Share

Dewi Kultivator Langit
Dewi Kultivator Langit
Penulis: Zhu Phi

01. AWAL MULA

Penulis: Zhu Phi
last update Terakhir Diperbarui: 2022-10-12 20:42:27

Kerajaan Benua Timur, dipimpin oleh Kaisar Xian Shen, seorang Immortal yang hebat di masa mudanya, dikenal kuat dan disegani oleh semua kalangan. Meskipun usia tidak membatasi kehidupannya, penampilan Kaisar Xian Shen kini berbeda dari saat ia masih menjadi seorang kultivator.

Hari ini, kebahagiaan meliputi istana. Permaisuri Zhi Yang, istri tercinta Kaisar, sedang melahirkan putri pertama mereka setelah sekian lama dinantikan. Kaisar Xian Shen, yang selama ini mendambakan seorang anak, akhirnya melihat impiannya terwujud.

“Selamat, Paduka! Putri pertama Baginda telah lahir. Semoga diberi kesehatan dan kekuatan,” ucap salah satu pejabat kerajaan, disusul oleh ucapan selamat dari berbagai kalangan.

Kaisar tersenyum lebar, menatap putri kecilnya dengan penuh kasih. "Xian Ling, namamu akan dikenal di seluruh penjuru negeri. Aku akan menamakanmu demikian, agar kelak kau bisa menjadi naga yang memimpin negeri ini, jika memang kau satu-satunya pewaris tahta Kerajaan Benua Timur."

“Aku setuju denganmu, suamiku,” jawab Permaisuri Zhi Yang dengan senyum lembut, meskipun wajahnya pucat setelah melewati proses persalinan yang sulit.

Kaisar Xian Shen, melihat kelelahan di wajah permaisuri, mendekat dan menggenggam tangannya dengan penuh perhatian. “Kamu kelelahan, istriku. Banyak darah yang kau hilangkan saat melahirkan Xian Ling. Ada baiknya kamu istirahat.”

Permaisuri Zhi Yang mengangguk pelan. “Aku beruntung memiliki suami sebaik dan sesabar dirimu. Aku akan beristirahat, tapi aku ingin kau tahu bahwa aku masih berharap bisa melahirkan seorang putra untukmu.”

Kaisar terdiam sejenak, tatapan matanya lembut namun tegas. “Jangan memaksakan diri, istriku. Kesehatanmu lebih penting daripada segalanya.”

Namun, kondisi kesehatan Permaisuri Zhi Yang memburuk setelah melahirkan. Meskipun tekadnya kuat untuk memberikan seorang putra kepada Kaisar, rahimnya mengalami komplikasi serius yang mengakibatkan infeksi. Harapan untuk memberikan putra mahkota pun pupus, dan Permaisuri mulai mengurung diri, menolak bertemu siapa pun, bahkan Kaisar Xian Shen.

Suatu hari, ketika Kaisar mencoba mengunjunginya, ia dihentikan oleh salah seorang dayang. “Baginda, Permaisuri Zhi Yang tidak ingin diganggu saat ini. Mohon agar Baginda mengerti situasi yang dihadapi oleh permaisuri.” Dayang ini juga tampak ketakutan karena dia menghentikan pria yang paling berkuasa di Benua Timur, tapi perintah Permaisuri Zhi Yang juga tak boleh dibantah.

Kaisar menghela napas dalam, namun tidak memaksa. “Aku mengerti. Sampaikan padanya bahwa aku selalu di sini untuknya, kapan pun dia membutuhkan.”

Waktu berlalu, dan tepat di usia lima tahun Xian Ling, Permaisuri Zhi Yang menghembuskan nafas terakhirnya. Duka menyelimuti Kerajaan Benua Timur. Kaisar Xian Shen, meski sangat berduka, langsung mengumumkan Xian Ling sebagai Putri Mahkota dan pewaris tunggal tahta Kerajaan Benua Timur.

Mendengar keputusan Kaisar, banyak pejabat kerajaan mulai gelisah. Mereka merasa tidak nyaman dengan gagasan seorang wanita memimpin kerajaan sebesar Benua Timur. Salah satu penasehat kerajaan, Mao Zhen, mendekati Kaisar dengan hati-hati.

“Baginda,” Mao Zhen memulai dengan nada penuh hormat, “harap pertimbangkan kembali keputusan Baginda yang mengangkat Putri Xian Ling menjadi pewaris tahta.”

Kaisar menatap Mao Zhen dengan tajam. “Kamu sudah lama mengikutiku, Mao Zhen. Apakah menurutmu putriku ini tidak sanggup memerintah sebagai Ratu Benua Timur?”

“Bukan begitu maksud hamba, Baginda,” Mao Zhen menjawab dengan suara hati-hati. “Kerajaan Benua Timur belum pernah diperintah oleh seorang wanita. Keputusan ini bisa menimbulkan gejolak nantinya.”

“Aku sudah memutuskan,” jawab Kaisar dengan nada tegas. “Apakah menurutmu aku harus mencabut status pewaris tahta dari tangan putriku, Xian Ling?”

Mao Zhen ragu-ragu sejenak sebelum menjawab, “Jika tindakan Baginda bisa menyelamatkan Kerajaan Benua Timur, tentu saja itu harus dilakukan.”

Kaisar Xian Shen menghela napas dalam. “Xian Heng, adikku, memang mahir dalam seni bertarung dan berperang, tapi dia masih terlalu emosional dalam mengambil keputusan penting. Aku tidak bisa menyerahkan tahta ini kepada seseorang yang lebih suka berperang daripada memerintah dengan bijak.”

Mao Zhen terdiam, menyadari bahwa Kaisar telah memikirkan keputusannya dengan matang.

Kaisar melanjutkan, “Kerajaan ini tidak bisa hanya mengandalkan naluri berperang dan membunuh. Kita harus memperhatikan nasib rakyat. Jika aku memberikan tahta kepada Xian Heng, aku khawatir Benua Timur akan hancur.”

Mao Zhen mengangguk perlahan. “Hamba mengerti, Baginda. Keputusan Baginda akan hamba patuhi.”

Dengan demikian, meski berbagai pihak dalam kerajaan berusaha mempengaruhi keputusan Kaisar, Xian Ling tetap ditetapkan sebagai pewaris tahta Kerajaan Benua Timur. Sementara itu, Kaisar Xian Shen tetap menolak semua tawaran pejabat dan bangsawan yang mencoba menawarkan putri mereka untuk menjadi selir baru Kaisar.

“Tidak ada yang bisa menggantikan Permaisuri Zhi Yang,” ucap Kaisar Xian Shen pada Mao Zhen saat mereka sedang berbincang di taman istana. “Aku mencintainya, dan aku tidak akan menetapkan permaisuri baru untuk menggantikannya.”

Keputusan ini membuat seluruh istana tersadar bahwa Kaisar tidak akan mengubah pilihannya. Putri Xian Ling adalah pewaris tunggal, dan meskipun banyak yang meragukan kemampuan seorang wanita untuk memimpin, tidak ada satu pun yang berani menentang keputusan Kaisar Xian Shen. Dengan statusnya sebagai Immortal Raja, wibawa dan kekuasaan Kaisar Xian Shen tetap tak tergoyahkan.

Selama Kaisar Xian Shen masih hidup, Kerajaan Benua Timur akan tetap kuat dan bersatu, meskipun tantangan dan konflik mungkin menanti di masa depan.

Komen (5)
goodnovel comment avatar
Zhu Phi
Terima kasih bang
goodnovel comment avatar
Sabam Silalahi
menarik Thor
goodnovel comment avatar
Zhu Phi
Terima kasih ya Kak
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Dewi Kultivator Langit   02. XIAN LING

    Alam semesta membagi dunia menjadi tiga bagian yaitu Dunia Atas, Dunia Tengah, dan Dunia Bawah.Dunia Atas dihuni oleh dewa dan dewi yang sudah turun temurun, juga dewa dan dewi yang berhasil mencapai tingkatan keabadian ini melalui kultivasi. Penghuni Dunia Atas ini menganggap mereka adalah tingkatan tertinggi dalam kehidupan yang kadang menganggap remeh Dunia Bawah yang dihuni oleh manusia tanpa keabadian.Dunia Tengah adalah dunia yang kejam yang banyak dihuni oleh cultivator yang mati-matian berusaha berkultivasi untuk mencapai keabadian. Selain berkultivasi, mereka juga mempelajari ilmu bela diri yang hebat sehingga mereka hanya menganggap manusia tanpa keabadian di Dunia Bawah sebagai budak mereka saja.Dunia Bawah adalah dunia yang berjalan normal dengan banyaknya manusia yang tanpa keabadian. Dunia ini banyak dihuni oleh pendekar-pendekar sakti, namun sayangnya mereka tetap akan mati bila waktunya sudah tiba, tidak memandang seberapa besar kesaktian mereka. Itulah yang juga me

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-04
  • Dewi Kultivator Langit   03. MENARA LONCENG

    Di sudut istana yang megah dan penuh kemewahan, ada satu bangunan yang selalu dihindari, tempat yang bahkan para pelayan istana enggan menatap terlalu lama. Itu adalah menara lonceng—sebuah bangunan tua yang kini tampak merana, ditinggalkan begitu saja. Dulu, menara ini menjadi pusat perhatian, tempat lonceng berat yang menggema di seluruh istana, memperingatkan para penghuni tentang bahaya yang mendekat. Namun, sejak Kaisar Xian Shen berkuasa, menara itu telah sunyi, dan tak seorang pun berani mengganggu keheningan yang melingkupi kekuasaan sang kaisar.Xian Ling, putri mahkota yang selalu diliputi rasa ingin tahu, merasa ada sesuatu yang lebih dari sekadar cerita hantu yang beredar di antara para pelayan. Dengan hati berdebar dan keberanian yang mendidih dalam dirinya, ia memutuskan untuk menembus tabu yang telah lama membayangi menara lonceng. "Mungkin di sana aku bisa menemukan hantu yang bisa mengajariku jurus-jurus inti dengan cepat," gumamnya dengan semangat yang tak bisa ia ke

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-09
  • Dewi Kultivator Langit   04. NIRVANA HEAVEN ART BOOK

    Menara Lonceng berdiri megah, menjulang tinggi di atas dataran luas Benua Timur, bayangannya memanjang seiring matahari mulai tenggelam di ufuk barat. Menara yang telah berdiri kokoh selama ribuan tahun ini menyimpan rahasia yang tak terhitung jumlahnya, namun satu di antaranya adalah yang paling berharga—Kitab Nirvana Surgawi, sebuah artefak legendaris yang telah lama dianggap hilang.Di tengah keheningan yang mencekam, suara langkah kaki lembut terdengar, menggemakan keheningan di dalam menara tua itu. Putri Xian Ling, dengan pakaian sutra emas yang mengalir lembut di tubuhnya, melangkah hati-hati di antara reruntuhan menara. Rambut hitamnya yang tergerai dihiasi oleh pin emas berbentuk burung phoenix, dan matanya yang cerah berkilau seperti bintang-bintang di langit malam. Dia tidak tahu bahwa takdir besar akan menyambutnya di puncak menara ini.Setelah berjam-jam mendaki dan menjelajahi setiap sudut menara yang berdebu, Xian Ling tiba di sebuah ruang tersembunyi yang hanya diteran

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-15
  • Dewi Kultivator Langit   05. SELIR JAHAT

    Di dalam istana megah yang berdiri kokoh di bawah langit biru, Selir Song Qian memendam iri yang membara terhadap kemewahan dan kekuasaan yang dipegang oleh Permaisuri Zhi Yang. Setiap kali ia melintasi aula yang dipenuhi ornamen emas dan permata, matanya tertuju pada tahta permaisuri yang megah, disertai dengan kilauan harapan dan rencana yang terukir dalam hatinya."Permaisuri Zhi Yang," gumam Song Qian pelan, sambil menyentuh ornamen emas di dinding, "kau mungkin berkuasa sekarang, tapi semuanya bisa berubah."Malam itu, Selir Song Qian menghiasi dirinya dengan jubah sutra merah yang lembut, rambutnya yang hitam seperti malam disanggul tinggi, dan wewangian melati menguar dari setiap pori kulitnya. Ia berjalan menuju kediaman Kaisar Xian Shen dengan langkah ringan namun penuh perhitungan. Saat ia tiba di depan pintu, ia berhenti sejenak, mengatur napas, dan mengetuk perlahan."Yang Mulia," suaranya lembut dan menggoda, "bolehkah hamba menemani Anda malam ini?"Kaisar Xian Shen mena

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-16
  • Dewi Kultivator Langit   06. SIASAT LICIK

    Di bawah langit yang muram, di bawah bayang-bayang istana yang menjulang angkuh, Selir Song Qian merajut rencananya dengan ketelitian yang nyaris berbahaya. Kabut kesedihan Kaisar Xian Shen terhadap Permaisuri Zhi Yang—meskipun telah lama wafat—tetap melingkupinya seperti selimut tak kasat mata, menjadi benteng besar yang menghalangi ambisinya. Namun, tekad Song Qian kokoh, seperti baja yang tak mudah goyah. Dalam bisikan tersembunyi, ia mulai meraih orang-orang yang bersedia mengabdi padanya, menebar janji-janji manis di satu sisi dan ancaman di sisi lain, mengumpulkan dukungan di balik layar.Pada suatu malam yang sunyi, dalam kamar megah berhiaskan lampu minyak yang menerangi dengan temaram, Song Qian berhadapan dengan dayang kepercayaannya, Meilan. Mereka duduk berhadapan dengan cermin besar, tempat Song Qian biasa mempercantik dirinya dengan penuh dedikasi sebelum bertemu sang kaisar.“Meilan,” bisiknya, suara Song Qian lirih namun tegas, sementara tangannya menyisir rambut panja

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-17
  • Dewi Kultivator Langit   07. UTUSAN RAJA CHING

    Di balik dinding kekaisaran yang megah, langit memudar menjadi merah muda keemasan. Namun suasana istana terasa tegang, seolah udara enggan bergerak, menahan napas. Lonceng istana berdentang."Utusan dari Dinasti Ching telah tiba!" seruan sang petugas memecah kesunyian, menggema di aula yang luas.Kaisar Xian Shen memandang ke arah gerbang dengan alis terangkat. Mata tuanya menyipit, penuh dengan rasa ingin tahu bercampur waspada. Ketika sosok yang dikenal melangkah masuk, sejenak dia terdiam—Raja Shang Fu sendiri datang, bukan hanya sekadar utusan. Mantan jenderal Ching itu, kini dengan pakaian kerajaan yang mencerminkan kekuasaan, menunduk hormat di hadapan Xian Shen."Shang Fu, angin macam apa yang menghembuskanmu ke sini?" Kaisar Xian Shen tersenyum, namun matanya tajam. Nada suaranya ringan, tapi ada ketegangan samar di balik kehangatan itu.Shang Fu perlahan bangkit, memandang Kaisar yang pernah ia dukung menguasai Benua Timur. Ia merasa hatinya tenggelam sejenak, mengenang pert

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-18
  • Dewi Kultivator Langit   08. KECERDIKAN XIAN LING

    Xian Ling duduk tegang di depan ayahnya, Kaisar Xian Shen, di ruang singgasana yang megah. Udara di sekitar mereka terasa berat, seolah setiap detak jantungnya bergema di dinding-dinding istana yang tinggi dan sunyi. Ia memandang sang kaisar, sosok yang selalu ia hormati, namun kini mata itu terasa penuh dengan kecemasan. Tangan Xian Ling gemetar saat ia menggenggam ujung gaunnya, berusaha menahan kegelisahan yang merayap dari dadanya."Ayah…" suaranya serak, hampir tenggelam dalam kerinduan yang terpendam. "Lebih baik ayah tangguhkan dahulu penobatanku sebagai Putri Mahkota. Aku… aku tidak ingin Raja-raja di setiap negeri melawan kekuasaan ayah." Kata-katanya keluar dengan terburu-buru, seolah berharap sang kaisar akan mendengarkan dan mengubah keputusan yang sudah diambil.Namun, Kaisar Xian Shen hanya memandangnya dengan tatapan yang tidak bisa diselami, keras namun penuh keyakinan. "Bukan aku yang harus menuruti mereka, Ling'er," jawabnya dengan suara yang dalam dan berwibawa, men

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-19
  • Dewi Kultivator Langit   09. JALAN RAHASIA

    Xian Ling akhirnya berhasil membujuk pamannya, Xian Heng untuk membawanya keluar dari istana dan berjalan-jalan di pusat kota East City, yang merupakan ibukota dari Kekaisaran Benua Timur.Selain lima kerajaan yang masing-masing dipimpin oleh seorang raja, Kekaisaran Benua Timur memiliki wilayah sendiri yang memanjang dari ujung utara ke ujung selatan Benua Timur yang disebut Dinasti Xian.Sepanjang perbatasan ibukota Kekaisaran dibentengi dengan tembok raksasa setinggi lima meter dengan masing-masing penjaga sejarak seratus meter.Kaisar Xian terdahulu tidak mempercayai lima kerajaan di bawah kekuasaannya yang kemungkinan memberontak suatu hari nanti sehingga membuat pertahanan untuk wilayahnya sendiri dengan membangun tembok raksasa ini.Di balik dinding megah istana Kekaisaran Benua Timur, Xian Ling melangkah dengan semangat yang sulit disembunyikan, roknya yang ringan berayun seirama dengan langkahnya. Mata gadis itu bersinar saat ia memandang pamannya, Xian Heng, yang berjalan di

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-20

Bab terbaru

  • Dewi Kultivator Langit   46. XIAN LING VS IBLIS HANTU

    Aura gelap yang mengelilingi Iblis Hantu semakin pekat, membuat udara di sekitarnya terasa berat dan pengap. Para pengawal yang masih berusaha berdiri tampak menggigil, beberapa mundur perlahan, tak sanggup menahan tekanan. Byakko menatap tajam, bulunya berdiri, mengeluarkan raungan yang menggema ke seluruh desa. "Jadi, Putri Mahkota Xiang Ling ingin bertarung denganku? Kau memiliki keberanian yang luar biasa... atau kebodohan yang tak terukur," suara Iblis Hantu terdengar seperti geraman dan tawa yang menyatu. Xian Ling menarik napas panjang, tangannya mengangkat pedang peraknya yang memancarkan cahaya lembut. "Aku tidak akan membiarkan makhluk sepertimu menghancurkan desaku. Jika harus bertarung, maka aku siap." Iblis Hantu mulai bergerak, tubuhnya melayang rendah dengan gerakan yang tak lazim, seperti asap yang bergulir ke depan. "Bagus. Aku akan menikmati meremukkan jiwa pemberani sepertimu." Namun, sebelum makhluk itu dapat menyerang, Song Yin melangkah maju, berdiri di a

  • Dewi Kultivator Langit   45. KRISTAL LANGIT

    Selir Song Yin berdiri tegap di bawah tatapan mengerikan Iblis Hantu, tetapi ada kilatan dingin di matanya, sesuatu yang membuat Xian Ling semakin curiga. Dengan langkah mantap, Song Yin melangkah maju, membuat pengawal-pengawal di belakang mereka terkejut, bahkan ada yang menahan napas."Kau berani mendekat?" Suara Iblis Hantu menggema seperti guruh yang melayang di udara. Asap hitam di sekeliling tubuhnya menggeliat liar, seolah siap menerkam kapan saja.Song Yin berhenti tepat beberapa langkah dari makhluk itu, lalu menyeringai tipis. "Aku tahu batasanku," katanya dengan nada rendah namun tegas. "Dan aku tahu kau bukan sekadar makhluk liar yang ingin merusak. Kau makhluk yang hidup dari energi jiwa—kau tidak pernah menyerang tanpa alasan."Mata kuning itu menyipit, memperhatikan Song Yin dengan lebih intens. "Hmph. Kau tahu banyak, wanita. Lalu, apa yang akan kau tawarkan untuk menyelamatkan desa ini?"Xian Ling merasa darahnya mendidih mendengar percakapan itu. Apa maksud Song Yin

  • Dewi Kultivator Langit   44. IBLIS HANTU

    Langit malam berubah menjadi lautan merah dengan kilat yang menyambar-nyambar di kejauhan. Sosok besar yang mulai terbentuk di balik awan gelap tampak seperti bayangan raksasa dengan mata bercahaya kekuningan. Desir angin kencang membawa suara-suara aneh—bisikan, tawa, dan jerit tangis yang menggema, memeluk udara dengan kengerian yang dingin menusuk.Xian Ling menghunus pedangnya, kilau tajam logamnya memantulkan cahaya api dari desa yang terbakar. "Song Yin, makhluk apa ini?" tanyanya tegas, meski ketegangan menggantung di setiap katanya.Selir Song Yin menatap ke langit, matanya menyipit seolah berusaha membaca rahasia di balik kabut merah yang meliuk-liuk. Namun, sekilas bayangan rasa takut melintas di wajahnya sebelum ia kembali memasang ekspresi tenang. "Itu bukan makhluk biasa," katanya dengan suara rendah. "Itu Iblis Hantu, penjaga Hutan Hantu. Tidak ada yang pernah melihatnya dan hidup untuk menceritakannya.""Bagaimana mungkin kau tahu banyak tentang ini?" Xian Ling memandan

  • Dewi Kultivator Langit   43. BENCANA DI DESA HUANG YANG

    Bayangan malam mulai menyelimuti Desa Huang Yang, tetapi nyala api yang membakar sisa-sisa rumah penduduk membuat kegelapan tampak lebih mencekam. Bau hangus kayu dan jerami bercampur dengan aroma besi dari darah memenuhi udara. Angin dingin berhembus, membawa bisikan samar yang terdengar seperti rintihan pilu.Xian Ling dan Selir Song Yin berdiri di tepi desa, menyaksikan pemandangan yang lebih mengerikan daripada yang mereka bayangkan. Rumah-rumah berserakan, beberapa telah rata dengan tanah, sementara yang lain masih menyala, memuntahkan asap hitam ke langit. Tubuh-tubuh penduduk tergeletak di tanah, beberapa dengan luka yang terlalu mengenaskan untuk dilihat."Apa-apaan ini..." gumam Xian Ling, matanya menyipit, menahan gejolak emosi. Ia menggenggam pedangnya lebih erat, merasakan ketegangan yang semakin menyesakkan dada.Sementara itu, Selir Song Yin berdiri sedikit di belakang, wajahnya tetap tenang meskipun matanya menyapu pemandangan dengan penuh perhitungan. Namun, senyum tip

  • Dewi Kultivator Langit   42. SELIR TERHEBAT

    Kilauan matahari sore menyelinap melalui jendela aula istana yang luas, menerangi lantai marmer yang berkilauan. Aroma lembut dupa melayang di udara, namun keheningan terasa seperti bilah tajam yang menggantung di atas kepala. Di tengah aula, Selir Song Yin berdiri anggun, mengenakan jubah sutra berwarna merah marun yang dihiasi bordir bunga peony emas. Bibirnya melengkung menjadi senyuman tipis yang tak terbaca.Seorang pengawal masuk tergesa, langkahnya menggema di lantai marmer. Ia menjatuhkan satu lutut di lantai, menundukkan kepala dengan hormat. "Lapor, Yang Mulia Selir Song! Telah terjadi kekacauan di Desa Huang Yang yang berbatasan dengan Hutan Hantu!"Selir Song Yin mengangkat alisnya dengan elegan. Tatapannya dingin namun penuh rasa ingin tahu. "Kenapa kau lapor padaku? Bukankah ini tanggung jawab Panglima Xiang Heng yang mengurus pertahanan kita?"Pengawal itu menggelengkan kepalanya, keringat menetes di dahinya. "Panglima Xiang Heng sedang pergi ke West City bersama Putri

  • Dewi Kultivator Langit   41. RENCANA TERAKHIR

    Malam itu, setelah kegagalan rencananya di Aula Naga Langit, Song Qian duduk di paviliunnya dengan tangan gemetar menahan amarah. Angin dingin malam menyusup melalui celah-celah jendela, seolah ikut menyaksikan kekalahannya yang memalukan. Ia menggenggam cangkir teh hingga nyaris retak, pikirannya berputar mencari cara lain untuk menghancurkan Song Yin.“Aku tidak akan berhenti,” gumamnya lirih, hampir seperti mantra. “Song Yin akan membayar untuk penghinaan ini.”Pelayan setianya, Mei'er, mendekat dengan langkah pelan. “Yang Mulia, apakah Anda ingin aku mencari lebih banyak informasi? Mungkin ada jalan lain untuk menyingkirkan Song Yin tanpa menimbulkan kecurigaan.”Song Qian menatap Mei'er dengan mata tajam. “Tidak. Informasi tidak cukup. Aku membutuhkan tindakan langsung. Jika racun tidak berhasil, maka mungkin aku harus menciptakan skenario yang lebih kompleks. Sesuatu yang membuat Song Yin tidak hanya kehilangan posisi, tetapi juga hidupnya.”Mei'er menelan ludah, menyadari kegil

  • Dewi Kultivator Langit   40. PERSEKUTUAN SELIR ISTANA

    Sementara itu, Selir Song Qian tidak tinggal diam setelah penghinaan terang-terangan yang dilakukan Song Yin. Dengan amarah yang membara, ia mengumpulkan para selir lain di paviliun tersembunyinya. Lampu-lampu minyak menerangi wajah-wajah para wanita yang kini bersatu dalam kebencian terhadap Song Yin.“Kita tidak bisa membiarkan dia terus merajai hati Kaisar,” ujar Song Qian dengan suara penuh determinasi. “Song Yin semakin kuat setiap harinya. Jika kita tidak bertindak sekarang, dia akan menghancurkan kita semua satu per satu.”Salah satu selir, Selir Mei, mengangguk dengan ekspresi penuh kebencian. “Kau benar. Dia bukan hanya mengambil perhatian Kaisar, tapi juga membuat kita semua terlihat tidak berguna.”“Tapi dia terlalu kuat,” sela Selir Lian dengan ragu. “Kita semua tahu bahwa dia menguasai seni bela diri tingkat tinggi. Setiap kali kita mencoba melawan, dia selalu menang.”Song Qian mengepalkan tangannya, matanya memancarkan tekad yang tak tergoyahkan. “Kita tidak perlu melaw

  • Dewi Kultivator Langit   39. PANTANG MENYERAH

    Di paviliunnya yang dingin, Selir Song Qian berjalan mondar-mandir dengan gelisah. Pikirannya berputar-putar, dipenuhi bayangan Song Yin yang tersenyum licik dan pesan ancaman yang masih terukir di pikirannya.“Kau terlalu lemah untuk melawan aku,” gumamnya pelan, mengulang pesan itu dengan kebencian yang mendidih. Tangannya mengepal hingga kuku-kukunya menancap di telapak tangan. “Aku lemah? Akan kubuktikan bahwa aku jauh lebih berbahaya daripada yang dia pikirkan.”Pelayan setianya berdiri di sudut, tidak berani mengganggu. Namun, Selir Song Qian memanggilnya dengan suara tajam. “Ayo, kita temui seseorang yang bisa membantuku.”Di Paviliun Bunga Malam, Selir Song Qian bertemu dengan seorang tabib rahasia yang dikenal ahli dalam racun-racun paling mematikan. Pria tua itu memiliki wajah penuh kerut, matanya tajam seperti elang yang terus mengawasi mangsanya. Di hadapannya, botol-botol kecil berisi cairan berwarna-warni tertata rapi.“Aku butuh racun yang tidak meninggalkan jejak,” uja

  • Dewi Kultivator Langit   38. PEMBALASAN SELIR SONG YIN

    Bulan purnama menggantung di langit, cahayanya memantulkan kilauan keemasan pada atap-atap paviliun istana Naga Emas. Namun di dalam kamar Selir Song Qian, suasananya jauh dari keindahan malam. Ia duduk di depan cermin besar, jarinya menggenggam sisir perak dengan gerakan kasar, menarik rambutnya sendiri dengan penuh amarah. Pelayan setianya berdiri di sudut, takut mengeluarkan suara.“Dia bahkan berani menghina usahaku,” desis Song Qian, menggertakkan giginya. “Dia pikir dirinya tak terkalahkan hanya karena berhasil menggagalkan rencana kecil itu. Tapi aku belum selesai. Jika racun tak mempan, aku akan menggunakan cara lain.”Song Qian berdiri dan memutar tubuhnya dengan cepat. Matanya memancarkan kegilaan yang membuat pelayan di sudut gemetar. “Aku ingin kau mencari seseorang di luar istana. Pembunuh bayaran. Bayar berapa pun yang mereka minta. Tapi kali ini, aku ingin Song Yin lenyap tanpa jejak.”Pelayan itu mengangguk gugup. “Saya akan mengurusnya, Nyonya.”Namun, di balik dindin

DMCA.com Protection Status