Share

Bab 86

Penulis: Siswa yang Tak Cerdas
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Radith selalu penuh dengan tipu daya dan muslihat terhadap keluarga Lucy.

Karena mereka tidak berperikemanusiaan, maka Lucy pun tak perlu merasa bersalah jika dianggap tidak berbakti kepada keluarga besar Randala.

Proyek itu, bagaimanapun caranya, harusnya menjadi milik Lucy. Itu adalah hak keluarga Randala yang seharusnya diberikan kepada keluarganya!

"Kok berterima kasih lagi?" Raka tersenyum, "Kamu ‘kan istriku, ini semua adalah kewajibanku."

Wajah Lucy memerah, dia menggigit bibir kemudian berkata "Raka, tentang New Randala Group itu, kamu cuma bercanda, ‘kan?"

Raka melihat kepolosan di wajah istrinya dan tertawa, "Aku sudah minta orang cek kalender, besok adalah hari paling mujur dalam beberapa bulan ini.

"Lucy, ini kejutan buat kamu." Pandangan Raka penuh dengan kasih sayang saat dia menatap Lucy.

Lucy menutup mulutnya dengan tangan, terkejut. Jadi itu tidak bercanda? Kejutan?

Lucy tahu Raka sangat kaya, tapi mendirikan sebuah perusahaan dan memberikannya sebagai kejutan, itu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 87

    Lucy sendiri pun masih terkejut. Dia sama sekali tidak tahu bagaimana harus menjelaskan kepada ayahnya!"Pa, dengan kemampuan Papa dan Lucy, aku yakin nggak sampai setengah tahun, New Randala Group kita pasti bisa jadi perusahaan terkemuka di Kota Malda," ucap Raka sambil tersenyum.Lucy mengerucutkan bibir sambil melirik Raka, dan mendengus. Pria ini memang suka berkata besar. Memangnya membesarkan sebuah perusahaan bisa semudah itu?Rommy meletakkan alat makannya dengan gemetar. Butuh beberapa waktu untuk Rommy menenangkan diri. Perasaannya sungguh bersemangat!Setelah cacat, keluarga Randala tidak pernah memberi Rommy kesempatan lagi. Meski Rommy telah berusaha keras untuk membuktikan dirinya, tapi pada akhirnya tetap saja kalah dengan mulut manis Radith. Rommy kecewa!Rommy tidak pernah membayangkan bahwa orang yang akan memberinya kesempatan justru adalah menantu laki-laki yang dulu sangat dia rendahkan!Rommy menatap Raka dengan mata berkaca-kaca, penuh rasa terima kasih."Pa, ja

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 88

    Irwan terkejut bukan kepalang. Dia segera meraih tangan putranya lalu dengan suara keras berkata, "Berhenti! Bicara baik-baik!" Meski berkata demikian, hati Irwan langsung terasa tenggelam. Melihat Radith bereaksi begitu hebat, kemungkinan besar, memang telah terjadi masalah besar! "Pa, proyek di Deston Group itu, dirampas sama Lucy, Si Wanita Rendahan itu!" Radith menundukkan kepala dengan penuh penyesalan. Dia tak berani menatap sang ayah. Biasanya, Radith-lah yang menginjak-injak keluarga Rommy dan mempermalukan mereka, kali ini keadaannya terbalik, dia merasa sangat kehilangan muka! "Apa? Mustahil!" Irwan terguncang, dia berkata dengan marah. Jelas-jelas proyek itu milik Randala Group, bagaimana bisa proyek sebesar itu malah direbut oleh seorang perempuan lemah?! Itu tidak mungkin!"Pa, aku juga baru tahu hari ini. Kontraknya sudah diubah-ubah, semuanya atas nama Lucy! Proyek ini, sudah bukan milik perusahaan kita lagi!" Radith gemetar karena menahan marah. Sesekali dia terl

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 89

    Wajah Irwan terlihat sangat marah. Saat ini, apa lagi yang tidak bisa diungkapkan? Tak ada yang bisa lebih buruk dari apa yang telah dilakukan oleh Lucy!"Pa, begini ceritanya. Keluarga Rommy, tanpa sepengetahuan kita, sudah mendirikan ... mendirikan New Randala Group, dan mereka bahkan mengundangku datang ke acara peresmiannya," ujar Radith sambil menundukkan kepala. Matanya dipenuhi dengan kemarahan."Apa? New Randala?" Irwan merasa dadanya sesak dan pandangannya mulai menggelap. Suara dengung di telinganya terasa semakin keras, hingga akhirnya, seolah ada ledakan di kepalanya, dan Irwan pun terjatuh ke belakang."Pa! Jangan ngaget-ngagetin, Pa!" Radith segera menopang ayahnya, berteriak panik, "Tolong! Bawa ke rumah sakit!"Beberapa penjaga dan pembantu rumah tangga yang mendengar teriakan itu bergegas membawa Irwan ke mobil. Wajah Radith dipenuhi kecemasan. Namun demikian, tak ada yang menyadari sinar dingin yang tersembunyi di dasar mata Radith.Di dalam mobil, Radith menggenggam

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 90

    "Terima kasih atas dukungan besar dari semua pihak. Saya, Rommy Randala, akan menganggap New Randala Group sebagai rumah saya sendiri. Saya akan berusaha keras bersama kalian semua untuk membawa perushaan ini ke tingkat yang lebih tinggi," ucap Rommy dengan penuh semangat. Tepuk tangan meriah menggema dari para hadirin sebagai respons atas pidato singkatnya.Segera setelah itu, prosesi serah terima dimulai. Berkat persiapan matang Thomas, semua prosedur berjalan lancar. Rommy hanya perlu menandatangani beberapa dokumen untuk menyelesaikan serah terima.Karyawan-karyawan kembali ke departemen mereka masing-masing, sementara Rommy dan Lucy bergegas ke ruang kantor yang berada di puncak gedung untuk mengucapkan terima kasih kepada Thomas. "Pak Thomas, saya ... ah, benar-benar sangat berterima kasih sama Pak Thomas!" Rommy mengungkapkan rasa terima kasihnya.Thomas menggelengkan kepala sambil tersenyum. "Nggak perlu berterima kasih, Pak Rommy. Perusahaan ini memang seharusnya milik Pak Rom

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 91

    Di kantor keamanan gedung, Raka merasakan getaran ponsel di sakunya. Dengan cepat Raka mengeluarkan ponselnya dan melihat nama yang muncul di layar. Dia langsung menjawab, tersenyum dan berkata, "Iya, Ma?"Di sisi lain telepon, terdengar suara sedikit bising. Sherly berkata patah-patah, "Raka, kamu ... kamu lagi sibuk, nggak? Bisa datang sebentar? Mama lagi di depan taman kanak-kanak."Taman kanak-kanak?Jantung Raka seketika berdegup kencang, suaranya menjadi tegang, "Ma, ada apa? Ada masalah sama Elena?""Elena ... dia dipukul temannya!"Suara Sherly terdengar sangat tertekan, "Sebenarnya ini bukan masalah besar, Mama nggak pengin merepotkan kamu sebenarnya. Tapi ... nenek anak itu seenaknya. Dia bahkan menuduh Mama sengaja cari masalah dan menghinaku!"Raka menggenggam tangannya erat, suaranya menjadi sangat dingin, "Ma, tunggu sebentar, aku segera ke sana!"Setelah menutup telepon, Raka bergegas keluar dari kantor keamanan, menyalakan mobil Parscha warna merahnya, dan melaju kencan

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 92

    Raka mendorong pintu mobil dan bergegas mendekat Dia langsung memeluk Elena dalam dekapannya. Kemudian, ekspresi wajah Raka berubah dingin. Di dahi Elena, ada luka gores besar yang masih mengeluarkan darah segar! "Elena, ceritakan sama Papa," kata Raka, berusaha menjaga nada suaranya agar tetap lembut sambil menahan amarah yang sedang berkobar di dadanya, "Apa yang sebenarnya terjadi, kok kamu bisa luka seperti ini?" Tak kuasa menahan lagi, Elena menangis dengan tubuh bergetar, "Aku nggak tahu apa-apa, Pa. Leo tiba-tiba mendorongku dari belakang, hiks hiks hiks ....""Elena anak yang baik," kata guru kelasnya yang mendekat dengan wajah penuh penyesalan. "Dia baru saja bergabung di sekolah, Bu, Pak. Wajar kalau Elena dijahili oleh anak-anak lain, saya ... benar-benar minta maaf.""Ini bukan salah ibu guru," ujar Sherly, yang berdiri bergetar dalam kemarahan. "Raka, Mama baru saja cek rekaman CCTV, memang Leo yang sengaja mendorong Elena. Lihat, anak itu sampai terluka, kepalanya samp

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 93

    Keluarga mereka kini bukan lagi keluarga lemah seperti dulu, bahkan Deston Group yang terkenal itu pun telah berubah menjadi New Randala Group. Hari ini, mereka harus memastikan Elena mendapatkan keadilan!"Saya mengerti apa maksud Pak Yogi!" ujar Raka sambil memeluk Elena. Dia menoleh sejenak ke Sherly dengan kilatan dingin terlihat jelas di matanya. "Ma, dahi Elena luka. Itu berarti Mama juga harus membuat wajah nenek-nenek itu luka! Tampar wajah orang tua itu dengan keras, Ma. Tampar sekuat-kuatnya!"Apa?! Sherly terkejut. Dia hendak mengangkat tangannya sebelum akhirnya menurunkannya kembali. "Kayaknya nggak perlu, ya nggak, sih? Kita ‘kan harus berperilaku berdasarkan prinsip. Meski dia nggak mau minta maaf, tapi ‘kan kita ....""Nggak pakai tapi, Ma," Raka memotong dengan tegas, suaranya terdengar dingin. "Mama lanjutkan saja. Tampar saja sekuat tenaga! Aku yang akan melindungi Mama."Sherly merasakan gelombang kehangatan di dalam hatinya. Lihat, itulah menantunya! Kejam, liar,

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 94

    Rudolf berteriak keras-keras di depan resepsionis, takut kalau-kalau para pemuda dari kota provinsi itu tidak bisa melihat betapa seriusnya dia. Rudolf meletakkan kartu bank di meja, "Cepetan, kita nggak kekurangan duit!""Rudolf? Pak, Anda ini Rudolf dari keluarga Randala lama, ya?" Resepsionis memeriksa informasi di komputer dengan sopan bertanya."Apa-apaan keluarga Randala lama? Di Malda ini, keluarga Randala ya cuma kami!"Rudolf malu bukan kepalang. Dasar resepsionis cerewet! Jika para pemuda ini tahu bahwa di Malda selain Randala Group ada juga New Randala Group, mereka pasti akan tertawa terbahak-bahak.Rudolf tidak bisa kehilangan muka seperti ini!Lucy, dasar wanita murahan, tunggu saja! aku mendapatkan dukungan dari para pemuda dari ibu kota ini, aku akan melihat bagaimana aku bisa menghadapimu!Rudolf penuh dengan kemarahan, wajahnya terlihat sangat kejam!"Maaf, ya, Pak."Dengan senyum profesional, resepsionis langsung menjawab, "Kami tidak melayani orang dari keluarga Ran

Bab terbaru

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 172

    Saat ini, Raka sudah tidak memiliki kesabaran lagi. Dia berteriak pelan, lalu mengulurkan tangan kanannya.Duar!Seperti sambaran petir dari langit, tangan kanan Raka melesat cepat hingga tak terlihat, langsung melewati cakar Lukman dan berhasil mencekik leher pria tua itu lebih dulu. Kemudian, dia membanting Lukman dengan keras ke lantai hingga menghasilkan suara gedebuk yang sangat keras.Di aula Holy Club, lantai marmer yang keras langsung retak. Kepala Lukman pecah dan menumpahkan isinya yang berwarna merah dan putih. Bahkan banyak tamu di sekitarnya terciprat cairan merah bercampur gumpalan berwarna putih itu.Raka melumpuhkan pria tua itu dengan satu jurus saja. Satu detik yang lalu, Lukman masih bicara dengan aura mengintimidasi. Satu detik berikutnya, dia sudah menjadi mayat tanpa kepala, bahkan bagian di atas lehernya juga tidak ada kulit yang tersisa.“I-ini ....”Semua orang spontan merasa ngeri. Bahkan beberapa orang kaya yang penakut menjadi pucat pasi karena ketakutan. Me

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 171

    “Jangan ragukan kekuatanku. Aku bisa bunuh kamu seperti bunuh semut!”Semua orang yang ada di sana spontan terkesiap. Hampir semua tamu membelalakkan mata mereka seolah tidak percaya dengan apa yang mereka dengar.Membunuh Tirta seperti membunuh semut? Raka yang datang dari Kota Malda ini pasti sudah gila. Apakah dia tahu kalau tempat ini bukan tempat kecil seperti Kota Malda? Di sini ibu kota Provinsi, Kota Yarka. Tirta adalah penguasa dunia mafia Kota Yarka yang terkenal.“Sudah melukai anakku, masih berani ngomong besar. Kamu mau bunuh aku juga?!”Saat ini, Tirta sudah berjalan ke samping putranya dan berjongkok untuk memeriksa luka putranya. Kemudian, dia mengangkat kepala untuk menatap Raka. Kedua matanya memancarkan aura seorang pembunuh berdarah dingin.“Bagus, sangat bagus. Bagus sekali. Awalnya aku mau kasih muka pada para tamu di sini dan tunggu sampai acara lelang selesai baru berurusan denganmu. Karena kamu sendiri yang cari mati, jangan salahkan aku karena kejam.”Usai ber

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 170

    Ketiga pengawal itu bahkan tidak sempat bereaksi. Mereka terhempas jauh karena hantaman meja, jatuh lebih dari sepuluh meter jauhnya, lalu menghantam meja anggur di belakang mereka dengan keras.Semuanya jadi berantakan! Tulang rusuk mereka patah, makanan dan wine di atas meja berserakan, dan banyak wine yang terciprat ke tamu-tamu di sekitar. Banyak orang ketakutan dan lari sambil memanggil ayah dan ibu mereka!“Kamu ....” Pangeran tertegun di tempat, ekspresi arogan di wajahnya tiba-tiba berubah menjadi ekspresi membeku!Hal ini sulit dipercaya. Pria itu dengan mudah membuang meja yang terbuat dari kayu solid dengan berat lebih dari 200 kilogram dengan satu tangan? Tiga pengawalnya yang telah melatih kekuatan dalam yang hebat dia tumbangkan dengan satu gerakan, sampai jatuh ke lantai dan tidak bisa bangun lagi? Kekuatan macam apa yang dimiliki orang yang bernama Raka ini? Bagaimana dia bisa menjadi begitu kuat?“Istri dan anakku ditangkap dan dilelang di sini,” ujar Raka dengan ekspr

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 169

    Seorang pria paruh baya bersetelan jas berdiri dari meja VIP dan tersenyum dingin pada Raka. “Anak muda, kamu bilang yang dilelang malam ini adalah istri dan putrimu? Aku nggak peduli yang kamu katakan itu benar atau nggak, tapi aku perlu memberi tahu kamu, kamu nggak punya hak untuk berbicara di sini. Kamu ….”Raka bahkan tidak menunggu pria itu selesai berbicara. Dia mengangkat tangannya dan mengayunkannya. Bruk!Pria paruh baya yang identitasnya bukan orang biasa itu langsung diangkat oleh Raka dan dilempar jauh, melewati kepala tujuh atau delapan tamu. Pria paruh baya itu jatuh dalam keadaan mengenaskan dan merobohkan beberapa kursi di aula tersebut.“Ah, sakit …. Sialan!” Pria paruh baya itu berjuang untuk bangkit dari lantai, memandang Raka dengan geram dan berkata dengan marah, “Beraninya kamu menyerang aku? Aku ….”Perkataannya terhenti. Dia melihat tatapan di mata Raka. Dingin dan penuh niat untuk membunuh. Udara di aula acara itu seolah berubah menjadi sangat dingin. Suhu ru

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 168

    Hm? Kepala satpam mengangkat alisnya. Raut mukanya seketika berubah menjadi galak. “Ternyata orang yang mau membuat onar! Teman-teman, jangan biarkan dia mengganggu ketenangan para tamu terhormat! Tangkap!” Tiga petugas keamanan lainnya melambaikan tongkat di tangan mereka dan hendak menyerang Raka. Buk! Kepalan tangan yang keras seperti baja bergerak begitu cepat hingga tidak terlihat dengan jelas. Pukulan kepalan tangan itu menyebabkan angin kencang seperti badai dan menghempaskan keempat saptap itu, termasuk kepala satpam tadi.“Ah!!” Keempat satpam itu berteriak. Tubuh mereka terhempas jauh, langsung menabrak pintu dan langsung masuk ke aula acara di klub malam itu. Gigi mereka patah-patah dan darat muncrat dari mulut mereka. Karpet di klub malam juga ternoda merah karena darah!Tak jauh dari situ, para tamu yang menghadiri acara pelelangan tersebut refleks langsung menoleh saat mendengar suara di pintu. Mereka melihat darah yang ada di lantai, satpam-satpam yang berteriak kesakit

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 167

    Sejak Elena berkonflik dengan Bu Suryani dan cucunya di pintu masuk TK waktu itu, Raka memerintahkan Thomas untuk memperhatikan keselamatan Elena. Dia tidak pernah menyangka hal seperti ini akan terjadi. Lucy dan Elena diculik!“Ini bukan penculikan biasa.” Raka terdiam beberapa detik, lalu tiba-tiba menyipitkan matanya. Dia mengeluarkan ponsel dari sakunya, mengetik sebuah pesan dan mengirimkannya.Penerima pesan itu adalah salah satu dari empat Panglima Raja Perang di Kuil Dewa Perang, yaitu Zora!Isi dari pesan itu adalah, segera ambil data di satelit militer. Aku ingin melihat semua hal yang terjadi di depan gerbang TK Golden Sunshine di Kota Malda.Sekitar sepuluh menit kemudian, “Ting!” Sebuah video yang diambil dari satelit militer dari ketinggian tertentu dikirim ke ponsel Raka.“Aldi ….” Pupil mata Raka membesar. Dia menatap layar itu tanpa melewatkan detail apa pun. Kemudian, matanya tertuju pada pintu masuk gang sebelah sekolah TK tersebut.Aldi Koraja! Video tersebut diambi

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 166

    Randi memandangi pintu masuk kasino yang kosong sampai punggung Raka menghilang dari pandangan. Dia mengertakkan gigi dan meraung seperti orang gila, “Kamu nggak membunuhku hari ini. Aku pasti akan membuatmu menyesal! Aku akan membuat memotong badan Raka itu menjadi beberapa bagian dan membunuh seluruh keluarga Randala!”Di belakang Randi, Yohan dan Zoro memegang pergelangan tangan mereka yang patah dan saling memandang dengan ekspresi gila.Setelah saling memandang, keduanya kembali menoleh ke Randi pada saat yang sama. Mereka berkata, “Pak Randi, kita nggak bisa diam saja! Raka begitu merajalela. Dia harus membayarnya! Teman Bapak itu ….”Napas Randi terengah-engah dan matanya merah karena murka. Temannya itu …. Sehebat dan sekuat apa pun Raka, selama “temannya” itu mau membantu, jangankan satu Raka, mau ada sepuluh atau seratus Raka pun, pasti akan mati di tangannya!***Di sisi lain, di TK Golden Sunshine di Kota Malda.“Pak Aldi, di sini!”Tak jauh dari pintu masuk TK, di perempat

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 165

    Tangan kanan Zoro yang memegang pedang juga berakhir mengenaskan. Tangan itu ikut terpelintir karena kekuatan besar yang memelintir pedangnya. Aliran darah yang deras serta pecahan tulang muncul dari balik kulit pergelangan tangannya!“Ah!!” Kedua orang itu merasakan sakit yang luar biasa, memegangi pergelangan tangan mereka dan berteriak dengan keras. Kedua jagoan bela diri yang terkenal di luar negeri itu bahkan tidak mampu menghadapi Raka!“Nggak. Itu nggak mungkin!” Randi dan puluhan preman di samping semuanya menjadi pucat dan gemetaran karena ketakutan.Ganas! Ini terlalu ganas! Mereka pernah melihat kemampuan Yohan dan Zoro. Mereka tahu betapa dahsyatnya kekuatan kedua orang itu. Mereka bisa bilang, asalkan mereka tidak menggunakan senjata api, baik itu ratusan orang yang dikerahkan sekalipun, tetap tidak akan bisa mengalahkan mereka berdua. Pernyataan itu tidak berlebihan.Namun, Raka di ada di hadapan mereka ini malah melumpuhkan mereka dengan satu gerakan? Yang lebih menakutk

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 164

    Hm? Randi mengangkat alisnya, melihat kontrak itu, dan tertawa kesal! Kontraknya sangat sederhana, hanya ada satu klausul, yaitu harta keluarga Randala yang telah diakuisisi oleh Randi akan dialihkan kepemilikannya pada New Randala Group tanpa syarat apa pun, dan kontrak itu akan efektif setelah ditandatangani!“Raka, aku tadi masih ingin memujimu cerdas, tapi ternyata kamu idiot!” Randi tertawa jahat, merobek kontrak di tangannya itu dan melemparkannya ke arah Raka. “Raka, aku beri tahu kamu sekarang. Karena kamu sudah berani datang ke wilayahku, kamu juga harus meninggalkan nyawamu di sini!”Raka menggeleng pelan. Dia menyetir dari Kota Malda dan tidak memberi tahu Lucy. Saat ini sudah lewat dari jam dua siang, dia harus pulang untuk makan malam bersama Elena. Dia punya waktu yang cukup. Perusahaan mereka baru melakukan acara team building beberapa hari yang lalu. Dia sudah lama tidak bertemu Elena. Makan malam hari ini telah dijadwalkan sejak lama dan tidak dapat ditunda.“Satu meni

DMCA.com Protection Status