyan, tidak pernah muncul kembali. Di gubuk pengasingannya, jauh dari keramaian, ia memutuskan untuk kembali fokus pada tujuannya semula, yaitu menguasai kultivasi.

Di dalam gubuk kecilnya, Zhao Xueyan duduk bersila, matanya ter
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Haeiril Khadra
Mantap zhao Xueyan
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Setahun Berlalu

    Di tengah hutan yang tenang, cahaya pagi menerobos dedaunan, menciptakan pola cahaya yang indah di tanah. Suara pedang yang saling beradu menggema di udara, mengikuti irama latihan yang intens. Zhao Xueyan, dengan pedang peraknya yang terhunus, bergerak lincah, tubuhnya memancarkan kekuatan dan ketenangan dari latihan panjangnya. Di depan Zhao , Niuniu dengan pedang perak yang sedikit lebih ringan, berusaha dengan sepenuh hati mengikuti setiap serangan Zhao Xueyan. "Ayo, Niuniu! Jangan ragu! Fokus!" Zhao Xueyan berseru, menggerakkan pedangnya dengan kecepatan tinggi, melancarkan serangan bertubi-tubi ke arah Niuniu. Niuniu mengangguk dan menghindar dengan gesit, pedang kayu di tangannya bergerak menangkis setiap serangan Zhao Xueyan. "Saya siap, Nona!" Dengan gerakan yang semakin halus, Niuniu berhasil memblokir serangan demi serangan, meskipun terkadang ia harus bergerak cepat untuk menghindari serangan mendalam dari Zhao Xueyan. "Bagus, Niuniu!" Zhao Xueyan memuji dengan

    Last Updated : 2024-12-27
  • Dewi Penyembuh Surgawi    Penyerangan Pembunuh Bayaran

    Malam di hutan Qinghe begitu gelap. Suara binatang malam menggema di antara pepohonan,menciptakan suasana yang mencekam. Di dalam gubuk sederhana, Zhao Xueyan dan Niuniu Tengah berdiskusi tentang persiapan mereka kembali ke Kekaisaran Zhengtang. Namun, angin malam membawa tanda bahaya yang tidak terduga."Nona," Niuniu tiba-tiba berkata dengan nada serius, matanya memindai bayangan di luar jendela. "Saya merasa ada yang tidak beres."Zhao Xueyan meletakkan cangkir teh yang dipegangnya, tatapannya berubah tajam. "Kau benar. Ada aura membunuh yang mendekat." Seketika itu juga, pintu gubuk dihantam keras hingga terbuka, memperlihatkan sekelompok pria bersenjata. Mata mereka penuh kebencian, jelas membawa niat buruk. “Zhao Xueyan," salah satu dari mereka berbicara dengan nada dingin. "Kami diperintahkan untuk mengakhiri hidupmu malam ini. Jangan melawan, dan semuanya akan cepat selesai.” Niuniu maju, menghunus pedangnya dengan cepat. "Beraninya kalian menyerang Nona! Siapa yang mengir

    Last Updated : 2024-12-28
  • Dewi Penyembuh Surgawi    Mengajari Prajurit Sopan Santun

    Matahari pagi bersinar lembut di atas desa Qinghe, menandai hari kepulangan Zhao Xueyan ke Kekaisaran Zhengtang. Setelah lebih dari setahun menjalani pengasingan, Zhao Xueyan dan pelayannya, Niuniu, berdiri di depan gubuk mereka, menunggu kedatangan utusan kekaisaran."Nona, apa Anda pikir mereka akan datang tepat waktu?" tanya Niuniu sambil mengamati jalan setapak yang mengarah ke desa.Zhao Xueyan tersenyum kecil. "Dengan sikap mereka selama ini, aku tidak akan terkejut jika mereka sengaja mempermalukanku. Tapi tenanglah, Niuniu. Hari ini adalah awal dari babak baru."Hingga saat ini, Zhao Xueyan masih mengenakan cadar. Hanya bersama Niuniu, dia akan melepaskan cadarnya. Zhao Xueyan tahu, jika dia memperlihatkan kecantikannya, bukan tidak mungkin kaisar Zheng Yu akan tertarik padanya dan Zhao Xueyan tidak ingin hal itu terjadi. Tak lama kemudian, suara derap kuda terdengar dari kejauhan. Beberapa prajurit kekaisaran muncul dengan membawa kereta kuda. Namun, kereta itu adalah ker

    Last Updated : 2024-12-28
  • Dewi Penyembuh Surgawi    Tiba Di Kekaisaran Zhengtang

    Perjalanan panjang akhirnya membawa Zhao Xueyan dan Niuniu kembali ke Kekaisaran Zhengtang. Gerbang besar istana berdiri megah di depan mereka, namun suasana yang menyambut mereka jauh dari ramah. Tidak ada prosesi penyambutan, tidak ada musik ataupun para pejabat yang berjajar untuk memberi penghormatan.Para pelayan dan prajurit istana tampak sibuk dengan urusan masing-masing, berjalan tanpa memedulikan keberadaan Zhao Xueyan. Bahkan beberapa dari mereka menatap sekilas dengan pandangan meremehkan sebelum berlalu begitu saja.Niuniu yang berdiri di samping Zhao Xueyan mengepalkan tangan dengan marah. "Nona, mereka benar-benar tidak tahu sopan santun! Bagaimana bisa seorang Permaisuri diperlakukan seperti ini?"Zhao Xueyan menghela napas panjang, tetapi bibirnya melengkung membentuk senyuman tipis. "Tenang, Niuniu. Biarkan mereka. Mereka tidak tahu apa yang akan segera terjadi.”Sementara itu, di bagian lain istana, seorang pelayan setia Selir Mei Xiao yang sedang bertugas di gerb

    Last Updated : 2024-12-28
  • Dewi Penyembuh Surgawi    Datang Dengan Aura Yang Berbeda

    Zhao Xueyan melangkah masuk ke aula utama istana Zhengtang dengan tenang, langkahnya anggun namun tegas. Kehadirannya segera menarik perhatian, namun bukan karena sambutan yang hangat, melainkan karena aura berbeda yang kini ia pancarkan. Para pejabat yang hadir merasa terintimidasi oleh wibawa baru yang entah dari mana berasal, sementara Kaisar Zheng Yu, yang duduk di singgasananya, hanya menatap dinginPara pejabat yang hadir mulai berbisik pelan di antara mereka. "Permaisuri yang diasingkan itu kembali. Tapi kenapa auranya berubah begitu ... agung?" salah satu dari mereka berbisik. Yang lain hanya menggeleng, tidak tahu harus berkata apa.Ketika Zhao Xueyan berhenti di depan singgasana, dia membungkukkan tubuhnya dengan sopan namun tidak tunduk berlebihan. "Hamba Zhao Xueyan, menghadap Yang Mulia Kaisar Zheng Yu," katanya, suaranya tenang namun tegas.Kaisar Zheng Yu memperhatikan wanita itu dengan pandangan yang tajam. Cadar putih yang ia kenakan menutupi sebagian besar wajahnya,

    Last Updated : 2024-12-28
  • Dewi Penyembuh Surgawi    Pelayan Berulah

    Zhao Xueyan melangkah pelan menuju paviliun kecilnya. Bangunan itu terletak di sudut terpencil istana kekaisaran Zhengtang, jauh dari kemewahan yang seharusnya layak didapatkan oleh seorang permaisuri. Sebagai permaisuri, Zhao Xueyan seharusnya tinggal di paviliun utama yang megah, tetapi Kaisar Zheng Yu telah lama mengasingkannya secara tidak resmi. Paviliun kecil itu hampir seperti pengasingan kedua, dikelilingi oleh pepohonan yang lebat dan jauh dari keramaian istana.Saat Zhao Xueyan masuk ke dalam paviliunnya, ia disambut oleh kondisi yang tak jauh berbeda dari tempat pengasingannya di desa Qinghe. Ruangan itu gelap, dengan perabotan sederhana yang sudah usang. Para pelayan yang berada di dalam hanya menatapnya dengan pandangan sinis, sama sekali tidak menunjukkan hormat.Zhao Xueyan hanya tersenyum tipis di balik cadarnya. ‘Mereka benar-benar tidak tahu apa yang akan menimpa mereka,’ pikirnya sambil melangkah ke dalam ruangan utama. Hari pertama setelah kedatangannya dari pe

    Last Updated : 2024-12-28
  • Dewi Penyembuh Surgawi    Makanan Basi

    Di sisi lain, kabar tentang insiden tersebut sampai juga ke telinga para selir. Di salah satu paviliun megah, selir Mei Xiao, wanita kesayangan Kaisar Zheng Yu, duduk di atas sofa mewah sambil menikmati teh. Senyum sinis menghiasi wajahnya saat pelayannya melaporkan kejadian itu."Permaisuri Zhao menampar pelayan? Jangan bercanda." selir Mei Xiao tertawa keras, diikuti oleh para pelayannya. "Wanita itu bahkan tidak bisa melindungi dirinya sendiri karena cacat kultivasi, apalagi melawan seseorang. Dia pasti hanya beruntung kembali hidup dari pengasingan."Meski berkata demikian, tapi dalam hati selir Mei Xiao merasa aneh. Terlebih saat orang suruhannya gagal, dan tidak memiliki kabar. ‘Apa benar, ada seseorang yang melindungi Zhao Xueyan?’ batin selir Mei Xiao bertanya-tanya. Seorang selir lain, Selir utama Hua Lingxin yang berada di dekatnya, menambahkan, "Benar sekali. Dia tidak lebih dari boneka keluarga Zhao Yun. Tidak ada yang perlu ditakuti darinya."Mereka tertawa puas, mengan

    Last Updated : 2024-12-28
  • Dewi Penyembuh Surgawi    Rencana Terselubung Para Selir

    Rumor tentang perubahan drastis pada sikap Permaisuri Zhao Xueyan menyebar bak api di musim kemarau. Orang-orang yang selama ini mengenal Zhao Xueyan sebagai wanita bodoh, lemah, dan sering menjadi bahan olok-olok, kini dikejutkan oleh berita baru. Kata para pelayan, permaisuri Zhao Xueyan itu tidak lagi sama. Dia menjadi tegas, bahkan kejam terhadap para pelayan yang berani kurang ajar.Di sudut-sudut istana, para pelayan berbisik, menceritakan kejadian yang terjadi di paviliun kecil milik Zhao Xueyan. Ada yang percaya sepenuhnya, ada juga yang menganggap cerita itu terlalu dilebih-lebihkan."Aku dengar dia memaksa pelayan makan makanan basi yang mereka sajikan," ujar seorang pelayan dengan mata membelalak."Mana mungkin itu benar! Zhao Xueyan kan tidak punya kekuatan apa pun," sahut yang lain."Dia bercadar sekarang karena wajahnya buruk rupa, katanya sikapnya juga berubah. Mungkin dia menyembunyikan sesuatu," tambah pelayan lain, suaranya setengah berbisik.Sementara itu, di pavi

    Last Updated : 2024-12-28

Latest chapter

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 368

    Begitu melangkah ke dalam dapur istana, Zhao Xueyan langsung membelalakkan mata. Mulutnya sedikit terbuka tanpa suara. Dapur yang biasanya bersih dan rapi kini berubah menjadi medan peperangan. Tepung berserakan di lantai, panci-panci tergeletak miring, tungku api di sudut dapur menghembuskan nyala api yang jauh lebih besar dari seharusnya.Para juru masak dan pelayan dapur berdiri di luar ruangan, sebagian menangis dalam diam. Wajah-wajah mereka memucat ketakutan. Tak satu pun berani mengangkat kepala atau bergerak. Mereka hanya bisa memandangi kekacauan ini dengan dada sesak. Salah bicara sedikit saja, mungkin kepala mereka bisa melayang.Dan di tengah kekacauan itu, seorang pria berdiri dengan hanfu sederhana, rambutnya diikat ke belakang, tampak sedikit acak-acakan. Wajah tampannya kini dihiasi noda tepung dan bercak saus. Dialah Kaisar Tian Ming, penguasa dingin benua Yunzhu … kini tampak seperti anak kecil yang baru belajar memasak.Zhao Xueyan akhirnya menemukan suaranya."Apa

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 367

    Malam menyelimuti paviliun timur dengan tenang. Lampu minyak bergoyang lembut, memancarkan cahaya keemasan yang menari di dinding kayu dan tirai tipis. Aroma teh melati yang baru diseduh memenuhi udara, membawa kehangatan yang tak hanya meresap ke tubuh, tapi juga ke dalam hati.Di ruang utama, Zhao Xueyan duduk bersila di antara kedua orang tuanya. Hanfunya berwarna biru langit, sederhana namun elegan. Ia tampak tenang, sesekali mengangkat cangkir dan meniup permukaan teh hangat sebelum menyesapnya perlahan. Di hadapannya, sang ibu Bing Qing tersenyum lembut, sedangkan sang ayah, Jenderal Zhao Yun, sudah duduk dengan santai, satu tangan menopang dagu, mata berbinar menatap keluarganya yang utuh malam ini."Ayah dan ibu sudah lama tak minum teh malam seperti ini bersamamu," ucap Bing Qing dengan suara lembut. "Kau tampak berbeda, Xueyan … lebih dewasa, dan lebih tenang."Zhao Xueyan tersenyum kecil. "Pengembaraan mengajarkanku banyak hal, Ibu. Tapi yang paling berat bukan medan tempu

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 366

    Saat Zhao Xueyan tiba di paviliun timur bersama ibunya dan Niuniu, pagi yang seharusnya tenang mendadak dipenuhi langkah terburu-buru. Jenderal Zhao Yun yang mendengar kedatangan istrinya langsung keluar dari ruang baca, matanya membelalak melihat sosok wanita yang sangat dirindukannya berdiri di ambang gerbang.“Istriku, aku dengar kau diserang ... Kau baik-baik saja?”Suara itu penuh kekhawatiran, terdengar jelas meski tak terangkat tinggi. Zhao Yun langsung melangkah cepat, menghampiri sang istri dan menggenggam tangannya dengan lembut.“Aku baik-baik saja,” kata Nyonya Bing Qing dengan senyum tenang. “Bai Long membawa kami dengan aman. Hanya saja ….”Bing Qing menatap sang suami. “Hanya saja Bai Long terluka. Dan sekarang sedang memulihkan tubuhnya.” Zhao Yun menghela napas panjang lalu menatap wajah istrinya dalam-dalam. “Aku seharusnya ikut menjemputmu ... dunia luar tak lagi aman seperti dulu.”Zhao Xueyan hanya menatap keduanya sambil tersenyum kecil. Ada kehangatan dalam pan

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 365

    Pagi menyapa istana Kekaisaran Tianyang dengan embusan angin sejuk dan cahaya matahari yang lembut menembus sela-sela dedaunan. Zhao Xueyan berdiri di serambi paviliun timur, matanya terarah ke langit timur. Ada getaran kuat yang hanya bisa dirasakannya—getaran familiar dari seseorang yang sangat ia kenal.“Bai Long .…” bisiknya.Tanpa pikir panjang, Zhao Xueyan segera berlari menuju pelataran utama istana, tempat biasanya Bai Long mendarat. Gaunnya berkibar mengikuti langkah cepatnya, rambut panjangnya sedikit berantakan tertiup angin. Saat tiba di halaman luas istana, matanya langsung membelalak."Bai Long!" serunya.Sosok naga hitam itu mendarat perlahan, tubuhnya yang besar terlihat penuh luka bakar dan goresan. Namun, tak jauh dari kakinya, Zhao Xueyan melihat dua sosok lainnya turun—ibunya, Bing Qing, dan Niuniu."Ibu!" Zhao Xueyan segera menghampiri. "Niuniu! Kalian tidak apa-apa?"Niuniu yang baru saja menapak tanah langsung memeluk sang nona."Nona ... kami baik-baik saja," u

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 364

    Suasana di dalam masing-masing paviliun kediaman bangsawan penuh ketegangan. Para gadis bangsawan yang kemarin diusir dari jamuan Kekaisaran masih belum bisa menerima perlakuan memalukan itu. Wajah mereka penuh amarah, ada yang menangis, ada yang membanting kipas, ada pula yang terus mengumpat sambil menangis tertahan.Di Kediaman XiaoXiao Zhen berjalan mondar-mandir sambil menghentakkan kakinya. "Bagaimana mungkin! Gadis itu, seorang gadis desa hina—ternyata putri Jenderal Zhao?!"Nyonya Besar Xiao yang duduk tenang di kursi utama mengibaskan kipasnya perlahan, suaranya dingin namun penuh tekanan. "Zhen'er, duduklah. Marah tidak akan menyelesaikan masalah."Xiao Zhen menatap ibunya dengan mata merah, "Ibu! Aku dipermalukan! Diusir dari istana di depan semua tamu! Semua orang akan menertawakanku!"Nyonya Xiao tersenyum tipis. "Lebih baik dipermalukan sekali ... daripada kalah selamanya."Xiao Zhen mengerutkan kening. "Apa maksud Ibu?""Ibu sudah menyuruh ayahmu untuk mencari tahu seg

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 363

    Zhao Xueyan melangkah cepat, gaunnya berkibar tertiup angin pagi. Wajahnya yang biasanya tegas kini diliputi emosi yang campur aduk—marah, kecewa, sedih. Ia melewati para pelayan yang membungkuk memberikan hormat, tapi ia tak menyahut. Di koridor luar, Wu Liang dan Yu Qie—yang sejak tadi masih penasaran—hanya bisa saling melirik ketika melihat sosok Zhao Xueyan berjalan dengan pandangan kosong. Wajahnya merah, bibirnya sedikit gemetar, dan sorot matanya penuh luka.Wu Liang mengangkat alis, berbisik pada Yu Qie, "Ada apa itu?"Yu Qie menelan ludah. “Kelihatannya … tidak baik.”Keduanya menoleh ke arah pintu ruang kerja sang kaisar. Ada rasa khawatir dan ragu di wajah mereka. Namun akhirnya, mereka memutuskan masuk kembali setelah mengetuk perlahan.“Yang Mulia .…” ucap Wu Liang pelan sambil sedikit membungkuk, diikuti Yu Qie yang ikut menunduk hormat.Begitu pintu tertutup di belakang mereka, suasana ruang kerja benar-benar berubah. Tidak lagi penuh wibawa, tapi berat dan muram. Di b

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 362

    Tian Ming melangkah lebih dekat, setiap langkahnya terasa berat, membawa gelombang tekanan yang membuat dedaunan bergetar. Ia berdiri di antara mereka, meraih tangan Zhao Xueyan dan menariknya ke belakangnya.“Kau mungkin lupa, tapi Zhao Xueyan yang ini bukan milikmu lagi. Bahkan ... mungkin tidak pernah,” suara Tian Ming rendah, penuh amarah yang ditahan.“Apa maksudmu Kaisar Tian Ming? Tentu dia pernah menjadi milikku, karena dia mantan istriku,” sarkas Kaisar Zheng Yu. Kaisar Tian Ming mendengkus. “Kau bahkan tidak tahu apa-apa tentang Zhao Xueyan. Jadi berhentilah berharap, karena dari awal dia hanya milikku.” Zhao Xueyan berdiri diam di belakangnya, matanya mengeras namun tetap tenang.Zheng Yu menatap keduanya, ekspresinya gelap. Namun ia akhirnya mengendurkan genggamannya dan tersenyum miring.“Kita lihat saja, apakah perasaan yang pernah ada ... benar-benar telah mati.”Tanpa menunggu jawaban, Zheng Yu berbalik pergi. Matanya tajam, menyiratkan kebencian dan obsesi pada Zhao

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 361

    Di dalam paviliun timur yang hangat dan harum oleh wangi teh, para pelayan berdiri rapi dengan kepala menunduk. Niuniu dengan sigap menuangkan teh ke dalam cangkir porselen di depan Jenderal Zhao Yun.“Silakan, Jenderal,” ucap Niuniu dengan sopan.Zhao Yun menerima cangkir itu, menatap pelayan muda tersebut sejenak, lalu mengangguk dalam.“Niuniu! Terima kasih karena telah menjaga Xueyan,” ucapnya, tulus.Niuniu buru-buru menggeleng, wajahnya sedikit merah. “Jenderal Zhao ... bukan saya yang menjaga nona, justru nona yang melindungi saya. Berkali-kali.”Zhao Yun melirik putrinya, senyumnya tipis dan hangat. “Ya ... itu memang sifatnya sejak kecil.”Zhao Xueyan duduk dengan anggun di sisi ayahnya, menatap wajah yang sangat dirindukannya itu. Suaranya lembut saat bertanya, “Ayah ... kenapa Ibu tidak ikut bersamamu? Bagaimana kabarnya?”Jenderal Zhao Yun menghela napas pelan, matanya menerawang sejenak. “Ibumu ... tidak bisa melakukan perjalanan jauh. Belakangan ini tubuhnya mudah lelah.

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 360

    Setelah para tamu dan jenderal keluar satu per satu dari Balairung Kekaisaran, Zhao Xueyan berdiri dari kursinya dan berjalan cepat menghampiri seorang pria paruh baya yang berdiri tenang di dekat tiang batu. Matanya yang biasanya dingin kini terlihat hangat.“Ayah .…” panggilnya pelan namun penuh rindu.Jenderal Zhao Yun menoleh dan menatap putrinya dengan senyum tipis. “Xueyan.”Zhao Xueyan langsung menunduk memberi hormat, tapi sang ayah menahan gerakannya dan menepuk ringan pundaknya.“Sudah, tak perlu formal padaku.”“Terima kasih … karena Ayah masih hidup dan sehat. Aku benar-benar lega,” gumam Zhao Xueyan dengan suara bergetar.Zhao Yun tertawa kecil. “Kau pikir aku akan mati semudah itu? Ayahmu ini dilatih di medan perang, bukan taman bunga.”Zhao Xueyan tersenyum, matanya sedikit berkaca-kaca.“Ayah, bagaimana kalau ikut aku ke paviliun timur? Aku punya kamar lebih di sana, lebih nyaman daripada barak istana.”Zhao Yun mengangguk. “Baiklah, kalau itu membuatmu tenang.”Namun

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status