Home / Urban / Dewa perang jadi Pengawal Pribadi CEO / Bab 1 Kembalinya Sang Jagoan

Share

Dewa perang jadi Pengawal Pribadi CEO
Dewa perang jadi Pengawal Pribadi CEO
Author: Bukan Keinginanku

Bab 1 Kembalinya Sang Jagoan

Author: Bukan Keinginanku
“Xavier Morris, kamu ini terlalu durhaka deh?”

“Sudah lima tahun sejak kamu pergi, kamu bahkan tidak menelepon kedua orang tuamu!”

“Aku bisa memahami, kalau kamu sibuk bekerja.”

“Tapi sekarang, orang tuamu ditindas, kamu juga tidak kembali?”

“Kamu tahu, tidak? Orang tuamu akan segera meninggal?”

“Di lubuk hatimu, apa kamu masih ingat kedua orang tuamu? Apakah kamu ini masih manusiawi?”

Xavier tiba-tiba menerima panggilan ini, orang yang ada di telepon itu sangat kasar, memarahinya tanpa ampun, membuat Xavier tidak bisa berkata-kata.

Baru saja dia hendak menjelaskan dan bertanya lebih jauh, dia sudah mendengar nada panggilan sibuk “Tutt, tutt, tutt” dari telepon.

"Humm?"

Xavier tertegun sejenak dan mencoba menelepon kembali, tetapi panggilan itu tidak tersambung.

Hal ini membuat Xavier semakin merasa tidak nyaman.

"Syuut!"

Dia berdiri dari kursinya, badannya memancarkan aura pembunuhan yang sangat kuat.

"Cepat! Periksa! Apa yang sedang terjadi pada orang tuaku!"

Dia meraung dengan suara serak.

Keempat pengawal yang berdiri di sampingnya, mengguncang tubuh mereka dan segera berlari keluar.

“Cepat Periksa! Apa yang terjadi dengan kedua orang tua Panglima!”

Mereka berteriak dan berlari menuju area intelijen.

Sepuluh menit kemudian, mereka kembali ke ruangan tempat Panglima Xavier berada dan berkata dengan penuh hormat, "Lapor, Panglima! Kami sudah menyelidikinya."

"Katakan!"

Xavier tidak berbalik, tetapi menatap peta yang tergantung di dinding.

Salah seorang anggota pengawal itu tampak ragu-ragu, "Anda ... Anda ...."

Setelah mengucapkan dua kali, anggota pengawal itu tidak sanggup mengucapkan apa-apa lagi.

Xavier menyadari sesuatu yang aneh, tiba-tiba berbalik dan mendesaknya, "Apa yang sebenarnya terjadi!"

Para anggota pengawal itu pun berdiri tegak dan berkata dengan gigi terkatup, "Orang tuamu telah dibuli oleh Bandit Kamillo selama tiga tahun. Sepuluh jam yang lalu, mereka diculik oleh Bandit Kamillo untuk memaksa pasangan renta itu menandatangani perjanjian penjualan rumah."

Xavier membeku saat mendengar ini.

“Orang tuaku dibuli selama tiga tahun?”

“Orang tuaku dipaksa menjual rumah?”

Para anggota pengawal juga sangat marah, mereka mengangguk dan berkata, "Ya!"

"Namun, Panglima, Anda tidak perlu khawatir. Kami telah mengirimkan tim aksi. Dalam lima jam, mereka akan tiba di Kota Merkuri dan membunuh bandit itu."

Xavier melambaikan tangannya dan berkata, "Tidak perlu, aku sendiri yang akan kembali ke Kota Merkuri!"

Lima menit kemudian, sebuah helikopter parkir di luar.

Xavier menaiki helikopter tanpa ragu-ragu dan segera memerintahkan, "Ayo, berangkat!"

Helikopter itu naik dan menuju Kota Merkuri.

Meskipun helikopternya sangat cepat, Xavier tidak bisa menahan diri untuk tidak mendesak sang pilot, "Cepat! Bisakah kamu melaju lebih cepat lagi?"

Dia ingin kembali ke Kota Merkuri dan kembali ke sisi kedua orang tuanya secepat mungkin.

Pada saat yang sama, dia merasa sangat, sangat bersalah.

Dia berkata dalam hatinya, ‘Ayah ... Ibu, anakmu ini tidak berbakti. Anakmu pasti akan kembali ke sisi kalian secepatnya. Anakmu ini tidak akan pernah membiarkan siapa pun mengganggumu lagi!"

Kemudian, Xavier tenggelam dalam ingatannya.

Lima tahun lalu, dia dijebak, otot kakinya diputuskan dan dia juga dijebloskan ke penjara di bawah laut. Dia pikir dia akan menghabiskan sisa hidupnya di penjara ini.

Namun tanpa disangka, seorang pria tua misterius tidak hanya menyembuhkan otot kakinya yang putus, tetapi juga mengajarinya ilmu bela diri.

Setelah dia menguasainya, dia pun diasingkan ke Pluno dan memintanya untuk membuat sumpah janji selama lima tahun.

Selama lima tahun, dia akan bertugas di Pluno dan tidak diizinkan meninggalkan tempat atau menghubungi siapa pun.

Dengan tak berdaya, Xavier hanya bisa meminta seseorang untuk mengirimkan pesan pada kedua orang tuanya, bahwa dia sedang menjalankan misi dan tidak bisa menghubungi mereka. Meminta mereka untuk tidak mencemaskan dirinya.

Saat itu, Pluno sedang dilanda perang, jadi dia mendaftarkan diri menjadi tentara. Butuh waktu tiga tahun baginya untuk naik pangkat dari seorang prajurit menjadi seorang panglima besar.

Tiga tahun lalu, pihak musuh mengumpulkan tiga puluh enam batalion pasukan dan jutaan serdadu untuk menyerang Pluno.

Xavier memimpin pasukan untuk bertahan melawan musuh, dia sendirian yang membalikkan keadaan perang, memenggal tiga puluh enam pemimpin batalion dan menakuti jutaan pasukan musuh hingga mereka mundur.

Dalam pertempuran ini, Xavier menjadi terkenal dan menorehkan prestasi besar, dia pun dinobatkan sebagai Panglima Besar Pluno dan dianugerahi Medali Negarawan Terbaik Tiada Tara.

Butuh waktu dua tahun baginya untuk memimpin pasukannya sendiri untuk menaklukkan dan menyatukan tiga puluh enam negara kepulauan di sekitar Pluno dan merebut kembali 30.000 mil wilayah kedaulatan yang sempat hilang karena dijajah musuh!

Hingga sekarang ini, waktu lima tahun pun telah berlalu.

Sebenarnya Xavier ingin pulang secepatnya, tetapi selama ini selalu berhalangan dengan berbagai rutinitas kesibukannya sehari-hari.

Namun tidak disangka, ponselnya yang sudah berdebu tebal karena sudah lama tidak disentuhnya itu, begitu dinyalakan langsung menerima panggilan seperti itu.

Hal ini membuat hatinya tidak tenang.

Membuat Xavier terus menyalahkan dirinya sendiri.

Saat memikirkan hal ini, sang jagoan bertubuh sekeras baja itu malah menitikkan air mata.

Pada saat yang sama.

Di kota Merkuri.

Di sebuah lokasi konstruksi yang mangkrak.

Tangan ibu Xavier, Elena Bryant diikat dan digantung di tiang.

Sekujur tubuhnya berlumuran darah dan tampak jelas kalau dia telah dicambuk.

Seorang pria berkepala botak dan memakai kalung emas, berdiri di samping Elena dan berkata dengan kejam, "Kamu sudah pertimbangkan, ‘kan? Kontrak ini, kamu tanda tangani atau tidak?"

Elena tidak berkata apa-apa.

Hal ini membuat si kepala botak marah.

Dia menendang Elena, mendengkus dan berkata, "Tidak mau ngomong? Baiklah! Kita lihat saja, seberapa keras tulangmu!"

Kemudian, dia berbalik dan berkata pada puluhan anak buah di sampingnya, "Pukul sampai dia mau tanda tangan!"

"Baik!"

Puluhan pemuda itu pun bersama-sama mengeroyok Elena, mereka meninju dan menendang Elena tanpa ampun!

Elena mengerang kesakitan.

Namun, dia tidak memohon belas kasihan.

Membiarkan kepalan tangan sebesar mangkuk itu menghantam tubuhnya.

Lambat laun, kesadaran Elena menjadi hilang.

Dalam keadaan setengah sadar, dia melihat putranya. Elena melihat putranya kembali.

Dia berkata sesekali, "Rumah ini untuk anakku. Tidak mungkin menjualnya!"

Ketika mendengar ucapan ini, pria botak itu pun tertawa dengan arogan.

“Haha … rumah buat anakmu?”

"Elena, berhentilah bermimpi? Anakmu tidak mungkin kembali! Lima tahun telah berlalu, mungkin dia juga sudah mati deh?"

“Kalaupun anakmu kembali, lantas dia bisa apa?”

“Hutang tetap harus dibayar, ini adalah hal yang wajar, hari ini kamu harus bayar hutangmu, atau menandatangani kontrak ini.”

"Kalau tidak, jangan salahkan aku, kalau aku bersikap kasar padamu!"

Ketika Elena mendengar ini, dia sangat terkejut dan segera berkata, "Tidak! Tidak mungkin! Putraku belum mati! Putraku sedang menjalankan misi! Dia akan segera kembali! Dia pasti akan kembali!"

Saat Elena berbicara, air mata pun mengalir di wajahnya.

Dia sangat merindukan putranya.

Kalau saja putranya berada di rumah, apakah mereka masih berani menindas pasangan tua ini?

Pria botak yang memakai kalung emas itu jelas sudah kehilangan kesabarannya.

Dia menatap Elena dan berkata dengan sengit, "Kalau anakmu kembali, memangnya dia bisa apa? Dia hanya sampah tak berguna!"

Kemudian, dia berkata pada selusin anak laki-laki itu lagi, "Bawalah anjing-anjing galak itu kemari."

"Baik!"

Para pemuda itu dengan cepat membawa masuk tiga ekor anjing galak.

Ketiga anjing itu tampak sangat galak, menampakan deretan gigi yang menakutkan dan menggonggong ke arah Elena.

Elena sangat ketakutan hingga sekujur tubuhnya gemetaran.

Melihat adegan ini, pria botak itu menunjukkan senyuman yang kejam, "Elena, aku akan memberimu satu kesempatan terakhir. Jika kamu menandatangani, semuanya akan mudah dibicarakan. Jika tidak, hehe ...."

Elena berjuang untuk meronta mati-matian, tetapi dengan tangan terikat dan tergantung di udara, mana mungkin dia bisa bersembunyi?

Walau demikian, dia tetap tidak setuju untuk menandatangani penjualan rumah tersebut.

Dalam hatinya, rumah itu sudah seperti nyawanya, dia tinggalkan rumah itu untuk putranya, untuk dipakai saat sang putra kembali dan menikah. Bahkan jika dia meninggal pun, dia tetap tidak akan menjual rumah itu.

Pria botak yang memakai kalung emas itu akhirnya kehilangan kesabaran.

Dia menunjuk Elena dan berteriak dengan marah, "Baiklah, kamu tidak mau menandatanganinya, ‘kan? Oke!"

Kemudian, dia menoleh ke arah anak buahnya dan berteriak, “Lepaskan anjing galak itu. Biarkan dia digigit sampai mati!”

“Baik, Kak Kamillo!” jawab para pemuda itu sambil melepaskan tali di tangan mereka dan ketiga anjing galak itu bergegas berlari menuju ke arah Elena.

Elena sangat ketakutan hingga sekujur tubuhnya gemetar, dia memejamkan matanya.

“Xavier, ibu … sekarat, mungkin akan segera menemui ajal, kelak kamu tidak bisa makan masakan ibu lagi.”

“Ibu sangat merindukanmu! Lima tahun telah berlalu, kapan kamu akan kembali!”

Saat ini, deru suara helikopter terdengar dari udara.

"Dung dung dung ...!"

Suara helikopter terdengar keras, baling-balingnya berputar-putar di udara, membuat semua orang membungkukkan badan. Bahkan ketiga anjing galak itu pun tertiup angina dan terbang ke samping dan tidak berani menyalak sedikitpun.

Pada saat ini, pintu helikopter terbuka dan sesosok tubuh yang kuat, melompat turun dari sana.

"Dung!"

Dia mendarat dengan kokoh di tanah, matanya semerah darah dan tubuhnya memancarkan aura pembunuh yang mengerikan.

"Siapa?"

“Siapa yang telah memukuli ibuku?”

Related chapters

  • Dewa perang jadi Pengawal Pribadi CEO   Bab 2 Siapa yang Telah Memukuli Ayahku

    Suaranya yang meninggi terdengar sangat jelas, bahkan menutupi suara deru helikopter.Aura pembunuh yang terpancar dari badannya, membuat semua orang yang hadir di sana gemetaran, mereka ketakutan dan sangat panik.Si Kepala botak itu menekan rasa takut yang ada di hatinya dan bertanya dengan gemetar, "Kamu ... siapa kamu?"“Xavier Morris!”"Apa? Kamu Xavier? Bukankah kamu sudah mati?" Ada ekspresi tidak percaya terlukis di wajah si botak itu. Dia tidak menyangka kalau orang yang berdiri di depannya, sebenarnya adalah Xavier yang dijebloskan ke penjara bawah laut lima tahun yang lalu.Xavier benar-benar sudah kembali?Bagaimana mungkin?Elena yang digantung di tiang pun membuka matanya, saat mendengar nama Xavier.“Nak, kamu ‘kah itu? Kamu sudah pulang?”Suaranya bergetar dan matanya yang keruh itu menitikkan air mata "kerinduan".Xavier kaget saat mendengar suara ibunya, dia menahan aura pembunuhnya dan berkata dengan penuh semangat, "Bu, ini aku, aku telah kembali!"Lalu, dia segera

  • Dewa perang jadi Pengawal Pribadi CEO   Bab 3 Kondisi Ayah

    Selain sang ibu, tidak ada yang lebih mengenal watak si anak.Bagaimana mungkin seorang ibu tidak memahami apa yang dipikirkan putranya?Elena khawatir putranya akan bertindak impulsif, jadi dia tidak berani memberi tahu putranya, siapa pelakunya dan sengaja mengubah topik pembicaraan."Mari kita bahas masalah ini di lain hari. Sekarang, ayahmu masih terbaring di rumah sakit sendirian, dia belum makan! Aku harus memasak dan bawa ke rumah sakit secepatnya."Setelah mengatakan ini, Elena menahan kesedihan di hatinya dan pergi ke dapur untuk memasak.Xavier ingin membantu di dapur, tetapi malah diusir oleh ibunya.Xavier melihat langkah ibunya yang terhuyung-huyung, sedang sibuk di dapur, hatinya terasa pilu dan sedih, dia juga menyalahkan dirinya sendiri.Xavier berpikir sambil mengepalkan tangannya erat-erat.Karena sekarang, dia sudah kembali.Budi, pasti dibalas!Dendam juga harus dibalas!Selama lima tahun terakhir, siapa pun yang telah menindas orang tuanya, dia tidak akan melepaska

  • Dewa perang jadi Pengawal Pribadi CEO   Bab 4 Hanya Ada Dendam dan Kebencian

    Ketika Xavier mengatakan ini, tubuh Xavier dipenuhi dengan niat membunuh yang dingin dan nadanya bertambah serius.Atmosfer di sekeliling tiba-tiba menurun.Mery tidak melihat sesuatu yang aneh pada Xavier. Dia hanya merasakan hawa dingin di koridor itu. Dia tidak tahan dan bergidik sebelum berkata, "Ya, semua orang di rumah sakit kami sudah tahu masalah ini."Mendengar ini, Xavier sangat marah.Dia tidak pernah menyangka kalau Alicia begitu keji dan kejam.Dulu, dia adalah tokoh terkemuka di Kota Merkuri, dia menolak semua wanita yang mengejarnya dan memilih Alicia sebagai tunangannya.Tanpa disangka, selama lima tahun dia menghilang, Alicia memperlakukan orang tuanya seperti ini!"Kenapa dia mengirim orang untuk memukuli ayahku? Apakah hanya karena uang?" Xavier tidak dapat menahan diri untuk tidak bertanya, "Apakah uang yang kutinggalkan untuknya tidak cukup pakai? "Mery melihat ekspresi sedih Xavier dan menyadari kalau tadi sudah salah paham padanya. Xavier mungkin benar-benar tid

  • Dewa perang jadi Pengawal Pribadi CEO   Bab 5 Orang-Orang yang Memandang Rendah Dirinya

    "Memutuskan pertunangan???""Ahahaha!!"Alicia tiba-tiba tertawa.“Xavier, kamu benar-benar naif sekali!!”"Pertunangan kita telah dibatalkan, sejak kamu menghilang lima tahun lalu.""Kamu datang ke sini untuk memutuskan pertunangan denganku sekarang? Ahaha ...."Alicia tertawa terbahak-bahak, bahkan terpingkal-pingkal karena menurutnya perkataan Xavier sangat lucu dan sebagian lagi karena dia ingin melepaskan kegelisahan di hatinya. Tidak peduli seberapa keras dia menggaruk kulit kepalanya, dia tidak pernah mengiria kalau Xavier bisa kembali dalam keadaan hidup.Jangan-jangan kejadian lima tahun lalu sudah terungkap?Xavier berkata tanpa ekspresi, "Kalau sudah dibatalkan lima tahun lalu, lalu kenapa kamu masih meminta uang pada orang tuaku setiap bulan?"Alicia berkata dengan percaya diri mengatakan, "Bagaimana kalau kamu mencari tahu dulu seluk beluk permasalahan ini! Aku tidak meminta uang pada orang tuamu, tetapi mereka yang memohon padaku dan berinisiatif memberiku uang!"“Benarka

  • Dewa perang jadi Pengawal Pribadi CEO   Bab 6 Membuat Seluruh Penduduk Kota Ini Menjunjungmu

    Pengunjung itu tak lain adalah Graciela Martinez, dengan sosok langsing dan cantik, dia muncul begitu saja di depan pintu dan langsung mengejutkan seluruh tamu yang hadir di ruangan itu.Setelah Graciela mengetahui kalau dirinya telah salah paham terhadap Xavier, dia menggunakan koneksinya untuk mendapatkan akses kamera CCTV di sepanjang jalan dan kemudian dia pun datang kemari.Tanpa diduga, begitu memasuki pintu, dia langsung mendengar Xavier ditertawakan.Keterampilan medis Xavier tiada tandingannya dan teknik akupunktur Fuxi pun dikuasainya dan diterapkan dengan mudah.Mereka, kenapa mereka berani menertawakannya.Xavier tercengang, tidak menyangka kalau wanita yang dia selamatkan tadi, akan muncul di rumah keluarga Wynora.Mata Graciela tampak arogan dan percaya diri.Karismanya sangat kuat.Seluruh tubuh memancarkan cahaya yang menyilaukan mata dan bersinar gemerlap.Kemudian, dia berjalan lurus dan mencubit pinggang Xavier dengan keras.Wanita itu langsung memeluk lengan Xavier

  • Dewa perang jadi Pengawal Pribadi CEO   Bab 7 Sudah Mendapat Pekerjaan

    "..."Xavier tertegun sejenak.Membiarkan dia, sang dewa perang Panglima Besar Pluno, untuk menjadi asisten pribadimu???Ini ....Bukankah ini terlalu berlebihan?Kalau saja para tentara musuh yang tewas di Pluno itu mengetahui Panglima Besar Pluno yang mereka takuti itu kini malah menjadi asisten pribadi seseorang, senyuman mereka pasti akan sangat aneh deh??Memikirkan hal ini, Xavier tidak bisa menahan tawa.Namun, dia tidak langsung menolak, tetapi malah berkata dengan penuh minat, "Aku akan membantumu menetralisir racun, tetapi hal satunya lagi, aku harus mempertimbangkanya lagi!"Bukannya dia menganggap pekerjaan ini tidak bagus, tetapi dia baru saja kembali dan masih banyak hal yang perlu dia lakukan sendiri, dia tidak tahu apakah dia memiliki cukup waktu atau tidak.Graciela juga tahu kalau hal semacam ini tidak dapat dipaksakan. Dengan keterampilan medis Xavier, walau dia baru saja kembali ke Kota Merkuri, dia tidak akan mengalami masalah soal bertahan hidup.Memikirkan hal in

  • Dewa perang jadi Pengawal Pribadi CEO   Bab 8 Aku Akan Membeli Satu Unit

    Keesokan pagi,Xavier bangun pagi-pagi dan keluar.Dia harus cepat-cepat membeli rumah.Setelah tidur di rumah sepanjang malam kemarin, dia menyadari bagaimana kehidupan orang tuanya selama beberapa tahun terakhir ini.Semalam, hujan tiba-tiba turun dengan deras. Di luar rumah hujan deras, sedangkan di dalam rumah hujan gerimis. Angin dingin menderu-deru, rumah itu bahkan tidak memiliki kemampuan perlindungan paling dasar untuk berlindung dari terpaan angin dan hujan.Karena sekarang dia sudah kembali, bagaimana dia bisa tega membiarkan orang tuanya tinggal di sini, sudah waktunya bagi kedua orang tuanya untuk menikmati hidup dan bersenang-senang.Dia memeriksa ponselnya dan menemukan kalau hanya ada satu kompleks perumahan yang menyediakan rumah siap tinggal bernama "Galaxy Permai".Komplek perumahan ini adalah yang terbaik di Kota Merkuri, harga rumahnya hampir menyamai harga rumah-rumah di kota-kota besar. Orang-orang yang tinggal di dalamnya adalah orang-orang kaya atau berpangkat.

  • Dewa perang jadi Pengawal Pribadi CEO   Bab 9 Rumah Unit Nomor Satu

    Orang yang keluar menyambut Graciela adalah manajer pemasaran, Pak Thomas Walles, dia berkata dengan canggung, "Sepertinya itu dua orang pembeli rumah yang sedang bertengkar."Dia mendengar beberapa kata ketika berjalan keluar tadi, tetapi tidak mengerti cerita spesifiknya.Graciela menunjuk ke arah Alicia dan Johnny dan bertanya, "Apa yang dilakukan kedua orang ini?"Pak Thomas menyeka keringat di kepalanya dan berkata, "Orang itu bernama Johnny Walles. Dia adalah manajer kecil dari anak perusahaan Venus Grup kami. Sepertinya dia datang ke sini hari ini untuk membeli rumah buat menikah."Graciela berkata dengan dingin, "Hapus tunjangan karyawannya untuk membeli rumah."Pak Thomas tahu kalau Bu Graciela, sang CEO sedang marah, tentu saja dia tidak berani mengatakan apa pun. Dia mengangguk dan berkata, "Baik."Graciela menunjuk ke arah Xavier lagi dan berkata, "Apa kamu sudah melihat orang ini?"“Saya sudah melihatnya, Bu,” jawab Pak Thomas dengan hati-hati."Dia adalah tamu terhormat V

Latest chapter

  • Dewa perang jadi Pengawal Pribadi CEO   Bab 515 Bantuan Telah Tiba

    Tiba-tiba, Pria berjanggut kambing tertawa, "Di Kota Ankhara, bukan hanya berani melukai orang-orangku malah juga begitu bernyali besar mengancamku? Hehe, kamu tidak mungkin benar-benar berpikir dirimu itu tak terkalahkan, bukan?"Xavier tampak acuh tak acuh.Dia berkata dengan suara yang dingin dan menyipitkan sepasang matanya, "Masih ada 50 detik lagi!"Pria berjanggut kambing masih tidak peduli. Dia menoleh ke arah para kultivator di sampingnya dan tertawa, lalu menunjuk ke Xavier dan berkata, "Orang ini ... otaknya pasti bermasalah, bukan? Hanya dengan beberapa orang ini, mereka berani menantang kita di Kota Ankhara ....""Hahaha!" Para kultivator di samping Pria berjanggut kambing semua tertawa, sama sekali tidak memandang Xavier dan yang lainnya."Xavier, dengan aura pembunuh yang terpancar dari matanya, dia melirik mereka dan berkata, "Masih ada 30 detik lagi!" Xavier tidak terburu-buru untuk bertindak.Mengingat dia telah memberi mereka waktu satu menit untuk mempertimbangkan

  • Dewa perang jadi Pengawal Pribadi CEO   Bab 514 Waktu Satu Menit untuk Pertimbangan

    Xavier baru saja membantu pria berjenggot putih itu berdiri, ketika pria itu segera berlutut lagi. "Tuan Xavier, jika Anda tidak menyetujui permintaan saya, saya tidak akan berdiri," kata pria berjenggot putih itu dengan suara gemetar. Xavier merasa sedih, dan dengan cepat berkata, "Silakan katakan, apa yang Anda ingin saya setujui, selama saya bisa melakukannya, saya tidak akan menolak!"Melihat pria berjenggot putih ini, yang sudah berusia lanjut, berlutut di depannya di depan begitu banyak orang, hatinya sangat sedih. Dia berpikir pria tua ini pasti menghadapi beberapa masalah yang membutuhkan bantuan. Pria berjenggot putih itu, mengangkat kepalanya perlahan dan menatap Xavier, air mata berkilauan di matanya yang keruh."Harap Tuan Xavier membantu kami di Kota Ankhara, membersihkan Sekte Griffin, membersihkan hama di Kota Ankhara ini dan mengembalikan langit yang cerah untuk Kota Ankhara kami." Setelah mengatakan ini, pria berjenggot putih itu memberi hormat dengan berat. Xavie

  • Dewa perang jadi Pengawal Pribadi CEO   Bab 513 Tuan Trisula Metropolis

    Ini adalah pertanyaan yang sangat penting bagi Xavier. Dia selalu berpikir kekuatan Minotaur tidak kalah darinya.Kalau Minotaur menggunakan semua kekuatannya, orang-orang ini mungkin tidak akan bisa mendekatinya. Namun, dia baru saja melihat Minotaur berjuang keras ketika menghadapi orang-orang ini. Ini adalah sesuatu yang membuatnya bingung.Minotaur tidak ingin berbicara di depan banyak orang atau mungkin dia ingat perintah Xavier untuk tidak berbicara ketika ada banyak orang, jadi dia langsung berbicara melalui telepati. "Kemampuanku menurun." "Apa?" Xavier terkejut melihat Minotaur. Minotaur terus berbicara melalui telepati. "Aku juga tidak tahu mengapa, setelah keluar dari pelatihan itu, levelku terus menurun setiap hari, sekarang aku hanya memiliki kekuatan dari Alam Super Grandmaster."Mendengar kata-kata Minotaur, Xavier akhirnya mengerti kenapa Minotaur bisa terluka. Ternyata, level alamnya telah kembali seperti sebelumnya. Walaupun begitu, kenapa bisa menurun? Pada s

  • Dewa perang jadi Pengawal Pribadi CEO   Bab 512 Hukuman

    "Aku juga memiliki niat yang sama!" kata Xavier dengan nada dingin. Dia sangat membenci orang-orang ini. Mereka berlagak sebagai kultivator, lalu berpura-pura mabuk dan menggoda gadis-gadis biasa di jalanan. Kalau mereka berani menggoda orang yang lebih tinggi tingkatannya setelah minum atau menggoda orang yang memiliki status lebih tinggi dari mereka, Xavier benar-benar berpikir mereka itu mabuk. Namun, mereka hanya berani menggoda orang yang lebih lemah, jadi itu menunjukkan mereka sebenarnya paling memahami dibandingkan siapa pun.Delapan kultivator di tanah juga melihat niat membunuh di mata Xavier. Meskipun mereka terluka, tetap tidak takut. Sebaliknya, mereka berteriak, "Kalian tahu kami adalah orang siapa?" "Aku tidak peduli kalian adalah orang siapa!" Xavier menendang wajah seorang kultivator yang baru saja berbicara.Kultivator yang ditendang itu memiliki kemarahan di wajahnya. "Kamu berani memukulku!" "Apa masalahnya aku memukulmu?" Xavier maju, mengangkat kakinya da

  • Dewa perang jadi Pengawal Pribadi CEO   Bab 511 Alam Super Grandmaster Level Kelima

    Xavier dan yang lainnya menunggu Monalisa sejenak di lantai satu.Kemudian mereka berjalan menuju lokasi kejadian itu. Xavier bertanya sewaktu dalam perjalanan, "Kenapa Cyan mulai berkelahi dengan orang lain?""Kami sedang berjalan-jalan, lalu bertemu dengan beberapa kultivator yang mabuk. Mereka sedang menggoda beberapa wanita biasa. Cyan tidak bisa membiarkannya, jadi dia pergi untuk menghentikannya, kemudian mereka mulai berkelahi," tutur Igor."Rupanya begitu," kata Xavier sambil mengangguk. Bukan hanya Cyan yang tidak bisa berdiam diri dan mulai bertindak, bahkan kalau dia berada di sana, kemungkinan juga akan melakukan hal yang sama. Lagi pula, seorang kultivator tidak mungkin mabuk. Mereka menggunakan kekuatan alkohol untuk menggoda wanita, pasti hanya berpura-pura. Ini menunjukkan sifat asli mereka memang seperti itu.Monalisa bahkan berkata dengan marah, "Mereka berani menggoda wanita di jalan besar hanya karena mereka adalah seorang kultivator, ini benar-benar tidak dapa

  • Dewa perang jadi Pengawal Pribadi CEO   Bab 510 Menuju ke Akademi Vikrama

    Satu jam kemudian. Di luar Kota Kaida. Igor mengendarai kereta kuda dan berangkat. Xavier sudah menunggu di luar kota sejak awal. "Bisakah kita berangkat?" tanya Igor.Kereta kuda berhenti di depan Xavier, Igor turun dari kereta. "Bisa." Xavier melihat kereta kuda itu. Sangat mewah dan sederhana! Di belakangnya juga ada sebuah palanquin, yang sangat sesuai dengan keinginan Xavier. Pada saat itu, Monalisa dan Cyan keduanya keluar dari Kota Kaida. Mereka menggunakan teknik tubuh mereka dan datang ke samping kereta kuda. Xavier bertanya, "Apakah kalian semua sudah siap?" "Sudah siap." Monalisa dan Cyan mengangguk. Xavier kemudian berbalik ke Igor dan bertanya, "Oh ya, apakah kamu sudah memberi tahu keluargamu bahwa kamu akan pergi jauh?" "Sudah, ketika saya membeli kereta kuda tadi, saya melewati rumah dan memberi tahu mereka," jawab Igor segera. Igor khawatir Xavier tidak akan membiarkannya ikut. Xavier mengangguk dan berkata, "Baik, mari kita berangkat sekarang!" Kemudian,

  • Dewa perang jadi Pengawal Pribadi CEO   Bab 509 Persiapan

    "Tidak perlu!" Sosok yang memancarkan cahaya sekali lagi mengayunkan tangannya. Xavier membuka mulutnya, ingin mengatakan sesuatu, tetapi dia terputus. "Meskipun Darrel telah mundur kali ini, dia pasti masih akan mencari masalah denganmu. Kamu tidak ingin pergi ke Akademi Vikrama? Aku sarankan kamu pergi sekarang."Xavier terkejut sejenak, dia tidak menyangka sosok yang memancarkan cahaya ini tahu tentang rencananya selanjutnya. Dia dengan heran menatap sosok yang memancarkan cahaya itu. Sosok yang memancarkan cahaya tidak memberikan penjelasan, melainkan berbalik dan pergi.Sosoknya tiba-tiba muncul beberapa ratus meter jauhnya. Kemudian, dia menghilang tanpa jejak, seolah-olah tidak pernah muncul. Namun, di sudut Kota Kaida, tiba-tiba muncul seorang pria tua berambut putih.Setelah sosok yang memancarkan cahaya pergi, Xavier masih berdiri diam di tempat. Monalisa dan yang lainnya mendekat dan bertanya, "Siapa orang itu tadi?" "Tidak tahu." Xavier menggelengkan kepalanya.Seb

  • Dewa perang jadi Pengawal Pribadi CEO   Bab 508 Atas Permintaan dari Orang Lain

    Kemudian, sosok muncul di antara Darrel dan Xavier. Dia merentangkan satu tangan dan dengan mudah menangkap tombak yang bergerak cepat seperti kilat. "Hmm?" Darrel terkejut. Tombak yang dia lepaskan dengan seluruh kekuatannya, ternyata bisa ditangkap oleh seseorang hanya dengan satu tangan?Sosok yang tiba-tiba muncul ini, seluruh tubuhnya memancarkan cahaya, membuat orang tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas. Dia mengayunkan kedua tangannya.Xavier serta Darrel, semuanya mundur beberapa langkah. Ini benar-benar membuat Xavier dan Darrel terkejut. Kekuatan ini, sepertinya sudah mencapai Alam Paribanna, bukan?Xavier sama sekali tidak memiliki kemampuan untuk melawan dan dengan alami mundur beberapa langkah. Dia dengan bingung menatap sosok yang memancarkan cahaya ini, mencoba menebak siapa dia. Apakah dia datang untuk menyelamatkannya?Darrel bahkan lebih terkejut. Dia adalah Alam Super Grandmaster level kedelapan!Di Kota Kaida, selain dari para Monster dari berbagai sekte

  • Dewa perang jadi Pengawal Pribadi CEO   Bab 507 Kamu Mau Menantangku?

    "Hahaha!" Darrel langsung tertawa sampai meneteskan air mata, "Kamu ingin menantangku?" "Kamu yakin?" "Yakin!" Xavier menjawab dengan tegas.Dia tahu, Darrel dari Kota Kaida tidak akan dengan mudah membiarkannya pergi hari ini! Daripada ditangkap olehnya, lebih baik menantangnya. Meskipun dia berada di Alam Super Grandmaster level kedelapan, apa masalahnya?Dulu, ketika Luke memberinya sesuatu untuk menyelamatkan nyawanya, dia tidak hanya memberinya sebuah kotak persegi, tetapi juga sebuah liontin hijau. Liontin ini bisa menahan serangan dari Alam Paribanna.Mungkin Luke sedikit merendah diri, berdasarkan pemahamannya tentang Luke, liontin hijau ini tidak hanya bisa menahan serangan penuh dari Alam Paribanna mungkin juga bisa membunuh orang di Alam Paribanna, bukan? Kalau tidak, kenapa Luke begitu enggan memberikan liontin ini padanya saat itu.Juga karena memiliki liontin ini, Xavier memutuskan untuk menantang Penguasa Kota ini, hanya dengan cara ini, dia mungkin bisa pergi denga

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status