Home / Urban / Dewa perang jadi Pengawal Pribadi CEO / Bab 6 Membuat Seluruh Penduduk Kota Ini Menjunjungmu

Share

Bab 6 Membuat Seluruh Penduduk Kota Ini Menjunjungmu

Author: Bukan Keinginanku
Pengunjung itu tak lain adalah Graciela Martinez, dengan sosok langsing dan cantik, dia muncul begitu saja di depan pintu dan langsung mengejutkan seluruh tamu yang hadir di ruangan itu.

Setelah Graciela mengetahui kalau dirinya telah salah paham terhadap Xavier, dia menggunakan koneksinya untuk mendapatkan akses kamera CCTV di sepanjang jalan dan kemudian dia pun datang kemari.

Tanpa diduga, begitu memasuki pintu, dia langsung mendengar Xavier ditertawakan.

Keterampilan medis Xavier tiada tandingannya dan teknik akupunktur Fuxi pun dikuasainya dan diterapkan dengan mudah.

Mereka, kenapa mereka berani menertawakannya.

Xavier tercengang, tidak menyangka kalau wanita yang dia selamatkan tadi, akan muncul di rumah keluarga Wynora.

Mata Graciela tampak arogan dan percaya diri.

Karismanya sangat kuat.

Seluruh tubuh memancarkan cahaya yang menyilaukan mata dan bersinar gemerlap.

Kemudian, dia berjalan lurus dan mencubit pinggang Xavier dengan keras.

Wanita itu langsung memeluk lengan Xavier dan memukul bahunya dengan tangannya yang mulus itu, "Suamiku, kamu jahat deh! Kamu bahkan belum check out dari hotel, kamu langsung pergi begitu saja."

Demikian pula orang-orang di keluarga Wynora juga ikut tercengang. Semua orang memandang ke arah Graciela, bertanya-tanya siapa sebenarnya wanita ini.

Alicia memandang Graciela dari atas ke bawah.

Wanita ini mengenakan mantel kerah bateau hitam modis dengan rok panjang berbentuk V.

Kaki halus dan mulus di balik rok panjang itu terlihat sangat ramping.

Wanita mana pun akan kehilangan kepercayaan diri dengan kehadiran Graciela.

Alicia pun terlihat biasa saja, bila dibandingkan dengan kecantikan Graciela.

Perasaan cemburu pun muncul secara spontan.

Alicia mengangkat alisnya, menatap Graciela dan bertanya dengan nada yang tidak bersahabat, "Wanita gila dari mana ini?"

Graciela tidak melihat ke arah Alicia, dia bagaikan istri yang patuh bersandar di depan Xavier dan berkata dengan wajah yang bahagia, "Aku ini ... sekarang adalah wanitanya."

Wajah Alicia tiba-tiba menjadi gelap.

Dia tidak menyangka kalau Xavier akan menemukan seorang wanita secepat itu.

Apalagi wanita ini juga sangat cantik.

Dengan ekspresi jijik di wajahnya, Alicia berkata, "Cih, hanya wanita binal saja yang akan asal mencari pasangan sembarangan. Bagi seorang wanita, kriteria terpenting dalam memilih pria adalah melihat masa depannya."

“Contohnya aku, pacarku adalah seorang supervisor di anak perusahaan Martinez Grup, dengan gaji tahunan dua miliar. Jika aku menikah dengannya, aku tidak perlu khawatir tentang sandang dan pangan selama sisa hidupku. Ini barulah pilihan terbaik bagi seorang wanita."

Graciela masih tidak melihat ke arah Alicia, tapi berkata dengan tenang, "Uang? Aku punya uang kok .... Standar yang aku pakai dalam memilih pria adalah menjalani hidup ini dengan baik, itu saja sudah cukup."

Setelah Graciela selesai berbicara, dia pun tidak bisa menahan diri untuk tidak melihat pria di samping Alicia dan berkata dengan sangat jijik, "Dia ... tidak memenuhi syarat. Sekali lihat saja sudah tahu, pinggangnya lemah."

“Sedangkan Xavier.”

"Hari ini aku beri tahu, yah. Pria ini ibarat ikan bersisik emas yang ada di kolam, saat badai datang, ikan ini akan berubah menjadi naga yang terbang di langit. Semua kesulitan yang Xavier alami hanya sementara saja. Saat badai berlalu, dia akan menjadi pria hebat."

"Dan aku adalah badai itu. Dalam waktu kurang dari sebulan, kalian semua harus berlutut dan memohon padanya."

Kemudian, Graciela menarik lengan Xavier dan berkata, "Suamiku, ayo kita pulang! Aku sudah mengantuk."

Suara Graciela saat menyebut "suamiku" terdengar begitu lembut, membuat jantung Xavier berdebar kencang.

Wajahnya pun merona merah hingga ke bagian lehernya.

Untungnya saat itu sudah malam dan tidak ada yang bisa melihatnya.

Dia berkata dengan tegas dan tenang, "Oke, yuk ... kita pergi."

Keduanya berpegangan tangan dan berjalan keluar dari ruang tamu berdampingan.

Ketika dia sampai di pintu, Xavier berhenti, membelakangi pintu ruang tamu dan berkata, "Alicia, kita akan perhitungkan utangmu di lain hari!"

Setelah mengatakan ini, Xavier meninggalkan kediaman keluarga Wynora tanpa menoleh ke belakang.

···

Setelah keluar dari pintu, Graciela berkata, "Kamu masih tidak melepaskanku, apa kamu benar-benar ingin aku menikah denganmu?"

Xavier tersenyum malu-malu dan buru-buru melepaskan tangannya.

"Terima kasih telah membantuku."

Graciela melambaikan tangannya dengan acuh tak acuh dan berkata, "Kamu menyelamatkanku, aku seharusnya berhutang budi padamu. Tapi kamu melepas pakaianku dan melihat semuanya, jadi sudah impas."

“Sekarang aku membantumu lagi, jadi kamu yang berhutang padaku.”

Setelah mengatakan itu, dia berjalan menuju mobil sport merah yang diparkir di depan pintu.

Wajah Xavier menjadi gelap dan berkata, "Sudah impas? Aku tidak melihat apa pun."

Waktu itu, demi menyelamatkan nyawa orang, Xavier hampir menutup sebelah matanya.

Apalagi Graciela masih mengenakan bra.

Meskipun postur tubuhnya tampak sangat bagus dan ukuran bagian tubuh atasnya pun indah, tetapi bagian paling menarik dari Graciela, Xavier sedikitpun belum melihatnya.

Graciela membuka pintu mobil, mengangkat roknya, memperlihatkan kakinya yang jejang dan indah dan bertanya, "Bagaimana kalau aku memberikan kesempatan sekali lagi padamu?"

Xavier, "..."

Wanita ini sengaja menggoda Xavier.

Saat Xavier hendak pergi, Graciela mengemudikan mobil sampai di depan Xavier dan berkata, "Masuk ke mobil, aku akan mengantarmu pulang!"

Xavier juga tidak sungkan lagi, dia langsung duduk di jok samping pengemudi, kemudian setelah memberi tahu Graciela alamat rumahnya, mereka tidak berbicara lagi dan suasananya agak canggung.

Xavier tidak mengatakan apa-apa, karena dia sedang menebak tujuan Graciela mendatanginya.

Graciela tidak berbicara karena dia tidak tahu harus bagaimana memulai pembicaraan.

Seperti ini, dalam suasana yang aneh, Graciela mengemudikan mobil hingga ke depan pintu rumah Xavier.

Begitu dia memarkir mobil, Graciela melihat rumah Xavier. Atap rumah itu telah dibongkar orang. Dia bertanya dengan bingung, "Apa yang terjadi dengan rumahmu? Kenapa kondisinya setengah dibongkar? Bagaimana kamu bisa tinggal di sini?"

Xavier menggelengkan kepalanya dan berkata, "Aku juga tidak terlalu jelas. Sepertinya sih itu dibongkar paksa seseorang."

Graciela mengangguk, sambil berpikir hendak memarahi orang-orang yang menghancurkannya.

Tiba-tiba, dia teringat kalau perusahaan real estate miliknya baru saja membeli sebidang tanah dan lokasinya sepertinya berada di sini dan perusahaan mereka juga yang bertanggung jawab atas pekerjaan pembongkaran tersebut. Jangan-jangan orang yang membongkarnya adalah karyawan perusahaannya sendiri??

Memikirkan hal ini, Graciela merasa sedikit malu.

Saat ini, Xavier berinisiatif untuk berbicara.

“Kamu mencariku karena racun di tubuhmu itu, ‘kan?”

Graciela mengangguk dan berkata dengan malu-malu, "Ya, aku salah paham saat kita berada di rumah sakit."

Tepat setelah mengatakan ini, Graciela memikirkan kejadian ketika dia membuka matanya dan wajahnya agak memerah.

Untungnya, Xavier tidak melihatnya.

“Tidak apa-apa.” Xavier melambaikan tangannya dan berkata, “Racun di tubuhmu itu karena konsumsi jangka panjang dan seiring dengan berjalannya waktu, racun ini telah mengikis organ dalammu.”

Graciela mengangguk sambil berpikir.

Ketika dia berada di rumah sakit tadi, dokter Gonzales sudah memberitahunya kalau racunnya sudah sangat parah sehingga dia tidak mampu menyembuhkannya, satu-satunya orang di dunia ini yang dapat menyembuhkannya adalah orang yang dapat menusukkan jarum akupunktur "Ketiga belas Jarum Fuxi".

Jadi Xavier adalah orang itu.

Apalagi saat di rumah sakit, Xavier hanya membantunya menekan racun itu sementara waktu saja, tetapi racun itu masih dapat bereaksi kapan saja.

Kali ini, Graciela cukup beruntung bisa bertemu Xavier. Lain kali, dia mungkin tidak seberuntung itu.

Ini juga alasan kenapa Graciela menggunakan kekuatan keluarganya, berpacu dengan waktu untuk mencari dan menemukan Xavier.

Sambil menggelengkan kepalanya, Graciela tersadar dari lamunannya dan bertanya dengan suara rendah, "Bisakah kamu menetralisir racun ini?"

Xavier mengangguk dan berkata, "Racun ini memang bisa dinetralisir sih, tapi prosesnya panjang dan memakan waktu lama."

"Selain itu, kamu juga tahu ‘kan untuk menetralisir racun ini, kamu harus ditusuk dengan jarum akupunktur. Untuk menusuk jarum ini, kamu harus mau bekerja sama ...."

Rona merah yang tak terlihat muncul di wajah Graciela.

Dia tahu apa yang dimaksud Xavier.

Apalah artinya telanjang jika dibandingkan dengan nyawanya ini.

Setelah hening beberapa saat, Graciela pun berkata, “Aku tahu kamu menghilang selama lima tahun dan baru saja kembali ke Kota Merkuri. Lagi pula kamu belum memiliki pekerjaan.”

"Begini saja. Aku akan mempekerjakanmu sebagai asisten pribadiku, kamu katakan saja berapa gaji yang kamu mau."

“Asalkan kamu bisa menyembuhkan penyakitku, aku akan lakukan apa saja yang kamu mau. Dalam sebulan, aku bisa membuat seluruh penduduk kota ini menjunjungmu.”

Related chapters

  • Dewa perang jadi Pengawal Pribadi CEO   Bab 7 Sudah Mendapat Pekerjaan

    "..."Xavier tertegun sejenak.Membiarkan dia, sang dewa perang Panglima Besar Pluno, untuk menjadi asisten pribadimu???Ini ....Bukankah ini terlalu berlebihan?Kalau saja para tentara musuh yang tewas di Pluno itu mengetahui Panglima Besar Pluno yang mereka takuti itu kini malah menjadi asisten pribadi seseorang, senyuman mereka pasti akan sangat aneh deh??Memikirkan hal ini, Xavier tidak bisa menahan tawa.Namun, dia tidak langsung menolak, tetapi malah berkata dengan penuh minat, "Aku akan membantumu menetralisir racun, tetapi hal satunya lagi, aku harus mempertimbangkanya lagi!"Bukannya dia menganggap pekerjaan ini tidak bagus, tetapi dia baru saja kembali dan masih banyak hal yang perlu dia lakukan sendiri, dia tidak tahu apakah dia memiliki cukup waktu atau tidak.Graciela juga tahu kalau hal semacam ini tidak dapat dipaksakan. Dengan keterampilan medis Xavier, walau dia baru saja kembali ke Kota Merkuri, dia tidak akan mengalami masalah soal bertahan hidup.Memikirkan hal in

  • Dewa perang jadi Pengawal Pribadi CEO   Bab 8 Aku Akan Membeli Satu Unit

    Keesokan pagi,Xavier bangun pagi-pagi dan keluar.Dia harus cepat-cepat membeli rumah.Setelah tidur di rumah sepanjang malam kemarin, dia menyadari bagaimana kehidupan orang tuanya selama beberapa tahun terakhir ini.Semalam, hujan tiba-tiba turun dengan deras. Di luar rumah hujan deras, sedangkan di dalam rumah hujan gerimis. Angin dingin menderu-deru, rumah itu bahkan tidak memiliki kemampuan perlindungan paling dasar untuk berlindung dari terpaan angin dan hujan.Karena sekarang dia sudah kembali, bagaimana dia bisa tega membiarkan orang tuanya tinggal di sini, sudah waktunya bagi kedua orang tuanya untuk menikmati hidup dan bersenang-senang.Dia memeriksa ponselnya dan menemukan kalau hanya ada satu kompleks perumahan yang menyediakan rumah siap tinggal bernama "Galaxy Permai".Komplek perumahan ini adalah yang terbaik di Kota Merkuri, harga rumahnya hampir menyamai harga rumah-rumah di kota-kota besar. Orang-orang yang tinggal di dalamnya adalah orang-orang kaya atau berpangkat.

  • Dewa perang jadi Pengawal Pribadi CEO   Bab 9 Rumah Unit Nomor Satu

    Orang yang keluar menyambut Graciela adalah manajer pemasaran, Pak Thomas Walles, dia berkata dengan canggung, "Sepertinya itu dua orang pembeli rumah yang sedang bertengkar."Dia mendengar beberapa kata ketika berjalan keluar tadi, tetapi tidak mengerti cerita spesifiknya.Graciela menunjuk ke arah Alicia dan Johnny dan bertanya, "Apa yang dilakukan kedua orang ini?"Pak Thomas menyeka keringat di kepalanya dan berkata, "Orang itu bernama Johnny Walles. Dia adalah manajer kecil dari anak perusahaan Venus Grup kami. Sepertinya dia datang ke sini hari ini untuk membeli rumah buat menikah."Graciela berkata dengan dingin, "Hapus tunjangan karyawannya untuk membeli rumah."Pak Thomas tahu kalau Bu Graciela, sang CEO sedang marah, tentu saja dia tidak berani mengatakan apa pun. Dia mengangguk dan berkata, "Baik."Graciela menunjuk ke arah Xavier lagi dan berkata, "Apa kamu sudah melihat orang ini?"“Saya sudah melihatnya, Bu,” jawab Pak Thomas dengan hati-hati."Dia adalah tamu terhormat V

  • Dewa perang jadi Pengawal Pribadi CEO   Bab 10 Ke Rumah Baru Kita

    Semua orang memandang mereka.Wajah Alicia merah padam.Dia mengertakkan gigi dan berkata, "Xavier, jangan terlalu keterlaluan!!"Xavier bertanya, "Apakah terlalu keterlaluan? Terhadap binatang sepertimu, keterlaluan sedikit, memangnya kenapa?"Alicia tersedak oleh kata-kata Xavier.Akan tetapi dia masih memelototi Xavier dan berkata dengan marah, "Minggir!"Xavier bergeming!Alicia merasa sangat marah saat melihat kerumunan orang menunjuk ke arahnya.Sekarang bukan waktunya berdebat dengan Xavier, dia menekan amarah di hatinya, langsung melewati Xavier dan segera meninggalkan departemen pemasaran.Saat Johnny hendak melarikan diri, Xavier menjentikkan jarinya.Piang.Johnny berlutut di tanah dan membenturkan kepalanya dengan keras.Kepalanya bahkan berdarah.Pada saat yang sama, para penonton di sekeliling pun tertawa.“Hahaha, sembah sujud ini sudah memenuhi standar.”“Hahaha, postur berlututnya juga lumayan.”“Haha, membuatku geli setengah mati. Ternyata mereka berdua tidak mampu me

  • Dewa perang jadi Pengawal Pribadi CEO   Bab 11 Tidak Makan Bersama Sampah

    “Rumah baru??” tanya Ivander dan Elena berbarengan.“Ya.” Xavier mengangguk sambil tersenyum.“Apa maksudmu?” tanya Elena dengan ragu lagi."Kamu akan tahu setelah kita sampai di sana."Xavier mengulurkan tangan dan menghentikan taksi di pinggir jalan.Ibu Elena bertanya, "Apakah jauh? Jika tidak jauh, kita cukup berjalan kaki ke sana. Tidak perlu naik taksi."Setelah Xavier membuka pintu mobil, dia berkata, "Jauh. Kalau kita jalan kaki, mungkin butuh waktu satu jam."Mendengar ini, Elena ragu-ragu, "Membutuhkan waktu satu jam untuk berjalan kaki? Berapa biaya taksinya?""..."Untungnya, Elena sudah masuk ke dalam mobil ketika putranya membuka pintu.Dia bergumam, "Ivander, keluar dari rumah sakit hari ini. Ini hari yang membahagiakan. Mari kita nikmati kemewahan ini!"Segera, mereka pun tiba di Galaxy Permai.Begitu dia memasuki komplek perumahan ini, Elena terkejut dan berkata, "Lingkungan perumahan ini sangat baik!"Bunga dan tumbuhan di perumahan ini sangat cerah, air sungai yang m

  • Dewa perang jadi Pengawal Pribadi CEO   Bab 12 Mendapatkan Kompensasi

    Xavier bertanya dengan bingung, "Apa katamu? Kenapa kamu tidak pernah makan dengan sampah?"Tadi pikirannya bingung dan kacau dia tidak mendengar dengan jelas apa yang dikatakan Graciela.Graciela berkata dengan acuh tak acuh, "Tidak apa-apa, kamu salah dengar."Xavier juga tidak bertanya lebih jauh.Graciela melanjutkan, "Kamu telah setuju menjadi asisten pribadiku, bukankah kamu seharusnya datang bekerja?"“Pergi bekerja sekarang?” kata Xavier tak berdaya.Dia tidak menyangka Graciela menjadi begitu tidak sabar. Selain itu, Xavier pun belum setuju menjadi asisten pribadinya Graciela! Graciela berkata dengan percaya diri, "Bukankah seharusnya begitu? Selain itu, aku tidak mengerti soal racun atau keterampilan medis. Bukankah kamu harus datang ke rumahku dan menunjukkan padaku siapa yang meracuniku dan bagaimana caranya racun itu dimasukkan?"Xavier merasa perkataan Graciela masuk akal dan dia baru saja mau buka mulut.Graciela berkata di telepon lagi, "Tidak, tidak, perutku sedikit s

  • Dewa perang jadi Pengawal Pribadi CEO   Bab 13 Jangan Membuat Malu Lagi, Aku yang Akan Bayar

    Setelah menutup telepon ibunya, Graciela bertanya dengan rasa ingin tahu, "Ada apa?"“Tidak apa-apa, ibuku memintaku untuk mentraktir sepupuku makan malam malam ini,” kata Xavier dengan santai.Graciela mengangguk sambil berpikir dan tidak membicarakan topik ini lagi, tetapi bertanya, "Apakah kamu tahu bagaimana aku diracuni? Ayahku telah menyelidiki masalah ini selama dua hari terakhir, tetapi masih belum ada hasil."Xavier menggelengkan kepalanya dan berkata, "Aku tidak bersamamu, jadi aku tidak tahu bagaimana kamu diracuni."Berbicara sampai di sini, Xavier mengubah topik dan berkata, "Namun, berdasarkan racun dalam tubuhmu, ada spekulasi bahwa kamu telah lama mengonsumsi atau terpapar racun ini, jadi kamu bisa menyelidikinya dari dua aspek ini. "Graciela mengangguk dengan kecewa dan berkata, "Kenapa kamu tidak memeriksanya untukku!"“Jika aku tidak dapat menemukan orang itu, aku tidak akan bisa tidur atau makan dengan baik.”Melihat ekspresi khawatir Graciela, Xavier tiba-tiba set

  • Dewa perang jadi Pengawal Pribadi CEO   Bab 14 Dasar Jalang Busuk

    Sekilas Cicilia mengenalinya.Ini adalah kartu super platinum diamond yang diedarkan bank di luar negeri!Tidak ada batasan nilai di dalamnya!!Di seluruh dunia ini, jumlahnya kurang dari sepuluh lembar!Pemilik kartunya pada dasarnya adalah orang terkaya di setiap negara dan juga orang terkaya di negara besar yang kaya akan sumber daya!Cicilia telah melihat foto kartu ini secara online, jadi dia mengetahuinya.Namun ... kenapa Xavier punya satu di tangannya???Xavier tidak menyadari keterkejutan Cicilia.Setelah dia menyerahkan kartu tersebut pada pelayan, pelayan mengambilnya dan pergi ke meja depan untuk membayar.Mereka semua keluar dari kamar pribadi dan datang ke meja depan. Pelayan baru saja selesai menggesek kartu. Setelah melihat Xavier, dia menyerahkan kartu dan tagihannya.Tepat ketika Xavier hendak memasukkan kartu itu ke dalam dompetnya, Cicilia menghampiri Xavier dan berkata, "Apakah kartumu itu kartu super platinum diamond?"Xavier tidak menjawab tetapi bertanya, "Kenap

Latest chapter

  • Dewa perang jadi Pengawal Pribadi CEO   Bab 515 Bantuan Telah Tiba

    Tiba-tiba, Pria berjanggut kambing tertawa, "Di Kota Ankhara, bukan hanya berani melukai orang-orangku malah juga begitu bernyali besar mengancamku? Hehe, kamu tidak mungkin benar-benar berpikir dirimu itu tak terkalahkan, bukan?"Xavier tampak acuh tak acuh.Dia berkata dengan suara yang dingin dan menyipitkan sepasang matanya, "Masih ada 50 detik lagi!"Pria berjanggut kambing masih tidak peduli. Dia menoleh ke arah para kultivator di sampingnya dan tertawa, lalu menunjuk ke Xavier dan berkata, "Orang ini ... otaknya pasti bermasalah, bukan? Hanya dengan beberapa orang ini, mereka berani menantang kita di Kota Ankhara ....""Hahaha!" Para kultivator di samping Pria berjanggut kambing semua tertawa, sama sekali tidak memandang Xavier dan yang lainnya."Xavier, dengan aura pembunuh yang terpancar dari matanya, dia melirik mereka dan berkata, "Masih ada 30 detik lagi!" Xavier tidak terburu-buru untuk bertindak.Mengingat dia telah memberi mereka waktu satu menit untuk mempertimbangkan

  • Dewa perang jadi Pengawal Pribadi CEO   Bab 514 Waktu Satu Menit untuk Pertimbangan

    Xavier baru saja membantu pria berjenggot putih itu berdiri, ketika pria itu segera berlutut lagi. "Tuan Xavier, jika Anda tidak menyetujui permintaan saya, saya tidak akan berdiri," kata pria berjenggot putih itu dengan suara gemetar. Xavier merasa sedih, dan dengan cepat berkata, "Silakan katakan, apa yang Anda ingin saya setujui, selama saya bisa melakukannya, saya tidak akan menolak!"Melihat pria berjenggot putih ini, yang sudah berusia lanjut, berlutut di depannya di depan begitu banyak orang, hatinya sangat sedih. Dia berpikir pria tua ini pasti menghadapi beberapa masalah yang membutuhkan bantuan. Pria berjenggot putih itu, mengangkat kepalanya perlahan dan menatap Xavier, air mata berkilauan di matanya yang keruh."Harap Tuan Xavier membantu kami di Kota Ankhara, membersihkan Sekte Griffin, membersihkan hama di Kota Ankhara ini dan mengembalikan langit yang cerah untuk Kota Ankhara kami." Setelah mengatakan ini, pria berjenggot putih itu memberi hormat dengan berat. Xavie

  • Dewa perang jadi Pengawal Pribadi CEO   Bab 513 Tuan Trisula Metropolis

    Ini adalah pertanyaan yang sangat penting bagi Xavier. Dia selalu berpikir kekuatan Minotaur tidak kalah darinya.Kalau Minotaur menggunakan semua kekuatannya, orang-orang ini mungkin tidak akan bisa mendekatinya. Namun, dia baru saja melihat Minotaur berjuang keras ketika menghadapi orang-orang ini. Ini adalah sesuatu yang membuatnya bingung.Minotaur tidak ingin berbicara di depan banyak orang atau mungkin dia ingat perintah Xavier untuk tidak berbicara ketika ada banyak orang, jadi dia langsung berbicara melalui telepati. "Kemampuanku menurun." "Apa?" Xavier terkejut melihat Minotaur. Minotaur terus berbicara melalui telepati. "Aku juga tidak tahu mengapa, setelah keluar dari pelatihan itu, levelku terus menurun setiap hari, sekarang aku hanya memiliki kekuatan dari Alam Super Grandmaster."Mendengar kata-kata Minotaur, Xavier akhirnya mengerti kenapa Minotaur bisa terluka. Ternyata, level alamnya telah kembali seperti sebelumnya. Walaupun begitu, kenapa bisa menurun? Pada s

  • Dewa perang jadi Pengawal Pribadi CEO   Bab 512 Hukuman

    "Aku juga memiliki niat yang sama!" kata Xavier dengan nada dingin. Dia sangat membenci orang-orang ini. Mereka berlagak sebagai kultivator, lalu berpura-pura mabuk dan menggoda gadis-gadis biasa di jalanan. Kalau mereka berani menggoda orang yang lebih tinggi tingkatannya setelah minum atau menggoda orang yang memiliki status lebih tinggi dari mereka, Xavier benar-benar berpikir mereka itu mabuk. Namun, mereka hanya berani menggoda orang yang lebih lemah, jadi itu menunjukkan mereka sebenarnya paling memahami dibandingkan siapa pun.Delapan kultivator di tanah juga melihat niat membunuh di mata Xavier. Meskipun mereka terluka, tetap tidak takut. Sebaliknya, mereka berteriak, "Kalian tahu kami adalah orang siapa?" "Aku tidak peduli kalian adalah orang siapa!" Xavier menendang wajah seorang kultivator yang baru saja berbicara.Kultivator yang ditendang itu memiliki kemarahan di wajahnya. "Kamu berani memukulku!" "Apa masalahnya aku memukulmu?" Xavier maju, mengangkat kakinya da

  • Dewa perang jadi Pengawal Pribadi CEO   Bab 511 Alam Super Grandmaster Level Kelima

    Xavier dan yang lainnya menunggu Monalisa sejenak di lantai satu.Kemudian mereka berjalan menuju lokasi kejadian itu. Xavier bertanya sewaktu dalam perjalanan, "Kenapa Cyan mulai berkelahi dengan orang lain?""Kami sedang berjalan-jalan, lalu bertemu dengan beberapa kultivator yang mabuk. Mereka sedang menggoda beberapa wanita biasa. Cyan tidak bisa membiarkannya, jadi dia pergi untuk menghentikannya, kemudian mereka mulai berkelahi," tutur Igor."Rupanya begitu," kata Xavier sambil mengangguk. Bukan hanya Cyan yang tidak bisa berdiam diri dan mulai bertindak, bahkan kalau dia berada di sana, kemungkinan juga akan melakukan hal yang sama. Lagi pula, seorang kultivator tidak mungkin mabuk. Mereka menggunakan kekuatan alkohol untuk menggoda wanita, pasti hanya berpura-pura. Ini menunjukkan sifat asli mereka memang seperti itu.Monalisa bahkan berkata dengan marah, "Mereka berani menggoda wanita di jalan besar hanya karena mereka adalah seorang kultivator, ini benar-benar tidak dapa

  • Dewa perang jadi Pengawal Pribadi CEO   Bab 510 Menuju ke Akademi Vikrama

    Satu jam kemudian. Di luar Kota Kaida. Igor mengendarai kereta kuda dan berangkat. Xavier sudah menunggu di luar kota sejak awal. "Bisakah kita berangkat?" tanya Igor.Kereta kuda berhenti di depan Xavier, Igor turun dari kereta. "Bisa." Xavier melihat kereta kuda itu. Sangat mewah dan sederhana! Di belakangnya juga ada sebuah palanquin, yang sangat sesuai dengan keinginan Xavier. Pada saat itu, Monalisa dan Cyan keduanya keluar dari Kota Kaida. Mereka menggunakan teknik tubuh mereka dan datang ke samping kereta kuda. Xavier bertanya, "Apakah kalian semua sudah siap?" "Sudah siap." Monalisa dan Cyan mengangguk. Xavier kemudian berbalik ke Igor dan bertanya, "Oh ya, apakah kamu sudah memberi tahu keluargamu bahwa kamu akan pergi jauh?" "Sudah, ketika saya membeli kereta kuda tadi, saya melewati rumah dan memberi tahu mereka," jawab Igor segera. Igor khawatir Xavier tidak akan membiarkannya ikut. Xavier mengangguk dan berkata, "Baik, mari kita berangkat sekarang!" Kemudian,

  • Dewa perang jadi Pengawal Pribadi CEO   Bab 509 Persiapan

    "Tidak perlu!" Sosok yang memancarkan cahaya sekali lagi mengayunkan tangannya. Xavier membuka mulutnya, ingin mengatakan sesuatu, tetapi dia terputus. "Meskipun Darrel telah mundur kali ini, dia pasti masih akan mencari masalah denganmu. Kamu tidak ingin pergi ke Akademi Vikrama? Aku sarankan kamu pergi sekarang."Xavier terkejut sejenak, dia tidak menyangka sosok yang memancarkan cahaya ini tahu tentang rencananya selanjutnya. Dia dengan heran menatap sosok yang memancarkan cahaya itu. Sosok yang memancarkan cahaya tidak memberikan penjelasan, melainkan berbalik dan pergi.Sosoknya tiba-tiba muncul beberapa ratus meter jauhnya. Kemudian, dia menghilang tanpa jejak, seolah-olah tidak pernah muncul. Namun, di sudut Kota Kaida, tiba-tiba muncul seorang pria tua berambut putih.Setelah sosok yang memancarkan cahaya pergi, Xavier masih berdiri diam di tempat. Monalisa dan yang lainnya mendekat dan bertanya, "Siapa orang itu tadi?" "Tidak tahu." Xavier menggelengkan kepalanya.Seb

  • Dewa perang jadi Pengawal Pribadi CEO   Bab 508 Atas Permintaan dari Orang Lain

    Kemudian, sosok muncul di antara Darrel dan Xavier. Dia merentangkan satu tangan dan dengan mudah menangkap tombak yang bergerak cepat seperti kilat. "Hmm?" Darrel terkejut. Tombak yang dia lepaskan dengan seluruh kekuatannya, ternyata bisa ditangkap oleh seseorang hanya dengan satu tangan?Sosok yang tiba-tiba muncul ini, seluruh tubuhnya memancarkan cahaya, membuat orang tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas. Dia mengayunkan kedua tangannya.Xavier serta Darrel, semuanya mundur beberapa langkah. Ini benar-benar membuat Xavier dan Darrel terkejut. Kekuatan ini, sepertinya sudah mencapai Alam Paribanna, bukan?Xavier sama sekali tidak memiliki kemampuan untuk melawan dan dengan alami mundur beberapa langkah. Dia dengan bingung menatap sosok yang memancarkan cahaya ini, mencoba menebak siapa dia. Apakah dia datang untuk menyelamatkannya?Darrel bahkan lebih terkejut. Dia adalah Alam Super Grandmaster level kedelapan!Di Kota Kaida, selain dari para Monster dari berbagai sekte

  • Dewa perang jadi Pengawal Pribadi CEO   Bab 507 Kamu Mau Menantangku?

    "Hahaha!" Darrel langsung tertawa sampai meneteskan air mata, "Kamu ingin menantangku?" "Kamu yakin?" "Yakin!" Xavier menjawab dengan tegas.Dia tahu, Darrel dari Kota Kaida tidak akan dengan mudah membiarkannya pergi hari ini! Daripada ditangkap olehnya, lebih baik menantangnya. Meskipun dia berada di Alam Super Grandmaster level kedelapan, apa masalahnya?Dulu, ketika Luke memberinya sesuatu untuk menyelamatkan nyawanya, dia tidak hanya memberinya sebuah kotak persegi, tetapi juga sebuah liontin hijau. Liontin ini bisa menahan serangan dari Alam Paribanna.Mungkin Luke sedikit merendah diri, berdasarkan pemahamannya tentang Luke, liontin hijau ini tidak hanya bisa menahan serangan penuh dari Alam Paribanna mungkin juga bisa membunuh orang di Alam Paribanna, bukan? Kalau tidak, kenapa Luke begitu enggan memberikan liontin ini padanya saat itu.Juga karena memiliki liontin ini, Xavier memutuskan untuk menantang Penguasa Kota ini, hanya dengan cara ini, dia mungkin bisa pergi denga

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status