Share

Bab 59

Penulis: Siswa yang Tak Cerdas
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
“Perkenalkan saya adalah Hendra Segara, Direktur Bank Malda dan orang di samping saya ini adalah Somad, manajer di salah satu cabang kami,” ujar salah satu dari laki-laki itu sopan setelah melihat Sherly yang tampak waspada dengan kedatangan mereka.

Laki-laki di sebelah Hendra yang bernama Somad tampak tersenyum canggung dengan wajah yang dipenuhi dengan rasa bersalah. Raut wajah Sherly seketika berubah gelap ketika melihat sosok Somad. Bukankah laki-laki itu adalah orang yang menganiayanya dan hendak melaporkannya ke divisi kriminal?

Hendra langsung melirik tajam ke arah Somad setelah melihat ekspresi wajah Sherly yang tampak kesal lalu dia pun berkata, “Bu Sherly, kedatangan kami ke sini karena kami ingin meminta maaf secara langsung kepada Bu Sherly.”

Sherly sedikit tercengang setelah mendengar perkataan Hendra. Dua orang eksekutif bank datang ke rumahnya untuk meminta maaf secara langsung? Bukankah hal ini terdengar cukup aneh?

“Bu Sherly, apa kita bisa bicara di dalam?” tanya Hen
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 60

    Somad menyesal dengan apa yang dia lakukan kemarin. Andai saja dia tahu kalau Raka memiliki latar belakang yang sangat kuat, maka pastinya dia tidak akan berani memprovokasi Sherly seperti apa yang dilakukannya kemarin. Karena hal ini, masalahnya menjadi sangat besar dan rumit. Hendra melambaikan tangannya lalu sekretaris yang berada di belakangnya langsung menumpuk hadiah di atas lantai yang tingginya mencapai setengah pintu. Beberapa hadiah itu berisikan obat-obat kesehatan yang nantinya akan berguna untuk menunjang kesehatan Sherly dan keluarga serta berbagai macam barang berharga lainnya. “Bu Sherly, mohon diterima sedikit hadiah dari kami ini. Penjaga keamanan yang memukul Ibu sudah kami pecat dan kami bawa ke divisi kriminal. Selain itu, kamu juga sudah memecat teller yang merugikan Bu Sherly,” ujar Hendra berusaha untuk membuat Sherly terkesan padanya. Hendra tidak memiliki pilihan lain selain melakukan itu semua. Jika tidak, dia pastinya tidak akan bisa menyelamatkan dirinya

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 61

    Dina meletakkan tangannya di pinggang seakan ingin mengungkapkan kalau dia adalah orang hebat dan arogan. Tidak lama kemudian, ada banyak tetangga yang keluar dari rumah mereka setelah mendengar teriakan Dina. “Kamu kan yang menabrak mobilku? Sekarang, cepat ganti rugi!” seru Daniel setelah melihat Sherly keluar dari rumahnya. “Empat miliar! Tidak boleh kurang sepeser pun. Aku akan menghabisimu kalau sampai kamu berani menipuku,” ancam Daniel. Sherly sangat terkejut dengan perkataan Daniel sampai dia melangkah mundur ke dalam ruang tamu. Sherly juga tahu akan kesalahannya dan siap untuk memberikan ganti rugi. Namun, dia tidak menyangka kalau Daniel akan mengancamnya seperti ini. Bahkan laki-laki itu mengatakan akan menghancurkannya kalau sampai dia tidak memberikan ganti rugi.“Daniel?”Hendra melirik ke luar rumah dan melihat sosok laki-laki yang dikenalnya. Jadi, dia bergegas keluar lalu berkata, “Sekarang, masih jam kerja. Kenapa kamu masih di sini? Apa kamu nggak bekerja hari in

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 62

    “Sherly, kita sudah menjadi tetangga selama bertahun-tahun. Kamu pasti bisa kan menyelamatkan keluargaku?” ujar Dina mendekati Sherly lalu menggenggam tangan Sherly. Kemudian dia kembali berkata dengan wajah sedih hampir menangis, “Kumohon, bantu saudaraku. Dia masih punya keluarga yang harus dinafkahi. Bagaimana mungkin mereka semua bisa hidup kalau adikku ini nggak ada pekerjaan?”Sherly menarik tangannya kembali. Dia tahu kalau selama ini Dina sudah banyak menjelek-jelekkan Sherly dan keluarganya. Namun, Sherly terlalu malas untuk berurusan dengan Dina. Lagi pula, seseorang boleh saja berbaik hati, tapi dia juga tetap harus tebang pilih dan berpegang pada pendiriannya agar nantinya tidak ada lagi orang yang berani memanfaatkan kebaikannya. “Ini semua adalah pembalasan untukmu,” ujar Sherly lalu mengabaikan Dina yang memakinya.Hendra yang berada di sebelah Sherly langsung membungkuk lalu berkata, “Bu Sherly, kami memohon maaf atas kejadian hari ini.”Kemudian Hendra bergegas pergi

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 63

    Di pinggir jalanan bersemen, duduk beberapa laki-laki bertubuh kekar dan bertelanjang dada. Mereka memandang sebuah mobil Parscha yang berada di kejauhan. Sampai akhirnya, salah satu di antara mereka berteriak keras, “Cepat! Hentikan mobil itu!”Brum! Brum!Beberapa laki-laki bertubuh kekar itu bergegas berdiri di atas jalanan bersemen sambil merentangkan tangan mereka berusaha untuk menghentikan laju mobil itu. Mereka juga terus memberikan isyarat agar Raka segera menghentikan laju mobilnya. Brum!Namun, deru mesin itu justru bertambah kencang. Kecepatannya juga semakin tinggi menuju ke arah orang-orang itu. “Dia benar-benar gila!”“Dia sudah gila! Dia berani mempertaruhkan nyawanya padahal di belakang kita ada halangan yang menghadangnya!”“Sepertinya pemuda itu memang ingin membunuh orang!”Para laki-laki kekar itu langsung mengumpat lalu buru-buru menyingkir dari tengah jalan sampai mereka terjatuh di kubangan lumpur yang membuat tubuh mereka kotor. Semua ini terlihat sungguh me

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 64

    Lucy tidak bisa mempercayai apa yang didengarnya. Raka bisa menyelesaikan masalah dengan orang-orang itu, bahkan divisi kriminal saja tidak bisa mengurus mereka. “Raka, kamu bersungguh-sungguh dengan ucapanmu, kan?” tanya Lucy sambil menarik lengan Raka antusias.Raka tersenyum tipis lalu berkata, “Tentu saja aku bersungguh-sungguh dengan kata-kataku. Kenapa aku harus berbohong sama istriku sendiri?”Lucy benar-benar gembira dengan penyelesaian masalah ini. Dia dan para pegawai konstruksi sedang sibuk berdiskusi untuk menyelesaikan masalah ini, tapi dia memang tidak melihat Raka sejak tadi. Ternyata Raka sedang berusaha menyelesaikan masalah ini. Padahal waktu mereka berdiskusi saja tidak sampai setengah jam, tapi Raka sudah berhasil bernegosiasi dengan orang-orang jahat itu. Para pegawai konstruksi lainnya saling berpandangan karena terkejut dengan perkataan Raka. Hal ini bagaikan sebuah kejutan yang tidak pernah mereka duga sebelumnya. “Bu Lucy, sekarang apa yang harus kita lakukan

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 65

    “Buang saja. Kita nggak butuh mobil itu lagi,” jawab Raka santai lalu terus berjalan dengan angin sepoi-sepoi yang menerpa wajahnya. Wajah cantik Lucy seketika memerah. Dia langsung terdiam dan tidak tahu apa lagi yang harus dia katakan kepada suaminya. Dia sampai saat ini masih menerapkan prinsip, walaupun memiliki uang, bukan berarti harus menghambur-hamburkan uang begitu saja. “Kita nggak bisa menyia-nyiakan barang mahal itu begitu saja,” ujar Lucy masih bersikeras untuk menggunakan mobil itu lagi. Kemudian dia menoleh ke arah si pramuniaga seraya berkata, “Maaf, saya mau bertanya sebentar. Apa mobil kami yang itu masih bisa diperbaiki?”“Tentu saja bisa! Kami akan melakukan yang terbaik untuk memenuhi permintaan Ibu,” jawab si pramuniaga ramah. “Baguslah kalau begitu,” ujar Lucy lega.Raka langsung menggelengkan kepalanya lalu berkata, “Lakukan saja apa yang istri saya minta. Kalian bisa memasukkan biaya perbaikannya ke dalam tagihan saya.”Si pramuniaga langsung mengangguk lal

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 66

    “Hancurkan semuanya!”“Hentikan semua yang kalian kerjakan!”“Siapa pun yang berani mengelak akan dipotong tangannya!”Sekitar 40 preman keluar dari 8 mobil van untuk menakuti dan mengancam para pekerja konstruksi. Para pekerja langsung berlarian kebingungan setelah mendapat ancaman dari para preman. Beberapa pekerja yang tidak berhasil melarikan diri langsung dihajar oleh para preman sampai mereka tidak sadarkan diri. “Hentikan semua ini!” seru Lucy sambil menggertakkan giginya diikuti dengan wajahnya yang tampak memucat ketakutan. Dia adalah pemimpin proyek ini, jadi bagaimana mungkin mereka bisa melihat para pekerja konstruksi yang diintimidasi oleh para preman ini? Lucy bergegas mengambil ponselnya untuk menelepon divisi kriminal. “Masih berani ya menelepon! Berikan ponselnya padaku!” seru seorang preman geram lalu bergegas menghampiri Lucy dengan beberapa orang lainnya. Namun, tiba-tiba saja ada orang yang berteriak, “Jangan hancurkan wajah perempuan itu. kita bisa menggunakan

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 67

    Tubuh si pemimpin preman itu gemetar ketakutan sampai kakinya terasa lemas. Laki-laki di depannya saat ini pastinya bukan seorang manusia. Dia adalah binatang buas atau mungkin dewa kematian. Plak!Suara tamparan di wajah si pemimpin preman terdengar sangat nyaring. Raka sama sekali tidak menyembunyikan niat membunuh yang sudah mengalir bagaikan darah di seluruh tubuhnya. “Aku ... aku beritahu kamu ... jangan berani kamu mendekatiku!” seru si pemimpin preman sambil melangkah mundur lalu jatuh di atas tanah. “Kakakku adalah orang yang sangat kejam!” seru si pemimpin preman lagi. “Kakakmu sama sekali bukan tandinganku!” balas Raka lalu menghunus pisau di tangannya. “Aaaa!”Tubuh si pemimpin preman itu bergetar sambil terus berteriak kesakitan. Lengan kanannya sudah terpotong sampai tidak bersisa sama sekali. Darah muncrat tidak terkendali dari lengannya. Dia berusaha menutupi darah itu dengan tangannya sambil berguling-guling kesakitan. “Ini ....” Lucy langsung menutup mulutnya den

Bab terbaru

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 172

    Saat ini, Raka sudah tidak memiliki kesabaran lagi. Dia berteriak pelan, lalu mengulurkan tangan kanannya.Duar!Seperti sambaran petir dari langit, tangan kanan Raka melesat cepat hingga tak terlihat, langsung melewati cakar Lukman dan berhasil mencekik leher pria tua itu lebih dulu. Kemudian, dia membanting Lukman dengan keras ke lantai hingga menghasilkan suara gedebuk yang sangat keras.Di aula Holy Club, lantai marmer yang keras langsung retak. Kepala Lukman pecah dan menumpahkan isinya yang berwarna merah dan putih. Bahkan banyak tamu di sekitarnya terciprat cairan merah bercampur gumpalan berwarna putih itu.Raka melumpuhkan pria tua itu dengan satu jurus saja. Satu detik yang lalu, Lukman masih bicara dengan aura mengintimidasi. Satu detik berikutnya, dia sudah menjadi mayat tanpa kepala, bahkan bagian di atas lehernya juga tidak ada kulit yang tersisa.“I-ini ....”Semua orang spontan merasa ngeri. Bahkan beberapa orang kaya yang penakut menjadi pucat pasi karena ketakutan. Me

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 171

    “Jangan ragukan kekuatanku. Aku bisa bunuh kamu seperti bunuh semut!”Semua orang yang ada di sana spontan terkesiap. Hampir semua tamu membelalakkan mata mereka seolah tidak percaya dengan apa yang mereka dengar.Membunuh Tirta seperti membunuh semut? Raka yang datang dari Kota Malda ini pasti sudah gila. Apakah dia tahu kalau tempat ini bukan tempat kecil seperti Kota Malda? Di sini ibu kota Provinsi, Kota Yarka. Tirta adalah penguasa dunia mafia Kota Yarka yang terkenal.“Sudah melukai anakku, masih berani ngomong besar. Kamu mau bunuh aku juga?!”Saat ini, Tirta sudah berjalan ke samping putranya dan berjongkok untuk memeriksa luka putranya. Kemudian, dia mengangkat kepala untuk menatap Raka. Kedua matanya memancarkan aura seorang pembunuh berdarah dingin.“Bagus, sangat bagus. Bagus sekali. Awalnya aku mau kasih muka pada para tamu di sini dan tunggu sampai acara lelang selesai baru berurusan denganmu. Karena kamu sendiri yang cari mati, jangan salahkan aku karena kejam.”Usai ber

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 170

    Ketiga pengawal itu bahkan tidak sempat bereaksi. Mereka terhempas jauh karena hantaman meja, jatuh lebih dari sepuluh meter jauhnya, lalu menghantam meja anggur di belakang mereka dengan keras.Semuanya jadi berantakan! Tulang rusuk mereka patah, makanan dan wine di atas meja berserakan, dan banyak wine yang terciprat ke tamu-tamu di sekitar. Banyak orang ketakutan dan lari sambil memanggil ayah dan ibu mereka!“Kamu ....” Pangeran tertegun di tempat, ekspresi arogan di wajahnya tiba-tiba berubah menjadi ekspresi membeku!Hal ini sulit dipercaya. Pria itu dengan mudah membuang meja yang terbuat dari kayu solid dengan berat lebih dari 200 kilogram dengan satu tangan? Tiga pengawalnya yang telah melatih kekuatan dalam yang hebat dia tumbangkan dengan satu gerakan, sampai jatuh ke lantai dan tidak bisa bangun lagi? Kekuatan macam apa yang dimiliki orang yang bernama Raka ini? Bagaimana dia bisa menjadi begitu kuat?“Istri dan anakku ditangkap dan dilelang di sini,” ujar Raka dengan ekspr

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 169

    Seorang pria paruh baya bersetelan jas berdiri dari meja VIP dan tersenyum dingin pada Raka. “Anak muda, kamu bilang yang dilelang malam ini adalah istri dan putrimu? Aku nggak peduli yang kamu katakan itu benar atau nggak, tapi aku perlu memberi tahu kamu, kamu nggak punya hak untuk berbicara di sini. Kamu ….”Raka bahkan tidak menunggu pria itu selesai berbicara. Dia mengangkat tangannya dan mengayunkannya. Bruk!Pria paruh baya yang identitasnya bukan orang biasa itu langsung diangkat oleh Raka dan dilempar jauh, melewati kepala tujuh atau delapan tamu. Pria paruh baya itu jatuh dalam keadaan mengenaskan dan merobohkan beberapa kursi di aula tersebut.“Ah, sakit …. Sialan!” Pria paruh baya itu berjuang untuk bangkit dari lantai, memandang Raka dengan geram dan berkata dengan marah, “Beraninya kamu menyerang aku? Aku ….”Perkataannya terhenti. Dia melihat tatapan di mata Raka. Dingin dan penuh niat untuk membunuh. Udara di aula acara itu seolah berubah menjadi sangat dingin. Suhu ru

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 168

    Hm? Kepala satpam mengangkat alisnya. Raut mukanya seketika berubah menjadi galak. “Ternyata orang yang mau membuat onar! Teman-teman, jangan biarkan dia mengganggu ketenangan para tamu terhormat! Tangkap!” Tiga petugas keamanan lainnya melambaikan tongkat di tangan mereka dan hendak menyerang Raka. Buk! Kepalan tangan yang keras seperti baja bergerak begitu cepat hingga tidak terlihat dengan jelas. Pukulan kepalan tangan itu menyebabkan angin kencang seperti badai dan menghempaskan keempat saptap itu, termasuk kepala satpam tadi.“Ah!!” Keempat satpam itu berteriak. Tubuh mereka terhempas jauh, langsung menabrak pintu dan langsung masuk ke aula acara di klub malam itu. Gigi mereka patah-patah dan darat muncrat dari mulut mereka. Karpet di klub malam juga ternoda merah karena darah!Tak jauh dari situ, para tamu yang menghadiri acara pelelangan tersebut refleks langsung menoleh saat mendengar suara di pintu. Mereka melihat darah yang ada di lantai, satpam-satpam yang berteriak kesakit

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 167

    Sejak Elena berkonflik dengan Bu Suryani dan cucunya di pintu masuk TK waktu itu, Raka memerintahkan Thomas untuk memperhatikan keselamatan Elena. Dia tidak pernah menyangka hal seperti ini akan terjadi. Lucy dan Elena diculik!“Ini bukan penculikan biasa.” Raka terdiam beberapa detik, lalu tiba-tiba menyipitkan matanya. Dia mengeluarkan ponsel dari sakunya, mengetik sebuah pesan dan mengirimkannya.Penerima pesan itu adalah salah satu dari empat Panglima Raja Perang di Kuil Dewa Perang, yaitu Zora!Isi dari pesan itu adalah, segera ambil data di satelit militer. Aku ingin melihat semua hal yang terjadi di depan gerbang TK Golden Sunshine di Kota Malda.Sekitar sepuluh menit kemudian, “Ting!” Sebuah video yang diambil dari satelit militer dari ketinggian tertentu dikirim ke ponsel Raka.“Aldi ….” Pupil mata Raka membesar. Dia menatap layar itu tanpa melewatkan detail apa pun. Kemudian, matanya tertuju pada pintu masuk gang sebelah sekolah TK tersebut.Aldi Koraja! Video tersebut diambi

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 166

    Randi memandangi pintu masuk kasino yang kosong sampai punggung Raka menghilang dari pandangan. Dia mengertakkan gigi dan meraung seperti orang gila, “Kamu nggak membunuhku hari ini. Aku pasti akan membuatmu menyesal! Aku akan membuat memotong badan Raka itu menjadi beberapa bagian dan membunuh seluruh keluarga Randala!”Di belakang Randi, Yohan dan Zoro memegang pergelangan tangan mereka yang patah dan saling memandang dengan ekspresi gila.Setelah saling memandang, keduanya kembali menoleh ke Randi pada saat yang sama. Mereka berkata, “Pak Randi, kita nggak bisa diam saja! Raka begitu merajalela. Dia harus membayarnya! Teman Bapak itu ….”Napas Randi terengah-engah dan matanya merah karena murka. Temannya itu …. Sehebat dan sekuat apa pun Raka, selama “temannya” itu mau membantu, jangankan satu Raka, mau ada sepuluh atau seratus Raka pun, pasti akan mati di tangannya!***Di sisi lain, di TK Golden Sunshine di Kota Malda.“Pak Aldi, di sini!”Tak jauh dari pintu masuk TK, di perempat

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 165

    Tangan kanan Zoro yang memegang pedang juga berakhir mengenaskan. Tangan itu ikut terpelintir karena kekuatan besar yang memelintir pedangnya. Aliran darah yang deras serta pecahan tulang muncul dari balik kulit pergelangan tangannya!“Ah!!” Kedua orang itu merasakan sakit yang luar biasa, memegangi pergelangan tangan mereka dan berteriak dengan keras. Kedua jagoan bela diri yang terkenal di luar negeri itu bahkan tidak mampu menghadapi Raka!“Nggak. Itu nggak mungkin!” Randi dan puluhan preman di samping semuanya menjadi pucat dan gemetaran karena ketakutan.Ganas! Ini terlalu ganas! Mereka pernah melihat kemampuan Yohan dan Zoro. Mereka tahu betapa dahsyatnya kekuatan kedua orang itu. Mereka bisa bilang, asalkan mereka tidak menggunakan senjata api, baik itu ratusan orang yang dikerahkan sekalipun, tetap tidak akan bisa mengalahkan mereka berdua. Pernyataan itu tidak berlebihan.Namun, Raka di ada di hadapan mereka ini malah melumpuhkan mereka dengan satu gerakan? Yang lebih menakutk

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 164

    Hm? Randi mengangkat alisnya, melihat kontrak itu, dan tertawa kesal! Kontraknya sangat sederhana, hanya ada satu klausul, yaitu harta keluarga Randala yang telah diakuisisi oleh Randi akan dialihkan kepemilikannya pada New Randala Group tanpa syarat apa pun, dan kontrak itu akan efektif setelah ditandatangani!“Raka, aku tadi masih ingin memujimu cerdas, tapi ternyata kamu idiot!” Randi tertawa jahat, merobek kontrak di tangannya itu dan melemparkannya ke arah Raka. “Raka, aku beri tahu kamu sekarang. Karena kamu sudah berani datang ke wilayahku, kamu juga harus meninggalkan nyawamu di sini!”Raka menggeleng pelan. Dia menyetir dari Kota Malda dan tidak memberi tahu Lucy. Saat ini sudah lewat dari jam dua siang, dia harus pulang untuk makan malam bersama Elena. Dia punya waktu yang cukup. Perusahaan mereka baru melakukan acara team building beberapa hari yang lalu. Dia sudah lama tidak bertemu Elena. Makan malam hari ini telah dijadwalkan sejak lama dan tidak dapat ditunda.“Satu meni

DMCA.com Protection Status