Beranda / Urban / Dewa perang jadi Pengawal Pribadi CEO / Bab 6 Membuat Seluruh Penduduk Kota Ini Menjunjungmu

Share

Bab 6 Membuat Seluruh Penduduk Kota Ini Menjunjungmu

Pengunjung itu tak lain adalah Graciela Martinez, dengan sosok langsing dan cantik, dia muncul begitu saja di depan pintu dan langsung mengejutkan seluruh tamu yang hadir di ruangan itu.

Setelah Graciela mengetahui kalau dirinya telah salah paham terhadap Xavier, dia menggunakan koneksinya untuk mendapatkan akses kamera CCTV di sepanjang jalan dan kemudian dia pun datang kemari.

Tanpa diduga, begitu memasuki pintu, dia langsung mendengar Xavier ditertawakan.

Keterampilan medis Xavier tiada tandingannya dan teknik akupunktur Fuxi pun dikuasainya dan diterapkan dengan mudah.

Mereka, kenapa mereka berani menertawakannya.

Xavier tercengang, tidak menyangka kalau wanita yang dia selamatkan tadi, akan muncul di rumah keluarga Wynora.

Mata Graciela tampak arogan dan percaya diri.

Karismanya sangat kuat.

Seluruh tubuh memancarkan cahaya yang menyilaukan mata dan bersinar gemerlap.

Kemudian, dia berjalan lurus dan mencubit pinggang Xavier dengan keras.

Wanita itu langsung memeluk lengan Xavier dan memukul bahunya dengan tangannya yang mulus itu, "Suamiku, kamu jahat deh! Kamu bahkan belum check out dari hotel, kamu langsung pergi begitu saja."

Demikian pula orang-orang di keluarga Wynora juga ikut tercengang. Semua orang memandang ke arah Graciela, bertanya-tanya siapa sebenarnya wanita ini.

Alicia memandang Graciela dari atas ke bawah.

Wanita ini mengenakan mantel kerah bateau hitam modis dengan rok panjang berbentuk V.

Kaki halus dan mulus di balik rok panjang itu terlihat sangat ramping.

Wanita mana pun akan kehilangan kepercayaan diri dengan kehadiran Graciela.

Alicia pun terlihat biasa saja, bila dibandingkan dengan kecantikan Graciela.

Perasaan cemburu pun muncul secara spontan.

Alicia mengangkat alisnya, menatap Graciela dan bertanya dengan nada yang tidak bersahabat, "Wanita gila dari mana ini?"

Graciela tidak melihat ke arah Alicia, dia bagaikan istri yang patuh bersandar di depan Xavier dan berkata dengan wajah yang bahagia, "Aku ini ... sekarang adalah wanitanya."

Wajah Alicia tiba-tiba menjadi gelap.

Dia tidak menyangka kalau Xavier akan menemukan seorang wanita secepat itu.

Apalagi wanita ini juga sangat cantik.

Dengan ekspresi jijik di wajahnya, Alicia berkata, "Cih, hanya wanita binal saja yang akan asal mencari pasangan sembarangan. Bagi seorang wanita, kriteria terpenting dalam memilih pria adalah melihat masa depannya."

“Contohnya aku, pacarku adalah seorang supervisor di anak perusahaan Martinez Grup, dengan gaji tahunan dua miliar. Jika aku menikah dengannya, aku tidak perlu khawatir tentang sandang dan pangan selama sisa hidupku. Ini barulah pilihan terbaik bagi seorang wanita."

Graciela masih tidak melihat ke arah Alicia, tapi berkata dengan tenang, "Uang? Aku punya uang kok .... Standar yang aku pakai dalam memilih pria adalah menjalani hidup ini dengan baik, itu saja sudah cukup."

Setelah Graciela selesai berbicara, dia pun tidak bisa menahan diri untuk tidak melihat pria di samping Alicia dan berkata dengan sangat jijik, "Dia ... tidak memenuhi syarat. Sekali lihat saja sudah tahu, pinggangnya lemah."

“Sedangkan Xavier.”

"Hari ini aku beri tahu, yah. Pria ini ibarat ikan bersisik emas yang ada di kolam, saat badai datang, ikan ini akan berubah menjadi naga yang terbang di langit. Semua kesulitan yang Xavier alami hanya sementara saja. Saat badai berlalu, dia akan menjadi pria hebat."

"Dan aku adalah badai itu. Dalam waktu kurang dari sebulan, kalian semua harus berlutut dan memohon padanya."

Kemudian, Graciela menarik lengan Xavier dan berkata, "Suamiku, ayo kita pulang! Aku sudah mengantuk."

Suara Graciela saat menyebut "suamiku" terdengar begitu lembut, membuat jantung Xavier berdebar kencang.

Wajahnya pun merona merah hingga ke bagian lehernya.

Untungnya saat itu sudah malam dan tidak ada yang bisa melihatnya.

Dia berkata dengan tegas dan tenang, "Oke, yuk ... kita pergi."

Keduanya berpegangan tangan dan berjalan keluar dari ruang tamu berdampingan.

Ketika dia sampai di pintu, Xavier berhenti, membelakangi pintu ruang tamu dan berkata, "Alicia, kita akan perhitungkan utangmu di lain hari!"

Setelah mengatakan ini, Xavier meninggalkan kediaman keluarga Wynora tanpa menoleh ke belakang.

···

Setelah keluar dari pintu, Graciela berkata, "Kamu masih tidak melepaskanku, apa kamu benar-benar ingin aku menikah denganmu?"

Xavier tersenyum malu-malu dan buru-buru melepaskan tangannya.

"Terima kasih telah membantuku."

Graciela melambaikan tangannya dengan acuh tak acuh dan berkata, "Kamu menyelamatkanku, aku seharusnya berhutang budi padamu. Tapi kamu melepas pakaianku dan melihat semuanya, jadi sudah impas."

“Sekarang aku membantumu lagi, jadi kamu yang berhutang padaku.”

Setelah mengatakan itu, dia berjalan menuju mobil sport merah yang diparkir di depan pintu.

Wajah Xavier menjadi gelap dan berkata, "Sudah impas? Aku tidak melihat apa pun."

Waktu itu, demi menyelamatkan nyawa orang, Xavier hampir menutup sebelah matanya.

Apalagi Graciela masih mengenakan bra.

Meskipun postur tubuhnya tampak sangat bagus dan ukuran bagian tubuh atasnya pun indah, tetapi bagian paling menarik dari Graciela, Xavier sedikitpun belum melihatnya.

Graciela membuka pintu mobil, mengangkat roknya, memperlihatkan kakinya yang jejang dan indah dan bertanya, "Bagaimana kalau aku memberikan kesempatan sekali lagi padamu?"

Xavier, "..."

Wanita ini sengaja menggoda Xavier.

Saat Xavier hendak pergi, Graciela mengemudikan mobil sampai di depan Xavier dan berkata, "Masuk ke mobil, aku akan mengantarmu pulang!"

Xavier juga tidak sungkan lagi, dia langsung duduk di jok samping pengemudi, kemudian setelah memberi tahu Graciela alamat rumahnya, mereka tidak berbicara lagi dan suasananya agak canggung.

Xavier tidak mengatakan apa-apa, karena dia sedang menebak tujuan Graciela mendatanginya.

Graciela tidak berbicara karena dia tidak tahu harus bagaimana memulai pembicaraan.

Seperti ini, dalam suasana yang aneh, Graciela mengemudikan mobil hingga ke depan pintu rumah Xavier.

Begitu dia memarkir mobil, Graciela melihat rumah Xavier. Atap rumah itu telah dibongkar orang. Dia bertanya dengan bingung, "Apa yang terjadi dengan rumahmu? Kenapa kondisinya setengah dibongkar? Bagaimana kamu bisa tinggal di sini?"

Xavier menggelengkan kepalanya dan berkata, "Aku juga tidak terlalu jelas. Sepertinya sih itu dibongkar paksa seseorang."

Graciela mengangguk, sambil berpikir hendak memarahi orang-orang yang menghancurkannya.

Tiba-tiba, dia teringat kalau perusahaan real estate miliknya baru saja membeli sebidang tanah dan lokasinya sepertinya berada di sini dan perusahaan mereka juga yang bertanggung jawab atas pekerjaan pembongkaran tersebut. Jangan-jangan orang yang membongkarnya adalah karyawan perusahaannya sendiri??

Memikirkan hal ini, Graciela merasa sedikit malu.

Saat ini, Xavier berinisiatif untuk berbicara.

“Kamu mencariku karena racun di tubuhmu itu, ‘kan?”

Graciela mengangguk dan berkata dengan malu-malu, "Ya, aku salah paham saat kita berada di rumah sakit."

Tepat setelah mengatakan ini, Graciela memikirkan kejadian ketika dia membuka matanya dan wajahnya agak memerah.

Untungnya, Xavier tidak melihatnya.

“Tidak apa-apa.” Xavier melambaikan tangannya dan berkata, “Racun di tubuhmu itu karena konsumsi jangka panjang dan seiring dengan berjalannya waktu, racun ini telah mengikis organ dalammu.”

Graciela mengangguk sambil berpikir.

Ketika dia berada di rumah sakit tadi, dokter Gonzales sudah memberitahunya kalau racunnya sudah sangat parah sehingga dia tidak mampu menyembuhkannya, satu-satunya orang di dunia ini yang dapat menyembuhkannya adalah orang yang dapat menusukkan jarum akupunktur "Ketiga belas Jarum Fuxi".

Jadi Xavier adalah orang itu.

Apalagi saat di rumah sakit, Xavier hanya membantunya menekan racun itu sementara waktu saja, tetapi racun itu masih dapat bereaksi kapan saja.

Kali ini, Graciela cukup beruntung bisa bertemu Xavier. Lain kali, dia mungkin tidak seberuntung itu.

Ini juga alasan kenapa Graciela menggunakan kekuatan keluarganya, berpacu dengan waktu untuk mencari dan menemukan Xavier.

Sambil menggelengkan kepalanya, Graciela tersadar dari lamunannya dan bertanya dengan suara rendah, "Bisakah kamu menetralisir racun ini?"

Xavier mengangguk dan berkata, "Racun ini memang bisa dinetralisir sih, tapi prosesnya panjang dan memakan waktu lama."

"Selain itu, kamu juga tahu ‘kan untuk menetralisir racun ini, kamu harus ditusuk dengan jarum akupunktur. Untuk menusuk jarum ini, kamu harus mau bekerja sama ...."

Rona merah yang tak terlihat muncul di wajah Graciela.

Dia tahu apa yang dimaksud Xavier.

Apalah artinya telanjang jika dibandingkan dengan nyawanya ini.

Setelah hening beberapa saat, Graciela pun berkata, “Aku tahu kamu menghilang selama lima tahun dan baru saja kembali ke Kota Merkuri. Lagi pula kamu belum memiliki pekerjaan.”

"Begini saja. Aku akan mempekerjakanmu sebagai asisten pribadiku, kamu katakan saja berapa gaji yang kamu mau."

“Asalkan kamu bisa menyembuhkan penyakitku, aku akan lakukan apa saja yang kamu mau. Dalam sebulan, aku bisa membuat seluruh penduduk kota ini menjunjungmu.”

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status