Share

Bab 3 Kondisi Ayah

Author: Bukan Keinginanku
Selain sang ibu, tidak ada yang lebih mengenal watak si anak.

Bagaimana mungkin seorang ibu tidak memahami apa yang dipikirkan putranya?

Elena khawatir putranya akan bertindak impulsif, jadi dia tidak berani memberi tahu putranya, siapa pelakunya dan sengaja mengubah topik pembicaraan.

"Mari kita bahas masalah ini di lain hari. Sekarang, ayahmu masih terbaring di rumah sakit sendirian, dia belum makan! Aku harus memasak dan bawa ke rumah sakit secepatnya."

Setelah mengatakan ini, Elena menahan kesedihan di hatinya dan pergi ke dapur untuk memasak.

Xavier ingin membantu di dapur, tetapi malah diusir oleh ibunya.

Xavier melihat langkah ibunya yang terhuyung-huyung, sedang sibuk di dapur, hatinya terasa pilu dan sedih, dia juga menyalahkan dirinya sendiri.

Xavier berpikir sambil mengepalkan tangannya erat-erat.

Karena sekarang, dia sudah kembali.

Budi, pasti dibalas!

Dendam juga harus dibalas!

Selama lima tahun terakhir, siapa pun yang telah menindas orang tuanya, dia tidak akan melepaskan mereka.

Orang-orang yang pernah berbaik hati pada orang tuanya, Xavier juga akan membalas budi mereka satu per satu!

Tak lama kemudian, ibu Xavier sudah selesai menyiapkan makanan dan menaruhnya di rantang makanan, lalu keluar dari dapur.

"Nak, kamu baru saja kembali. Istirahatlah di rumah. Aku akan mengantarkan makanan untuk ayahmu dulu."

Xavier berkata, "Bu, aku akan pergi bersamamu!"

“Lagipula, aku sudah lima tahun tidak bertemu ayah, aku juga sudah merindukannya.”

Elena ragu-ragu.

Khawatir Xavier akan menjadi impulsif setelah melihat cedera ayahnya.

Akan tetapi, dia juga berpikir kalau ayahnya Xavier melihat putranya yang sudah menghilang selama lima tahun itu kembali, suasana hatinya pasti akan membaik, ini juga bermanfaat untuk kesembuhannya.

Elena pun merasa dilema, tetapi melihat ekspresi penuh harap di mata putranya, Xavier ... dia akhirnya mengangguk setuju.

Namun, dia tetap khawatir dan berkata, "Saat bertemu ayahmu, jangan beri tahu dia, apa yang terjadi di rumah. Kamillo hanya menginginkan rumah kita, dia tidak melakukan apa pun padaku. Jika ayahmu tahu kalau aku terluka, ayahmu pasti akan marah dan tertekan, ini tidak baik untuk kondisi kesehatannya."

Xavier menggigit bibirnya, mengangguk dan berkata, "Jangan khawatir, Bu. Aku tidak akan memberi tahu Ayah."

Lagi pula, Kamillo yang menindas ibunya tidak akan meninggalkan lokasi bangunan mangkrak itu hidup-hidup. Jadi, tidak menjadi persoalan apakah dia beri tahu ayahnya atau tidak.

Sang ibu merasa lega dan pergi mandi, mengenakan pakaian yang bisa menutupi bekas luka di tubuhnya, lalu berjalan keluar.

Melihat kondisi ibunya, Xavier segera mengambil rantang dari tangan ibunya, lalu merangkul ibunya berjalan keluar dari halaman kecil.

Melihat pemandangan yang tak asing di kedua sisi jalan, Xavier seperti telah kembali ke masa kecilnya, ketika sang ibu memegang tangannya dan mengantarnya ke sekolah.

Saat itu, ibu Xavier masih sangat muda, Xavier sendiri harus mati-matian mengejar langkah ibunya.

Kini seiring dengan bertambahnya usia ibu, sang ibu sudah berjalan lebih lambat, Xavier sengaja memperlambat langkah, seperti sang ibu yang melambatkan langkah kakinya ketika Xavier masih kecil.

Tanpa disadari, matanya kembali memerah.

Tak lama kemudian, ibu dan anak tersebut telah berjalan keluar dari kawasan kumuh Kampung Brandan itu. Awalnya Xavier ingin memanggil taksi, tetapi ibunya bersikeras untuk naik bus dan tidak membiarkan Xavier menyia-nyiakan uang.

Meskipun Xavier tidak kekurangan uang, dia tetap mengikuti keinginan ibunya.

Kedua orang itu naik bus dan datang ke rumah sakit.

Ibu sangat mengenal jalan, dia membawa Xavier ke bangsal tempat ayahnya berada.

Ini adalah bangsal yang menampung enam orang pasien, kondisi di dalamnya kotor dan berantakan, berbaunya pun tidak sedap. Begitu memasuki pintu, Xavier langsung melihat ayahnya.

Ayahnya terbaring di ranjang paling sudut, badannya kurus kerempeng, wajahnya pun pucat pasi.

Pria tua itu kepalanya terbalut perban, lengannya pun ikut diperban.

"Ayah!"

Xavier dengan cepat berjalan ke samping ranjang itu dan memanggil sang ayah.

Sang ayah yang sedang terbaring di tempat tidur pun membuka matanya. Setelah melihat jelas kalau itu adalah putranya Xavier, matanya yang semula terlihat suram pun menampakkan secercah harapan.

"Nak, kamu ‘kah itu?"

“Ini aku, anakmu sudah kembali,” kata Xavier sambil berlutut di depan ranjang rumah sakit, matanya merah.

Ivander Morris, Ayah Xavier tampak begitu emosional saat melihat putranya yang telah menghilang selama lima tahun itu kembali. Dia bahkan tidak bisa berkata apa-apa untuk waktu yang lama, hanya menepuk bahu Xavier dengan telapak tangannya yang lebar itu.

Ini adalah satu-satunya cara seorang ayah mengungkapkan perasaannya.

Melihat suami dan putranya, Elena hampir menangis dan buru-buru berkata, "Ivander, ayo makan dulu!"

“Baik!” Ivander sedang dalam suasana hati yang baik, dia berjuang untuk duduk dari ranjang rumah sakit.

Elena buru-buru membantunya, lalu membuka rantangan dan menyuapi suaminya.

Ketika Xavier melihat pemandangan ini, dia menyeka air matanya dan diam-diam berjalan keluar dari bangsal.

Dia langsung pergi ke ruang praktek dokter, saat dia hendak mengetuk pintu, dia bertemu dengan seorang perawat.

Perawat bertanya dengan ragu, "Dokter Wales sedang rapat. Apa yang bisa saya lakukan untuk Anda?"

Xavier berhenti mengetuk pintu dan berkata, "Begini, saya ingin bertanya tentang kondisi pasien bernama Ivander di Bangsal 3, ranjang nomor 6."

Perawat menatap Xavier dan bertanya, “Apa hubungan Anda dengannya?”

"Dia ayahku."

Begitu Xavier mengatakan ini, dia melihat ekspresi memuakan muncul di mata perawat itu, lalu mendengar perawat itu berkata dengan marah, "Haha, ternyata kamu ini anaknya yang tidak berbakti itu! Sekarang kamu sudah tahu datang memedulikan orang tua mu? Kenapa kamu tidak berani keluar saat istrimu menindas ayahmu?"

Xavier memandang perawat itu dengan lesu berkata, "Apakah kamu salah orang? Aku belum menikah!"

"Belum menikah? Lantas siapa Alicia Wynora?" kata perawat itu langsung.

Setelah Xavier mendengar nama Alicia, dia tahu kalau perawat itu tidak salah orang tersebut. Namun, kenapa perawat itu mengatakan kalau Alicia menindas ayahnya?

Dia mempunyai sepuluh ribu pertanyaan di benaknya, sedangkan perawat ini sepertinya mengetahui banyak hal.

Memikirkan hal ini, dia tidak bisa menahan diri untuk tidak meraih lengan perawat dan menyeretnya ke koridor.

“Lepaskan!” Perawat itu menatap Xavier dengan muak lagi.

Xavier memandang perawat itu dengan nada meminta maaf dan berkata, "Maaf, aku ingin tahu apa yang terjadi, kamu bilang Alicia menindas ayahku?"

“Haha, tidak bisakah kamu menanyakan istrimu saja?” kata perawat itu dengan marah.

Dia telah bekerja di rumah sakit ini selama enam tahun. Dia telah bertemu dengan banyak pasien, tetapi belum pernah melihat orang seperti putra dan menantu Ivander yang suka-suka memukuli ayah sendiri. Jadi ketika dia mendengar Xavier adalah putra Ivander, dia tidak ingin bersikap segan sama sekali.

Xavier tersenyum canggung dan berkata, "Mungkin kamu salah paham padaku. Aku belum menikah, tetapi Alicia yang kamu sebutkan itu, memang tunanganku. Hanya saja, selama lima tahun terakhir ini, aku berada di luar kota. Aku sama sekali tidak tahu hal apa pun yang terjadi di rumah. Jadi kalau kamu tahu, tolong beri tahu aku."

Perawat yang bernama Mery Clint itu kebingungan melihat ketulusan Xavier, dia pun bertanya, "Apakah kamu benar-benar tidak tahu apa yang dilakukan Alicia terhadap ayahmu?"

“Yah, begitu aku kembali, aku hanya tahu kalau ayahku sedang dirawat di rumah sakit, jadi aku tidak tahu apa yang sedang terjadi,” kata Xavier dengan tulus. Pada saat yang sama, dia menatap Mery dengan penuh harap, ingin Mery menceritakan semua hal yang dia ketahui.

"Hei ...." Mery menghela napas dan berkata, "Pantas saja, aku bertanya kenapa putra mereka tidak datang, setiap kali dia dirawat di rumah sakit. rupanya sedang keluar kota."

Untuk sementara, Mery pun percaya pada Xavier.

Akan tetapi Xavier mendengar sesuatu yang salah dalam kata-kata Mery, "Maksudmu setiap kali dia dirawat di rumah sakit? Artinya ini bukan pertama kali ayahku dirawat di rumah sakit?"

Melihat emosi rumit di mata Xavier, Mery pun berkata, "Benar. Alicia, tunanganmu itu benar-benar bukan manusia yang beraklak baik. Dia mendatangi pasangan tua ini setiap bulan untuk meminta uang. Jika mereka tidak memberi uang, dia akan menangis dan membuat onar."

Setelah mengatakan ini, Mery menutup mulutnya lagi.

Xavier bertanya dengan cemas, "Teruslah berbicara."

Mery ragu-ragu sejenak dan akhirnya berkata, "Selama ini, tunanganmu selalu meminta uang pada orang tuamu. Jika orang tuamu tidak memberikan uang padanya, dia akan mencari seseorang untuk memukuli orang tuamu."

“Jadi kali ini, luka-luka di tubuh ayahku, juga dia yang menyuruh seseorang untuk memukuli ayahku?”

Kaugnay na kabanata

  • Dewa perang jadi Pengawal Pribadi CEO   Bab 4 Hanya Ada Dendam dan Kebencian

    Ketika Xavier mengatakan ini, tubuh Xavier dipenuhi dengan niat membunuh yang dingin dan nadanya bertambah serius.Atmosfer di sekeliling tiba-tiba menurun.Mery tidak melihat sesuatu yang aneh pada Xavier. Dia hanya merasakan hawa dingin di koridor itu. Dia tidak tahan dan bergidik sebelum berkata, "Ya, semua orang di rumah sakit kami sudah tahu masalah ini."Mendengar ini, Xavier sangat marah.Dia tidak pernah menyangka kalau Alicia begitu keji dan kejam.Dulu, dia adalah tokoh terkemuka di Kota Merkuri, dia menolak semua wanita yang mengejarnya dan memilih Alicia sebagai tunangannya.Tanpa disangka, selama lima tahun dia menghilang, Alicia memperlakukan orang tuanya seperti ini!"Kenapa dia mengirim orang untuk memukuli ayahku? Apakah hanya karena uang?" Xavier tidak dapat menahan diri untuk tidak bertanya, "Apakah uang yang kutinggalkan untuknya tidak cukup pakai? "Mery melihat ekspresi sedih Xavier dan menyadari kalau tadi sudah salah paham padanya. Xavier mungkin benar-benar tid

  • Dewa perang jadi Pengawal Pribadi CEO   Bab 5 Orang-Orang yang Memandang Rendah Dirinya

    "Memutuskan pertunangan???""Ahahaha!!"Alicia tiba-tiba tertawa.“Xavier, kamu benar-benar naif sekali!!”"Pertunangan kita telah dibatalkan, sejak kamu menghilang lima tahun lalu.""Kamu datang ke sini untuk memutuskan pertunangan denganku sekarang? Ahaha ...."Alicia tertawa terbahak-bahak, bahkan terpingkal-pingkal karena menurutnya perkataan Xavier sangat lucu dan sebagian lagi karena dia ingin melepaskan kegelisahan di hatinya. Tidak peduli seberapa keras dia menggaruk kulit kepalanya, dia tidak pernah mengiria kalau Xavier bisa kembali dalam keadaan hidup.Jangan-jangan kejadian lima tahun lalu sudah terungkap?Xavier berkata tanpa ekspresi, "Kalau sudah dibatalkan lima tahun lalu, lalu kenapa kamu masih meminta uang pada orang tuaku setiap bulan?"Alicia berkata dengan percaya diri mengatakan, "Bagaimana kalau kamu mencari tahu dulu seluk beluk permasalahan ini! Aku tidak meminta uang pada orang tuamu, tetapi mereka yang memohon padaku dan berinisiatif memberiku uang!"“Benarka

  • Dewa perang jadi Pengawal Pribadi CEO   Bab 6 Membuat Seluruh Penduduk Kota Ini Menjunjungmu

    Pengunjung itu tak lain adalah Graciela Martinez, dengan sosok langsing dan cantik, dia muncul begitu saja di depan pintu dan langsung mengejutkan seluruh tamu yang hadir di ruangan itu.Setelah Graciela mengetahui kalau dirinya telah salah paham terhadap Xavier, dia menggunakan koneksinya untuk mendapatkan akses kamera CCTV di sepanjang jalan dan kemudian dia pun datang kemari.Tanpa diduga, begitu memasuki pintu, dia langsung mendengar Xavier ditertawakan.Keterampilan medis Xavier tiada tandingannya dan teknik akupunktur Fuxi pun dikuasainya dan diterapkan dengan mudah.Mereka, kenapa mereka berani menertawakannya.Xavier tercengang, tidak menyangka kalau wanita yang dia selamatkan tadi, akan muncul di rumah keluarga Wynora.Mata Graciela tampak arogan dan percaya diri.Karismanya sangat kuat.Seluruh tubuh memancarkan cahaya yang menyilaukan mata dan bersinar gemerlap.Kemudian, dia berjalan lurus dan mencubit pinggang Xavier dengan keras.Wanita itu langsung memeluk lengan Xavier

  • Dewa perang jadi Pengawal Pribadi CEO   Bab 7 Sudah Mendapat Pekerjaan

    "..."Xavier tertegun sejenak.Membiarkan dia, sang dewa perang Panglima Besar Pluno, untuk menjadi asisten pribadimu???Ini ....Bukankah ini terlalu berlebihan?Kalau saja para tentara musuh yang tewas di Pluno itu mengetahui Panglima Besar Pluno yang mereka takuti itu kini malah menjadi asisten pribadi seseorang, senyuman mereka pasti akan sangat aneh deh??Memikirkan hal ini, Xavier tidak bisa menahan tawa.Namun, dia tidak langsung menolak, tetapi malah berkata dengan penuh minat, "Aku akan membantumu menetralisir racun, tetapi hal satunya lagi, aku harus mempertimbangkanya lagi!"Bukannya dia menganggap pekerjaan ini tidak bagus, tetapi dia baru saja kembali dan masih banyak hal yang perlu dia lakukan sendiri, dia tidak tahu apakah dia memiliki cukup waktu atau tidak.Graciela juga tahu kalau hal semacam ini tidak dapat dipaksakan. Dengan keterampilan medis Xavier, walau dia baru saja kembali ke Kota Merkuri, dia tidak akan mengalami masalah soal bertahan hidup.Memikirkan hal in

  • Dewa perang jadi Pengawal Pribadi CEO   Bab 8 Aku Akan Membeli Satu Unit

    Keesokan pagi,Xavier bangun pagi-pagi dan keluar.Dia harus cepat-cepat membeli rumah.Setelah tidur di rumah sepanjang malam kemarin, dia menyadari bagaimana kehidupan orang tuanya selama beberapa tahun terakhir ini.Semalam, hujan tiba-tiba turun dengan deras. Di luar rumah hujan deras, sedangkan di dalam rumah hujan gerimis. Angin dingin menderu-deru, rumah itu bahkan tidak memiliki kemampuan perlindungan paling dasar untuk berlindung dari terpaan angin dan hujan.Karena sekarang dia sudah kembali, bagaimana dia bisa tega membiarkan orang tuanya tinggal di sini, sudah waktunya bagi kedua orang tuanya untuk menikmati hidup dan bersenang-senang.Dia memeriksa ponselnya dan menemukan kalau hanya ada satu kompleks perumahan yang menyediakan rumah siap tinggal bernama "Galaxy Permai".Komplek perumahan ini adalah yang terbaik di Kota Merkuri, harga rumahnya hampir menyamai harga rumah-rumah di kota-kota besar. Orang-orang yang tinggal di dalamnya adalah orang-orang kaya atau berpangkat.

  • Dewa perang jadi Pengawal Pribadi CEO   Bab 9 Rumah Unit Nomor Satu

    Orang yang keluar menyambut Graciela adalah manajer pemasaran, Pak Thomas Walles, dia berkata dengan canggung, "Sepertinya itu dua orang pembeli rumah yang sedang bertengkar."Dia mendengar beberapa kata ketika berjalan keluar tadi, tetapi tidak mengerti cerita spesifiknya.Graciela menunjuk ke arah Alicia dan Johnny dan bertanya, "Apa yang dilakukan kedua orang ini?"Pak Thomas menyeka keringat di kepalanya dan berkata, "Orang itu bernama Johnny Walles. Dia adalah manajer kecil dari anak perusahaan Venus Grup kami. Sepertinya dia datang ke sini hari ini untuk membeli rumah buat menikah."Graciela berkata dengan dingin, "Hapus tunjangan karyawannya untuk membeli rumah."Pak Thomas tahu kalau Bu Graciela, sang CEO sedang marah, tentu saja dia tidak berani mengatakan apa pun. Dia mengangguk dan berkata, "Baik."Graciela menunjuk ke arah Xavier lagi dan berkata, "Apa kamu sudah melihat orang ini?"“Saya sudah melihatnya, Bu,” jawab Pak Thomas dengan hati-hati."Dia adalah tamu terhormat V

  • Dewa perang jadi Pengawal Pribadi CEO   Bab 10 Ke Rumah Baru Kita

    Semua orang memandang mereka.Wajah Alicia merah padam.Dia mengertakkan gigi dan berkata, "Xavier, jangan terlalu keterlaluan!!"Xavier bertanya, "Apakah terlalu keterlaluan? Terhadap binatang sepertimu, keterlaluan sedikit, memangnya kenapa?"Alicia tersedak oleh kata-kata Xavier.Akan tetapi dia masih memelototi Xavier dan berkata dengan marah, "Minggir!"Xavier bergeming!Alicia merasa sangat marah saat melihat kerumunan orang menunjuk ke arahnya.Sekarang bukan waktunya berdebat dengan Xavier, dia menekan amarah di hatinya, langsung melewati Xavier dan segera meninggalkan departemen pemasaran.Saat Johnny hendak melarikan diri, Xavier menjentikkan jarinya.Piang.Johnny berlutut di tanah dan membenturkan kepalanya dengan keras.Kepalanya bahkan berdarah.Pada saat yang sama, para penonton di sekeliling pun tertawa.“Hahaha, sembah sujud ini sudah memenuhi standar.”“Hahaha, postur berlututnya juga lumayan.”“Haha, membuatku geli setengah mati. Ternyata mereka berdua tidak mampu me

  • Dewa perang jadi Pengawal Pribadi CEO   Bab 11 Tidak Makan Bersama Sampah

    “Rumah baru??” tanya Ivander dan Elena berbarengan.“Ya.” Xavier mengangguk sambil tersenyum.“Apa maksudmu?” tanya Elena dengan ragu lagi."Kamu akan tahu setelah kita sampai di sana."Xavier mengulurkan tangan dan menghentikan taksi di pinggir jalan.Ibu Elena bertanya, "Apakah jauh? Jika tidak jauh, kita cukup berjalan kaki ke sana. Tidak perlu naik taksi."Setelah Xavier membuka pintu mobil, dia berkata, "Jauh. Kalau kita jalan kaki, mungkin butuh waktu satu jam."Mendengar ini, Elena ragu-ragu, "Membutuhkan waktu satu jam untuk berjalan kaki? Berapa biaya taksinya?""..."Untungnya, Elena sudah masuk ke dalam mobil ketika putranya membuka pintu.Dia bergumam, "Ivander, keluar dari rumah sakit hari ini. Ini hari yang membahagiakan. Mari kita nikmati kemewahan ini!"Segera, mereka pun tiba di Galaxy Permai.Begitu dia memasuki komplek perumahan ini, Elena terkejut dan berkata, "Lingkungan perumahan ini sangat baik!"Bunga dan tumbuhan di perumahan ini sangat cerah, air sungai yang m

Pinakabagong kabanata

  • Dewa perang jadi Pengawal Pribadi CEO   Bab 515 Bantuan Telah Tiba

    Tiba-tiba, Pria berjanggut kambing tertawa, "Di Kota Ankhara, bukan hanya berani melukai orang-orangku malah juga begitu bernyali besar mengancamku? Hehe, kamu tidak mungkin benar-benar berpikir dirimu itu tak terkalahkan, bukan?"Xavier tampak acuh tak acuh.Dia berkata dengan suara yang dingin dan menyipitkan sepasang matanya, "Masih ada 50 detik lagi!"Pria berjanggut kambing masih tidak peduli. Dia menoleh ke arah para kultivator di sampingnya dan tertawa, lalu menunjuk ke Xavier dan berkata, "Orang ini ... otaknya pasti bermasalah, bukan? Hanya dengan beberapa orang ini, mereka berani menantang kita di Kota Ankhara ....""Hahaha!" Para kultivator di samping Pria berjanggut kambing semua tertawa, sama sekali tidak memandang Xavier dan yang lainnya."Xavier, dengan aura pembunuh yang terpancar dari matanya, dia melirik mereka dan berkata, "Masih ada 30 detik lagi!" Xavier tidak terburu-buru untuk bertindak.Mengingat dia telah memberi mereka waktu satu menit untuk mempertimbangkan

  • Dewa perang jadi Pengawal Pribadi CEO   Bab 514 Waktu Satu Menit untuk Pertimbangan

    Xavier baru saja membantu pria berjenggot putih itu berdiri, ketika pria itu segera berlutut lagi. "Tuan Xavier, jika Anda tidak menyetujui permintaan saya, saya tidak akan berdiri," kata pria berjenggot putih itu dengan suara gemetar. Xavier merasa sedih, dan dengan cepat berkata, "Silakan katakan, apa yang Anda ingin saya setujui, selama saya bisa melakukannya, saya tidak akan menolak!"Melihat pria berjenggot putih ini, yang sudah berusia lanjut, berlutut di depannya di depan begitu banyak orang, hatinya sangat sedih. Dia berpikir pria tua ini pasti menghadapi beberapa masalah yang membutuhkan bantuan. Pria berjenggot putih itu, mengangkat kepalanya perlahan dan menatap Xavier, air mata berkilauan di matanya yang keruh."Harap Tuan Xavier membantu kami di Kota Ankhara, membersihkan Sekte Griffin, membersihkan hama di Kota Ankhara ini dan mengembalikan langit yang cerah untuk Kota Ankhara kami." Setelah mengatakan ini, pria berjenggot putih itu memberi hormat dengan berat. Xavie

  • Dewa perang jadi Pengawal Pribadi CEO   Bab 513 Tuan Trisula Metropolis

    Ini adalah pertanyaan yang sangat penting bagi Xavier. Dia selalu berpikir kekuatan Minotaur tidak kalah darinya.Kalau Minotaur menggunakan semua kekuatannya, orang-orang ini mungkin tidak akan bisa mendekatinya. Namun, dia baru saja melihat Minotaur berjuang keras ketika menghadapi orang-orang ini. Ini adalah sesuatu yang membuatnya bingung.Minotaur tidak ingin berbicara di depan banyak orang atau mungkin dia ingat perintah Xavier untuk tidak berbicara ketika ada banyak orang, jadi dia langsung berbicara melalui telepati. "Kemampuanku menurun." "Apa?" Xavier terkejut melihat Minotaur. Minotaur terus berbicara melalui telepati. "Aku juga tidak tahu mengapa, setelah keluar dari pelatihan itu, levelku terus menurun setiap hari, sekarang aku hanya memiliki kekuatan dari Alam Super Grandmaster."Mendengar kata-kata Minotaur, Xavier akhirnya mengerti kenapa Minotaur bisa terluka. Ternyata, level alamnya telah kembali seperti sebelumnya. Walaupun begitu, kenapa bisa menurun? Pada s

  • Dewa perang jadi Pengawal Pribadi CEO   Bab 512 Hukuman

    "Aku juga memiliki niat yang sama!" kata Xavier dengan nada dingin. Dia sangat membenci orang-orang ini. Mereka berlagak sebagai kultivator, lalu berpura-pura mabuk dan menggoda gadis-gadis biasa di jalanan. Kalau mereka berani menggoda orang yang lebih tinggi tingkatannya setelah minum atau menggoda orang yang memiliki status lebih tinggi dari mereka, Xavier benar-benar berpikir mereka itu mabuk. Namun, mereka hanya berani menggoda orang yang lebih lemah, jadi itu menunjukkan mereka sebenarnya paling memahami dibandingkan siapa pun.Delapan kultivator di tanah juga melihat niat membunuh di mata Xavier. Meskipun mereka terluka, tetap tidak takut. Sebaliknya, mereka berteriak, "Kalian tahu kami adalah orang siapa?" "Aku tidak peduli kalian adalah orang siapa!" Xavier menendang wajah seorang kultivator yang baru saja berbicara.Kultivator yang ditendang itu memiliki kemarahan di wajahnya. "Kamu berani memukulku!" "Apa masalahnya aku memukulmu?" Xavier maju, mengangkat kakinya da

  • Dewa perang jadi Pengawal Pribadi CEO   Bab 511 Alam Super Grandmaster Level Kelima

    Xavier dan yang lainnya menunggu Monalisa sejenak di lantai satu.Kemudian mereka berjalan menuju lokasi kejadian itu. Xavier bertanya sewaktu dalam perjalanan, "Kenapa Cyan mulai berkelahi dengan orang lain?""Kami sedang berjalan-jalan, lalu bertemu dengan beberapa kultivator yang mabuk. Mereka sedang menggoda beberapa wanita biasa. Cyan tidak bisa membiarkannya, jadi dia pergi untuk menghentikannya, kemudian mereka mulai berkelahi," tutur Igor."Rupanya begitu," kata Xavier sambil mengangguk. Bukan hanya Cyan yang tidak bisa berdiam diri dan mulai bertindak, bahkan kalau dia berada di sana, kemungkinan juga akan melakukan hal yang sama. Lagi pula, seorang kultivator tidak mungkin mabuk. Mereka menggunakan kekuatan alkohol untuk menggoda wanita, pasti hanya berpura-pura. Ini menunjukkan sifat asli mereka memang seperti itu.Monalisa bahkan berkata dengan marah, "Mereka berani menggoda wanita di jalan besar hanya karena mereka adalah seorang kultivator, ini benar-benar tidak dapa

  • Dewa perang jadi Pengawal Pribadi CEO   Bab 510 Menuju ke Akademi Vikrama

    Satu jam kemudian. Di luar Kota Kaida. Igor mengendarai kereta kuda dan berangkat. Xavier sudah menunggu di luar kota sejak awal. "Bisakah kita berangkat?" tanya Igor.Kereta kuda berhenti di depan Xavier, Igor turun dari kereta. "Bisa." Xavier melihat kereta kuda itu. Sangat mewah dan sederhana! Di belakangnya juga ada sebuah palanquin, yang sangat sesuai dengan keinginan Xavier. Pada saat itu, Monalisa dan Cyan keduanya keluar dari Kota Kaida. Mereka menggunakan teknik tubuh mereka dan datang ke samping kereta kuda. Xavier bertanya, "Apakah kalian semua sudah siap?" "Sudah siap." Monalisa dan Cyan mengangguk. Xavier kemudian berbalik ke Igor dan bertanya, "Oh ya, apakah kamu sudah memberi tahu keluargamu bahwa kamu akan pergi jauh?" "Sudah, ketika saya membeli kereta kuda tadi, saya melewati rumah dan memberi tahu mereka," jawab Igor segera. Igor khawatir Xavier tidak akan membiarkannya ikut. Xavier mengangguk dan berkata, "Baik, mari kita berangkat sekarang!" Kemudian,

  • Dewa perang jadi Pengawal Pribadi CEO   Bab 509 Persiapan

    "Tidak perlu!" Sosok yang memancarkan cahaya sekali lagi mengayunkan tangannya. Xavier membuka mulutnya, ingin mengatakan sesuatu, tetapi dia terputus. "Meskipun Darrel telah mundur kali ini, dia pasti masih akan mencari masalah denganmu. Kamu tidak ingin pergi ke Akademi Vikrama? Aku sarankan kamu pergi sekarang."Xavier terkejut sejenak, dia tidak menyangka sosok yang memancarkan cahaya ini tahu tentang rencananya selanjutnya. Dia dengan heran menatap sosok yang memancarkan cahaya itu. Sosok yang memancarkan cahaya tidak memberikan penjelasan, melainkan berbalik dan pergi.Sosoknya tiba-tiba muncul beberapa ratus meter jauhnya. Kemudian, dia menghilang tanpa jejak, seolah-olah tidak pernah muncul. Namun, di sudut Kota Kaida, tiba-tiba muncul seorang pria tua berambut putih.Setelah sosok yang memancarkan cahaya pergi, Xavier masih berdiri diam di tempat. Monalisa dan yang lainnya mendekat dan bertanya, "Siapa orang itu tadi?" "Tidak tahu." Xavier menggelengkan kepalanya.Seb

  • Dewa perang jadi Pengawal Pribadi CEO   Bab 508 Atas Permintaan dari Orang Lain

    Kemudian, sosok muncul di antara Darrel dan Xavier. Dia merentangkan satu tangan dan dengan mudah menangkap tombak yang bergerak cepat seperti kilat. "Hmm?" Darrel terkejut. Tombak yang dia lepaskan dengan seluruh kekuatannya, ternyata bisa ditangkap oleh seseorang hanya dengan satu tangan?Sosok yang tiba-tiba muncul ini, seluruh tubuhnya memancarkan cahaya, membuat orang tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas. Dia mengayunkan kedua tangannya.Xavier serta Darrel, semuanya mundur beberapa langkah. Ini benar-benar membuat Xavier dan Darrel terkejut. Kekuatan ini, sepertinya sudah mencapai Alam Paribanna, bukan?Xavier sama sekali tidak memiliki kemampuan untuk melawan dan dengan alami mundur beberapa langkah. Dia dengan bingung menatap sosok yang memancarkan cahaya ini, mencoba menebak siapa dia. Apakah dia datang untuk menyelamatkannya?Darrel bahkan lebih terkejut. Dia adalah Alam Super Grandmaster level kedelapan!Di Kota Kaida, selain dari para Monster dari berbagai sekte

  • Dewa perang jadi Pengawal Pribadi CEO   Bab 507 Kamu Mau Menantangku?

    "Hahaha!" Darrel langsung tertawa sampai meneteskan air mata, "Kamu ingin menantangku?" "Kamu yakin?" "Yakin!" Xavier menjawab dengan tegas.Dia tahu, Darrel dari Kota Kaida tidak akan dengan mudah membiarkannya pergi hari ini! Daripada ditangkap olehnya, lebih baik menantangnya. Meskipun dia berada di Alam Super Grandmaster level kedelapan, apa masalahnya?Dulu, ketika Luke memberinya sesuatu untuk menyelamatkan nyawanya, dia tidak hanya memberinya sebuah kotak persegi, tetapi juga sebuah liontin hijau. Liontin ini bisa menahan serangan dari Alam Paribanna.Mungkin Luke sedikit merendah diri, berdasarkan pemahamannya tentang Luke, liontin hijau ini tidak hanya bisa menahan serangan penuh dari Alam Paribanna mungkin juga bisa membunuh orang di Alam Paribanna, bukan? Kalau tidak, kenapa Luke begitu enggan memberikan liontin ini padanya saat itu.Juga karena memiliki liontin ini, Xavier memutuskan untuk menantang Penguasa Kota ini, hanya dengan cara ini, dia mungkin bisa pergi denga

I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status