Home / Fantasi / Dewi Medis Kesayangan Kaisar / Bab 5 - Jenderal Besar yang Terluka dan Seorang Gadis yang Menyelamatkannya

Share

Bab 5 - Jenderal Besar yang Terluka dan Seorang Gadis yang Menyelamatkannya

Author: Xiao Chuhe
last update Last Updated: 2024-09-19 12:42:52

Sudah pukul sebelas, tapi Xie Yinlan masih duduk di depan cermin. Dia menatap wajahnya yang dipolesi bedak dan sedikit perona pipi. Tampak cantik, mirip seperti Chu Xia dalam versi yang lebih muda.

“Selir …,” A-Yao memberikan selembar kertas berwarna merah kepada Yinlan.

Yinlan menatap bingung, dari ekspresinya saja, A-Yao sudah menebak bahwa Yinlan tidak tahu benda apa itu.

“Ini adalah pewarna bibir, Selir. Kau bisa menempelkannya di bibirmu, maka warna merah ini akan menempel dan tahan lama.” A-Yao tersenyum, menyerahkan lembaran berwarna merah itu kepada Yinlan.

Yinlan melakukan apa yang dikatakan oleh A-Yao. Ini memang mirip dengan lipstik, tapi dalam versi lebih kuno dan sederhana.

“Apakah aku cantik?” Yinlan mendongak, menatap wajah A-Yao yang sudah berbinar bahagia.

“Cantik sekali, Selir. Dengan kecantikanmu yang selalu tersembunyi ini, bukankah seharusnya posisi permaisuri itu adalah milikmu?” A-Yao sedikit tidak senang memikirkan bahwa Nona Besar Xie, Xie Qingyan telah merebut posisi itu dari majikannya.

“Sudahlah, sudahlah. Jika memang milikku, bagaimana pun caranya, kelak pasti akan kembali padaku.” Xie Yinlan berdiri. Gaun kekaisaran yang dia pakai tampak mewah dan agung.

Ini adalah pakaian bagus pertama yang dia miliki. Kaisar sengaja memberikannya karena dia menggantikan posisi permaisuri di perjamuan makan siang keluarga kekaisaran. Saat ini, permaisuri sedang sakit, terpaksa tidak bisa menghadirinya.

Mereka berdua segera keluar dari kamar. Pengurus Etiket Lu sudah menunggu di sana.

Namun, Xie Yinlan terhenti di depan kediamannya, menatap bingung ke arah Pengurus Etiket Lu, yang juga menatapnya dengan bingung.

“Ada apa, Selir?” Pengurus Etiket bertanya jengah.

Xie Yinlan tersenyum anggun, “Pengurus Etiket, bukankah Aula Perjamuan Kekaisaran sangat jauh? Kenapa tidak ada tandu untuk—”

“Hanya karena Yang Mulia Kaisar mengundangmu mengikuti perjamuan untuk menggantikan Permaisuri, kau juga jangan berlagak menjadi permaisuri. Tandu itu, tidak pernah disediakan untukmu, jadi tentu saja, kita harus berjalan kaki sampai ke sana.” Pengurus Etiket berkata datar, namun setiap perkataannya seakan mengandung duri-duri tajam.

Xie Yinlan mendengus. 'Terpaksa aku harus membuat kakiku pegal-pegal.'

Jarak antara harem dengan Aula Perjamuan memang cukup jauh. Membutuhkan nyaris tiga puluh menit untuk tiba jika berjalan kaki. Dan itu sangatlah melelahkan.

Mereka berjalan di tengah, Pengurus Etiket memimpin jalan di depan, dan lima pelayan kecil yang ikut bersamanya berjalan di belakang Xie Yinlan dan A-Yao.

“Selir Xian, ini adalah pertama kalinya Yang Mulia mengundangmu di acara perjamuan. Biasanya, dia selalu tidak sudi bertemu denganmu, bahkan tidak membiarkanmu berkeliaran di istana. Kali ini, bukankah artinya, Yang Mulia Kaisar sudah lebih terbuka padamu, dan kau memiliki peluang?” A-Yao berbisik, ekspresi wajahnya sedikit jahil. Dia merasa bosan karena perjalanan yang terlalu panjang.

Xie Yinlan mengembuskan napas pelan, “Itu tidak berpengaruh pada apa pun, A-Yao. Karena aku sengaja membuat permaisuri sakit dengan memasukkan sedikit obat pelancar buang air besar ke makanan paginya. Karena itulah, aku bisa mengenakan pakaian ini hari ini.” Yinlan berbisik lebih lirih.

Mendengar penjelasannya, A-Yao membulatkan mata sambil menutup mulut tidak percaya. Astaga? Apakah Selir Xian yang sekarang menjadi begitu berani?

Beberapa jam lalu, Xie Yinlan menyuruh A-Yao pulang ke kamar lebih dulu dengan beralasan hendak menyimpan bahan obat yang dicuri ke tempat yang aman, A-Yao mengangguk patuh.

Xie Yinlan diam-diam kembali ke Dapur Istana—tempat itu pernah ia lewati saat mencari Balai Kesehatan Istana. Dia sangat pintar, dia pasti bisa menemukan tempat Koki Zhang biasa membuat makanan untuk Permaisuri.

Karena dia dipekerjakan khusus untuk menyiapkan makanan permaisuri, tempatnya pastilah dikhususkan juga. Yinlan segera menemukan tempat itu setelah lima belas menit berkeliling.

Dengan ekspresi wajah licik, dia mencampurkan obat pelancar buang air besar dalam dosis besar ke dalam kendi kecil berisi cuka. Besok, saat mencampurkan cuka ke dalam makanannya, Permaisuri akan mengalami diare hebat.

Xie Yinlan cekikikan memikirkannya.

A-Yao sampai menatapnya bingung, “Selir, kau sedang memikirkan apa?”

Dengan senyum lebar, Xie Yinlan menggelengkan kepala. “Aku hanya tidak sabar bertemu dengan suamiku,” jawabnya.

***

Begitu sampai di Aula Perjamuan, Xie Yinlan benar-benar terdiam di tempat, tidak bisa berkata apa pun apalagi melakukan sesuatu.

Dia duduk di samping Kaisar, dan di depannya ada Ibu Suri. Apalagi sosok Kaisar yang katanya tidak pernah mau menatapnya itu ternyata …, pria yang semalam muncul di depannya dan mencengkeram dagunya!

Xie Yinlan terkejut sampai nyaris pingsan ketika A-Yao mengatakan bahwa pria itu adalah Kaisar.

Saat ini, dia mati-matian berusaha bersikap selembut mungkin dan menunjukkan bahwa dirinya adalah wanita yang tahu etika.

“Aiya, apakah Yang Mulia Kaisar memperselir seseorang?” tanya Pangeran Chi—adik ketiga Kaisar Jing Xuan.

“Kakak, selir barumu sangat cantik. Apakah kau sudah bermalam dengannya?” Pangeran Ming—adik kedua Kaisar Jing Xuan—juga mulai menggodanya.

Xie Yinlan merutuk dalam hati, menatap Jing Xuan tidak suka, “Kaisar sialan. Bagaimana mungkin keluargamu bahkan tidak pernah tahu aku?” umpatnya dalam hati.

Di seberang meja, Ibu Suri tersenyum lembut, “Bukankah ini adalah Nona Kedua Xie?”

Xie Yinlan mengangguk sopan, “Benar, Ibu Suri, itu adalah Hamba.” jawabnya sambil memperbaiki posisi duduk.

“Kau cantik sekali, tapi tidak mirip dengan Nyonya Besar Xie, Nona Pertama Xie, istri sah Yang Mulia Kaisar yang justru sangat mirip dengan ibunya. Nona Kedua, apakah ibu kandungmu orang perbatasan? Postur tubuh dan garis wajahmu mirip sekali dengan gadis-gadis di perbatasan yang pandai menari itu.” Ibu Suri berkata sangat panjang, tidak mengurangi senyumnya yang tampak bermuka dua itu.

Xie Yinlan terdiam, dia mengerti maksud perkataan memuji itu. Diam-diam Ibu Suri menegaskan bahwa Xie Yinlan bukanlah putri sah Keluarga Xie, yang bahkan ibunya pun tidak diketahui identitasnya.

Xie Yinlan tersenyum menanggapi perkataan Ibu Suri, “Benar, Ibu Suri, itu adalah ibu Hamba.”

Ibu Suri tampak jengah dengan sikap sok lembut Xie Yinlan. Dia tiba-tiba menyeletuk, “Bagaimana kalau kau menari saja? Sebagai gadis perbatasan, kau seharusnya bisa menari, kan?”

Mendengar perkataan itu, Xie Yinlan melirik Jing Xuan yang tampak tenang dengan makanan di depannya. Dia bahkan tidak mau menatapnya sedikit pun! Jadi apa gunanya ia berada di sini? Hanya untuk disuruh menari? Baiklah.

Dengan tenang, Xie Yinlan meletakkan sumpit di samping mangkuk nasi, tersenyum menatap Jing Xuan. “Yang Mulia, beberapa tahun lalu saat di perbatasan, apakah kau pernah melihat gadis perbatasan menari?”

Jing Xuan menatapnya dengan tajam, wajahnya merah padam menyiratkan bahwa dia benci mendengar Xie Yinlan mengatakan kalimat omong kosong itu.

“Lihatlah, Yang Mulia Ibu Suri. Bahkan Yang Mulia Kaisar yang pernah hidup berperang di perbatasan pun tidak pernah melihat wanita-wanita di sana menari. Meski pun di matamu mereka udik, mereka tahu bagaimana caranya menjadi perempuan yang beretika. Jadi, Yang Mulia Ibu Suri sungguh keliru jika mengatakan bahwa semua wanita perbatasan itu bisa menari.” Xie Yinlan tersenyum puas saat melihat Ibu Suri terdiam mendengar kalimatnya yang tak kalah memalukan.

“Tapi jika Yang Mulia Ibu Suri benar-benar ingin melihatku menari, aku bisa menunjukkan sebuah tarian yang bagus untukmu. Nama tarian ini adalah, Jenderal Besar Yang Terluka dan Seorang Gadis Yang Menyelamatkannya.” Xie Yinlan berdiri, menatap Jing Xuan yang tetap tidak berkomentar apa pun. Padahal pria itu tahu jelas siapa yang sedang Xie Yinlan ungkit di balik judul tarian yang aneh itu.

Xie Yinlan berdiri, bergabung dengan wanita yang menari di atas panggung di tepi utara Aula Perjamuan. Jing Xuan tampak tidak peduli, membiarkannya berdiri di atas panggung bersama wanita-wanita penghibur itu.

“Akan kutunjukkan apa itu membalas kejahatan dengan kebaikan.” Xie Yinlan bergumam kesal dalam hati.

Related chapters

  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 6 - Keributan

    Saat ini, setelah perjamuan makan siang yang penuh drama itu, Xie Yinlan justru sedang dipusingkan oleh hal lain. Wanita-wanita penghibur yang diundang Kaisar pada perjamuan itu, kini berkumpul di depannya dengan raut wajah penuh permohonan. “Selir Xian, bisakah kamu mengajariku menarikan tarian Jenderal Besar yang Terluka dan Seorang Gadis yang Menyelamatkannya itu?” “Iya, benar! Aku juga mau. Tarian itu bagus sekali, sangat mengharukan, sungguh pertemuan dua insan yang sangat cocok. Selir Xian, dari mana kamu mempelajarinya?” Xie Yinlan menyeringai, “Itu aku mempelajarinya dari perbatasan. Sangat indah, kan?” Mereka mengangguk setuju, “Sungguh! Jika tarian ini sampai terlihat oleh orang-orang Rumah Lianhong, sudah dapat dipastikan akan populer dalam waktu dekat. Selir Xian, bisakah kau mengajari kami bagaimana cara melakukannya?” Rumah Lianhong adalah rumah hiburan paling terkenal dan paling mahal di Ibukota. Mereka juga berasal dari sana, dipesan khusus untuk bermain musik dan

    Last Updated : 2024-09-19
  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 7 - Pasien Pertama

    Xie Yinlan berlari cepat hingga tiba di harem. Begitu melewati Istana Mingyue, Permaisuri yang juga merupakan kakaknya itu muncul menghalangi jalannya. Awalnya dia tidak tahu siapa orang ini. Tapi ingatan saat orang ini datang membawakan arak beracun untuk Xie Yinlan yang dulu, dia langsung mengingatnya. Apalagi begitu melihat gaun merah menyala yang dipenuhi manik-manik itu, Xie Yinlan berdecih, “Dasar udik, pakaianmu norak sekali,” gumamnya pelan, nyaris tak terdengar. Permaisuri Xie Qingyan berjalan ke arahnya dengan langkah anggun, senyum yang tak pudar dari wajah cantik dengan kulit putih pucat itu. “Adik, kau dari mana? Berani sekali baru pulang ke rumah saat hampir petang.” Xie Qingyan menyentuh bahunya pelan, lantas sentuhan kecil itu berubah menjadi mencengkeram sangat kuat. Yinlan melotot, segera menyingkirkan tangan lentik itu dari pundaknya. Dengan wajah kesal, dia menjawab, “Aku dari perjamuan makan siang Kekaisaran, Kakak.” Jawaban itu membuat Xie Qingyan men

    Last Updated : 2024-10-08
  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 8 - Masalah Besar

    Hari yang begitu luang, Yinlan menghabiskannya untuk bersih-bersih rumah, menyirami bunga, mempelajari obat-obatan herbal, bahkan juga mulai tertarik mempelajari bisnis kuno. Saat ini, dirinya sedang duduk di tepi kolam sambil memberi makan ikan. Di tepi kolam itu, teratai tumbuh dan mekar dengan indah. Beberapa hari ini dia memang sangat memperhatikan tanaman itu, dia akan mengolahnya menjadi sup bergizi, bahkan menjadi obat. “Astaga, bosan sekali.” Yinlan mengembuskan napas panjang. Dia sangat ingin keluar dari dinding ini dan melihat dunia di luar sana. Tapi tidak pernah terpikirkan cara yang bagus untuk pergi walau hanya sebentar. “Selir! Selir!” suara A-Yao terdengar dari kejauhan. Yinlan menoleh ke arah suara, beberapa detik kemudian, sosoknya muncul dan berlari dengan tergesa-gesa mendekatinya. “Ada apa?” Yinlan bertanya begitu A-Yao berhenti di dekatnya. Pelayan kecil itu berjongkok, mencoba mengatur napasnya yang berantakan, dia duduk menjeplak di samping Yinlan. “Sel

    Last Updated : 2024-10-08
  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 9 - Fitnah

    Yinlan meringis kala pecahan piring itu menusuk lututnya. Di belakangnya, tabib muda itu mendongakkan kepala, menatapnya dengan tak tega. Ya. Dia adalah tabib muda yang pernah bertemu secara tak langsung dengan Yinlan dan A-Yao saat pertama kali menyelinap ke Balai Kesehatan Istana. Namanya adalah Liu Xingsheng. Usianya baru dua puluh tiga tahun, tabib paling muda di seluruh Ibukota. Direkrut oleh Kekaisaran karena telah menyembuhkan kaki Ibu Suri. Sejak saat itu pula, Liu Xingsheng mendapat perlakuan yang sangat sempurna dari Ibu Suri. Seperti menganggapnya adalah putranya sendiri. Saat Jing Xuan mendengar dari mulut Xie Qingyan bahwa Xie Yinlan memiliki hubungan tak biasa dengan tabib kepercayaan ibu suri ini, amarahnya memuncak, langsung menghukum Liu Xingsheng dan Xie Yinlan di depannya. “Yang Mulia.” A-Yao menjatuhkan lututnya di samping Xie Yinlan, menatap penuh harap ke arah Kaisar yang duduk di kursi tahta itu. “Selir Xian tidak bersalah, Yang Mulia. Hamba bisa menjadi sak

    Last Updated : 2024-10-09
  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 10 - Apa Kau Memiliki Ketidakpuasan Terhadapku?

    BRAK!Jing Xuan berdiri dengan sangat marah. Kemarahannya itu membuat semua orang di dalam Aula Pertemuan segera berlutut dan menundukkan kepala. Jing Xuan berjalan menghampiri Xie Yinlan, kedua tangannya menyambar bahu Yinlan, memaksanya agar berdiri dengan tegak meski dia sudah tak punya tenaga karena kedua lututnya terluka dan berdarah. “Katakan padaku, Yinlan. Apakah kau memiliki ketidakpuasan terhadapku?” tanya Jing Xuan dengan suara yang dalam, seperti keluar dari dasar laut, gelap, dingin dan menakutkan. Xie Yinlan memberanikan diri menatap matanya yang menyorot begitu tajam. “Hamba tidak punya, Yang Mulia,” jawabnya lemah. “Lalu bagaimana kau menjelaskan tentang kaki pelayanmu itu? Kau bisa mengeluarkan alibi semacam apa lagi? Xie Yinlan, kau benar-benar menyembunyikan sesuatu dariku, hah?” Jing Xuan melotot geram, urat lehernya sampai menonjol karena mengeluarkan suara tinggi. Sementara yang diperhatikan Xie Yinlan bukan hanya kemarahannya saja. Melainkan keringat yang m

    Last Updated : 2024-10-09
  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 11 - Mencari Sekutu

    A-Yao meletakkan mangkuk besar berisi air hangat di atas meja di samping ranjang tidur Xie Yinlan. Dia juga mengambil handuk kecil dari dalam lemari. “Selir, bersihkan lukamu. Itu mungkin menyakitkan, tapi jika tidak dibersihkan, lukamu mungkin bisa menyebabkan infeksi,” ucap A-Yao, yang segera mencelupkan handuk ke air hangat. Xie Yinlan justru termenung akan sesuatu. Dua kata yang diucapkan Liu Xingsheng sebelum mereka berpisah di Aula Pertemuan tadi pagi. “Dia memanggilku Yang Mulia?” Yinlan bergumam, membuat A-Yao menghentikan aktivitasnya. “Tabib Liu adalah orang baik, Selir. Ibu Suri saja bahkan sangat memercayainya. Lalu kenapa jika orang baik sepertinya memanggilmu Yang Mulia?” Yinlan mendengus, menatap malas ke arah A-Yao. “A-Yao, apakah kau bukan orang baik?” A-Yao menautkan alisnya bingung, “Maksudmu apa, Selir?” “Dengar, kau yang sangat dekat denganku bahkan hanya memanggilku Selir Xian. Kau bukan orang baik ya, A-Yao? Karena kau tidak memanggilku Yang Mulia.” Yinla

    Last Updated : 2024-10-10
  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 12 - Jangan Tidak Tahu Terima Kasih

    Suasana ramai menghiasi jalanan Ibu Kota. Berbagai jenis kios terbuka dan pengunjung ramai mencari barang yang ingin dibeli. Di salah satu bangunan tinggi dan mewah di jalanan ramai itu, Xie Qingyan duduk tenang di tepi jendela lantai dua, menyeruput teh sambil menikmati angin sore yang sejuk, mantel bulu rubah miliknya sengaja dilepas, membiarkan kulit putih halusnya diterpa angin musim gugur. Ning'er membuka pintu ruangan eksklusif di Restoran Qiwu itu. Mempersilakan seseorang masuk ke dalam. Tamunya adalah seorang wanita yang memakai pakaian hitam-hitam, seluruh kepalanya tertutup topi dengan kain tipis yang menjuntai ke bawah. Begitu memasuki ruangan, dia melepas topi itu. Wajah cantik dengan bekas luka dalam di pipinya itu terlihat. Dia mungkin tampak lebih cantik jika bekas luka itu dihilangkan. Dialah Xi Feng. Tabib Racun yang dulu terkenal di dunia persilatan. Kini mengambil pekerjaan di Istana, entah karena apa alasannya Jing Xuan merekrut tabib persilatan ini ke wilayah

    Last Updated : 2024-10-10
  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 13 - Aku Akan Membantumu

    Usai bertemu dengan Xi Feng sore ini, Xie Qingyan kembali ke Istana Mingyue dari gerbang belakang. Ning'er segera memimpin jalan, memastikan tidak ada orang yang melihat Permaisuri pergi keluar tanpa izin Kaisar. Namun usaha itu sia-sia setelah mereka tiba di Istana Mingyue. Xie Qingyan sampai menghentikan langkahnya saat melihat Mao Lian berada di depan kediamannya. Dengan pikiran panik, dia berusaha tetap tenang, tersenyum menatap Mao Lian, “Tuan Mao. Kau datang bersama Yang Mulia?” Xie Qingyan menatap dengan tenang. Mao Lian membungkuk. “Yang Mulia sudah menunggu sejak satu jam yang lalu.” Xie Qingyan menelan ludah, melangkah masuk ke dalam kediamannya. Dia melihat Jing Xuan duduk di tepi ranjangnya, sedang membaca buku. Pemandangan ini …, sangat jarang ia temui. Sudah berapa minggu Kaisar tidak mengunjungi istananya? Jelas Xie Qingyan jadi merasa canggung dan merasa mungkin ada sesuatu yang akan terjadi. “Yang Mulia …, selamat malam.” Xie Qingyan membungkuk. Kaisar menurunk

    Last Updated : 2024-10-11

Latest chapter

  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 156 - Bekas Pertarungan di Gunung Tingzhou

    bab 156Tepat setelah rapat pagi dibubarkan, Jing Xuan kembali ke Istana Guanping untuk menemui dua tamu yang sudah ia undang. Di belakangnya, Mao Lian san Xi Feng tampak mengikuti. Masih memakai pakaian ringkas yang nyaman dikenakan saat bepergian. Sepertinya, mereka berdua langsung bertemu Jing Xuan yang dalam perjalanan menuju Aula Pertemuan untuk rapat pagi. Lalu merundingkan hasil perjalanan mereka bersama beberapa menteri yang terlibat. Sebelum itu, Jing Xuan mengutus bawahannya untuk mengirim pesan pada Shangguan Yan dan Shangguan Zhi untuk membicarakan hasil perundingan itu. Setelah mengetahui identitas asli Ning'er, yang merupakan seorang master bela diri tingkat tinggi dari sebuah sekte terpencil yang misterius bernama Ye Yunshang, yang juga sekaligus seorang Penyihir Hitam yang keberadaannya selalu dipertanyakan, Jing Xuan merasa harus melibatkan orang-orang yang terlibat dengan masa lalunya untuk menggali lebih banyak petunjuk. Seperti mengapa Ye Yunshang memiliki den

  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 155 - Kaisar Suka Bergosip

    Matahari telah tenggelam. Kereta kuda itu kembali merangkak di jalanan Ibu Kota. Suasana di dalamnya sangat senyap, Yinlan sibuk memakan kue persik yang dibelinya di kedai itu. “A-Yin.” Jing Xuan memanggilnya dengan suara pelan. Yinlan menjawabnya hanya dengan gumaman. Terlihat sekali tidak ingin diganggu dengan kesenangannya. Jing Xuan menatapnya lamat-lamat. ‘Dia menggemaskan saat sedang lahap makan.’ “Ada apa?” Yinlan balas menatapnya, mulutnya masih penuh dengan kue persik. Jing Xuan mengulas senyum tipis. “Kamu mau pergi ke mana setelah ini?” Yinlan menelan makanannya, “Ke mana lagi? Kita tidak langsung pulang?” “Awalnya memang sepakat pulang setelah matahari tenggelam. Tapi sepanjang sore aku tidak menemanimu keliling ke mana pun. A-Yin, aku minta maaf atas kekacauan yang dibuat adikku. Acara jalan-jalanmu jadi tidak berjalan lancar. Jadi, aku ingin menemanimu di luar lebih lama lagi.” Jing Xuan memasang raut penuh rasa bersalah. Yinlan menyeringai, “Aku sudah puas jalan

  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 154 - Seorang Pria dan Wanita Opera

    Terlihat, Pangeran Chi berdiri dengan kondisi terkejut. Menyentuh pipinya yang merah, menatap pria tiba-tiba datang menamparnya. “Apa-apaan kau!” Pangeran Chi berseru marah. Matanya membulat sempurna begitu menyadari kalau pria ini adalah kakaknya, Kaisar Kekaisaran Jing. “Ka-Kakak …?” Pangeran Chi bungkam seketika. Wanita opera yang duduk di atas paha Pangeran Chi menundukkan kepala, bahunya bergetar, seolah takut diterkam oleh pria yang dipanggil Kakak oleh pria yang bersamanya. Tanpa mengatakan apa pun, dengan raut wajah menahan marah, Jing Xuan menyeret adiknya keluar dari gedung itu. Nyonya Zhao terlihat bingung kenapa pengusaha dari Yangzhou ini keluar lagi sebelum operanya dimulai. Yinlan bergegas menyusul. Jing Xuan memasukkan Pangeran Chi ke dalam kereta kuda, bersiap menginterogasinya di dalam sana. Saat A-Yao hendak membantu Yinlan naik ke dalam, Yinlan mengangkat tangannya, “Biarkan mereka mengobrol dulu, A-Yao. Lebih baik kita berkeliling di dekat sini sambil men

  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 153 - Pengusaha dari Yangzhou

    Beruntung, hari ini Balai Opera Jiulu sedang memiliki opera besar. Orang-orang di pinggir jalan membicarakannya. Bahwa itu adalah karangan Guru Bai Hua dari kelompok opera besar di Kota Qingzhou. Bai Hua datang ke Ibu Kota bersama tiga orang muridnya atas undangan Kekaisaran pada saat acara perayaan tahun baru beberapa hari yang lalu. Tapi insiden itu membuat penampilan mereka dibatalkan begitu saja. Ada banyak warga yang menyayangkan kegagalan itu.Jadi, pengelola Balai Opera Jiulu mengundang mereka untuk tampil atas izin pejabat pemerintah. Biaya pun ditanggung pemerintah untuk menebus pembatalan yang tiba-tiba itu. Mereka dijadwalkan akan tampil sore ini hingga malam hari di panggung opera utama Balai Jiulu. Meski banyak yang menyayangkan karena Shangguan Yan tidak berpartisipasi dalam pertunjukan besar ini, mereka tetap menantikannya dengan antusias. Kereta kuda berhenti di depan Balai Opera Jiulu, A-Yao membuka tirai di pintu, kepalanya melongok ke dalam, “Yang Mulia, apakah

  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 152 - Tuan Muda Kaya yang Suka Mabuk-mabukan

    Ketika hari semakin siang, hujan salju berhenti, menyisakan kesiur angin yang dingin menusuk kulit dan langit berwarna abu-abu yang suram. Jing Xuan duduk di dekat jendela, Yinlan berada di pangkuannya. Jing Xuan memeluknya dengan erat, mengusir hawa dingin ini. “A-Yin, apakah kau sungguh tidak merindukan orang tuamu?” Jing Xuan tiba-tiba menceletuk. Memilih untuk membahas hal yang selama ini selalu ia hindari. Yinlan tidak memberikan jawaban, menyandarkan kepalanya pada dada bidang Jing Xuan, terlihat menghela napas pelan. “Maksudku adalah, kita akan menikah, tapi kau tidak pernah memintaku untuk datang kepada mereka untuk meminta restu. A-Yin, apakah hubunganmu dengan mereka baik-baik saja?” Jing Xuan bertanya lebih lembut. Ia takut pembahasan ini ternyata melukai hati Yinlan. Jika mengingat hubungan Yinlan dengan Qingyan yang memang tidak pernah akur, Jing Xuan tiba-tiba saja menebak kalau Yinlan memang tidak dekat dengan keluarganya. “Jing Xuan …, kamu mengetahuinya lebih ba

  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 151 - Etika Pernikahan Keluarga Kekaisaran

    Salju turun sangat lebat esok paginya. Menyelimuti seluruh Ibu Kota dengan warna putih. Juga Istana Guangping. Yinlan menghela napas kesal. Memeluk tubuhnya sendiri. Berdiri di depan jendela, menatap halaman kediamannya yang tertutup salju. Salju yang lebat sangat membosankan ketika hampir tiba di penghujung musim dingin. Belum lagi, hari ini seharusnya Pengurus Etiket Lu akan menjemputnya untuk belajar Etika Pernikahan Keluarga Kekaisaran.Tapi dengan salju selebat ini, dia malas keluar rumah, berharap bisa duduk di kediaman sambil menyulam atau melukis. Jing Xuan menutup pintu kamar, meletakkan payung di samping pintu, kemudian menghampirinya. “A-Yin.” Panggilnya, melingkarkan lengan di pinggangnya, memeluk dari belakang. “Rapat rutinnya sudah berakhir?” tanya Yinlan. Jing Xuan mengangguk, meletakkan dagunya di atas pundak Yinlan. “Ini sudah pukul sembilan, tentu saja sudah berakhir.”Yinlan mendengus. “Pengurus Etiket Lu sungguh terlambat.” “Hari ini, kamu tidak perlu belaja

  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 150 - Kesalahan Terbesar Di Masa Lalu

    “Omong-omong, A-Yin. Bolehkah aku bertanya sesuatu?” Dalam perjalanan kembali ke kamar, Jing Xuan tiba-tiba bertanya. Yinlan diam, menyuruhnya melanjutkan pertanyaan. “Soal penawar yang kamu berikan padaku …, sejak awal aku penasaran, itu penawar apa?” Jing Xuan melihat ke arahnya. Yinlan terdiam dengan wajah separuh tegang separuh cemas. Dia ingin mengatakan yang sebenarnya, tapi hatinya memintanya untuk merahasiakannya. “Itu, aku kurang tahu. Aku mendapatkannya dari Xi Feng.” Yinlan tersenyum kikuk. Jing Xuan tidak bertanya lagi. Mereka memasuki halaman istana tanpa bicara. Di ruang makan, sejumlah hidangan telah tersedia. Zhu Yan bilang itu baru disiapkan beberapa menit sebelum Yinlan sampai. Mereka masih mengepulkan uap. Jing Xuan menyeret kursi yang akan diduduki oleh Yinlan. Dengan penuh perhatian, bahkan menyiapkan makanan untuknya. Jing Xuan tersenyum tipis, “Sebenarnya aku tidak pandai menyenangkan hati wanita. Ini pertama kalinya aku benar-benar berperan seperti suami

  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 149 - Jadwal Kegiatan Sehari Penuh

    Malam harinya, setelah Ibu Suri puas ditemani Yinlan, ia memerintahkan pada Yin Hong untuk mengantarnya kembali ke Istana Guangping dengan selamat. Yinlan membungkuk takzim di depannya sebelum meninggalkan Paviliun Qixuan di Istana Dalam yang besar itu. Ketika tiba di halaman luas Paviliun Qixuan, Yinlan terdiam dengan mulut terbuka lebar, matanya berkedip beberapa kali, tidak percaya melihat sebuah tandu mewah yang seolah menunggunya naik. Yin Hong mendekati tandu itu, dengan senyum sopan, dia menjawab kebingungan Yinlan ketika melihat tandu itu. “Yang Mulia Ibu Suri menghadiahkannya secara khusus untuk Yang Mulia Permaisuri. Beliau khawatir kau kelelahan berjalan dari Istana Dalam menuju Istana Guangping. Maka, terimalah niat baik Ibu Suri ini, Yang Mulia.” Yinlan tersenyum kikuk, ragu-ragu mengangkat kakinya menaiki tandu mewah itu. ‘Padahal jaraknya tidak sampai lima ratus meter.’ Ada enam orang pelayan pria bertubuh gagah yang membawa tandu itu. Yinlan yakin saat melihat Per

  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 148 - Jangan Banyak Berbicara

    Jing Xuan tersenyum puas. “Kenapa kalian belum makan juga?” Yinlan tertawa, “Kenapa kau menghabiskan semuanya?” “Tentu saja tidak. Aku sudah menyeleksi semua hidangan ini, A-Yin. Untukmu sudah tersedia di mangkukmu. Lihat, sayuran yang bergizi ini, daging sapi dan kurma dari Xinjiang ini. Semuanya sangat bagus untuk kandunganmu.” Jing Xuan menggeser mangkuk dan piring yang dipenuhi hidangan itu di depan Yinlan. Ibu Suri mematung sejenak. “Mengandung?” Jing Xuan mengangguk penuh semangat. “Ibunda, aku lupa memberitahu Ibunda. Tapi sekarang A-Yin memang sedang mengandung. Jika dia seorang laki-laki, aku akan memberikan tahtaku padanya kelak. Dia ia perempuan, aku akan membiarkannya melakukan apa pun yang disukainya, tidak terbatas pada aturan etika wanita. Dia akan ku perbolehkan belajar di Akademi Kekaisaran, atau berkelana di Dunia Persilatan, atau belajar di militer, atau—”“Berhenti bicara, Jing Xuan, aku mual mendengar suaramu.” Yinlan mendengus. Jing Xuan menutup mulutnya rap

DMCA.com Protection Status