Home / Urban / Dewa perang jadi Pengawal Pribadi CEO / Bab 8 Aku Akan Membeli Satu Unit

Share

Bab 8 Aku Akan Membeli Satu Unit

Keesokan pagi,

Xavier bangun pagi-pagi dan keluar.

Dia harus cepat-cepat membeli rumah.

Setelah tidur di rumah sepanjang malam kemarin, dia menyadari bagaimana kehidupan orang tuanya selama beberapa tahun terakhir ini.

Semalam, hujan tiba-tiba turun dengan deras. Di luar rumah hujan deras, sedangkan di dalam rumah hujan gerimis. Angin dingin menderu-deru, rumah itu bahkan tidak memiliki kemampuan perlindungan paling dasar untuk berlindung dari terpaan angin dan hujan.

Karena sekarang dia sudah kembali, bagaimana dia bisa tega membiarkan orang tuanya tinggal di sini, sudah waktunya bagi kedua orang tuanya untuk menikmati hidup dan bersenang-senang.

Dia memeriksa ponselnya dan menemukan kalau hanya ada satu kompleks perumahan yang menyediakan rumah siap tinggal bernama "Galaxy Permai".

Komplek perumahan ini adalah yang terbaik di Kota Merkuri, harga rumahnya hampir menyamai harga rumah-rumah di kota-kota besar. Orang-orang yang tinggal di dalamnya adalah orang-orang kaya atau berpangkat. Inilah sebabnya kenapa masih ada rumah yang tersedia padahal sudah setengah tahun perumahan itu siap dibangun dan diserah-terimakan.

Setelah naik taksi, Xavier mendatangi bagian pemasaran perumahan Galaxy Permai.

Memasuki ruang pemasaran, seorang staf pemasaran berparas cantik menyambutnya.

Dia pertama-tama mengajak Xavier untuk mendaftar di lobby, lalu membawa Xavier ke maket perumahan berupa miniatur rumah-rumah dan mulai menjelaskan pada Xavier.

Xavier tidak tahu apa-apa tentang membeli rumah, dan sekarang pun tidak ada masalah, jadi mendengarkan penjelasan penjualan dengan senang hati.

Setelah menjelaskan letak geografis dan fasilitas lingkungan masyarakat.

Xavier bertanya dengan penuh minat, "Apakah ada rumah contoh? Bawa aku pergi melihatnya."

Dia cukup puas dengan perumahan ini, lagi pula komplek perumahan ini dibangun sebagai komplek perumahan kelas atas dan lokasinya juga sangat strategis, yang terpenting dekorasinya bagus dan bisa langsung pindah masuk hanya dengan membawa koper saja.

Penjual mungkin juga memperhatikan kalau Xavier tertarik, dia berkata dengan antusias, "Ada rumah contoh, aku akan mengajakmu melihatnya sekarang."

Setelah mengatakan itu, dia membawa Xavier ke ruang model.

Begitu sampai di depan pintu rumah contoh, langsung terlihat ada banyak orang di dalamnya. Staf pemasaran rumah tersebut menjelaskan, "Ada banyak orang yang melihat rumah akhir-akhir ini, jadi anda jangan mempermasalahkannya. Anda bisa masuk untuk melihatnya sekarang atau bisa masuk dan melihatnya nanti, setelah mereka pergi."

Xavier mengerti, dia mengangguk dan berkata, "Aku akan masuk dulu dan melihat-lihat."

Karena itu, dia masuk ke rumah contoh.

Begitu melangkah masuk, dia pun tercengang.

Dunia ini begitu sempit, dia tidak menyangka akan bertemu Alicia di sini.

Alicia terlihat mengenakan pakaian mewah, bersama seorang pria, ikut di belakang staf pemasaran rumah tersebut, mendengarkan penjelasan dari staf pemasaran tersebut.

Alicia segera menemukan Xavier juga berada di sana.

Ada kesan jijik yang melintas di wajahnya, Alicia berkata dengan marah, "Xavier, kamu bahkan membuntutiku???"

Itulah reaksi pertama Alicia.

“Sinting!” Xavier malas berbicara dengan Alicia dan hanya melirik ke rumah contoh.

Saat ini, pria di sebelah Alicia bertanya, "Siapa orang ini? Apa kalian saling mengenalnya?"

Alicia memegang lengan orang di sebelahnya dan berkata, "Hanya seorang pecundang yang dulu mengejarku saja."

Pria di sebelah Alicia mengangguk dan melihat ke arah Xavier. Dia melihat pria ini mengenakan pakaian compang-camping dan terlihat seperti seseorang dari masyarakat kelas bawah. Hal ini membuat kepercayaan dirinya mencapai titik ekstrim.

Jika dia bisa menunjukkan kemampuannya di depan Alicia saat ini, wanita ini pasti akan berusaha keras melayaninya di malam hari.

Memikirkan hal ini, Johnny Walles berjalan ke arah Xavier dan berkata, "Alicia adalah wanitaku sekarang. Aku tidak peduli seberapa besar kamu menyukainya. Aku harap kamu menjauh darinya! Jika tidak, jangan salahkan aku bila bersikap kasar padamu!"

Xavier hanya merasa pria ini merusak suasana hatinya.

Dia menatap Johnny dan berkata dengan tenang, "Sudah kubilang, aku tidak membuntutinya, aku datang untuk melihat rumah!!"

Alicia tiba-tiba merasa senang.

"Ahaha ... kamu datang untuk melihat rumah?"

"Ini adalah komplek perumahan terbaik di Kota Merkuri. Tahukah kamu berapa biaya semeter persegi?"

“Memangnya kamu mampu membelinya?”

Alicia sama sekali tidak mempercayai penjelasan Xavier, bagaimana mungkin orang miskin seperti dia bisa mampu membeli rumah di sini.

Xavier berkata dengan marah, "Kamu tidak usah peduli apakah aku mampu membelinya atau tidak!"

Alicia melotot dan berkata, "Aku akan segera menjadi pemilik tempat ini, jadi tentu saja aku berhak mengurusmu!"

Setelah selesai berbicara, dia berkata kepada staf pemasaran di sebelahnya, "Galaxy Permai adalah komplek perumahan kelas atas di Kota Merkuri. Berdasarkan ini, aku dan tunanganku datang ke sini untuk membeli rumah buat menikah, tetapi sekarang kalian malah membiarkan orang yang dapat menurunkan integritas sosial seperti dia ini masuk, maka aku harus mempertimbangkan lagi apakah akan membeli rumah di sini atau tidak."

Setelah mengatakan ini, Alicia keluar dari rumah contoh dengan marah.

Ketika staf pemasaran itu melihat adegan ini, dia buru-buru berkata, "Nona Wynora, jangan marah, aku akan mengusirnya sekarang!"

Saat itu Alicia baru berhenti melangkahkan kakinya.

Staf pemasaran yang bertanggung jawab melayani Alicia menghampiri Xavier dan bertanya, "Tuan, maaf, apakah Anda datang ke sini untuk membeli rumah? Jika bukan, silakan segera pergi. Rumah di Galaxy Permai kita ini bukan siapa pun mampu membelinya.”

Sebagai seorang staf pemasaran, dia tidak seharusnya mengatakan ucapan seperti ini.

Namun dengan pengalaman kerjanya selama bertahun-tahun, melihat sekilas saja dia sudah tahu kalau Alicia dan Johnny adalah dua orang yang benar-benar datang untuk membeli rumah. Sedangkan pria di depannya ini mengenakan pakaian yang di jual di kaki lima, tangannya sangat kasar. Lihat saja sudah tahu kalau dia itu kuli pekerja kasar. Orang-orang seperti ini tidak akan mampu membeli rumah di Galaxy Permai.

Xavier menahan diri berulang kali, tetapi dia tidak menyangka kalau mereka malah semakin menjadi-jadi.

Dia tidak bisa menahan diri untuk tidak mengerutkan kening dan mendengkus, "Siapa bilang aku tidak mampu membeli?"

Momentum agung terpancar dari tubuhnya.

Ini adalah aura jahat yang telah dia latih dari mengalahkan jutaan pasukan setelah pertempuran panjang dan berjalan keluar dari tumpukan mayat dan lautan darah.

Staf pemasaran yang bertanggung jawab melayani Alicia langsung merasa gemetar dan kedinginan.

Dia membuka mulutnya, tetapi tidak ada kata-kata yang terucap keluar.

Melihat penjual itu tidak berani berkata apa-apa, Alicia mendengkus dingin dan berkata dengan nada menghina, “Kamu mampu membeli rumah di sini? Berhentilah membual! Memalukan! Kalau kamu mampu membeli rumah di sini, aku akan bersujud padamu.”

Ketika dia mengatakan ini, lubang hidung Alicia pun terangkat ke atas, dengan sangat percaya diri.

Berdasarkan apa yang dia ketahui tentang Xavier dan orang tuanya, keluarga mereka tidak memiliki kemampuan membeli rumah di sini. Bahkan mahar yang sebesar enam ratus juta saja, setelah di cicil selama lima tahun, mereka hanya mampu memberikan setengahnya saja!

Xavier menatap Alicia dan berkata, "Apa urusanmu aku mampu membeli atau tidak, lagi pula aku sudah tidak berencana membeli rumah di sini."

Setelah mengatakan ini, dia berjalan kembali ke bagian pemasaran.

Dia awalnya menyukai rumah di sini, tetapi setelah melihat kualitas staf pemasaran dan keagresifan Alicia, dia benar-benar kehilangan minat terhadap rumah di sini.

Sambil menggelengkan kepalanya, dia hendak meninggalkan bagian pemasaran.

Suara sarkarsme Alicia terdengar dari belakangnya.

"Cih, kalau tidak mampu, katakan saja kamu tidak mampu, buat apa kamu berpura-pura!"

Xavier berhenti.

Dia menatap Alicia dengan tajam dan berkata, "Kalau begitu aku akan membeli satu unit, agar kamu melihatnya!"

Alicia benar-benar membangkitkan kemarahan Xavier.

Bagaimanapun juga, bagi Xavier membeli rumah di sini sama seperti membeli mainan.

Ketika Alicia mendengar ini, dia tertawa terbahak-bahak, "Kalau begitu, buktikan kamu beli satu unit, biarkan aku menyaksikannya!"

Setelah mengatakan itu, Alicia berdiri di bagian pemasaran dan berteriak, "Ayo lihat, ada orang miskin di sini yang ingin membeli rumah kalian."

Saat berteriak, dia tidak bisa menahan tawa.

Semua orang di bagian pemasaran rumah melihat ke arah mereka dengan bingung.

Segera, sekelompok orang berkumpul di sekitar mereka.

Namun, tidak ada yang memerhatikan saat ini, sebuah mobil sport berwarna merah diparkir di depan pintu bagian pemasaran rumah.

Seorang wanita yang mengenakan jaket panjang setengah lutut dengan dua baris resleting, slim-fit, kerah polo, keluar dari mobil.

Matanya yang cerah dan giginya yang putih, serta sosok rampingnya bersinar di bawah sinar matahari.

Wanita ini tidak lain adalah Graciela.

Dia melihat sekilas Xavier di tengah kerumunan.

Melihat Xavier berdiri dengan tenang di antara kerumunan penonton, wajahnya tenang.

Orang yang berada di pintu, buru-buru menyambutnya.

Rasanya seperti takut kehilangan satu detik pun.

“Bu Graciela.”

Graciela mengerutkan kening tanpa sadar.

"Apa yang terjadi di dalam?"

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status