Share

Bab 2 - Kehidupan Baru

Chu Xia beranjak dari ranjang yang keras, dia menepuk-nepuk pakaiannya yang sedikit berdebu dan …, kotor.

Dia memasang ekspresi jijik saat mengedarkan pandangannya ke sudut-sudut ruangan remang itu. Dia berjongkok, jemarinya memungut pecahan mangkuk di lantai ruangan yang berserakan.

Dia mencium aroma tak biasa dari mangkuk itu. “Racun yang sangat mematikan.” Gumamnya, kembali meletakkan pecahan mangkuk itu.

“Nona! Nona!” seorang pelayan—sepertinya begitu, berjalan dengan buru-buru memasuki kamar yang lusuh itu. Dia memegang kedua pundak Chu Xia, memeriksanya dengan cemas.

“Nona, syukurlah kau baik-baik saja!” pelayan itu menghela napas lega, tersenyum senang.

Chu Xia menatapnya dengan bingung, “Kau …, siapa?” tanyanya dengan tidak pasti.

Pertanyaan itu membuat pelayan di depannya melipat wajah dengan murung, “Nona …, apakah kau hilang ingatan setelah meneguk semangkuk racun?”

“Meneguk semangkuk racun?” Chu Xia menatap pecahan mangkuk yang dia periksa beberapa saat lalu.

Dia berusaha mengingat sesuatu.

Astaga. Dia hanya terjatuh dari tebing karena dicelakai suaminya sendiri, entah mati atau tidak, kenapa bisa memimpikan hal yang begitu ….

Tunggu.

Chu Xia memegang kepalanya yang tiba-tiba berdenyut menyakitkan. Dia meringis, menandakan bahwa rasa sakit itu luar biasa.

Pelayan itu kembali cemas, dia segera memapah Chu Xia kembali ke ranjang.

Chu Xia memejamkan mata. Dia tiba-tiba mengingat sesuatu yang dia rasa tidak pernah mengalaminya.

“Apa yang terjadi padaku, wahai?” Dia bergumam lemah.

Sesaat kemudian, dia melihat bayangan samar wanita muda berwajah cantik memasuki kamar ini, pakaiannya tampak terhormat, seperti bangsawan tertinggi. Dia membawa sebuah nampan dengan mangkuk putih di atasnya.

Wanita itu memberikan mangkuk putih untuknya, dengan senyum ramah, menyuruhnya meminum habis cairan beraroma aneh di dalam mangkuk itu.

Dia memekik dalam hati, menyuruh diri sendiri jangan meminumnya, tapi tangannya bergerak tak mengikuti kata hatinya.

Isi mangkuk itu tandas. Tubuhnya lunglai di lantai, mangkuk putih itu terlempar dan pecah. Wanita berpakaian agung terkekeh dalam.

'Yinlan, ini salahmu karena bersikeras bersaing denganku.'

Chu Xia membuka mata, napasnya menderu kencang. Dia memegang kepalanya yang masih terasa sakit.

“Astaga, tadi itu apa?” Chu Xia berseru dengan wajah terkejut.

“Nona, kau kenapa?” pelayan wanita yang sejak tadi menemaninya menatapnya dengan cemas.

“Nona, aku A-Yao. Aku adalah hambamu, apakah kau tidak mengingatnya?”

Chu Xia terdiam lagi, wajah A-Yao tiba-tiba melintas di pikirannya. Gadis tujuh belas tahun yang ceria itu. Dia adalah pelayan pribadinya sebelum masuk ke istana.

“Lalu, aku siapa?” Chu Xia bertanya.

“Kau adalah Selir Xian. Xie Yinlan, putri tidak sah Kediaman Adipati Xie. Apakah kau juga melupakannya?”

Chu Xia mengangguk-angguk mengerti.

“Mungkinkah …, aku terbangun di dalam tubuh baru?” Dia bergegas mencari cermin setelah pikiran itu melintas di otaknya.

Dia menatap pantulan wajahnya di dalam cermin. Itu adalah wajah yang sama dengan dirinya yang seorang dokter.

“Aku …, bukan lagi Chu Xia?” dia bergumam dalam hati, bertanya pada diri sendiri.

Tubuh itu jelas bukan tubuhnya. Meski memiliki paras yang sama, tubuh Xie Yinlan lebih kurus dari pada tubuh Chu Xia.

“Sepertinya aku mulai memahaminya.” Dia terpaku menatap dirinya di dalam cermin.

“Ini di mana? Negara apa? Tahun berapa?” Chu Xia menatap A-Yao penuh harap.

Meski takut, A-Yao tetap menjawabnya, “Ini di istana Kekaisaran Jing, Nona. Kau masuk ke istana kekaisaran Jing di tahun pertama pemerintahan Kaisar Jing Xuan. Tepatnya, beberapa bulan lalu kau diperselir olehnya.”

Chu Xia menautkan alisnya, berpikir keras.

Lantas ingatan tentang peristiwa itu mulai merayap di pikirannya. Sepertinya dia memang seorang selir yang dulunya hanya putri tidak sah.

“Baiklah. Aku sudah tahu. Tampaknya aku yang saat ini adalah Xie Yinlan, selir terbuang di kekaisaran Jing. Yang mati diracuni permaisuri yang merupakan kakaknya sendiri? Bahkan kaisar pun tidak pernah menyentuhnya? Astaga, Xie Yinlan. Kenapa hidupmu tragis sekali?” Chu Xia memijat dahinya pelan.

“Langit memberiku kesempatan untuk hidup kembali, tapi malah menempati raga yang nasibnya begitu sial. Oh …, tampaknya aku yang sial.” Chu Xia menghela napas pasrah, kembali menatap dirinya di dalam cermin.

“Baiklah, Xie Yinlan. Aku akan membuat hidupmu menjadi lebih berguna. Memberi pelajaran pada sepasang suami-istri gila itu. Aku pernah dikhianati suamiku sendiri, kali ini, aku harus memulai kehidupan baru dengan lebih baik. Menjadi selir yang disayangi Kaisar. Aku …, tidak akan membiarkan dirimu ditindas lagi.” Chu Xia berkata mantap dalam hati.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status